BAB 5 THE EFFECT OF INSUFFICIENT SPACE
Setelah melakukan zoning ruang untuk masing-masing bangunan, maka selanjutnya perancang membuat denah skematik pada masing-masing bangunan
berdasarkan organisasi ruang yang telah dibuat. Pada saat perancang akan memasukkan ruangan-ruangan yang ada pada organisasi ruang ternyata tidak
dapat masuk pada bentuk spatial awal rancangan, sehingga perancang mengubah bentuk spatial bangunan untuk memenuhi ruangan yang dibutuhkan. Dari bentuk
podium maupun bentuk tower terdapat perubahan yang cukup signifikan. Namun lebar bangunan setelah perubahan bentuk spatial tetap 40m sesuai dengan ide
awal yang perancang nyatakan pada bagian sebelumnya, yaitu untuk menciptakan view yang merepresentasikan 2 penjaga yang berdiri di samping raja lihat gambar
5.1.
Gambar 5.1. Perubahan bentuk spatial bangunan.
51
Universitas Sumatera Utara
Untuk bangunan apartemen pada awal konsep tower yang dibutuhkan hanya satu dan setelah perubahan spatial maka bentuk tower juga mengalami perubahan
bentuk. Dimana bentuk tower setelah perubahan bentuk spatial menjadi huruf C dan orientasi bangunan menghadap pada Istana Maimun dan bentuk tower
pada bangunan hotel juga memiliki bentuk yang sama dengan ukuran yang lebih kecil lihat gambar 5.2.
Sequence pada denah skematik apartemen lantai 1, setelah memasuki entrance bangunan akan dijumpai lobby untuk menyambut penghuni, setelah lobby utama
dapat dijumpai lobby lift pertama, setelah itu dapat dijumpai food court yang berada pada tengah bangunan dan memiliki side entrance yang menghubungkan
bangunan menuju green open space pada lokasi belakang istana maimun yang sudah perancang desain pada awal rancangan konseptual. Setelah bagian food
court dapat dijumpai lobby lift kedua. Untuk bagian servis terletak dibagian belakang bangunan, sedangkan untuk bagian manajemen dapat dijumpai setelah
Gambar 5.2. Perubahan bentuk tower bangunan.
Universitas Sumatera Utara
lobby utama yang berdekatan dengan lift lobby pertama, serta fasilitas pendukung yang berdekatan dengan food court lihat gambar 5.3.
Sequence pada lantai 2, terdapat fitness center, cafe dan roof garden serta beberapa unit apartemen. Area fitness center, cafe dan roof garden dapat dicapai
melalui sebuah pintu yang membatasi area unit apartemen dengan fasilitas pendukung tersebut lihat gambar 5.4. Sequence pada lantai 3, terdapat kolam
renang yang berada pada tengah bangunan dan unit-unit bangunan apartemen yang ada. Kolam renang yang ada berada pada bagian outdoor dan dapat dicapai
oleh setiap unit yang ada. Pada lantai 4-5 terdapat unit-unit apartemen yang terdiri dari 1-bedroom, 2-bedroom dan 3-bedroom, sedangkan pada lantai 6-10 terdapat
unit-unit apartemen yang terdiri dari 2-bedroom dan 3-bedroom saja lihat gambar 5.5.
Gambar 5.3. Sequence lantai 1 apartemen.
Universitas Sumatera Utara
Pada denah skematik awal bangunan apartemen, dapat dilihat bahwa bangunan apartemen perancang menggunakan metode akses horizontal double-loaded,
alasan penggunaan sistem double-loaded karena untuk mencukupi unit yang dibutuhkan berhubung dengan batas ketinggian bangunan yang ada dan juga luas
bangunan yang ada lihat gambar 5.6. Gambar 5.4. Sequence lantai 2 apartemen.
Gambar 5.5. Sequence lantai 3 dan tower apartemen.
Universitas Sumatera Utara
Pada setiap ujung koridor yang ada pada denah skematik apartemen terdapat sebuah ruang yang disediakan untuk pencahayaan alami, karena pada konsep
akses horizontal double-loaded akan kurang dari segi pencahayaan dan sirkulasi udara, penempatan bagian ini pada setiap ujung koridor berfungsi sebagai
pencahayaan alami dan sirkulasi udara lihat gambar 5.7. Gambar 5.6. Koridor double loaded.
Gambar 5.7. Ujung koridor sebagai sumber cahaya dan sirkulasi udara.
Universitas Sumatera Utara
Untuk bangunan hotel, sesuai dengan perancang sebutkan mengenai bentuk tower dan bangunan pada hotel memiliki bentuk yang sama dengan bangunan apartemen
namun memiliki ukuran luas yang lebih kecil. lihat gambar 5.2. Sequence pada denah skematik hotel pada lantai 1, setelah memasuki bangunan
melalui entrance akan ditemui lobby utama pada hotel yang dapat dijumpai reception, dan pada bagian kanan lobby terdapat retail-retail yang menjadi
fasilitas pendukung hotel. Bagian belakang reception akan terdapat front office dan management office. Setelah area lobby maka akan ditemukan lobby lift dan
dapat dijumpai restoran dan juga bar dan lounge yang memiliki side entrance yang menghubungkan bangunan hotel dengan area open space yang ada pada
belakang bangunan Istana Maimun. Area servis berada pada bagian belakang bangunan serta bagian loading dock berada pada bagian bangunan lihat gambar
5.8.
Sequence pada lantai 2, terdapat ballroom, ruang rapat, coffee shop, spa dan sauna serta beberapa retail yang menjadi fasilitas pendukung. Area ballroom berada
Gambar 5.8. Sequence lantai 1 hotel.
Universitas Sumatera Utara
pada belakang bangunan yang menghadap pada sisi muka sungai dan coffee shop menghadap sisi depan bangunan lihat gambar 5.9. Sequence pada lantai 3,
terdapat fitness center dan kolam renang dan juga beberapa unit kamar hotel lihat gambar 5.10. Pada lantai 4-7 terdapat unit-unit kamar hotel yang terdiri dari unit
kamar standard, deluxe dan executive, lantai 8-9 tower terdapat unit deluxe dan executive dan pada lantai 10 terdapat 4 unit kamar suite. lihat gambar 5.11.
Gambar 5.10. Sequence lantai 3 hotel. Gambar 5.9. Sequence lantai 2 hotel.
Universitas Sumatera Utara
Pada bangunan tower hotel menggunakan sistem single-loaded dimana pada bagian koridor terdapat pencahayaan alami yang baik serta sirkulasi udara yang
baik. Dan pada setiap ujung koridor akan terdapat akses menuju area roof garden pada tiap lantai tower hotel lihat gambar 5.12.
Setelah melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing terdapat banyak masalah dan juga kesalahan pada denah skematik pertama ini, maka perancang melakukan
revisi pada denah skematik yang ada. Dimana dengan catatan dan masukan bahwa Gambar 5.11. Sequence tower hotel.
Gambar 5.12. Single-loaded koridor.
Universitas Sumatera Utara
jangan memaksakan lebar bangunan masing-masing bangunan sama dan juga bentuk tower yang sama karena fungsi dan fasilitas yang disediakan pada masing-
masing bangunan berbeda. Adapun hasil revisi pertama denah skematik terdapat perubahan yang sangat
signifikan dari segi bentuk spatial bangunan dan bentuk tower bangunan. Perubahan denah skematik dapat dilihat dari bentuk spatial bangunan yang masih
sama dengan rancangan denah skematik awal dengan ukuran yang berbeda dan pada bangunan apartemen yang pada awalnya terdapat 1 tower menjadi 2 tower,
dimana kedua tower yang memiliki bentuk yang sama tetapi memiliki luas yang berbeda lihat gambar 5.13. Pada bangunan hotel juga memiliki perubahan yang
cukup signifikan juga setelah revisi, dimana bentuk tower yang awalnya berbentuk huruf C dan cukup sama dengan tower apartemen menjadi tower
yang memanjang dari sisi timur menuju sisi barat dengan orientasi kamar menghadap utara-selatan dan juga sistem single-loaded menjadi sistem double-
loaded. lihat gambar 5.13.
Gambar 5.13. Perubahan bentuk tower bangunan setelah revisi.
Universitas Sumatera Utara
Untuk perubahan layout denah skematik pada apartemen bisa dilihat bahwa terdapat perubahan entrance, dimana entrance pada apartemen diubah menjadi
side entrance yang berseberangan dengan entrance dari area open space. Sehingga lobby utama pada bangunan apartemen berada pada sisi lain bagian food
court dan lobby masing-masing tower berada pada sisi samping kiri dan kanan lobby utama. Fasilitas penunjang berada dekat dengan food court sedangkan
bagian area servis tetap berada belakang bangunan. Akses menuju basement juga mengalami perubahan yakni berada pada bagian belakang bangunan setelah area
drop-off lihat gambar 5.14.
Pada bagian lantai 2 apartemen terdapat fitness center dan kolam renang yang berada pada bagian tengah bangunan dan unit-unit apartemen pada masing-masing
tower. Pada lantai 2, kedua tower dihubungkan dengan fasilitas yang ada berada pada bagian tengah bangunan lihat gambar 5.15. Pada bagian lantai atas tower
Gambar 5.14. Denah skematik lantai 1 apartemen revisi 1.
Universitas Sumatera Utara
terdapat unit-unit apartemen yang terdiri dari 1-bedroom, 2-bedroom, dan 3- bedroom. lihat gambar 5.16.
Untuk perubahan layout denah skematik pada hotel bisa dilihat dimana susunan ruangan pada lantai 1 yang dibagi pada bagian sisi kanan bangunan merupakan
Gambar 5.16. Denah skematik tower apartemen revisi 1. Gambar 5.15. Denah skematik lantai 2 apartemen revisi 1.
Universitas Sumatera Utara
bagian servis hotel dan pada bagian sisi kiri merupakan bagian publik yang dapat dijumpai bar lounge setelah area lobby dan juga restoran yang dapat dicapai
setelah bagian bar lounge. lihat gambar 5.17.
Pada bagian lantai 2 bisa lihat terdapat perubahan yang cukup signifikan dimana pada bagian depan bangunan terdapat area ballroom dan meeting room sedangkan
bagian bangunan yang menghadap sisi muka sungai terdapat coffee shop sehingga pada bagian coffee shop akan mendapatkan river view, pada bagian sisi seberang
coffee shop akan terdapat kolam renang yang menghadap pada sungai serta area fitness center dan spa sauna lihat gambar 5.18. Pada bagian lantai 3-7
terdapat unit kamar standard, deluxe dan executive, pada lantai 8 hanya unit executive dan deluxe, pada lantai 9-10 hanya terdapat unit kamar suite lihat
gambar 5.19. Gambar 5.17. Denah skematik lantai 1 hotel revisi 1.
Universitas Sumatera Utara
Setelah melakukan revisi 1 pada denah skematik kedua bangunan, dilanjuti dengan melakukan konsultasi hasil revisi 1, terdapat masalah pada hasil revisi
pertama maka terdapat perubahan kembali pada kedua bangunan. Gambar 5.19. Denah skematik tower hotel revisi 1.
Gambar 5.18 Denah skematik lantai 2 hotel revisi 1.
Universitas Sumatera Utara
Pada konsultasi revisi 1, pada bangunan apartemen lantai 1 khususnya pada akses menuju masing-masing lobby tower apartemen harus ditingkatkan privasi dengan
membuat pembatas berupa dinding partisi. Pada bagian tower yang setelah revisi 1 menghasilkan koridor yang tidak memiliki pencahayaan alami sehingga harus
diubah pada ujung-ujung koridor sehingga mendapatkan pencahayaan alami serta sirkulasi udara yang lebih baik pada koridor lihat gambar 5.20.
Pada bangunan hotel, setelah konsultasi revisi 1 denah skematik, pada lantai 1 bangunan hotel harus terdapat akses vertikal berupa tangga setelah area lobby
yang merupakan akses untuk pengguna ballroom yang ada dilantai 2, pada lantai 2 area ruang rapat berubah serta bagian pre-function . Dan dapat di lihat bahwa
bagian yang menghadap sungai hanya digunakan untuk area coffee shop, fasilitas penunjang seperti fitness center, spa sauna serta outdoor swimming pool
dipindahkan pada lantai 3 bangunan hotel lihat gambar 5.21. Gambar 5.20. Koridor tidak ada cahaya pada bangunan apartemen.
Universitas Sumatera Utara
Pada revisi 1 denah skematik bangunan hotel, area fitness center, spa sauna serta outdoor kolam renang berada pada lantai yang sama dengan coffee shop
lihat gambar 5.15. Setelah hasil konsultasi revisi 1 maka kolam renang dan fasilitas penunjang lainnya diletakkan pada lantai 3 karena ukuran luas coffee shop
pada denah skematik revisi 1 kurang, sehingga perluasan area coffee shop mempengaruhi area kolam renang, fitness center dan spa sauna lihat gambar
5.22.
Gambar 5.22. Lantai 3 hotel revisi Gambar 5.21. Coffee shop mendominasi bagian belakang lantai 2
Universitas Sumatera Utara
Pada bagian denah skematik tower hotel revisi 1, bisa dilihat bahwa area core bangunan terlalu condong dari tower bangunan dan hal demikian akan
menghilangkan fungsi utama core yang berfungsi sebagai struktur utama bangunan. Setelah hasil konsultasi revisi 1 maka, bagian condong tersebut
dikurangi untuk mengembalikan dan memaksimalkan fungsi core lihat gambar 5.23.
Setelah konsultasi revisi 1 dengan dosen pembimbing perancang melanjuti pengerjaan denah skematik untuk area basement pada kedua bangunan. Pada
denah skematik revisi 1 akses menuju asement pada bangunan apartemen berada pada bagian belakang dan akses keluar berada pada bagian depan bangunan lihat
gambar 5.24. Gambar 5.23. Bagian core yang terlalu condong setelah revisi 2.
Universitas Sumatera Utara
Pada bangunan apartemen, jumlah lantai basement yang diperlukan ialah 3 lantai untuk memenuhi kebutuhan kendaraan sebanyak 259 unit. Pada bagian basement
1 dapat dijumpai bagian mekanikal dan elektrikal yang berada dekat dengan lobby lift tower B lihat gambar 5.25. Pada lantai basement bangunan apartemen
dilakukan perluasan pada bagian sisi kanan dan kiri sebanyak 5,6 meter.
Gambar 5.25. ME room pada bangunan apartemen pada B1. Gambar 5.24. Akses basement apartemen.
Universitas Sumatera Utara
Pada bangunan hotel, jumlah lantai basement yang diperlukan ialah 2 lantai untuk memenuhi kebutuhan kendaraan sebanyak 100 unit mobil dan 40 unit motor. Pada
bagian basement 1 dapat dijumpai bagian mekanikal dan elektrikal yang berada dekat dengan lobby lift yang berada pada core bangunan lihat gambar 5.26. Pada
lantai 2 basement hotel terdapat parkir motor dan parkir mobil lihat gambar 5.27.
Gambar 5.26. ME room pada bangunan hotel pada B1.
Gambar 5.27. Parkir motor pada bangunan hotel pada B2.
Universitas Sumatera Utara
Setelah selesai membuat denah skematik basement, konsultasi untuk hasil revisi kedua dilakukan dengan arsitek profesional. Dan hasil konsultasi revisi 2 cukup
menpengaruhi perubahan layout parkir yang telah dibuat, dimana kedalaman basement parkir mempengaruhi cost pembangunan kelak sehingga kedalaman
basement sebaiknya tidak terlalu dalam. Pada bangunan hotel dianjurkan bahwa parkir basement sebaiknya hanya 1 lantai dan pada bangunan apartemen ditekan
menjadi 2 lantai. Juga rasio ramp yang baik adalah 1:8 yang mana pada denah skematik basement perancang hanya menggunakan rasio 1:7 pada entrance dan
exit basement dan rasio 1:6 pada penghubung lantai tiap basement. Pada konsultasi revisi 2, menurut arsitek profesional, entrance pada bangunan
apartemen yang berada disamping tidak terlalu baik dan menghilangkan nilai site dimana jika entrance berada pada bagian sisi samping dapat mengakibatkan
penghuni maupun tamu pengunjung hunian apartemen tidak dapat merasakan keberadaan dan kemegahan istana maimun ketika memasuki bangunan tersebut.
Sehingga perancang dianjurkan untuk memikirkan kembali akses entrance yang ada pada bangunan apartemen.
Pada denah skematik revisi 2 hotel, pada lantai 3 yang mana terdapat beberapa retail, menurut arsitek sebaiknya dipindahkan karena pada lantai 3 akan
mengakibatkan daerah retail tersebut vakum dan tidak mendapatkan pengunjung karena terlalu jauh dan sifat area publik pada lantai 3 lebih kurang daripada lantai
1 dan 2.
Universitas Sumatera Utara
Setelah konsultasi dengan arsitek maka perancang melakukan konsultasi lagi dengan dosen pembimbing membahas mengenai entrance yang berada disamping
yang harus dipindahkan kebagian depan karena jika entrance dibagian depan dapat mengakibatkan jangkauan akses menuju tower B lebih jauh daripada tower
A. Konsultasi denah skematik revisi 2 pada bangunan hotel, bagian tower bangunan
sebaiknya diberi bukaan pada ujung koridor seperti bangunan apartemen sehingga pada area koridor mendapatkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara yang baik.
Setelah hasil konsultasi denah skematik revisi kedua maka terdapat perubahan kembali pada masing-masing layout bangunan yang ada. Dari hasil konsultasi,
diharuskan adanya perubahan grid yang lebih efisien. Pada bangunan hotel mengalami perubahan grid yang cukup signifikan dimana pada awal denah
skematik menggunakan grid 6mx6m menjadi grid 8mx8m dan pada bagian koridor memiliki grid 3,2x8m.
Sesuai dengan hasil konsultasi mengenai Basement pada kedua bangunan, bisa dilihat pada bangunan apartemen jumlah lantai Basement menjadi 2 lantai dan
pada bangunan hotel menjadi 1 lantai. Pada bangunan apartemen entrance Basement dan exit Basement berubah dari
posisi awal dimana posisi Entrance berada di belakang lokasi ramp exit pada Basement. Rasio ramp pada Basement juga diubah menjadi 1:8 dan pada
Basement apartemen melakukan perluasan pada sisi kanan dan kiri seluas 4,6 m, 20 m pada sisi barat dan 12 m pada sisi timur bangunan lihat gambar 5.28.
Universitas Sumatera Utara
Pada bangunan hotel, entrance dan exit Basement juga mengalami perubahan, dimana letak entrance dan exit berdampingan dan berada pada sisi kanan
bangunan setelah area drop-off. Pada Basement hotel melakukan perluasan 20 m pada sisi barat dan timur dan 4,6 m pada sisi utara dan selatan bangunan lihat
gambar 5.29. Gambar 5.28 Hasil revisi 3 mengenai entrance apartemen dan layout parkir.
Gambar 5.29. Hasil revisi 3 mengenai layout parkir hotel.
Universitas Sumatera Utara
Pada bangunan hotel, retail yang berada pada lantai 3 dipindahkan pada lantai 1, dan pada bagian tower, ujung koridor memiliki sebuah bukaan dengan tujuan
pencahayaan alami dan sirkulasi udara pada koridor. Pada bagian lantai 8 merupakan lantai yang terdiri dari kamar executive dan kamar deluxe, terdapat
roof garden pada lantai ini lihat gambar 5.30. Pada lantai 9-10 merupakan lantai yang hanya terdapat kamar suite, pada koridor menuju kamar terdapat bukaan
sepanjang koridor lihat gambar 5.31.
Gambar 5.31. Roof garden pada lantai 8 dan bukaan koridor pada lantai 9 dan 10 hotel.
Gambar 5.30. Ujung koridor pada tower hotel.
Universitas Sumatera Utara
Pada bangunan apartemen, entrance utama kembali diubah menjadi bagian depan dengan konsekuensi akses menuju tower B lebih jauh namun tetap dibuat akses
menuju lobby B bersifat privasi. Dan terdapat entrance yang berada pada sisi sebelah entrance penghuni untuk publik yang menuju area food court lihat
gambar 5.28.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 THE DIFFERENCE OF MINIMAL AND SIMPLICITY