Guardian Of Deli Sultanate's Gift

(1)

Lampiran 1 Program Ruang Bangunan Hotel

Ruangan Luas Unit

Lobby 258.6 m2

Public Toilet 3.84 m2

Retail 64.8 m2

Agency 13.5 m2

ATM 20 m2

Money Changer 36 m2

Restaurant 686.88 m2 Bar & Lounge 151.1 m2

Coffeeshop 300 m2

Ballroom 896.12 m2

Meeting Room 200 m2

Pool 496 m2

Fitness Center 60 m2

Spa & Sauna 130 m2 Executive Office 127 m2

HRD 22.5 m2

Room Division 22.5 m2 Front Office 22.5 m2 Housekeeping and laundry 102 m2

Uniform Service 30 m2

Engineering Department 22.5 m2 Sales Marketing Department 22.5 m2 Accounting Department 22.5 m2 F & B Department 36 m2 Purchasing and store 180.56 m2

Garbage Room 40 m2

F & B Preparation and service 130 m2 Security Department 54 m2

ME Room 270 m2

Standard Room 1440 m2

Deluxe Room 1152 m2

Exectutive Room 960 m2

Suite Room 400 m2

GROSS TOTAL AREA 8373.4 m2

Circulation 30% 2512.02 m2


(2)

Lampiran 2 Program Ruang Bangunan Apartemen

Ruangan Luas Unit

Lobby 380.5 m2

Food Court 509.6 m2

Toilet 77.26 m2

Souvenir Store 16.4 m2

Retail 50 m2

Mini Market 40 m2

Laundry 180 m2

Marketing Office 60 m2 Fitness Center 348.7 m2 Swimming Pool 659.2 m2

Manager Room 164 m2

ME Room 320 m2

Mail Room 18 m2

Housekeeping 68 m2

Type 1-bedroom 1497.6 m2 Type 2-bedroom 8247.4 m2 Type 3-bedroom 7182 m2

GROSS TOTAL AREA 19818.66 m2

CIRCULATION 30% 5945.598 m2


(3)

Lampiran 3 Portofolio Studio Perancangan Arsitektur 6


(4)

Lampiran 4 Portofolio Studio Perancangan Arsitektur 6


(5)

Lampiran 5 Portofolio Studio Arsitektur 6


(6)

Pawson, John, (1996), Minimum, London: Phaidon Press Limited.

Sinar T.L., (1991) Sejarah Medan Tempoe Doeloe, Medan: Percetakan Perwira, 1991.

Saito, Yuriko, (Winter 2007), The Moral Dimension of Japanese Aesthetics, The Journal of Aesthetics and Art Criticism, vol.65, no. 1.

Rossell, Joaquin.; Cerver F.A., (2005), Minimalist Interiors, New York: HapperCollins.

Bertoni, Franco (2002), Minimalist Architecture, Firenze: Birkhauser.

Akmal, Imelda, (2007), Menata Apartemen,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Anhar, Lucienne, 2001. The Definition of Boutique Hotels, Industry news,

(Online), (http://www.hospitalitynet.org/news/4010409.html, diakses 7 Juli 2014).

Marthur C.A.; Gupta T, 2012. Riverfront Development: Some Thoughts and Guidelines, Issue 6, (Online), (http://archidesignone.com/newsletter/issue-6/riverfront/thesis.php, diakses 8 Juli 2014).

Chang, T.C.; Milne S.; Fallon D.; Pohlmann C, (1996), Urban Heritage Tourism: The Global-local Nexus. Annals of Tourism Research Vol. 23, n.2, pp. 286-305.


(7)

Bab 3

MID-CLASS APARTMENT AND BOUTIQUE HOTEL AS THE GUARDIAN OF THE GIFT

Setelah melakukan studi lapangan dan mengumpulkan data-data yang ada dan juga menjawab kasus proyek perancangan disimpulkan bahwa bangunan yang diperlukan adalah sebuah bangunan apartemen dan bangunan hotel. Dimana bangunan apartemen dibutuhkan sebagai tempat tinggal baru bagi keluarga sultan yang tinggal dibelakang Istana Maimun dan bangunan hotel dibutuhkan sebagai akomodasi bagi pengunjung Istana Maimun baik domestik maupun internasional. Tipe apartemen yang akan dibangun adalah apartemen kelas menengah dengan beberapa fasilitas pendukung seperti fitness center dan kolam renang sedangkan tipe bangunan hotel yang akan dibangun ialah hotel butik.

Berdasarkan hasil studi lapangan yang dilakukan, terdapat 33 kepala keluarga pada keluarga kesultanan deli yang bertempat tinggal dibelakang Istana Maimun dan pada lantai 1 bangunan Istana Maimun itu sendiri. Jumlah unit apartemen yang harus disediakan ialah 33 unit dan sisa unit lainnya akan dijual dengan catatan share profit hasil penjualan dengan keluarga sultan. Hasil unit yang diperlukan berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan dan jumlah rumah penduduk kota Medan sampai dengan tahun 2020 dari tahun 2010, dimana asumsi jumlah penduduk kota Medan pada tahun 2020 ialah 2.391.322 orang lalu di


(8)

asumsi bahwa 1 keluarga terdiri dari 4 orang, maka jumlah keluarga kota Medan pada tahun 2020 ialah 597.830 keluarga. Asumsi jumlah rumah yang ada pada kota Medan pada tahun 2020 adalah 572.058, maka terdapat defisit jumlah rumah yang ada pada tahun 2020 yaitu 572.058 - 597.830 = 25.972 rumah. Diasumsikan 10% dari populasi berkehendak tinggal di apartemen, maka terdapat 2597 keluarga.

Pada kasus perancangan ini diasumsikan menyediakan 10% dari jumlah keluarga yang membutuhkan maka unit yang diperlukan ialah 2597 x 10% = 259 unit apartemen termasuk keluarga sultan, maka jumlah unit yang akan dijual adalah 259 - 33 = 226 unit. Tipe unit yang akan dirancang ialah tipe 1-kamar tidur, 2-kamar tidur sampai dengan 3-2-kamar tidur. Berdasarkan hasil survey, 1 keluarga yang tinggal dibelakang Istana Maimun terdiri dari 1-5 orang setiap keluarga. Dimana terdapat 12 keluarga yang terdiri dari 5 orang, 17 keluarga yang terdiri dari 2-4 orang dan ada hanya 4 keluarga yang hanya terdiri dari 1 orang, maka rasio perbandingan unit yang didapatkan ialah 2:6:9. Sehingga total unit apartemen yang akan dirancang ialah 259 unit yang terdiri atas 32 unit tipe 1-kamar tidur, 137 unit tipe 2-kamar tidur dan 90 unit tipe 3-kamar tidur termasuk keluarga sultan.

Tipe bangunan apartemen yang akan dirancang ialah bangunan apartemen kelas menengah. Untuk kategori tinggi bangunan apartemen, tipe apartemen yang akan di bangun ialah apartemen mid-rise, dimana tinggi bangunan apartemen sekitar 10 lantai (Akmal, 2007).


(9)

Bangunan kedua yang dibutuhkan ialah bangunan hotel dan tipe yang hotel yang akan dirancang ialah hotel butik, dimana hotel butik adalah jenis hotel yang memiliki ciri khas tersendiri dengan tema-tema yang ditawarkan oleh hotel tersebut biasanya memiliki tema budaya maupun nilai sejarah, dan pada umumnya hotel butik memiliki kamar yang tidak lebih dari 150 kamar (Anhar,2001) Pemilihan tipe hotel ini dilatarbelakangi oleh lokasi site bangunan yang memilik nilai sejarah yang sangat tinggi dimana terdapat bangunan lama yaitu Istana Maimun itu sendiri sehingga tipe hotel butik merupakan tipe yang sangat cocok untuk mengakomodasi kebutuhan turisme yang ada sembari menjaga nilai sejarah serta dapat memperkuat nilai-nilai yang ada pada Istana Maimun.

Pada kasus perancangan ini kelas hotel yang dibutuhkan ialah hotel bintang 4, dimana terdapat 11 hotel berbintang 4 pada kota Medan terdiri dari: Soechi Hotel (245 kamar), Santika Dyandra Hotel (324 kamar), Grand Sarela Hotel (221 kamar), Tiara Hotel (178 kamar), Travellers' Suite (52 kamar), Madani Hotel (100 kamar), Polonia Hotel (194 kamar), Asean Hotel (218 kamar), Delta Hotel (52 kamar), Emerald Garden Hotel (158 kamar), and Antares Hotel (143 kamar).

Berdasarkan data diatas terdapat 1885 kamar hotel bintang 4 pada kota Medan dari jumlah yang ada diambil rata maka terdapat 171 kamar. Selanjutnya rata-rata tingkat persentase penginapan pada kota medan pada 3 tahun terakhir adalah 43,13% maka jumlah kamar yang diperlukan adalah 73 kamar.

Dengan asumsi penyediaan kamar pada high-season dan persyaratan hotel boutique yang tidak boleh melewati 150 kamar, maka jumlah kamar ditambahkan


(10)

35% dari jumlah kamar yang disediakan sehingga jumlah kamar yang harus disediakan ialah 100 kamar.

Hasil perhitungan kebutuhan yang diperlukan untuk kedua bangunan, pembuatan rancangan konseptual berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan. Adapun hal pertama yang perancang lakukan ialah melakukan zoning letak bangunan dan daerah hijau serta daerah yang akan dijadikan sebagai riverwalk (gambar 3.1).

Hotel akan diletakkan pada bagian sisi kanan belakang Istana Maimun dekat dengan eksisting jembatan yang menghubungkan komplek Multatuli dengan komplek Istana Maimun, sedangkan bangunan apartemen akan diletakkan pada bagian sisi kiri belakang Istana Maimun dan pada bagian tengah antara kedua bangunan akan dijadikan sebagai daerah terbuka hijau berupa taman serta disepanjang daerah sempadan sungai akan dijadikan river walk yang bisa mengakses daerah komplek Multatuli. Peletakan hotel pada daerah yang dekat dengan komplek Multatuli memiliki alasan karena menurut perancang ini ada dapat meningkatkan dukungan dari segi kuliner untuk para turis (lihat gambar 3.1).


(11)

Setelah melakukan zoning, selanjutnya perancang membuat rancangan konseptual awal site. Pada awalnya perancang merancang daerah terbuka hijau dengan melakukan penerapan tema minimalis yang menyatakan "...by listening to the figure.." (Bertoni, 2002). Konsep daerah hijau yang perancang rancang pada awalnya tidak menyerupai apa yang diungkapkan pada konsep minimalis (lihat gambar 3.2). Kemudian perancang merancang kembali daerah hijau yang ada dibelakang Istana Maimun sesuai dengan tema perancang dengan menerapkan unsur geometri karena pada umumnya arsitektur minimalis menggunakan unsur geometri (Pawson, 1996). Perancang mengambil unsur geometris yang ada pada Istana Maimun untuk merancang bentuk ruang hijau yang ada (lihat gambar 3.3).


(12)

Terlihat pada gambar 3.2 unsur geometris pada area terbuka belum terpenuhi bahkan tidak dapat ditemukan unsur geometris pada site. Namun setelah hasil revisi terlihat daerah terbuka hijau yang berada dibelakang Istana Maimun lebih terlihat unsur geometrisnya. Konsep ini mengingat bahwa Istana Maimun memiliki unsur geometris yang sangat kental, dimana kedua sisi kanan dan kiri Istana Maimun sama besar (Sinar, 1991).

Pada konsep awal, perancang membuat bentuk persegi panjang pada kedua bangunan yang sinergis berhadapan satu sama lain dan menghadap pada area terbuka hijau yang perancang rancang. Area terbuka hijau yang perancang rancang hanya boleh dipergunakan oleh penghuni apartemen dan hotel serta pada


(13)

pengunjung yang sedang melakukan kunjungan pada Istana Maimun dengan catatan telah membayar tiket yang akan mencakup galeri dan area terbuka hijau ini.

Pada sisi lain, dimana jembatan yang menghubungkan Istana Maimun dengan kompleks perumahan multatuli akan dibuat security post untuk menjaga lalu-lalang pengunjung supaya tidak ada tresspassing dari komplek Multatuli. Jembatan itu tetap dipergunakan namun hanya dari Istana Maimun menuju komplek tersebut. Maka dari itu area terbuka hijau serta riverwalk pada sepanjang sisi muka sungai hanya bersifat semi-public.


(14)

BAB 4

A KING SITS ON THE THRONE PROTECTED BY TWO GUARDIANS

Pada chapter sebelumnya perancang membahas tentang rancangan awal perancang dimana pada lokasi site perancang merancang sebuah ruang terbuka hijau pada bagian belakang Istana Maimun dan tepat berada di antara kedua bangunan yang akan dibangun yaitu bangunan apartemen dan bangunan hotel. Pada ruang terbuka hijau ini akan dimanfaatkan sebagai taman dan juga jogging track.

Konsep desain ruang terbuka hijau yang perancang desain berasal dari inspirasi setelah melihat KLCC park (lihat gambar 4.1 dan 4.2) yang terletak di tengah-tengah lokasi business centre di Kuala Lumpur, dimana taman ini tepat di belakang bangunan iconic negara Malaysia yaitu Petronas Twin Tower. Taman ini juga bisa dicapai oleh convention hall dari KLCC dan juga condominium yang ada didaerah sekitar.


(15)

Pada area terbuka hijau ada perbedaan level, dimana jogging track dan riverwalk memiliki level yang sama sedangkan bagian yang lebih tengah pada taman memiliki level yang lebih tinggi serta akan dibuat fountain pada tengah taman tersebut. (lihat gambar 4.3).

Untuk konsep keamanan daerah sekitar komplek istana, akan dibuat security post pada sisi jembatan yang menghubungkan komplek Multatuli dengan komplek Istana Maimun. Ruang terbuka hijau yang berada di belakang Istana Maimun akan bersifat semi-public, yang artinya pengunjung Istana Maimun boleh mengunjungi

Gambar 4.3. Potongan skematik suasana dan level pada konsep ruang terbuka hijau. Gambar 4.2. Jogging track di KLCC Park (sumber: runningmaps.eu).


(16)

daerah tersebut setelah membeli tiket masuk yang akan mencakup galeri dan area terbuka ini.

Setelah mendesain ruang terbuka hijau, perancang melanjuti penelusuran bentuk spatial pada kedua bangunan yang akan dibangun. Pada awal rancangan perancang hanya melakukan zoning dimana letak bangunan hotel dan bangunan apartemen. Pada bangunan hotel pada bagian sisi kanan istana dan bangunan apartemen pada bagian sisi kiri istana seperti yang perancang jelaskan pada chapter sebelumnya. Setelah menyelesaikan zoning, perancang menelusuri ide rancangan spatial pada kedua bangunan. Rancangan awal spatial bangunan ialah berbentuk persegi panjang dengan lebar masing-masing bangunan 40 meter dan panjang bangunan apartemen lebih panjang dari bangunan hotel (lihat gambar 4.4).

Melihat bentuk persegi panjang yang terlalu kaku maka perancang mencoba untuk melakukan penelusuran bentuk spatial yang lebih baik. Ide selanjutnya perancang mengambil bentuk geometri pada Istana Maimun untuk diterapkan pada kedua


(17)

bentuk spatial kedua bangunan, mengingat bahwa tema utama pada rancangan perancang adalah minimalis yang menyatakan bahwa memiliki unsur geometri yang kental (Pawson, 1996). Bentuk ini berasal dari bentuk geometri setengah sisi dari Istana Maimun, dengan lebar bangunan tetap selebar 40 meter (lihat gambar 4.5).

Penelusuran bentuk pun dilanjuti dengan rancangan aksesibilitas pada bangunan, aksesibilitas yang harus dirancang ialah akses kendaraan menuju kedua bangunan, lokasi parkir untuk parah pengunjung, parkir untuk penghuni apartemen dan penginap hotel, akses pedestrian disekitar bangunan baik akses pedestrian menuju istana maimun maupun akses penjalan kaki dari apartemen dan hotel menuju area terbuka hijau, Istana Maimun dan juga komplek sekitar Istana Maimun.

Pada awal rancangan jalur aksesibilitas perancang mengubah sedikit kondisi eksisting jalur pedestrian yang melengkung pada Istana Maimun untuk membuat jalur baru bagi entrance kedua bangunan (lihat gambar 4.6), namun setelah hasil


(18)

konsultasi dengan arsitek sebaiknya mempertahankan jalur melengkung yang ada pada Istana Maimun.

Untuk akses kendaraan pada bangunan apartemen, perancang membuat entrance pada eksisting entrance publik yang berada pada sisi kiri. Sequence akses kendaraan pada apartemen dimulai dari memasuki entrance, lalu pengendara akan diberi pilihan untuk melakukan drop-off (bagi pengunjung atau tamu apartemen) atau langsung menuju parkir basement (untuk penghuni apartemen). Setelah area drop-off, pengunjung akan diarahkan pada lokasi parkir publik yang disediakan untuk pengunjung Istana Maimun maupun tamu penghuni apartemen yang berada dekat dengan pintu masuk apartemen. Akses keluar dari lokasi parkir basement berada pada sisi kanan bangunan apartemen, dan akses keluar dari komplek Istana


(19)

Maimun berada pada sisi lain entrance pada komplek bangunan apartemen (lihat gambar 4.7).

Untuk akses kendaraan pada bangunan hotel, perancang membuat entrance pada eksisting entrance khusus keluarga sultan yang berada pada sisi kanan gerbang komplek istana. Khusus pada akses kendaraan di bangunan hotel juga diperuntukkan oleh akses bus pengunjung Istana Maimun. Sequence akses kendaraan pada hotel dari memasuki entrance gerbang Istana Maimun bagian kanan pada eksisting menuju drop-off atau langsung menuju basement setelah area drop-off ada circle untuk menuju ke basement dan jalur menuju pintu keluar langsung. Untuk akses bus pariwisata juga memasuki gerbang yang sama, dan jika ingin menurunkan penumpang bisa di sisi kanan jalur pedestrian pada Istana Maimun dan parkir bus pariwisata berada pada sisi samping drop-off penumpang bus. Untuk akses kenderaan roda dua juga memasuki gerbang yang sama dan


(20)

langsung menuju parkir khusus roda dua dan keluar melalui jalan keluar yang sama (lihat gambar 4.8).

Untuk jalur pedestrian, gerbang utama yang berada di tengah Istana Maimun akan dipergunakan kembali dari gerbang tersebut akan ada piazza menuju istana dan pada taman yang ada dibelakang istana semua merupakan akses hanya untuk pedestrian, tidak ada kendaraan yang akan memasuki daerah terbuka hijau tersebut. Pada river walk yang berada di sisi muka sungai juga menjadi akses pedestrian untuk menuju komplek Multatuli yang dapat dipergunakan oleh penghuni apartemen maupun orang yang menginap di hotel. (lihat gambar 4.9).


(21)

Penelusuran bentuk bangunan awal ialah bangunan setinggi 10 lantai pada masing-masing bangunan dan bangunan akan memiliki fasad minimalis dengan overhang dan balkon pada apartemen dan hotel tanpa ornamen yang terlalu rumit dan berlebihan (Rosell,2005), pada bagian fasad podium akan dibuat ornamen geometri dengan repetisi dan irama yang teratur dan bahan material yang akan digunakan adalah beton dan kaca. Bangunan akan memiliki podium setinggi 3 lantai dan bangunan tower dari lantai 3 sampai dengan lantai 10 (lihat gambar 4.10).

Gambar 4.10. Konsep bentuk bangunan.

Gambar 4.9. Jalur pedestrian pada kompleks Istana Maimun, area terbuka hijau dan river walk.


(22)

Bentuk bangunan dengan tinggi podium 3 lantai dan tidak semua bangunan dinaikkan sampai 10 lantai karena untuk menciptakan view yang lebih nyaman pada skala view manusia dan lebih menghargai konteks Istana Maimun yang hanya memiliki ketinggian 14 meter sehingga menciptakan skyline yang lebih baik. (lihat gambar 4.11). Pada setiap unit pada apartemen akan mendapatkan view yang berbeda, ada yang akan mendapatkan view Istana Maimun dan ada juga yang mendapatkan view sisi muka sungai. (lihat gambar 4.12).

Gambar 4.11. Skyline bangunan terhadap Istana Maimun.


(23)

Dari hasil penelusuran ide bentuk bangunan, yang mana lebar kedua bangunan 40m dan berada dikedua sisi istana maimun dan dengan ketinggian lantai yang sama akan menciptakan kesan seperti dua penjaga yang sedang berdiri disamping raja yang duduk disingasana. Ini merupakan tujuan dari penerapan lebar bangunan yang sama dan menciptakan view dan kesan pemandangan seperti demikian.

Untuk konsep struktur bangunan akan menggunakan sistem grid dan sistem dinding geser untuk core bangunan. Jenis pondasi yang akan digunakan adalah pondasi tiang pancang dan struktur kolom dan balok menggunakan beton. (lihat gambar 4.13).

Setelah membuat rancangan konseptual maka perancang melanjuti proses perancangan pada tahap rancangan skematik berdasarkan rancangan konseptual. Pada tahap awal rancangan skematik perancang melakukan penelusuran kembali pada tema dan judul perancang yaitu "Guardian of the gift" dan tema arsitektur yang perancang pilih adalah arsitektur minimalis. Sesuai dengan judul perancang maka perancang ingin kedua bangunan yang berdiri di kedua sisi istana terkesan


(24)

seperti dua penjaga yang berdiri tegas mendampingi Istana Maimun. Tahap awal yang perancang tentukan pada rancangan skematik kedua bangunan ialah menetapkan lebar masing-masing bangunan selebar 40 meter sedangkan panjang bangunan pada tahap awal ialah sekitar ±60 meter pada bangunan apartemen dan panjang bangunan hotel sekitar ±55 meter.

Pada awal perancangan skematik kedua bangunan perancang membuat akses pintu utama pada bagian timur yang mana sejajar dengan pintu masuk utama istana maimun. Sedangkan akses servis pada kedua bangunan berada pada sisi selatan untuk bangunan hotel dan sisi utara pada bangunan apartemen (lihat gambar 4.14).

Untuk aksesibilitas masing-masing bangunan, pada bangunan apartemen setelah memasuki entrance untuk bangunan, pengunjung dapat melakukan drop-off penumpang atau langsung memasuki area parkir untuk pengunjung istana maupun untuk tamu pengunjung unit apartemen yang ada, sedangkan untuk penghuni apartemen dapat langsung memasuki parkir basement yang entrance berada pada sisi kanan drop-off (lihat gambar 4.15). Untuk keluar dari basement dapat melalui

Gambar 4.14. Akses servis pada masing-masing bangunan. Akses servis apartemen Akses servis hotel


(25)

akses keluar dari basement yang berada pada sisi kiri entrance utama bangunan apartemen (lihat gambar 4.15). Untuk akses keluar pengunjung dapat dicapai langsung dengan melalui parkir publik atau bagi yang hanya menurunkan penumpang dapat langsung menuju akses keluar yang sama dengan akses jalur akses dari basement yang bisa dicapai setelah melakukan drop-off (lihat gambar 4.15). Untuk akses servis pada bangunan apartemen berada pada sisi paling kiri site terdapat akses khusus servis yang merupakan akses dua arah merangkap akses keluar dan masuknya bagian servis pada bangunan apartemen (lihat gambar 4.14).

Untuk aksesbilitas pada bangunan hotel, setelah memasuki entrance bangunan hotel, untuk bus dapat menurunkan penumpang terlebih dahulu pada sisi kanan jalur pedestrian awal pada Istana Maimun (lihat gambar 4.16). Setelah menurunkan penumpang, bus yang ada dapat melakukan parkir pada lahan parkir yang diperuntukkan untuk bus pariwisata. (lihat gambar 4.16). Untuk pengunjung


(26)

convention hall pada hotel dapat langsung menuju basement yang berada pada sisi kiri entrance utama pada bangunan hotel atau melakukan drop-off kemudian dapat menuju basement juga melalui turn-over setelah melakukan drop-off (lihat gambar 4.16). Untuk pengendara taksi dapat melakukan drop-off dan disediakan parkir untuk taksi pada bagian setelah bagian drop-off (lihat gambar 4.16). Untuk pengendara motor dapat melakukan parkir langsung pada area parkir kendaraan beroda dua. (lihat gambar 4.16) Untuk akses keluar dari basement berada pada sisi kanan entrance utama pada bangunan hotel. (lihat gambar 4.16), dan untuk akses keluar dari site untuk sisi bangunan hotel bagi pengendara motor, bus dan taksi dapat melalui satu akses keluar yang ada dan sama (lihat gambar 4.16). Untuk akses servis pada bangunan hotel berada pada sisi paling kanan site terdapat akses dua arah untuk bagian servis, entrance bagian servis pada bangunan berada pada sisi kanan belakang pada bangunan yang mencakup area loading dock dan garbage room (lihat gambar 4.14).


(27)

Untuk akses pedestrian dapat melalui entrance bagian tengah seperti yang perancang paparkan pada bagian sebelumnya (lihat gambar 4.9). Pada akses pedestrian akan di buat kanopi sepanjang jalan pedestrian menuju Istana Maimun. Pada area terbuka hijau yang hanya diperuntukkan pedestrian memiliki akses menuju bangunan hotel dan bangunan apartemen, yang mana merupakan side entrance pada masing-masing bangunan (lihat gambar 4.17). Untuk mencapai area terbuka hijau, hanya dapat diakses dari pintu belakang istana yang mana akan menjadi bagian dari kunjungan untuk Istana Maimun setelah melakukan kunjungan pada galeri yang ada. (lihat gambar 4.17).

Sebelum melakukan rancangan skematik, terlebih dahulu perancang melakukan zooning ruangan per lantai dan organisasi ruang setiap lantai pada masing-masing bangunan. Pada bangunan apartemen (lihat gambar 4.18). Setelah memasuki bangunan, akan di jumpai lobby pada apartemen dan receptionist dan pada sisi lain receptionist dapat dijumpai fasilitas penunjang untuk bangunan apartemen

Gambar 4.17. Side entrance masing-masing bangunan dan akses Istana Maimun menuju taman.


(28)

seperti mini market, toko souvenir serta food court. Dari food court dapat menuju toilet untuk pengunjung food court. Untuk aksesibilitas vertikal pada bangunan apartemen digunakan lift. Pada bagian lantai 2 akan di jumpai beberapa unit apartemen dan fitness centre serta kolam renang yang hanya diperuntukkan bagi penghuni apartemen (lihat gambar 4.19). Pada lantai 3 sampai lantai 10 hanya terdapat unit apartemen. (lihat gambar 4.20). Untuk bagian mekanikal dan elektrikal pada awal rancangan berada pada lantai 1 bangunan yang berada pada bagian belakang bangunan yang langsung dapat dicapai oleh bagian servis. Pada awal perancangan skematik pada beberapa unit perancangan akan mendapatkan view pada Istana Maimun dan juga view pada muka sungai sesuai dengan konsep bentuk bangunan perancang (lihat gambar 4.12). Pada bagian food court terdapat akses menuju rancangan area terbuka hijau.


(29)

Untuk bangunan hotel, setelah memasuki melalui entrance bangunan, akan dijumpai hotel dan receptionist dan menuju lift sebagai akses vertikal. Pada sisi reception terdapat fasilitas penunjang seperti concierge, bellman counter, agency dan money changer. Setelah bagian lobby akan dijumpai bar and lounge dan restaurant. Bagian mekanikal dan elektrikal berada pada bagian belakang bangunan yang dapat dicapai melalui entrance servis. Pada bagian belakang reception terdapat front office dan management office serta toko obat dan beberapa retail (lihat gambar 4.21). Pada lantai 2 terdapat ballroom, ruang rapat, spa dan sauna, retail dan coffeeshop (lihat gambar 4.22). Pada lantai 3 terdapat

Gambar 4.20. Organisasi ruang 3rd - 10th level pada bangunan apartemen. Gambar 4.19. Organisasi ruang 2nd level pada bangunan apartemen.


(30)

kolam renang dan fitness centre dan beberapa standard dan deluxe room (lihat gambar 4.23). Pada lantai 4 sampai lantai 7 terdiri dari standard dan deluxe room, pada lantai 8-9 akan terdapat deluxe room, executive room dan beberapa standard room dan pada lantai 10 hanya terdapat suite room (lihat gambar 4.24) Pada awal perancangan bangunan hotel akan memiliki bentuk yang relatif sama dengan bangunan apartemen dengan rancangan awal dimana pada unit kamar akan mendapatkan view pada istana dan muka sungai serta view pada kota Medan pada level yang lebih tinggi. Pada bangunan hotel juga akan terdapat akses menuju area terbuka hijau yang berada pada belakang Istana Maimun. Untuk akses staff karyawan pada hotel akan memiliki akses masuk pada bagian servis yang tidak bersinggungan dengan akses utama pada hotel.


(31)

Gambar 4.23. Organisasi ruang 3rd level pada bangunan hotel. Gambar 4.22. Organisasi ruang 2nd level pada bangunan hotel.


(32)

Alasan membuat rancangan dengan bangunan yang memiliki lebar bangunan sama serta memiliki bentuk yang relatif sama untuk menciptakan view yang memiliki ekspresi dua pengawal yang memiliki busana yang sama dan yang membedakan hanya ukuran badan pengawal yang berbeda. Karena pada umumnya seragam para pengawal raja/pemimpin negara memiliki seragam yang relatif sama (lihat gambar 4.25).

Gambar 4.25. Kunjungan presiden AS Barrack Obama ke Saudi Arabia (sumber: theguardian.com)


(33)

BAB 5

THE EFFECT OF INSUFFICIENT SPACE

Setelah melakukan zoning ruang untuk masing-masing bangunan, maka selanjutnya perancang membuat denah skematik pada masing-masing bangunan berdasarkan organisasi ruang yang telah dibuat. Pada saat perancang akan memasukkan ruangan-ruangan yang ada pada organisasi ruang ternyata tidak dapat masuk pada bentuk spatial awal rancangan, sehingga perancang mengubah bentuk spatial bangunan untuk memenuhi ruangan yang dibutuhkan. Dari bentuk podium maupun bentuk tower terdapat perubahan yang cukup signifikan. Namun lebar bangunan setelah perubahan bentuk spatial tetap 40m sesuai dengan ide awal yang perancang nyatakan pada bagian sebelumnya, yaitu untuk menciptakan view yang merepresentasikan 2 penjaga yang berdiri di samping raja (lihat gambar 5.1).


(34)

Untuk bangunan apartemen pada awal konsep tower yang dibutuhkan hanya satu dan setelah perubahan spatial maka bentuk tower juga mengalami perubahan bentuk. Dimana bentuk tower setelah perubahan bentuk spatial menjadi huruf "C" dan orientasi bangunan menghadap pada Istana Maimun dan bentuk tower pada bangunan hotel juga memiliki bentuk yang sama dengan ukuran yang lebih kecil (lihat gambar 5.2).

Sequence pada denah skematik apartemen lantai 1, setelah memasuki entrance bangunan akan dijumpai lobby untuk menyambut penghuni, setelah lobby utama dapat dijumpai lobby lift pertama, setelah itu dapat dijumpai food court yang berada pada tengah bangunan dan memiliki side entrance yang menghubungkan bangunan menuju green open space pada lokasi belakang istana maimun yang sudah perancang desain pada awal rancangan konseptual. Setelah bagian food court dapat dijumpai lobby lift kedua. Untuk bagian servis terletak dibagian belakang bangunan, sedangkan untuk bagian manajemen dapat dijumpai setelah


(35)

lobby utama yang berdekatan dengan lift lobby pertama, serta fasilitas pendukung yang berdekatan dengan food court (lihat gambar 5.3).

Sequence pada lantai 2, terdapat fitness center, cafe dan roof garden serta beberapa unit apartemen. Area fitness center, cafe dan roof garden dapat dicapai melalui sebuah pintu yang membatasi area unit apartemen dengan fasilitas pendukung tersebut (lihat gambar 5.4). Sequence pada lantai 3, terdapat kolam renang yang berada pada tengah bangunan dan unit-unit bangunan apartemen yang ada. Kolam renang yang ada berada pada bagian outdoor dan dapat dicapai oleh setiap unit yang ada. Pada lantai 4-5 terdapat unit-unit apartemen yang terdiri dari 1-bedroom, 2-bedroom dan 3-bedroom, sedangkan pada lantai 6-10 terdapat unit-unit apartemen yang terdiri dari 2-bedroom dan 3-bedroom saja (lihat gambar 5.5).


(36)

Pada denah skematik awal bangunan apartemen, dapat dilihat bahwa bangunan apartemen perancang menggunakan metode akses horizontal double-loaded, alasan penggunaan sistem double-loaded karena untuk mencukupi unit yang dibutuhkan berhubung dengan batas ketinggian bangunan yang ada dan juga luas bangunan yang ada (lihat gambar 5.6).

Gambar 5.4. Sequence lantai 2 apartemen.


(37)

Pada setiap ujung koridor yang ada pada denah skematik apartemen terdapat sebuah ruang yang disediakan untuk pencahayaan alami, karena pada konsep akses horizontal double-loaded akan kurang dari segi pencahayaan dan sirkulasi udara, penempatan bagian ini pada setiap ujung koridor berfungsi sebagai pencahayaan alami dan sirkulasi udara (lihat gambar 5.7).

Gambar 5.6. Koridor double loaded.


(38)

Untuk bangunan hotel, sesuai dengan perancang sebutkan mengenai bentuk tower dan bangunan pada hotel memiliki bentuk yang sama dengan bangunan apartemen namun memiliki ukuran luas yang lebih kecil. (lihat gambar 5.2).

Sequence pada denah skematik hotel pada lantai 1, setelah memasuki bangunan melalui entrance akan ditemui lobby utama pada hotel yang dapat dijumpai reception, dan pada bagian kanan lobby terdapat retail-retail yang menjadi fasilitas pendukung hotel. Bagian belakang reception akan terdapat front office dan management office. Setelah area lobby maka akan ditemukan lobby lift dan dapat dijumpai restoran dan juga bar dan lounge yang memiliki side entrance yang menghubungkan bangunan hotel dengan area open space yang ada pada belakang bangunan Istana Maimun. Area servis berada pada bagian belakang bangunan serta bagian loading dock berada pada bagian bangunan (lihat gambar 5.8).

Sequence pada lantai 2, terdapat ballroom, ruang rapat, coffee shop, spa dan sauna serta beberapa retail yang menjadi fasilitas pendukung. Area ballroom berada


(39)

pada belakang bangunan yang menghadap pada sisi muka sungai dan coffee shop menghadap sisi depan bangunan (lihat gambar 5.9). Sequence pada lantai 3, terdapat fitness center dan kolam renang dan juga beberapa unit kamar hotel (lihat gambar 5.10). Pada lantai 4-7 terdapat unit-unit kamar hotel yang terdiri dari unit kamar standard, deluxe dan executive, lantai 8-9 tower terdapat unit deluxe dan executive dan pada lantai 10 terdapat 4 unit kamar suite. (lihat gambar 5.11).

Gambar 5.10. Sequence lantai 3 hotel. Gambar 5.9. Sequence lantai 2 hotel.


(40)

Pada bangunan tower hotel menggunakan sistem single-loaded dimana pada bagian koridor terdapat pencahayaan alami yang baik serta sirkulasi udara yang baik. Dan pada setiap ujung koridor akan terdapat akses menuju arearoof garden pada tiap lantai tower hotel (lihat gambar 5.12).

Setelah melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing terdapat banyak masalah dan juga kesalahan pada denah skematik pertama ini, maka perancang melakukan revisi pada denah skematik yang ada. Dimana dengan catatan dan masukan bahwa

Gambar 5.11. Sequence tower hotel.


(41)

jangan memaksakan lebar bangunan masing-masing bangunan sama dan juga bentuk tower yang sama karena fungsi dan fasilitas yang disediakan pada masing-masing bangunan berbeda.

Adapun hasil revisi pertama denah skematik terdapat perubahan yang sangat signifikan dari segi bentuk spatial bangunan dan bentuk tower bangunan. Perubahan denah skematik dapat dilihat dari bentuk spatial bangunan yang masih sama dengan rancangan denah skematik awal dengan ukuran yang berbeda dan pada bangunan apartemen yang pada awalnya terdapat 1 tower menjadi 2 tower, dimana kedua tower yang memiliki bentuk yang sama tetapi memiliki luas yang berbeda (lihat gambar 5.13). Pada bangunan hotel juga memiliki perubahan yang cukup signifikan juga setelah revisi, dimana bentuk tower yang awalnya berbentuk huruf "C" dan cukup sama dengan tower apartemen menjadi tower yang memanjang dari sisi timur menuju sisi barat dengan orientasi kamar menghadap utara-selatan dan juga sistem single-loaded menjadi sistem double-loaded. (lihat gambar 5.13).


(42)

Untuk perubahan layout denah skematik pada apartemen bisa dilihat bahwa terdapat perubahan entrance, dimana entrance pada apartemen diubah menjadi side entrance yang berseberangan dengan entrance dari area open space. Sehingga lobby utama pada bangunan apartemen berada pada sisi lain bagian food court dan lobby masing-masing tower berada pada sisi samping kiri dan kanan lobby utama. Fasilitas penunjang berada dekat dengan food court sedangkan bagian area servis tetap berada belakang bangunan. Akses menuju basement juga mengalami perubahan yakni berada pada bagian belakang bangunan setelah area drop-off (lihat gambar 5.14).

Pada bagian lantai 2 apartemen terdapat fitness center dan kolam renang yang berada pada bagian tengah bangunan dan unit-unit apartemen pada masing-masing tower. Pada lantai 2, kedua tower dihubungkan dengan fasilitas yang ada berada pada bagian tengah bangunan (lihat gambar 5.15). Pada bagian lantai atas tower


(43)

terdapat unit-unit apartemen yang terdiri dari 1-bedroom, 2-bedroom, dan 3-bedroom. (lihat gambar 5.16).

Untuk perubahan layout denah skematik pada hotel bisa dilihat dimana susunan ruangan pada lantai 1 yang dibagi pada bagian sisi kanan bangunan merupakan

Gambar 5.16. Denah skematik tower apartemen revisi 1. Gambar 5.15. Denah skematik lantai 2 apartemen revisi 1.


(44)

bagian servis hotel dan pada bagian sisi kiri merupakan bagian publik yang dapat dijumpai bar & lounge setelah area lobby dan juga restoran yang dapat dicapai setelah bagian bar & lounge. (lihat gambar 5.17).

Pada bagian lantai 2 bisa lihat terdapat perubahan yang cukup signifikan dimana pada bagian depan bangunan terdapat areaballroom dan meeting room sedangkan bagian bangunan yang menghadap sisi muka sungai terdapat coffee shop sehingga pada bagian coffee shop akan mendapatkan river view, pada bagian sisi seberang coffee shop akan terdapat kolam renang yang menghadap pada sungai serta area fitness center dan spa & sauna (lihat gambar 5.18). Pada bagian lantai 3-7 terdapat unit kamar standard, deluxe dan executive, pada lantai 8 hanya unit executive dan deluxe, pada lantai 9-10 hanya terdapat unit kamar suite (lihat gambar 5.19).


(45)

Setelah melakukan revisi 1 pada denah skematik kedua bangunan, dilanjuti dengan melakukan konsultasi hasil revisi 1, terdapat masalah pada hasil revisi pertama maka terdapat perubahan kembali pada kedua bangunan.

Gambar 5.19. Denah skematik tower hotel revisi 1. Gambar 5.18 Denah skematik lantai 2 hotel revisi 1.


(46)

Pada konsultasi revisi 1, pada bangunan apartemen lantai 1 khususnya pada akses menuju masing-masing lobby tower apartemen harus ditingkatkan privasi dengan membuat pembatas berupa dinding partisi. Pada bagian tower yang setelah revisi 1 menghasilkan koridor yang tidak memiliki pencahayaan alami sehingga harus diubah pada ujung-ujung koridor sehingga mendapatkan pencahayaan alami serta sirkulasi udara yang lebih baik pada koridor (lihat gambar 5.20).

Pada bangunan hotel, setelah konsultasi revisi 1 denah skematik, pada lantai 1 bangunan hotel harus terdapat akses vertikal berupa tangga setelah area lobby yang merupakan akses untuk pengguna ballroom yang ada dilantai 2, pada lantai 2 area ruang rapat berubah serta bagian pre-function . Dan dapat di lihat bahwa bagian yang menghadap sungai hanya digunakan untuk areacoffee shop, fasilitas penunjang seperti fitness center, spa & sauna serta outdoor swimming pool dipindahkan pada lantai 3 bangunan hotel (lihat gambar 5.21).


(47)

Pada revisi 1 denah skematik bangunan hotel, area fitness center, spa & sauna serta outdoor kolam renang berada pada lantai yang sama dengan coffee shop (lihat gambar 5.15). Setelah hasil konsultasi revisi 1 maka kolam renang dan fasilitas penunjang lainnya diletakkan pada lantai 3 karena ukuran luas coffee shop pada denah skematik revisi 1 kurang, sehingga perluasan area coffee shop mempengaruhi area kolam renang, fitness center dan spa & sauna (lihat gambar 5.22).

Gambar 5.22. Lantai 3 hotel revisi


(48)

Pada bagian denah skematik tower hotel revisi 1, bisa dilihat bahwa area core bangunan terlalu condong dari tower bangunan dan hal demikian akan menghilangkan fungsi utama core yang berfungsi sebagai struktur utama bangunan. Setelah hasil konsultasi revisi 1 maka, bagian condong tersebut dikurangi untuk mengembalikan dan memaksimalkan fungsi core (lihat gambar 5.23).

Setelah konsultasi revisi 1 dengan dosen pembimbing perancang melanjuti pengerjaan denah skematik untuk area basement pada kedua bangunan. Pada denah skematik revisi 1 akses menuju asement pada bangunan apartemen berada pada bagian belakang dan akses keluar berada pada bagian depan bangunan (lihat gambar 5.24).


(49)

Pada bangunan apartemen, jumlah lantai basement yang diperlukan ialah 3 lantai untuk memenuhi kebutuhan kendaraan sebanyak 259 unit. Pada bagian basement 1 dapat dijumpai bagian mekanikal dan elektrikal yang berada dekat dengan lobby lift tower B (lihat gambar 5.25). Pada lantai basement bangunan apartemen dilakukan perluasan pada bagian sisi kanan dan kiri sebanyak 5,6 meter.

Gambar 5.25. ME room pada bangunan apartemen padaB1. Gambar 5.24. Akses basement apartemen.


(50)

Pada bangunan hotel, jumlah lantai basement yang diperlukan ialah 2 lantai untuk memenuhi kebutuhan kendaraan sebanyak 100 unit mobil dan 40 unit motor. Pada bagian basement 1 dapat dijumpai bagian mekanikal dan elektrikal yang berada dekat dengan lobbylift yang berada pada core bangunan (lihat gambar 5.26). Pada lantai 2 basement hotel terdapat parkir motor dan parkir mobil (lihat gambar 5.27).

Gambar 5.26. ME room pada bangunan hotel pada B1.


(51)

Setelah selesai membuat denah skematik basement, konsultasi untuk hasil revisi kedua dilakukan dengan arsitek profesional. Dan hasil konsultasi revisi 2 cukup menpengaruhi perubahan layout parkir yang telah dibuat, dimana kedalaman basement parkir mempengaruhi cost pembangunan kelak sehingga kedalaman basement sebaiknya tidak terlalu dalam. Pada bangunan hotel dianjurkan bahwa parkir basement sebaiknya hanya 1 lantai dan pada bangunan apartemen ditekan menjadi 2 lantai. Juga rasio ramp yang baik adalah 1:8 yang mana pada denah skematik basement perancang hanya menggunakan rasio 1:7 pada entrance dan exitbasement dan rasio 1:6 pada penghubung lantai tiap basement.

Pada konsultasi revisi 2, menurut arsitek profesional, entrance pada bangunan apartemen yang berada disamping tidak terlalu baik dan menghilangkan nilai site dimana jika entrance berada pada bagian sisi samping dapat mengakibatkan penghuni maupun tamu pengunjung hunian apartemen tidak dapat merasakan keberadaan dan kemegahan istana maimun ketika memasuki bangunan tersebut. Sehingga perancang dianjurkan untuk memikirkan kembali akses entrance yang ada pada bangunan apartemen.

Pada denah skematik revisi 2 hotel, pada lantai 3 yang mana terdapat beberapa retail, menurut arsitek sebaiknya dipindahkan karena pada lantai 3 akan mengakibatkan daerah retail tersebut vakum dan tidak mendapatkan pengunjung karena terlalu jauh dan sifat area publik pada lantai 3 lebih kurang daripada lantai 1 dan 2.


(52)

Setelah konsultasi dengan arsitek maka perancang melakukan konsultasi lagi dengan dosen pembimbing membahas mengenai entrance yang berada disamping yang harus dipindahkan kebagian depan karena jika entrance dibagian depan dapat mengakibatkan jangkauan akses menuju tower B lebih jauh daripada tower A.

Konsultasi denah skematik revisi 2 pada bangunan hotel, bagian tower bangunan sebaiknya diberi bukaan pada ujung koridor seperti bangunan apartemen sehingga pada area koridor mendapatkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara yang baik.

Setelah hasil konsultasi denah skematik revisi kedua maka terdapat perubahan kembali pada masing-masing layout bangunan yang ada. Dari hasil konsultasi, diharuskan adanya perubahan grid yang lebih efisien. Pada bangunan hotel mengalami perubahan grid yang cukup signifikan dimana pada awal denah skematik menggunakan grid 6mx6m menjadi grid 8mx8m dan pada bagian koridor memiliki grid 3,2x8m.

Sesuai dengan hasil konsultasi mengenai Basement pada kedua bangunan, bisa dilihat pada bangunan apartemen jumlah lantai Basement menjadi 2 lantai dan pada bangunan hotel menjadi 1 lantai.

Pada bangunan apartemen entrance Basement dan exit Basement berubah dari posisi awal dimana posisi Entrance berada di belakang lokasi ramp exit pada Basement. Rasio ramp pada Basement juga diubah menjadi 1:8 dan pada Basement apartemen melakukan perluasan pada sisi kanan dan kiri seluas 4,6 m, 20 m pada sisi barat dan 12 m pada sisi timur bangunan (lihat gambar 5.28).


(53)

Pada bangunan hotel, entrance dan exit Basement juga mengalami perubahan, dimana letak entrance dan exit berdampingan dan berada pada sisi kanan bangunan setelah areadrop-off. Pada Basement hotel melakukan perluasan 20 m pada sisi barat dan timur dan 4,6 m pada sisi utara dan selatan bangunan (lihat gambar 5.29).

Gambar 5.28 Hasil revisi 3 mengenai entrance apartemen dan layout parkir.


(54)

Pada bangunan hotel, retail yang berada pada lantai 3 dipindahkan pada lantai 1, dan pada bagian tower, ujung koridor memiliki sebuah bukaan dengan tujuan pencahayaan alami dan sirkulasi udara pada koridor. Pada bagian lantai 8 merupakan lantai yang terdiri dari kamar executive dan kamar deluxe, terdapat roof garden pada lantai ini (lihat gambar 5.30). Pada lantai 9-10 merupakan lantai yang hanya terdapat kamar suite, pada koridor menuju kamar terdapat bukaan sepanjang koridor (lihat gambar 5.31).

Gambar 5.31. Roof garden pada lantai 8 dan bukaan koridor pada lantai 9 dan 10 hotel.


(55)

Pada bangunan apartemen, entrance utama kembali diubah menjadi bagian depan dengan konsekuensi akses menuju tower B lebih jauh namun tetap dibuat akses menuju lobby B bersifat privasi. Dan terdapat entrance yang berada pada sisi sebelah entrance penghuni untuk publik yang menuju area food court (lihat gambar 5.28).


(56)

THE DIFFERENCE OF MINIMAL AND SIMPLICITY

Setelah melakukan revisi ke-3 untuk denah skematik kedua bangunan, maka perancang melakukan konsultasi kembali dengan arsitek profesional mengenai hasil revisi dari konsultasi denah skematik revisi ke-2 sehingga menghasilkan denah skematik revisi ke-3. Dari hasil konsultasi yang dilakukan perancang diminta untuk melanjutkan pekerjaaan denah skematik untuk masing-masing unit pada bangunan apartemen dan unit kamar pada bangunan hotel serta eksplorasi fasad pada kedua bangunan.

Dari hasil konsultasi mengenai denah revisi ke-3, pada denah skematik bangunan hotel revisi ke-3, perancang diingatkan mengenai masalah shaft kamar mandi pada masing-masing kamar tidak boleh dekat dengan kolom struktur karena akan bersinggungan dengan balok pada bangunan sehingga lubang shaft yang tidak dapat dibuat (lihat gambar 6.1).

Gambar 6.1. Lokasi shaft yang dekat dengan kolom dan akan bersinggungan dengan balok.


(57)

Pada denah bangunan apartemen terdapat ketidakcukupan luas untuk beberapa tipe unit apartemen sehingga harus ditambah luasan dan mempengaruhi bentuk tower yang sudah ada (lihat gambar 6.2).

Pada konsultasi dengan arsitek juga diingatkan mengenai penelusuran konsep tampak untuk kedua bangunan. Sesuai dengan konsep tema yang perancang pilih maka hal utama yang perlu diperhatikan ialah tidak ada ornamen yang berlebihan sesuai dengan teori arsitektur minimalis dan memiliki pencahayaan alami yang baik. Maka konsep utama pada tampak perancang ialah memiliki bukaan yang relatif besar pada setiap unit dan menghindari ornamen-ornamen yang tidak memiliki fungsi sama sekali. Dengan tampak yang cukup minimalis bukan berarti hanya meminimalisir apa yang ada menurut arsitek profesional, adapun masukan yang diberikan ialah melakukan bentukan pada balkon tiap unit tidak hanya membentuk garis-garis


(58)

geometri mungkin bisa membuat bentuk balkon yang lebih unik namun tetap simetris dan memiliki unsur geometri.

Setelah melakukan konsultasi maka perancang pun mulai mengerjakan denah skematik untuk tiap unit yang ada pada apartemen dan unit kamar yang ada pada bangunan hotel. Pada apartemen terdapat 8 jenis tipikal unit apartemen yang terdiri dari 1 tipikal unit apartemen tipe 1-bedroom, 4 denah tipikal unit apartemen tipe 2-bedroom dan 3 denah tipikal unit apartemen tipe 3-bedroom. Pada bangunan hotel terdapat 4 jenis unit kamar yaitu unit kamar standard, unit kamar deluxe, unit kamar executive dan unit kamar suite.

Untuk lebih spesifik, pada unit kamar apartemen tipe 1-bedroom memiliki 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 kamar tidur (lihat gambar 6.3). Pada unit kamar apartemen tipe 2-bedroom memiliki 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 dapur, 2 kamar mandi dan 2 kamar tidur (lihat gambar 6.4). Pada unit kamar apartemen tipe 3-bedroom memiliki 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 dapur, 2 kamar mandi dan 3 kamar tidur (lihat gambar 6.5). Adapun perbedaan pada luasan unit apartemen ialah pada tipe 1-bedroom dan 2-bedroom luas ruang makan untuk 4 orang dan pada 3-bedroom untuk 6 orang. Pada ruang tamu juga memiliki cakupan luas yang sama dengan spesifikasi ruang makan. Untuk unit kamar tidur pada tipe 3-bedroom memiliki 1 kamar tidur yang lebih kecil luasannya.


(59)

Gambar 6.3. Tipe unit apartemen 1-bedroom.


(60)

Pada setiap unit apartemen yang ada memiliki balkon, dan pada lantai 3 sampai lantai 8 memiliki bentuk balkon yang sama dan lantai 9-12 memiliki bentuk balkon yang sama (lihat gambar 6.6). Bentukan tersebut berlaku pada kedua tower yang ada pada apartemen sehingga pada sisi depan Istana Maimun dan sisi muka sungai memiliki bentuk bangunan yang sama pada tower.

Gambar 6.5. Tipe unit apartemen 3-bedroom.


(61)

Pada bangunan hotel, adapun spesifikasi unit kamar hotel ialah pada unit kamar standard memiliki 2 jenis kamar yaitu tipe double-bed dan tipe single-bed, pada unit kamar standard hanya memiliki bukaan pada sisi yang menghadap istana maimun sehingga mendapatkan view istana sedangkan pada 1 sisi lain memiliki view kota Medan (lihat gambar 6.7). Untuk tipe kamar deluxe memiliki luasan yang lebih besar dari standard dan memiliki bukaan yang lebih besar dari tipe kamar standard (lihat gambar 6.8). Pada unit kamar executive, luasan kamar lebih luas sedikit dari tipe kamar deluxe dan terdapat tambahan balkon pada kamar yang akan mendapatkan view kota Medan dan juga view sisi muka sungai (lihat gambar 6.9). Pada unit kamar suite yang terdapat pada lantai 9 dan lantai teratas pada bangunan hotel memiliki 2 kamar tidur, dimana 1 kamar tidur dengan single bed, 1 ruang tamu yang cukup luas dan 1 pantry serta meja yang dapat digunakan sebagai tempat meeting. Pada tipe kamar suite memiliki bukaan yang besar pada sisi ruang tamu dan terdapat balkon juga yang mendapatkan view kota Medan (lihat gambar 6.10).


(62)

Gambar 6.8. Unit kamar tipe Deluxe.


(63)

Pada lantai podium hotel terdapat bukaan-bukaan yang cukup besar pada area coffee shop, lobby, area pre-function pada ballroom juga koridor-koridor serta lounge yang ada dan akan menjadi bagian dari tampak untuk bangunan hotel tanpa menambah ornamen yang berlebihan hanya menggunakan unsur kaca sebagai bukaan (lihat gambar 6.11).

Gambar 6.10. Unit kamar tipe Suite.


(64)

Setelah menyelesaikan denah skematik unit-unit pada bangunan apartemen dan bangunan hotel, segera di lakukan konsultasi kembali. Adapun agenda yang didapat dari hasil konsultasi ialah untuk bangunan apartemen, penggunaan bathtub pada kamar mandi diminta untuk dipikirkan kembali apakah berguna karena sekarang kebanyakan pada unit apartemen menggunakan shower karena lebih mudah, murah dan tidak terlalu rumit instalasinya. Untuk kamar hotel, pada kamar suite foyer yang berfungsi untuk menerima atau suasana entrance diminta untuk dipertimbangkan karena banyak membuang luasan pada kamar hanya untuk koridor pencapaian menuju ruang tamu dan ruang lainnya pada unit kamar tersebut.

Untuk konsep tampak pada bangunan, pada bangunan apartemen, bentuk bangunan lebih besar dan lebih tebal pada orientasi timur-barat sedangkan pada bangunan hotel lebih berorientasi utara-selatan pada tower. Jika kedua bangunan tersebut diletakkan pada kedua sisi istana maimun pada site maka akan menciptakan view dimana 1 bangunan lebih melebar dan 1 bangunan lebih tipis pada bagian tower. Hal ini di buat sesuai dengan konsep judul tema perancang dimana kata "Guardian" dimana mengilustrasikan view untuk bangunan apartemen seperti penjaga yang menghadap kedepan dan pada bangunan hotel terkesan seperti penjaga yang menghadap kesamping seperti ilustrasi keadaan pada gambar (lihat gambar 6.12). Maka pada hasil view tampak site untuk kedua bangunan akan terkesan dua penjaga yang sedang mengawal dan menjaga raja seperti yang disebutkan pada awal-awal bagian mengenai Istana Maimun diilustrasikan sebagai raja yang sedang duduk pada singasananya.


(65)

Setelah melakukan presentasi untuk sidang preview 1, terdapat beberapa komentar dari dosen penguji yang harus dipertimbangkan mengenai desain pada bangunan apartemen dan bangunan hotel yang ada pada site. Mengenai konsep tema perancangan yang diimplementasi masih kurang, karena menurut penguji bangunan yang ada seperti berlomba-lomba dengan bangunan eksisting yang ada yaitu Istana Maimun itu sendiri. Konsep minimalis pada bangunan apartemen masih belum terlihat dikarenakan konsep awal tampak bangunan apartemen yang menggunakan pola balkon mengakibatkan tampak bangunan apartemen terkesan ramai dan padat dan berlawanan dengan tema yang perancang ambil yaitu tema minimalis (lihat gambar 6.13).


(66)

Pada bangunan hotel, menurut penguji tower yang ada kenapa menghadap pada bangunan Istana Maimun, dan kenapa tidak pada satu sisi lainnya lagi. Menurut penguji tower yang ada terlalu dekat dan terkesan menghimpit Istana Maimun daripada menjaga Istana Maimun seperti pada konsep judul perancang yang menggunakan judul "Guardian" (lihat gambar 6.14).

Gambar 6.14. Orientasi tower bangunan hotel yang lebih menghadap Istana Maimun.


(67)

Pada konsep site, landscaping pada seluruh site belum maksimal dan belum terlihat apa yang menjawab tema besar "river front" (lihat gambar 6.15). Mengenai konsep keseluruhan bangunan masih kurang dianalisis konteks pada Istana Maimun sehingga mengakibatkan kedua bangunan yang ada seperti out of context. Mengenai konsep tema yang perancang pilih bahwa judul perancang adalah "Guardian of Deli Sultanate's Gift" yang artinya menjaga, namun menurut penguji bangunan perancang seolah-olah istana maimun tersebut seperti raja yang pendek sedangkan bangunan apartemen dan bangunan hotel itu sendiri seperti penjaga yang raksasa (lihat gambar 6.16). Komentar lainnya para penguji ialah mengapa bangunan apartemen memiliki orientasi yang berbeda dengan bangunan hotel, pada bangunan apartemen orientasi bangunan lebih menghadap pada depan site dan satu sisi lagi menghadap pada muka sungai, sedangkan pada bangunan hotel memiliki orientasi yang menyamping dan memiliki sisi yang lebih ramping pada bagian yang menghadap depan site dan bagian yang menghadap sisi muka sungai dan orientasi tower lebih menghadap pada istana maimun. Ada juga komentar mengenai hal pemilihan tema yang menurut penguji berlawanan dengan konteks yang ada pada site yaitu konsep minimalis yang cukup berlawanan dengan istana itu sendiri, hal ini juga menjadi faktor yang mengakibatkan bangunan baru menurut penguji tidak blend-in dengan istana maimun.


(68)

Dengan masukan-masukan dan komentar-komentar yang diberikan oleh penguji pada sidang preview maka perancang mulai melakukan review kembali hasil preview dengan dosen pembimbing dan juga arsitek professional. Hasil review mengenai Istana Maimun yang terkesan seperti raja yang pendek, hal ini diakibatkan jumlah kebutuhan yang ada untuk bangunan apartemen dan bangunan hotel yang harus dipenuhi dan bangunan memiliki tipikal bangunan high rise sehingga bangunan akan

Gambar 6.15. Sisi muka sungai yang kurang landscaping.

Gambar 6.16. Bangunan Istana Maimun yang seperti ilustrasi raja pendek. Pendek


(69)

terkesan tinggi, namun perancang berusaha meminimalisir bentuk bangunan sehingga bangunan akan lebih terkesan halus dan rendah hati terhadap Istana Maimun itu sendiri.

Hal kedua mengenai penerapan konsep tema pada bangunan, konsep yang perancang ambil dari bangunan Istana Maimun yaitu Istana Maimun memiliki tipikal bentuk bangunan yang dibagi 3 bagian yaitu bagian utama bangunan di tengah dan sisi bangunan yang mengapit yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Konsep bangunan Istana Maimun ini perancang terapkan pada kedua bangunan baru sehingga bangunan apartemen dan bangunan hotel terkesan mengapit Istana Maimun yang menjadi pusat perhatian pada site dan merupakan konteks utama pada site (lihat gambar 6.17). Perancang juga mengambil konsep arcade pada Istana Maimun yang memiliki sideback pada lantai 2 dimana dinding bangunan utama berada dibelakang, penerapan tersebut ada pada konsep balkon yang perancang buat dan memiliki konsep minimalis. Konsep balkon ini juga menrespon pada komentar balkon yang terlalu ramai dan padat pada awal konsep tampak yang ada pada bangunan (lihat gambar 6.18). Pada balkon ini yang menjadi pembatas pada awalnya perancang menggunakan bahan material beton, namun setelah melihat hasil menggunakan beton bangunan menjadi terkesan kasar dan terlalu kuat, maka dari itu perancang mengganti material yang lebih memberi kesan halus dan ringan pada bangunan yaitu material kaca sebagai pembatas balkon (lihat gambar 6.19).


(70)

Gambar 6.18. Sideback pada istana yang menjadi sumber ide balkon pada rancangan.

Gambar 6.17. Tipikal bentuk bangunan istana.


(71)

Hal ketiga mengenai tower bangunan hotel yang memiliki orientasi menghadap istana maimun, ini dikarenakan konsep ruang pada bangunan hotel perancang pada bagian sisi lain merupakan bagian servis bangunan hotel tersebut serta adanya ballroom yang lebih berada pada sisi lain sehingga tower lebih menghadap pada istana maimun itu sendiri. Alasan lain mengenai hal tersebut ialah perancang ingin kamar-kamar yang ada pada bangunan hotel tersebut mendapatkan view yang baik pada Istana Maimun sehingga lebih memiliki identitas sebagai hotel butik dimana konteks pada site tersebut ialah Istana Maimun itu sendiri (lihat gambar 6.14).

Hal keempat yaitu mengenai mengapa bangunan apartemen perancang memiliki konsep orientasi yang berbeda dengan bangunan hotel, dimana bangunan apartemen lebih memiliki orientasi lebih menghadap bagian depan Istana Maimun dan bangunan hotel memiliki orientasi lebih menghadap pada Istana Maimun. Mengenai orientasi tersebut karena bangunan yang ada seperti satu penjaga yang menghadap sisi samping dan satu penjaga lagi seperti menghadap bagian depan seperti yang perancang jelaskan pada bab sebelumnya mengenai orientasi pada bangunan apartemen dan bangunan hotel terhadap Istana Maimun (lihat gambar 9.12).

Hal kelima mengenai landscaping pada bagian muka sungai yang masih kurang, mengenai hal itu pada bagian muka sungai perancang membuat river walk yang menghubungkan istana dan juga kedua bangunan yang ada sehingga dapat dinikmati pengunjung Istana Maimun dan juga penghuni apartemen serta penginap pada bangunan hotel. Juga merupakan akses menuju komplek Multatuli dengan tujuan


(72)

wisata kuliner yang ada pada komplek Multatuli seperti yang perancang jelaskan pada bab sebelumnya. Adapun street furniture yang ada pada sisi river walk ialah tempat duduk serta pohon-pohon juga lampu penerangan pada river walk tersebut. Pada belakang Istana Maimun merupakan green area yang bentuk green pada site plan memiliki shape yang mirip dengan Istana Maimun sehingga seperti sambungan dari komplek istana tersebut (lihat gambar 6.20).

Untuk komentar mengenai pemilihan tema yang cukup berlawanan, tujuan perancang mengambil tema minimalis ialah ingin meminimaliskan kedua bangunan baru tersebut dan tidak lebih megah dari Istana Maimun itu sendiri yaitu dari segi bentuk dan pengurangan ornamen dan konsep yang lebih modern karena bangunan ini dibangun pada zaman modern sehingga tidak terkesan jadul dan bangunan itu sendiri juga memiliki nilai sendiri namun tidak lebih megah dari Istana Maimun. Kedua bangunan akan terkesan rendah hati terhadap konteks yang ada pada site yaitu istana maimun itu sendiri.


(73)

Hasil revisi dari sidang preview 1 kemudian didiskusikan dengan arsitek professional dan dosen pembimbing. Arsitek professional mengatakan bahwa penyelesaian permasalahan rancangan pada balkon sudah lebih baik daripada rancangan balkon yang pada awalnya sangat ramai dan perancang diminta untuk melanjutkan pada tahap konsep struktur dan mekanikal dan elektrikal serta plumbing pada kedua bangunan.

Hasil assistensi mengenai revisi preview 1 dengan dosen pembimbing terdapat komentar pada bentang lebar yang ada pada bangunan hotel yaitu pada bagian ruang ballroom mengenai atap yang menggunakan sistem truss, namun pada atap menurut dosen pembimbing atap yang ada terkesan terlalu dekat dengan dinding bangunan dan dipertanyakan peletakan truss yang ada pada bangunan. Hal lain mengenai bangunan hotel ialah pada bagian tower yang memiliki roof garden pada tiap lantai dianjurkan untuk membuang ruang untuk roof garden karena pada roof garden tersebut akan jarang orang yang mengunjungi daerah roof garden tersebut. Komentar lain yaitu mengenai finishing pada layer terluar dari bagian ruangan ballroom masih plain dan seharusnya diberi finishing yang lebih baik.

Komentar dari arsitek mengenai landscaping yang telah dibuat dimana bentuk garden pada belakang Istana Maimun yang memiliki bentuk seperti layout Istana Maimun itu sendiri memiliki kontinuitas yang baik dari site, dan pada bagian belakang bangunan


(74)

apartemen dan bangunan hotel harus didesain landscape yang lebih baik. Dan pada river walk di berikan jenis material dan atribut street furniture (lihat gambar 6.21).

Untuk konsep struktur pada bangunan apartemen dan bangunan hotel memiliki konsep struktur yang relatif sama yaitu menggunakan rigid frame dan konsep grid system serta sistem inti bangunan pada kedua bangunan.

Pada bangunan apartemen memiliki 2 inti bangunan yang mensupport masing-masing tower yaitu pada tower A dan tower B yang memiliki ukuran yang sama. Pada peletakan kolom memiliki sistem grid dengan grid 8x8m dan juga pada bagian koridor memiliki grid 3,2x8m. Pondasi yang digunakan ialah pondasi pile cap, besar kolom pada bangunan apartemen terdapat 2 jenis kolom yaitu kolom dengan ukuran 60x60cm untuk struktur basement pada bangunan dan 80x80cm untuk kolom pada tower bangunan. Kolom yang digunakan ialah kolom beton. Untuk sistem pembalokan, dimana menggunakan sistem balok 2 arah dimana ukuran balok yang


(75)

digunakan untuk balok induk adalah ukuran 30x60cm berdasarkan perhitungan 1/12 dari bentang yang ada serta ukuran pada balok anak ialah 20x40cm. Untuk pondasi pada inti bangunan juga menggunakan pondasi pile cap (lihat gambar 6.22) Untuk penutup atap menggunakan material beton. Pada dinding basement menggunakan sistem retaining wall dengan ketebalan dinding 30cm dengan material beton. Pada dinding bangunan yang non struktural menggunakan dinding bata serta dinding gypsum board pada bagian interior. Pada bagian balkon masing-masing unit apartemen yang menjadi fasad dari bangunan apartemen tersebut menggunakan sistem kantilever/overhang. Pada bagian ujung koridor pada bangunan apartemen menggunakan sistem curtain wall dengan material kaca.

Untuk bangunan hotel, konsep struktur yang digunakan sama dengan bangunan apartemen yaitu rigid frame. Pada bangunan hotel memiliki satu inti bangunan, pada bangunan hotel juga menggunakan sistem grid dengan grid 8x8m dan 8x3,2m pada


(76)

bagian koridor. Pondasi yang digunakan ialah pondasi pile cap, besar kolom juga memiliki ukuran 60x60 pada bagian basement serta kolom pada bagian podium dan 80x80 pada bagian tower bangunan. Material kolom yang digunakan ialah beton. Framing system menggunakan sistem balok 2 arah dengan ukuran balok induk 30x60cm dan balok anak 20x40cm. Untuk pondasi pada inti bangunan juga menggunakan pondasi pile cap (lihat gambar 6.22). Penutup atap juga menggunakan material beton dan pada penutup atap pada bagian ballroom menggunakan bahan yang lebih ringan yaitu zincalum dan menggunakan sistem truss pada kuda-kuda atap pada bagian ballroom. Pada dinding basement menggunakan dinding retaining dengan ketebalan 30cm dengan menggunakan material beton, pada dinding non-struktural menggunakan dinding dengan material bata dan dinding dengan material gypsum board pada bagian interior. Pada bagian ujung koridor lantai tower hotel serta pada sisi koridor lantai 9 dan lantai 10 bangunan hotel menggunakan sistem curtain wall dengan material kaca.

Untuk konsep mekanikal, elektrikal dan plumbing yang akan digunakan pada bangunan apartemen dan bangunan hotel ialah sistem shaft pada inti bangunan. Terdapat shaft listrik dan shaft pipa plumbing pada inti bangunan. untuk konsep mekanikal pada bangunan yaitu pada transportasi vertikal pada bangunan apartemen dan bangunan hotel yang menggunakan sistem elevator/lift sebagai transportasi vertikal pada bangunan.


(77)

Konsep plumbing pada bangunan apartemen dan bangunan hotel ialah penggunaan water pump pada bagian basement dengan water tank pada basement dan pada atap bangunan, dimana water tank pada basement untuk menyediakan air untuk 5 lantai utama dan water tank pada atap akan mensupplai kebutuhan air 5 lantai dari lantai teratas. Penyaluran dari shaft utama kemudian disalurkan pada masing-masing shaft unit apartemen untuk bangunan apartemen dan shaft unit kamar pada bangunan hotel. Untuk air kotor dan limbah pembuangan yaitu dari shaft masing-masing unit kemudian disalurkan menuju shaft utama dan dibuang pada septic tank utama yang ada (lihat gambar 6.23).

Untuk konsep elektrikal dengan sumber listrik utama dari PLN dan dibantu dengan generator pada bangunan yang disalurkan melalui shaft utama kemudian menuju masing-masing shaft unit apartemen dan unit kamar hotel serta penyaluran pada lampu serta alat elektrikal pada bangunan serta penyaluran listrik pada water pump


(78)

pada bangunan serta penyaluran listrik untuk alat mekanikal pada bangunan seperti elevator/lift pada bangunan (lihat gambar 6.24)

Konsep mekanikal pada bangunan apartemen dan bangunan hotel, penyediaan generator pembangkit listrik sebagai penyedia listrik cadangan. Mesin pompa air untuk menyuplai air bersih, Elevator sebagai alat transportasi vertikal pada bangunan apartemen dan bangunan hotel. Dan jaringan telepon untuk unit apartemen dan unit kamar pada hotel. Pada bangunan hotel terdapat penyediaan air panas maka dibutuhkan mesin pemanas air. Untuk peletakan alat-alat mekanikal yang mendukung masing-masing bangunan terletak pada lantai basement bangunan apartemen dan bangunan hotel (lihat gambar 6.25).


(79)

Untuk konsep fire safety pada bangunan apartemen dan bangunan hotel, dengan menyediakan tangga kebakaran pada bangunan. Pada bangunan apartemen menyediakan 2 tangga kebakaran yang terdiri dari masing-masing 1 tangga kebakaran pada tower A dan tower B, sedangkan pada bangunan hotel menyediakan 1 tangga kebakaran. Posisi tangga kebakaran dapat dicapai dari masing-masing unit apartemen dan unit kamar hotel dengan jangkauan tidak lebih dari 25m (lihat gambar 6.26).

Gambar 6.25. Sistem elevator pada bangunan.


(80)

BAB 7

BEING HUMBLE AND GIVE SAFETY TOWARD THE RIVERFRONT AND THE PALACE

Penyelesaian konsep mekanikal dan elektrikal serta plumbing dilanjutkan dengan melakukan assistensi dengan pembimbing dan juga arsitek professional sebelum melakukan presentasi akhir untuk studio perancangan arsitektur 6 ini. Pada hasil assistensi dengan arsitek professional, beliau mengingatkan kembali mengingatkan penempatan shaft pada bangunan apartemen dan juga bangunan hotel, apakah sudah tidak bersinggungan dengan balok-balok yang ada pada struktur kedua bangunan. Selain persoalan shaft, hal lain yang diingatkan ialah format layout presentasi yang harus disajikan pada saat preview akhir dari segi proporsi dan penyajian warna juga. Adapun assistensi dengan dosen pembimbing juga kembali melihat proses persiapan presentasi akhir dari segi layout, penyajian gambar struktur dan mekanikal, elektrikal dan plumbing serta gambar-gambar kerja kembali diperiksa oleh dosen pembimbing.

Penyelesaian proses assistensi dilanjuti dengan persiapan untuk penyajian gambar pada preview akhir. Proses yang dilakukan ialah dimulai dengan bangunan apartemen kemudian akan dilanjutkan proses persiapan akhir untuk bangunan


(81)

hotel karena pada kelompok D terdapat dua bangunan yang harus diselesaikan semaksimal mungkin dalam waktu yang yang ditentukan.

Kembali pada tema perancang yang menggunakan tema minimalis maka kedua bangunan yang akan dihasilkan ialah bangunan yang sangat minimal namun tidak terlalu sederhana. Proses persiapan presentasi akhir untuk bangunan apartemen dimulai dari penyajian gambar-gambar kerja untuk bangunan apartemen. Sesuai dengan perhitungan kebutuhan ruang pada programming, bangunan apartemen dibutuhkan 259 unit kamar dan membutuhkan kebutuhan parkir sebanyak jumlah unit kamar yang dibutuhkan.

Dimulai dengan gambar basement pada bangunan apartemen yang terdiri dari 2 lantai dan pada basement lantai 1 juga terdapat ruangan untuk mekanikal dan elektrikal dan juga ruangan pompa untuk bangunan apartemen (lihat gambar 7.1).

Kemudian pada lantai ground pada bangunan apartemen, terdapat 2 entrance, dimana entrance untuk pengunjung food court dipisahkan dengan penghuni


(82)

apartemen. Pada bagian food court juga terdapat side entrance menuju taman yang ada dibelakang istana maimun. Pada lantai ground terdapat toko souvenir, toko roti, atm center dan juga toilet umum. Untuk bagian belakang bangunan terdapat bagian servis seperti dapur untuk bagian food court, laundry dan juga loading dock. Pada sisi lobby apartemen untuk penghuni terdapat kantor manajemen bangunan apartemen. Ada juga koridor yang menghubungkan tower A dan tower B serta merupakan akses bagi penghuni apartemen yang ada pada tower A menuju ruangan laundry. Pada masing-masing lobby tower akan menggunakan security card system sehingga hanya penghuni apartemen yang dapat memasuki lobbylift pada masing-masing tower (lihat gambar 7.2).

Setelah lantai ground maka dilanjuti dengan lantai 2 apartemen dimana terdapat fasilitas pendukung untuk bangunan apartemen yaitu ruangan fitness centre dan juga area kolam renang yang menghubungkan kedua tower. Unit kamar apartemen pada lantai 2 terdapat 8 unit tipe 1-bedroom, 8 unit tipe 2-bedroom dan 4 unit tipe 3-bedroom (lihat gambar 7.3).


(83)

Lantai tipikal dari lantai 3 sampai pada lantai 8 pada bangunan apartemen memiliki ukuran luas yang sama pada tower A dan tower B, pada masing-masing tower terdapat 2 unit tipe 1-bedroom, 5 unit tipe 2-bedroom dan 6 unit tipe 3-bedroom per lantai dari lantai 3 sampai pada lantai 8 sehingga total unit pada lantai tipikal 3-8 adalah 12 unit tipe 1-bedroom, 60 unit tipe 2 bedroom dan 72 unit tipe 3-bedroom pada tower A dan jumlah yang sama pada tower B. Unit bagian shaft pada tower ini terdapat pada sisi tangga kebakaran dan sisi lift pada masing-masing tower (lihat gambar 7.4)

Gambar 7.3. Denah lantai 2 podium bangunan apartemen.


(84)

Selanjutnya lantai tipikal 9 sampai lantai 10 dan lantai tipikal 11-12. Pada lantai 9-10 terdapat 10 unit tipe 2-bedroom dan 2 unit tipe 3-bedroom per lantai maka total unit untuk lantai tipikal 9-10 adalah 20 unit tipe 2-bedroom dan 4 unit tipe 3-bedroom untuk tower A dan tower B juga memiliki jumlah unit yang sama dengan tower A (lihat gambar 7.5). Pada lantai tipikal 11-12 jumlah unit apartemen yang ada adalah 9 unit tipe 2-bedroom dan 2 unit tipe 3-bedroom dan total untuk lantai tipikal 11-12 adalah 18 unit tipe 2-bedroom dan 4 unit tipe 3-bedroom untuk tower A dan tower B juga memiliki unit yang sama juga (lihat gambar 7.5).

Untuk sistem struktur pada bangunan apartemen seperti yang telah perancang sebutkan yaitu menggunakan sistem rigid frame. Pondasi yang digunakan ialah pondasi tiang pancang, kemudian sloof 400x800mm, untuk bagian pembalokan menggunakan ukuran balok 300x600mm dan balok anak 20x40mm. Atap yang digunakan ialah atap cor beton. Kolom bangunan menggunakan ukuran 800x800mm untuk kolom pada bagian tower dan ukuran 600x600mm untuk


(85)

kolom bagian podium. Format penyajian presentasi akhir pada sistem struktur bangunan apartemen menggunakan ilustrasi 3 dimensi yang telah di-explode untuk melihat struktur vertikal dan horizontal pada bangunan (lihat gambar 7.6).

Untuk sistem plumbing pada bagian bangunan apartemen, sistem penyaluran air diambil dari pdam kemudian dipompa menuju masing-masing unit bangunan. Penyediaan air ada pada ground water tank dan juga water tank yang ada pada lantai atas bangunan. Untuk pembuangan air tinja dan air kotor, saluran air kotor dan tinja dari masing-masing unit disalurkan menuju shaft utama kemudian dibuang pada septic tank untuk bangunan apartemen. Format penyajian akhir untuk sistem plumbing menggunakan gambar 3 dimensi dimana menunjukkan ilustrasi penyaluran air bersih dari ruang pompa menuju masing-masing unit apartemen dan pembuangan air kotor dan tinja pada bangunan (lihat gambar 7.7).


(86)

Sistem elektrikal pada bangunan apartemen, penyaluran listrik disalurkan dari shaft utama menuju masing-masing unit apartemen. Sumber aliran listrik sebagian diambil dari PLN dan juga dari generator untuk bangunan apartemen. Format penyajian sistem mekanikal dan elektrikal juga sama dengan plumbing dan struktur yaitu dalam penyajian format 3 dimensi untuk menunjukkan penyaluran listrik dari generator menuju seluruh alat elektrikal dan lampu pada bangunan apartemen (lihat gambar 7.8).

Gambar 7.7. Sistem plumbing bangunan apartemen.


(87)

Pada bangunan apartemen memiliki 2 core bangunan yang terdapat fire escape pada masing-masing tower bangunan. Untuk konsep fire protection bangunan apartemen, terdapat sprinkler dan hydrant pada setiap lantai bangunan. Sumber air sprinkler berasal dari penyaluran pipa air sprinkler yang disalurkan pada setiap titik sprinkler yang ada pada bangunan. Terdapat smoke alarm dan heat detector sebagai pengaktif sprinkler jika terdapat tanda-tanda kebakaran pada bangunan. Penyajian akhir untuk konsep fire protection juga dalam bentuk 3 dimensi menunjukkan jalur air sprinkler dan fire stairs pada bangunan (lihat gambar 7.9).

Hasil akhir tampak bangunan apartemen lebih minimalis dengan penggunaan balkon dengan railing kaca sebagai bagian tampak depan bangunan (lihat gambar 7.10), pada bagian samping bangunan terdapat kaca yang menunjukkan koridor yang ada pada lantai tower bangunan apartemen memperlihatkan irama pada tampak bagian samping bangunan (lihat gambar 7.11).


(88)

Pada presentasi akhir juga ada penyajian potongan prinsip pada bangunan apartemen yang menunjukkan potongan bangunan paling luar dari potongan untuk detail balkon pada bangunan apartemen yang menjadi tampak bangunan serta memperlihatkan sistem struktur pada bangunan apartemen (lihat gambar 7.12).

Gambar 7.11. Tampak samping apartemen. Gambar 7.10. Balkon tampak depan.


(89)

Penyelesaian presentasi akhir untuk bangunan apartemen dilanjuti persiapan untuk bangunan kedua yaitu bangunan hotel sesuai dengan kebutuhan pada proyek studio perancangan arsitektur 6 ini.

Konsep bangunan hotel juga menerapkan tema minimalis seperti bangunan apartemen dari segi penyelesaian pada bagian tampak depan bangunan dengan susunan balkon pada unit kamar hotel serta tampak bagian samping yang cenderung flat dengan irama yang menggunakan jendela pada setiap unit kamar hotel.

Pada bangunan hotel membutuhkan 100 unit kamar yang sesuai dengan kebutuhan ruang yang ada. Maka kebutuhan parkir pada bangunan hotel juga sebanyak 100 parkir dengan parkir kenderaan beroda dua sekitar 50 unit. Pada bangunan hotel hanya memiliki 1 lantai hotel, dimana pada lantai basement terdapat ruang ME


(1)

ABSTRACT

Maimoon Palace is a historical building in Medan city has become an excursion place that visited by domestic resident as well as tourist from all over the world. However, the condition of Maimoon Palace right now is not well maintained, then the planner propose a revitalization project for Maimoon Palace block. The design proposed in form of an apartment design as a new place for the sultanate's family that resided in the backyard of Maimoon Palace and a boutique hotel to accommodate the visitors of Maimoon Palace. The backyard of Maimoon Palace also will be designed as a park that will function as green open space and a jogging track that can be enjoyed by the apartment resident, hotel guests and the visitors of Maimoon Palace. River walk on the riverside designed as public area for the visitors of the Maimoon Palace. The bridge that connecting Maimoon Palace complex and Multatuli Residence can be accessed from the river walk, wherein Multatuli Residence has a lot of culinary place that can be enjoyed by the hotel guests and the apartment residents.

To design the two buildings, architectural approach is minimalist architecture. Minimalist architecture as the theme with hope the new buildings that will be built can give a humble impression to the Maimoon Palace and context resides on the site. Accordance to the minimalist architecture principles, the building design won't have ornaments and will be having a big opening as the natural light sources, also the balcony design that inspired from the Maimoon Palace building as the context for the new building.

In the project design, the planner has done several design revisions. The final result of this design process been done by presenting the result in front of the lecturers.


(2)

PROLOG

GUARDIAN OF THE GIFT

"And a river runs through it...." demikianlah kalimat yang diutarakan oleh Norman Mclean (pemeran utama) pada film "A rivers run through it". Sebuah film yang diangkat dari novel semi-autobiografi A rivers run through it (1976) oleh Norman Maclean (1902-1990). Film ini menceritakan kisah 2 anak pemancing, yang satu sangat penurut dan cendikiawan dan satunya lagi sering melawan dan menentang nasehat orang tua. Setelah menonton film ini sesuai dengan intruksi dari dosen koordinator diawal perkuliahan perancangan arsitektur 6 dengan tujuan untuk mengerti dan menafsirkan tema besar pada Perancangan Arsitektur 6 yaitu "A river runs through it" dimana kasus perancangan arsitektur kali ini ialah kasus daerah muka sungai Deli dengan tema utama, Riverfront Architecture. Pada film ini perancang menangkap bahwa tokoh utama mengatakan semua kenangan dengan keluarganya seakan dialiri aliran sungai tempat ia biasa memancing dengan adik dan bapaknya. Seperti kata ia pada akhir film "...I am haunted by the water", kalimat ini jelas menyampaikan ia tidak bisa melupakan semua kenangan tersebut. Lalu apakah hubungan film tersebut dengan judul tema besar Perancangan Arsitektur 6? Perancang menangkap bahwa dari judul tema besar ini terdapat pesan agar kami benar-benar harus memperhatikan konteks aliran sungai pada daerah kasus proyek kelompok masing-masing. Ibarat bangunan yang akan


(3)

2

dirancang dan dibangun akan terkesan menyatu dengan aliran sungai atau dialiri oleh sungai tersebut.

Tema utama kasus proyek perancangan arsitektur 6 kemudian dibagi menjadi 5 kelompok lagi dengan daerah dan tema kelompok masing-masing.Kelompok perancang mendapatkan kasus proyek berada dibelakang bangunan Istana Maimun yang merupakan salah satu objek wisata yang paling sering dikunjungi oleh turis lokal maupun mancanegara. Maka dari itu tema kelompok kami ialah "Urban Heritage Tourism". Sesuai dengan tema kelompok kami maka kami diminta untuk merancang bangunan yang memperhatikaxn konteks lokal yang mana Istana Maimun itu sendiri dengan tujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di kota Medan dan Istana Maimun itu sendiri. Adapun bangunan yang akan dibangun adalah bangunan dengan fungsi hotel dan bangunan dengan fungsi apartemen. Kondisi awal belakang Istana Maimun sekarang adalah pemukiman kalangan keluarga kesultanan Deli, maka dari itu keluarga yang bermukim dibelakang site akan direlokasikan ke bangunan baru yang akan kami rancang. Bangunan hotel juga akan dibangun dengan maksud untuk penyediaan tempat tinggal untuk turis yang ingin menikmati kemegahan Istana Maimun serta beberapa kunjungan turisme di tempat lain pada kota Medan, tentunya akan meningkatkan kepariwisataan kota Medan sendiri.

Beranjak dari tema besar dan juga tema kelompok, kami juga diminta untuk membuat sebuah tema individual untuk menyelesaikan kasus proyek kelompok


(4)

sebuah bangunan rumah sakit yaitu rumah sakit Martha Friska yang ada menyewa sebagian lahan yang akan menjadi lokasi kasus proyek kami. Adanya akses untuk pengguna sepeda motor melewati jembatan tersebut untuk mencapai jalan Brigjend Katamso dari kompleks Multatuli Indah. Melihat keadaan ini perancang memutuskan untuk membuat judul tema perancang "The Guardian of Deli Sultanate's Gift"

Ide dari tema ini awalnya melihat kondisi Istana Maimun yang sangat memprihatinkan pada finishing bangunan tidak terawat serta lahan pada site kami tidak dihargai dan dipakai dengan semena-mena seakan tidak ada yang menjaga. Maka perancang menggunakan kata "Guardian" yang mana artinya penjaga, pelindung, sedangkan kata "Gift" itu sendiri berasal dari kata "Maimoon". Kata Maimoon berasal dari bahasa arab yang artinya beruntung atau berkah. Kata berkah kemudian perancang ubah menjadi bahasa inggris menggunakan kata "Gift" dimana kata gift artinya hadiah,pemberian atau bakat, namun perancang menggangap berkah itu adalah sebuah pemberian oleh Maha Kuasa maka dari itu perancang memutuskan untuk menggunakan kata "Gift" daripada kata "Blessing".

Sesuai dengan tema perancang, maka bangunan yang perancang rancang akan memberikan kesan seperti raja yang dijaga dan dikawal oleh pengawalnya. Dimana Istana Maimun itu perancang ilustrasikan sebagai seorang raja yang memiliki kekuasaan yang tinggi dan kedua bangunan yang akan dibangun akan seperti 2 pengawal yang mendampingi dan menjaga raja tersebut.


(5)

4

Adapun pendekatan arsitektur yang perancang pilih ialah pendekatan arsitektur minimalis serta kontekstual, kolaborasi 2 pendekatan ini memiliki tujuan untuk membuat sebuah bangunan yang rendah hati (humble) terhadap konteks sekitar yaitu Istana Maimun, bangunan yang akan dibangun terkesan lebih simple dan tidak terlalu mewah dan wow dibanding dengan arsitektur yang terkandung pada bangunan Istana Maimun. Istana Maimun sendiri memiliki ciri khas arsitektur India, Timur Tengah dan Eropa serta pendekatan arsitektur Islam yang cukup kental.

Pendekatan arsitektur minimalis juga memiliki teori yang terinspirasi dari kaidah zen garden di Jepang. Dimana konsep sederhana pada zen mengutarakan ide kebebasan dan intisari kehidupan (Pawson, 1996). Pada konsep zen bukan hanya memiliki nilai estestis, namun juga memiliki tanggapan yang mendalam terhadap kebenaran dari alam, kualitas material juga inti dari sebuah objek (Saito, 2007).

Terinspirasi dari konsep zen garden pada Sand Garden di kuil Ryoanzi, perancang juga membuat sebuah taman serta riverwalk sepanjang sisi muka sungai untuk menambah kesan yang mendalam seakan menyatu dengan alam, taman akan dirancang antara kedua bangunan baru. Dengan tujuan untuk dapat dinikmati oleh penginap hotel juga penghuni apartemen.

Dengan tema dan pendekatan arsitektur tersebut akan dijabarkan dengan 3 bagian yaitu bagian pembuka (prologue), pembahasan isi, penutup (epilogue). Adapun pada bagian prologue terdapat, latar belakang pengambilan tema, tujuan


(6)

pemrograman ruang. Pada bagian pembahasan (isi) terdapat draf proses kegiatan diskusi dan proses perancangan rancangan site plan, rancangan lansekap/ruang terbuka, rancangan aksesibilitas kenderaan maupun penjalan kaki, rancangan drainase dan pengelolahan limbah dan sampah, keamanan dan privasi, rancangan denah bangunan serta tampak bangunan, konsep struktur, mekanikal elektrikal, kenyamanan, tata aturan pada site, serta estimasi biaya pembangunan dan investasi pada bangunan. Dan pada bagian penutup (epilogue) terdapat kesimpulan dari proses perancangan yang mana akan menghasilkan sebuah rancangan final yang berasal dari proses yang dilewati selama masa rancangan konseptual dan skematik pada kasus proyek dengan tema individual.