xxvii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kemandirian Belajar
a. Pengertian Kemandirian Belajar
Menurut Jacob Utomo 1990 : 108 kemandirian adalah mempunyai kecenderungan bebas untuk berpendapat. Kemandirian merupakan suatu
kecenderungan menggunakan kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan masalah secara bebas, progesif, dan penuh inisiatif. Dengan demikian seseorang
yang mempunyai kemandirian akan mampu bertanggung jawab dan tidak bergantung pada orang lain.
Senada dengan pendapat diatas, Moeliono dalam Rina Febriana dan Sarbiran 001: 57 mengatakan bahwa kemandirian adalah keadaan dapat berdiri
sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Dalam perkembangannya kemandirian muncul sebagai hasil proses belajar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya lingkungan, keluarga, sosial, dan lingkungan sekolah.
xxviii Keadaan mandiri tidak akan muncul dengan sendirinya bila seseorang
tidak belajar. Terlebih lagi kemandirian dalam belajar tidak akan muncul apabila mahasiswa tidak dibekali dengan ilmu yang cukup. Umar Tirtarahardja La
Sulo 2000 : 50 berpendapat bahwa kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsung lebih didorong oleh kemampuan sendiri,
pilihan sendiri dan bertanggung jawab sendiri dari pelajar. Sedangkan, Cole 1994 : 403 menegaskan bahwa dalam kemandirian
belajar mahasiswa dapat mengontrol kesadaran pribadi, bebas mengatur motivasi dan kompetensi, serta kecakapan yang akan diraihnya. Untuk mendapatkan hal
tersebut, dalam diri mahasiswa perlu adanya keahlian intelektual dan pengetahuan yang memungkinkan dirinya menyeleksi tugas-tugas kognitif serta afektif dan
efisien. Mahasiswa dapat mempelajari pokok bahasan materi kuliah tertentu dengan melihat karya koreografi tanpa bantuan atau dengan bantuan terbatas dari
orang lain. Pendapat Cole diatas didukung oleh pendapat Chickering Paulina Panen,
1994 : 5 – 10 yang berpendapat bahwa mahasiswa yang mampu belajar mandiri adalah mahasiswa yang dapat mengontrol dirinya sendiri, mempunyai motivasi
yang tinggi, yakin akan dirinya, mempunyai orientasi atau wawasan yang luas dan luwes. Biasanya mahasiswa yang luwes, mandiri dan tidak konformis akan dapat
belajar mandiri. Namun dukungan dan bimbingan dosen biasanya tetap diperlukan bagi mahasiswa ini. Dengan demikian, kompetensi yang menjadi tujuan dan hal
pokok yang menyebabkan terjadinya proses belajar belajar mengajar ditentukan sendiri oleh mahasiswa.
xxix
b. Ciri-ciri Kemandirian Belajar