Definisi Konsep Dasar Istirahat dan Tidur

BAB II PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Istirahat dan Tidur

2.1.1 Definisi

Kata ‘istirahat’ mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan atau menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan Asmadi, 2008. Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar Asmadi, 2008. Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat, Narrow 1967, yang dikutip oleh Potter dan Perry 1993, mengemukakan enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat, diantaranya: a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya. b. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau dimanapun. Juga termasuk ide-idenya diterima oleh orang lain. c. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan. d. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya. e. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukan. Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila semua karakteristik tersebut di atas dapat terpenuhi. Hal ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala kebutuhannya dapat diatasi dan adanya pengawasan maupun penerimaan dari asuhan keperawatan yang diberikan sehingga dapat memberikan kedamaian. Apabila pasien tidak merasakan enam kriteria tersebut di atas, maka kebutuhan istirahatnya masih belum terpenuhi sehingga diperlukan tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur, misalnya mendengarkan secara hati hati tentang kekhawatiran personal pasien dan mencoba meringankannya jika memungkinkan Alimul, 2006. Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda Tarwoto Wartonah, 2006. Tidur juga merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi Universitas Sumatera Utara individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup Asmadi, 2008. Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis dan kesehatan. Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut Asmadi, 2008: a. Aktifitas fisik minimal b. Tingkat kesadaran yang bervariasi c. Terjadi perubahan- perubahan proses fisiologis tubuh, dan d. Penurunan respons terhadap rangsangan dari luar. Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis, perubahan tersebut antara lain Amadi, 2008: a. Penurunan tekanan darah, denyut nadi. b. Dilatasi pembuluh darah perifer. c. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastroinstestinal. d. Relaksasi otot-otot rangka. e. Basal metabolisme rate BMR menurun 10-30

2.1.2 Fisiologi Tidur