Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR Potter Perry, 2005.
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin kardiovaskuler, respirasi dan muskuloskeletal. Tiap kejadian tersebut dapat
diidentifikasi atau direkam dengan electroencephalogram EEG untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan electromiogram EMG dan
electroculogram EOG untuk mengukur pergerakan mata Tarwoto Wartonah, 2006.
Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan
bangun. Reticular activating system RAS di bagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS
memberikan stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri emosi, proses pikir Tarwoto Wartonah, 2006.
Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS melepaskan katekolamin, misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan
serum serotonin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu bulbur synchronizing regional BSR. Bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari
keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbiks seperti emosi Tarwoto Wartonah, 2006.
Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha dalam posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada saat
itu BSR mengeluarkan serum serotonin Tarwoto Wartonah, 2006.
2.1.3 Tahapan Tidur
EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak, otot, dan aktivitas mata. Normalnya tidur dibagi menjadi dua yaitu non rapid eye
movement NREM dan rapid eye movement REM. Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur.
Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir Tarwoto Wartonah, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Tahapan tidur menurut Potter Perry 2005, yaitu : 1.
Tahapan tidur NREM a.
NREM tahap I a
Tingkat transisi b
Merespons cahaya c
Berlangsung beberapa menit d
Mudah terbangun dengan rangsangan e
Aktivitas fisik, tanda vital, dan metabolisme menurun f
Bila terbangun terasa sedang bermimpi b.
NREM tahap II a
Periode suara tidur b
Mulai relaksasi otot c
Berlangsung 10-20 menit d
Fungsi tubuh berlangsung lambat e
Dapat dibangunkan dengan mudah c.
NREM tahap III a
Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak b
Sulit dibangunkan c
Relaksasi otot menyeluruh d
Tekanan darah menurun e
Berlangsung 15-30 menit d.
NREM tahap IV a
Tidur nyenyak b
Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif c
Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun d
Sekresi lambung menurun e
Gerak bola mata cepat 2.
Tahapan tidur REM a.
Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM b.
Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25 dari tidur malamnya c.
Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi d.
Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi
Universitas Sumatera Utara
3. Karakteristik tidur REM
a. Mata
: cepat tertutup dan terbuka b.
Otot-otot : kejang otot kecil, otot besar imobilisasi
c. Pernapasan
: tidak teratur, kadang dengan apnea d.
Nadi : cepat dan reguler
e. Tekanan darah
: meningkat atau fluktuasi f.
Sekresi gaster : meningkat
g. Metabolisme
: meningkat, temperatur tubuh naik h.
Gelombang otak : EEG aktif i.
Siklus tidur : sulit dibangunkan
2.1.4 Siklus Tidur
Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode sebelum tidur, selama seseorang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap
berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10 hingga 30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tertidur, akan berlangsung satu
jam atau lebih Potter Perry, 2005.
Ketika seseorang tertidur, biasanya melewati 4 sampai 6 siklus tidur penuh, tiap siklus tidur terdiri 4 tahap dari tidur NREM dan satu periode dari tidur REM. Pola
siklus biasanya berkembang dari tahap 1 menuju ke tahap 4 NREM, diikuti kebalikan tahap 4 ke 3, lalu ke 2, diakhiri dengan periode dari tidur REM. Seseorang biasanya
mencapai tidur REM sekitar 90 menit ke siklus tidur Potter Perry, 2005.
Dengan tiap-tiap siklus yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek, dan memperpanjang periode REM. Tidur REM dapat berakhir sampai 60 menit selama
akhir siklus tidur. Tidak semua orang mengalami kemajuan yang konsisten menuju ke tahap tidur yang biasa. Sebagai contoh, orang yang tidur dapat berfluktuasi untuk
interval pendek antara NREM tingkat 2, 3, dan 4 sebelum masuk tahap REM. Jumlah waktu yang digunakan tiap tahap bervariasi. Perubahan tahap ke tahap cenderung
menemani pergerakan tubuh dan perpindahan untuk tidur yang dangkal cenderung terjadi tiba-tiba, dengan perpindahan untuk tidur nyenyak cenderung bertahap Closs,
1988 dalam Potter Perry, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Fungsi Tidur