Fisiologi Tidur Konsep Dasar Istirahat dan Tidur

individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup Asmadi, 2008. Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis dan kesehatan. Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut Asmadi, 2008: a. Aktifitas fisik minimal b. Tingkat kesadaran yang bervariasi c. Terjadi perubahan- perubahan proses fisiologis tubuh, dan d. Penurunan respons terhadap rangsangan dari luar. Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis, perubahan tersebut antara lain Amadi, 2008: a. Penurunan tekanan darah, denyut nadi. b. Dilatasi pembuluh darah perifer. c. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastroinstestinal. d. Relaksasi otot-otot rangka. e. Basal metabolisme rate BMR menurun 10-30

2.1.2 Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons Potter Perry, 2005. Selain itu, reticular activating system RAS dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional BSR, sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan system limbic. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR Potter Perry, 2005. Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin kardiovaskuler, respirasi dan muskuloskeletal. Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan electroencephalogram EEG untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan electromiogram EMG dan electroculogram EOG untuk mengukur pergerakan mata Tarwoto Wartonah, 2006. Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Reticular activating system RAS di bagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri emosi, proses pikir Tarwoto Wartonah, 2006. Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS melepaskan katekolamin, misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan serum serotonin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu bulbur synchronizing regional BSR. Bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbiks seperti emosi Tarwoto Wartonah, 2006. Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha dalam posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin Tarwoto Wartonah, 2006.

2.1.3 Tahapan Tidur