4. Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM. 5.
Kecemasan Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya. 6.
Alkohol Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah. 7.
Obat-obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
a. Diuretik
: menyebabkan insomnia b.
Antidepresan : menyupresi REM
c. Kafein
: meningkatkan saraf simpatik d.
Narkotika : menyupresi REM
2.2 Gangguan Tidur
2.2.1 Pengertian Gangguan Tidur
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari
ketiga masalah berikut: insomnia adalah gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari
Naylor dan Aldrich, 1994, dalam Potter Perry, 2005.
2.2.2 Klasifikasi Gangguan Tidur
Klarifikasi gangguan tidur menurut Potter Perry 2005, yaitu: 1.
Insomnia Insomnia adalah suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang
adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur. Insomnia ini terbagi menjadi dua jenis yaitu: pertama initial insomnia yang
merupakan ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur, karena selalu terbangun pada malam hari dan ketiga terminal insomnia merupakan ketidakmampuan
untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari Alimul, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2. Apnea Tidur
Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur Potter
Perry, 2005. Ada tiga jenis apnea tidur: apnea sentral, obstruktif, dan campuran yang
mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif, dan campuran yang mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif.
Bentuk yang paling banyak terjadi, apnea tidur obstruktif obstructive sleep apneaOSA, terjadi pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorokan rileks
pada saat tidur. Jalan napas atas menjadi tersumbat sebagian atau seluruhnya, dan aliran udara pada hidung berkurang hipopnea atau berhenti apnea selama 30 detik
Guilleminault, 1994. The National Commission on Sleep Disorders Research 1993, memperkirakan bahwa 18 juta orang di Amerika Serikat memenuhi kriteria diagnostik
untuk OSA. Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki tidur dalam yang
signifikan. Selain itu banyak juga terjadi keluhan mengantuk yang berlebihan di siang hari, serangan tidur, keletihan, sakit kepala di pagi hari, dan menurunnya gairah seksual.
3. Narkolepsi
Keadaan yang tidak dapat dikendalikan untuk tidur seperti seseorang dapat tidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, dan lain-lain Alimul, 2012.
4. Deprivasi Tidur
Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat insomnia. Penyebabnya dapat mencakup penyakit misalnya, demam, sulit bernapas,
atau nyeri, stres emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan misalnya asuhan keperawatan yang sering dilakukan dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait
dengan waktu kerja. Deprivasi tidur melibatkan penurunan kuantitas dan kualitas tidur serta ketidak
konsistenan waktu tidur. Apabila tidur mengalami gangguan atau terputus-putus, dapat terjadi perubahan urutan siklus tidur normal dant terjadi deprivasi tidur kumulatif.
5. Parasomnia
Parasomnia adalah kumpulan dari penyakit yang dapat mengganggu pola tidur seperti somnambulisme berjalan-jalan dalam tidur yang banyak terjadi pada anak-anak
dalam tahap III dan IV dari tidur REM Alimul, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Asuhan Keperawatan pada Masalah Istirahat dan Tidur