56 dan spesimen F3 dengan komposisi 19 tempurung kelapa + 15 serbuk aluminium + 60
resin phenolic + 6 katalis,sebagai spesimen yang paling lunak. Dari tiga spesimen F3 tersebut diambil nilai rata-ratanya yaitu, 11.78 HRL.
Gambar 4.8 Spesimen Uji Kekerasan
Dari gambar spesimen uji kekerasan diatas nilai rata-rata spesimen F1 yaitu, 100.83
HRL, nilai rata-rataspesimen F2 yaitu, 73.68 HRL, dan nilai rata-rata spesimen F3 yaitu, 11.78 HRL.
4.2.2 Pengujian laju keausan
Pengujian laju keausan merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui laju keausan pada benda ujispesimen .Pada penelitian ini dilakukan pengujian keausan
dengan metode pin on disk dengan standart ASTM G99-04 pada pengujian ini spesimen mengalami keausan abrasive dengan pembebanan 1kg dan di berikan kecepatan yang
konstan 180 rpm dan waktu 600 detik 10 menit adapun perhitungan keausan dinyatakan dengan jumlah kehilangan pengurangan spesimen tiap satuan luas kontak dan lama
pengausan Victor Malau dan Adhika Widyaparaga , 2008. Laju Keausan dinyatakan Spesimen F3
Spesimen F2 Spesimen F1
Universitas Sumatera Utara
57 dengan :
� =
�0−�1 � .�
Pada specimen F1-A dengan komposisi 51 tempurung kelapa + 5 serbuk aluminium + 40 resinphenolic + 4 katalis memiliki berat awal 28.32 gram , berat setelah pengausan
28.30 gram dan luas bidang kontak pengausan 141,3mm.
Maka
� =
28.32 −28.30
141 ,3 X 600 = 1.17 x 10
-7
grammm
2
.detik Hasil rata-rata laju keausan pada komposisi spesimen F1-A sampai F1-C yaitu, 1.96 x 10
-7
grammm
2
.detik. Hasil rata-rata laju keausan pada komposisi spesimen F2-A sampai F2-C yaitu, 3.14 x 10
-7
grammm
2
.detik. Hasil rata-rata laju keausan pada komposisi spesimen F3-A sampai F3-C yaitu, 6.68 x 10
-7
grammm
2
.detik.
Uji Keausan grammm
2
.detik
Gambar 4.9 Grafik Rata-rata Laju Keausan
0,00E+00 2,00E-07
4,00E-07 6,00E-07
8,00E-07
F1 F2
F3 1,96E-07
3,14E-07 6,68E-07
Rata-rata Laju Keausan
F1 F2
F3
Universitas Sumatera Utara
58 Dari grafik rata-rata laju keausan diatas dapat diketahui laju keausan yang paling
rendah yaitu, 1.96 x 10
-7
grammm
2
.detik terdapat pada specimen F1 dengan komposisi 51 tempurung kelapa + 5 serbuk aluminium + 40 resinphenolic + 4 katalis, dan laju
keausan yang paling tinggi yaitu 6.68 x 10
-7
grammm
2
.detik terdapat pada specimen F3 dengan komposisi 19 tempurung kelapa + 15 serbuk aluminium + 60 resin phenolic +
6 katalis. Keausan yang paling rendah merupakan keausan yang terbaik, karena semakin rendah nilai keausannya maka semakin bagus kualitasnya. Pada penelitian ini nilai kekerasan
tertinggi berada pada spesimen F1 begitu juga nilai keausan terendah pada spesimen F1.
Gambar 4.10 Spesimen Uji Keausan
Dari gambar laju keausan diatas terlihat jelas bahwa spesimen F3 yang paling dalam dan lebar laju keausanya dari antara spesimen F1dan F2. dan pada spesimen F1 terlihat
sedikit pemakanan laju keausannya. Nilai rata-rata laju keausan specimen F1 yaitu, 1.96 x 10
- 7
grammm
2
.detik, nilai rata-rata laju keausanspecimen F2 yaitu, 3.14 x 10
-7
grammm
2
.detik dan, nilai rata-rata laju keausanspecimen F3 yaitu, 6.68 x 10
-7
grammm
2
.detik.
A B
C
Spesimen F2
Spesimen F3 Spesimen F1
Universitas Sumatera Utara
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil pengujian kekerasan dan keausan yaitu :
1. Sifat mekanik komposit material alternatif kampas rem sepeda motor non-asbestos
dengan komposisi 51 tempurung kelapa + 5 serbuk aluminium + 40 resinphenolic + 4 katalis atau spesimen F1 memiliki tingkat kekerasan yang paling tinggi yaitu,
100.83 HRL, dan memiliki tingkat keausan yang paling rendah yaitu, 1.96 x 10
-7
grammm
2
.detik 2.
Komposisi 51 tempurung kelapa + 5 serbuk aluminium + 40 resinphenolic + 4 katalis atau spesimen F1 merupakan komposisi material yang terbaik untuk bahan
kampas rem sepeda motor non-asbestos, karena nilai kekerasannya paling tinggi dan nilai keausannya paling rendah.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang perlu di perhatikan pada penelitian selanjutrnya antara lain :
1. Sebaiknya bahan komposisi untuk penelitian selanjutnya di cari yang lebih
bervariasi dan lebih inovatif. Bahan yang selama ini tidak terpakai menjadi terpakai dan berguna untuk bahan komposit kampas rem, sekaligus untuk mengurangi limbah
pabrik. 2.
Penelitian ini hanya terbatas pada pengujian kekerasan dan keausan. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan pada pengujian yang lain seperti uji tarik.
Universitas Sumatera Utara