kadar PCT 1,5 ngml pada pasien PK yang terinfeksi Legionella memiliki risiko kematian dan kebutuhan akan fasilitas rawatan ICU yang tinggi Schuetz P dkk,
2009. Schuetz dkk mencoba membandingkan kenaikan CRP, lekosit dengan
PCT dalam menilai risiko kematian dalam 90 hari. Hasilnya, PCT memiliki akurasi yang lebih baik akan tetapi antara pasien yang meninggal dengan yang
selama, tidak dijumpai rentang range yang besar. Sedangkan jika PK dibagi sesuai dengan derajat keparahan, maka didapatkan rentang nilai PCT yang besar
Schuetz P dkk, 2009. Peran PCT sebagai prognostik tidak hanya pada PK. Di Indonesia,
C. Martin Rumende dalam disertasinya membandingkan PCT dengan Lipopolysaccharide-Binding Protein LBP sebagai prognostik pasien dengan
ventilator associated pneumonia VAP yang dirawat di ruang rawat intensif di RSCM. Hasilnya, PCT lebih sensitif dibanding LBP 80 – 81,3 Vs 60 – 73
dalam menentukan kematian pasien VAP, akan tetapi keduanya memiliki spesifisitas yang rendah 25 – 30 . Disimpulkan bahwa peningkatan PCT dapat
menjadi petunjuk adanya respon tubuh terhadap infeksi bakteri oleh makrofag yang aktif sedangkan LBP yang dihasilkan oleh sel alveoli tipe 2 lebih
menunjukkan beratnya keterlibatan paru. Jika kedua biomarker ini digabungkan, sensitifitasnya akan meningkat menjadi 88,5–96,3 dengan spesifisitas 53,2–
66,7 untuk menentukan prognostik pasien VAP Rumende CM dkk, 2006.
2.5. Skor Klinis Pneumonia
Meskipun sistem untuk memeriksa keparahan penyakit dan resiko kematian pada PK telah ada dan dipakai secara luas seperti PSI, PORT sistem
CURB 65, namun sistem tersebut terlalu rumit untuk digunakan dalam praktek sehari-hari sehingga diperlukan biomarker yang potensial dapat memberikan
informasi mengenai prognosis yang setara dengan sistem skoring yang telah ada
Mikaeilli H dkk, 2009; Crain MC dkk, 2010.
Penilaian derajat keparahan pneumonia merupakan komponen penting dalam tatalaksana PK. Hal ini membuat munculnya berbagai sistem skoring PSI,
CURB-65, modified ATS m-ATS dsb. Beberapa studi di Amerika Serikat dan Inggris telah mengeksplorasi berbagai faktor yang dapat memprediksi kematian
Universitas Sumatera Utara
pada pasien rawat inap dengan PK, skor CURB-65 dan PSI adalah sistem penilaian yang paling umum digunakan untuk memprediksi mortalitas Mandell
LA dkk, 2007. 2.6. Skor CURB-65
CURB-65, juga dikenal sebagai CURB kriteria, merupakan aturan prediksi klinis yang telah divalidasi untuk memprediksi kematian pada pneumonia
komunitas Lim WS dkk,2009. Skor CURB-65 Tabel 2.6.1. diperkenal oleh
British Thoracic Society BTS pada tahun 2003 yang melibatkan 12.000 penderita pneumonia, terdiri atas 5 kategori yang dihubungkan dengan risiko
kematian dalam 30 hari. Skor 0-1 masuk dalam kategori skor kematian rendah dimana skor 0= 0,7 dan skor 1= 3,2. Skor 2= 13 masuk kategori risiko
kematian sedang dan skor 3 masuk dalam skor kematian tinggi 3= 17, 4= 41,5 dan 5= 57. Kemampuan prediksi dari skor ini hampir sama dengan PSI
yaitu dengan AUC: 0,73 -0,83. Keunggulan CURB-65 terletak pada variabel yang digunakan lebih praktis dan mudah diingat. ATS dalam guideline PK yang terbaru
menyadari kompleksitas dari skor PSI dan merekomendasikan penggunaan CURB-65 Singanayagam A dkk, 2009; Mandell LA dkk, 2007.
Tabel 2.6.1. Skor CURB-65
Clinical Factor Points
C Confusion
1
U Blood urea nitrogen or = 20 mgdl
1
R Respiratory rate or = 30 breaths min
1
B
Systolic BP 90 mm Hg or Diastolic or = 60 mm Hg 1
65 Age or 65
1
Total Score
Mortality Risk Level
Suggested Site-of-Care
0,6 Low
Outpatient
1 2,7
Low Outpatient
2 6,8
Moderate Short inpatient supervised outpatient
3 14,0
Moderate to High Inpatient
4 or 5 27,8
High Inpatient ICU
Dikutip dari : QJ Med, 2009; 102:379-388.
Universitas Sumatera Utara
Baik skor PSI maupun CURB-65 sama-sama memiliki kelemahan yang sama, yaitu masih bergantung pada hasil pemeriksaan laboratorium. Keadaan ini
melahirkan skor CRB-65 yang menghilangkan unsur ureum. Manfaat dari skor CRB-65 ini adalah dapat digunakan oleh dokter umum di tingkat layanan primer.
Skor ini dikatakan memiliki peforma yang sama dengan PSI dan CURB-65 dengan AUC: 0,69 – 0,78. Sayangnya, penggunaan skor ini belum teruji dengan
jumlah sampel yang besar seperti pendahulunya sehingga validasinya masih perlu diuji Singanayagam A dkk, 2009; Bont J dkk, 2008.
2.7. Sepsis Akibat Pneumonia Komunitas