- SIRS : respon tubuh terhadap inflamasi sistemik, ditandai dua atau lebih
keadaan berikut : 1. Suhu 38ºC atau 36ºC
2. Takikardia HR 90 kalimenit 3. Takipneu RR 20 kalimenit atau PaCO2 32 mmHg
4. Lekosit darah 12.000µL, 4.000µL atau netrofil batang 10
- Sepsis
: SIRS yang dibuktikan atau diduga penyebabnya kuman. -
Sepsis berat : Sepsis yang disertai dengan disfungsi organ, hipoperfusi atau
hipotensi termasuk asidosis laktat, oliguria dan penurunan kesadaran. -
Syok sepsis : Sepsis dengan hipotensi meskipun telah diberikan resusitasi
cairan secara adekuat, bersama dengan disfungsi organ. -
Hipotensi : tekanan darah sistolik 90 mmHg atau berkurang 40 mmHg
dari tekanan darah normal pasien. -
Multiple Organ Dysfunction Syndrome: Disfungsi dari satu organ atau lebih,
memerlukan intervensi untuk mempertahankan homeostasis Purba, 2010; Carol dkk, 2003.
Dremsizov, dkk melakukan studi untuk menilai kemampuan SIRS dalam memprediksi terjadinya sepsis, sepsis berat dan kematian pada pasien PK. Hasil
yang didapat antara lain bahwa 50 dari penderita PK yang dirawat akan jatuh ke sepsis. Selain itu, jika dibanding dengan PSI, kriteria SIRS tidak lebih baik
dalam memprediksi perburukan sepsis pada PK. Implikasi klinis dari studi ini adalah dapat digunakannya PSI bukan hanya untuk skor prognosis tetapi juga
sebagai petunjuk adanya disfungsi organ Rosner MH dkk, 2009.
Dalam Infectious Disease Society of American IDSA dan American Thoracic Society Guidlines ATS, 2007 menunjukkan bahwa penyebab PK
terbanyak disebabkan bakteri Gram positif oleh kuman Streptococcus Pneumonia. Sedangkan kuman patogen penyebab PK lainnya mencakup Hemophilus
Influenza, Mycoplasma Pneumoniae, Chlamydia Pneumoniae, Staphylococcus
2.8. Kultur Sputum
Universitas Sumatera Utara
Aureus, Streptococcus Pyogenes, Neisseria Meningitides, Moraxella Catarrhalis, Klebsiella Pneumoniae, Legionella sp dan batang gram negatif lainnya.
Menurut British Thoracic Society Guidlines BTS, 2009 menyatakan bahwa kuman patogen penyebab PK yang banyak ditemukan, yaitu Streptococcus
Pneumonia dan diikuti kuman patogen lainnya Mycoplasma Pneumoniae, Chlamydia Pneumoniae dan kuman gram negatif lainnya. Di Asia Tenggara,
Streptococcus Pneumonia juga paling sering ditemukan kemudian diikuti Chlamydia Pneumoniae dan bakteri gram negatif Wattanathum dkk, 2003.
Di Cina kuman patogen Streptococcus Pneumoniae paling banyak ditemukan lalu kuman-kuman lainnya seperti Mycoplasma Pneumoniae dan H
Influenza Huang HH dkk, 2006. Begitu juga di Jepang, Streptococcus Pneumonia paling umum ditemukan dan diikuti oleh H Influenza Saito A dkk,
2006. Penelitian PK rawat inap di Asia misalnya Indonesia atau Malaysia mendapatkan patogen yang bukan Streptococcus Pneumoniae sebagai penyebab
tersering PK, antara lain Klebsiella Pneumoniae Dahlan Z, 2009
2.9. Kultur Darah
Kultur darah dianjurkan untuk semua pasien pada PK sedang dan berat, sebaiknya dilakukan pemeriksaan sebelum pemberian terapi antibiotik dimulai.
Jika diagnosis PK telah pasti dikonfirmasi dan pasien dengan keparahan PK ringan tanpa komorbiditas penyakit, kultur darah boleh tidak dianjurkan. Kultur
darah dapat membantu untuk mengidentifikasi bakteremia dan patogen resisten, dimana kuman Streptococcus Pneumoniae menjadi patogen yang paling umum
yang diidentifikasi BTS, 2009. ATS dan IDSA merekomendasikan indikasi kuat untuk kultur darah pada
PK berat. Pasien dengan PK berat lebih mungkin terinfeksi dengan kuman patogen selain Streptococcus Pneumoniaee,termasuk Staphylococcus Aureus,
PseudomonasAeruginosa, dan gram-negatif lainnya. Kultur darah yang positif pada Pneumonia hanya pada 5-16 kasus.Dimana kuman patogen yang paling
umum ditemukan adalah Streptococcus Pneumoniae ATS, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Christ-Crain M dkk 2006 medapatkan bahwa adanya bakteri patogen di dalam darah bloodstream infection BSI erat kaitannya terhadap tingginya
mortalitas pasien sepsis. Keadaan ini disebabkan terlambatnya pemberian antibiotik yang seharusnya sudah dapat dimulai saat awal pasien masuk.
Umumnya antibiotik diberikan pada pasien dengan gejala infeksi yang nyata demam dan leukositosis, yang sensitifitas dan spesifisitasnya rendah dan jika
harus menunggu hasil kultur akan memperpanjang masa penundaan pemberian antibiotik.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL