Klasifikasi Jalan LANDASAN TEORI

kecepatan kendaraan yang akan melalui jalan tersebut, karena jika dalam perencaraan awal jalan sudah mengalami kesalahan maka saat evaluasi dilakukan secara otomatis geometri jalan yang salah tidak memenuhi standar kecepatan rencana dalam ketetapan pemerintah. Standar kecepatan rencana berdasarkan klasifikasi jalan dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Klasifikasi jalan No Klasifikasi Jalan Kecepatan rencana kmjam Lebar Badan jalan minimum meter 1 Arteri primer 60 11 2 Kolektor primer 40 9 3 Arteri sekunder 30 11 4 Kolektor sekunder 20 9 5 Lokal Primer 20 7,5 6 Lingkungan primer 15 6,5 7 Lokal sekunder 10 7,5 8 Lingkungan sekunder 10 6,5 Sumber: UULLAJ No. 22, 2009

B. Ketentuan Jalan

Penentuan kriteria dan klasifikasi jalan yang akan direncanakan ditentukan berdasarkan ketentuan pokok dan dasar perencanaan. Jalan yang akan dibangun adalah jalan antar kota. Keriteria dan klasifikasi tersebut adalah: 1. Kriteria: kelas jalan, stationing titik A, koordinat titik A, azimuth titik A, dan elevasi muka jalan di titik A. 2. Klasifikasi jalan ditentukan berdasarkan kelas jalan dan parameter-parameter berikut: a. Kecepatan rencana Vr b. Lebar Rumija c. Lebar perkerasan ½ lebar perkerasan = B ; lebar normal = Wn d. Jumlah lajur n e. Lebar bahu f. Lereng melintang perkerasan g. Lereng melintang bahu h. Kemiringan tikungan max i. Jari-jari lengkung minimal R min j. LHR Lalu lintas harian rata-rata k. Landai relatif 1m

C. Alinemen Horisontal

Alinemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal yang dikenal juga dengan nama situasi jalan atau trase jalan. Alinemen horizontal terdiri dari garis- garis lurus yang menghubungkan dengan garis lengkung, garis lengkung horisontal adalah bagian lengkung dari jalan yang ditempatkan di antara dua garis lurus untuk mendapatkan perubahan jurusan yang bertahap. Dalam merencanakan alinemen horizontal perlu diketahui hubungan antara kecepatan rencana dengan lengkung dan hubungan keduanya dengan superelevasi. 1. Perhitungan Klasifikasi Medan Perhitungan klasifikasi medan ada dua macam yang harus dihitung dan dirata-rata untuk menentukan jenis klasifikasi medan tersebut. a. Terhadap as jalan atau trase jalan yang direncanakan B A C E D x y y x x Gambar 3.1. Gambar kemiringan memanjang trase jalan Sumber: Modul Praktikum Perancangan Jalan UMY, 2016

Dokumen yang terkait

EVALUASI GEOMETRIK JALAN BERKAITAN DENGAN TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALAN RAYA SURABAYA – BLITAR KM. 114 – KM. 121

10 46 17

AUDIT KESELAMATAN JALAN (STUDI KASUS JALAN LAKSDA ADI SUTJIPTO KM 7,5 SIMPANG BABARSARI SAMPAI KM 12 YOGYAKARTA)

0 3 98

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN DI YOGYAKARTA ROAD SAFETY INSPECTION IN YOGYAKARTA (Studi Kasus : Jalan Wates-Yogyakarta KM 5 sampai dengan KM 10)

7 25 71

EVALUASI GEOMETRIK JALAN (Studi Kasus Ruas Jalan Pembangkit Listrik Bumi PT. Sarula Operation EVALUASI GEOMETRIK JALAN (Studi Kasus Ruas Jalan Pembangkit Listrik Bumi PT. Sarula Operation Limited Sumatera Utara STA 0+000 Sampai STA 1+656).

1 6 16

EVALUASI GEOMETRIK JALAN ( Studi Kasus Ruas Jalan Nioga – Gubume, Kabupaten Puncak Jaya, Papua EVALUASI GEOMETRIK JALAN ( Studi Kasus Ruas Jalan Nioga – Gubume, Kabupaten Puncak Jaya, Papua STA 0+000 Sampai STA 3+500 ).

0 2 13

KAJIAN TEKNIS DAN FUNGSI JALAN MATARAM, YOGYAKARTA KAJIAN TEKNIS DAN FUNGSI JALAN MATARAM, YOGYAKARTA.

6 14 19

EVALUASI PENERANGAN JALAN (Studi Kasus : Jalan Wonosari Km 14 – Km 17, Kabupaten Bantul, DIY) EVALUASI PENERANGAN JALAN (Studi Kasus : Jalan Wonosari Km 14 – Km 17, Kabupaten Bantul, DIY).

0 2 11

PENDAHULUAN EVALUASI PENERANGAN JALAN (Studi Kasus : Jalan Wonosari Km 14 – Km 17, Kabupaten Bantul, DIY).

0 2 5

TINJAUAN PUSTAKA EVALUASI PENERANGAN JALAN (Studi Kasus : Jalan Wonosari Km 14 – Km 17, Kabupaten Bantul, DIY).

0 4 4

ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10 ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10.

0 2 18