20
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan JPOK UTP Surakarta, merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang mempunyai tujuan untuk mencetak tenaga pendidikan guru olahraga dan pelatih yang professional. Dalam pelaksanaan perkuliahan, para
mahasiswa mendapat mata kuliah teori dan praktek berbagai macam cabang olahraga dan diisiplin ilmu pengetahuan yang mendukung dalam kegiatan
olahraga. Sebagai calon pendidik dan pelatih harus mengetahui berbagai aspek
yang mendukung aktivitas gerak atau kegiatan olahraga. Melalui perkuliahan diharapkan para mahasiswa menjadi tenaga dan pendidik yang siap pakai sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Perkembangan dan kemajuan zaman menuntut tenaga-tenaga pendidik dan pelatih yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang baik, sehingga kualitas pendidikan di Indonesia dapat lebih maju sesuai yang diharapkan.
Salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh mahasiswa JPOK FKIP UTP adalah atletik. Atletik adalah cabang olahraga yang wajib dan harus
dipahami, dikuasai baik secara teori maupun praktek. Semua mahasiswa dituntut mampu menguasai nomor-nomor atletik dan mampu mengajar dan menjadi
pelatih atletik yang professional dengan baik dan benar. Salah satu nomor atletik
21 yang harus dikuasai adalah nomor lempar. Salah satu nomor lempar yang harus
dikuasai adalah lempar lembing. Lempar lembing adalah salah satu nomor perlombaan dalam kelompok
lempar di dalam cabang olahraga atletik. Di dalam olaraga lempar lembing terdapat 2 macam gaya, yaitu: gaya jengket hop style dan gaya langkah silang
cross. Lembing gaya jengket relatif lebih mudah dilakukan karena untuk membentuk gaya hop tidak memerlukan teknik gerakan yang sulit, cukup satu kali
berjingkat dari kaki kanan dan lembing sudah dapat dilemparkan. Lain halnya dengan gaya langkah silang yang memiliki teknik gerakan yang lebih sulit karena
memerlukan langkah silang berkali-kali dan menjaga agar tidak kehilangan kecepatan awalan untuk menghasilkan gaya tersebut maka diperlukan latihan yang
teratur, maka seseorang akan dapat mempelajari teknik gaya cross dengan baik. Menurut IAAF 1993:116-119, teknik-teknik dasar yang harus
dipahami dalam
lempar lembing
adalah: 1
Awalan, 2
Tahap transisiperpindahan, 3 Tahap akhir, 4 Lemparan.
Untuk mendapatkan suatu hasil belajar lempar lembing yang maksimal ada beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah pendekatan pembelajaran dan
persepsi kinestetik, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran bagian dan keseluruhan.
Pendekatan pembelajaran bagian dilakukan dengan cara bagian-bagian dari gerakan lemparan lembing. Lemparan lembing dibagi menjadi 6 bagian
yaitu: 1 Bagaimana cara memegang lembing yang benar, 2 Bagaimana cara menarik lembing kebelakang yang benar, 3 Bagaimana gerakan kaki
22 kanan,tungkai dan bahu yang benar, 4 Bagaimana cara melakukan gerak dasar
lemparan, 5 Bagaimana cara mengkombinasikan langkah-silang dengan lemparan, 6 Bagaimana cara mempelajari lima langkah lempar terakhir, dengan
mula-mula berjalan, kemudian dengan lari kecil, kemudian dengan lari dan terakhir disambung dengan lari awalan lempar. Pendekatan pembelajaran bagian
akan sesuai jika keterampilan yang dipelajari dalam suatu gerakan tergolong sukar dan rumit sehingga dibutuhkan penguasaan gerak dari setiap bagian sebelum
dirangkai menjadi suatu pola teknik secara keseluruhan. Hasil belajar lempar lembing khususnya gaya cross mahasiswa putera
JPOK FKIP UTP Surakarta dipandang masih kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari prestasinya mahasiswa yang sangat minim baik ditingkat regional
maupun nasional, lebih-lebih internasional. Hal ini dikarenakan mahasiswa hanya mengejar target kelulusan mata kuliah lempar lembing.
Hasil belajar lempar lembing gaya cross mahasiswa putera JPOK FKIP UTP Surakarta selama ini masih perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan
prestasinya harus melalui latihan yang intensif dan terprogram dengan baik. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam menyusun program latihan adalah menentukan
dahulu tujuan latihan atas target yang ingin dicapai. Dengan adanya tujuan atau sasaran latihan yang akan dapat dicapai hal yang sesuai dengan apa yang
diharapkan. Latihan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing, tentunya harus bersifat khusus, yaitu khusus mengembangkan unsur-
unsur yang diperlukan dalam lempar lembing gaya cross.
23 Dalam melakukan latihan lempar lembing selain mengunakan pendekatan
pembelajaran bagian dan keseluruhan untuk menentukan keberhasilan dari tujuan yang akan dicapai, karena olahragawan juga ditutut memiliki insting atau perasaan
yang peka terhadap suatu keadaan. Kesadaran seorang pelempar dalam melakukan gerakan lempar lembing akan mempengaruhi pencapain hasil belajar lempar
lembing. Dari teknik awalan, tahap transisiperpindahan, tahap akhir, lemparan harus dilakukan dengan baik dan sadar, dimana seorang pelempar harus
mengetahui bagian-bagian tubuh yang terlibat dan konsentrasi yang baik. Dalam hal ini seorang pelempar harus mampu merasakan dan memprediksikan
bagaimana gerakan lempar lembing gaya cross dapat dilakukan dengan benar sehingga dapat mencapai jarak lemparan yang semaksimal mungkin. Kepekaan
kinestetik adalah kesadaran seseorang dalam melakukan gerakan atau aktivitas. Hal ini berarti, persepsi kinestetik yang dimiliki seorang pelempar akan dapat
mendukung pencapaian hasil belajar lempar lembing gaya cross. Menurut Sugiyanto dan Sujarwo 1992:227 bahwa, “Persepsi kinestetik mempunyai
peranan penting karena persepsi kinestetik unsur kemampuan fisik yang memungkinkan seseorang menyadari posisi tubuh dan gerakan yang sedang
dilakukan”. Berdasarkan analisis gerakan lempar lembing gaya crossmenyilang yang
telah dikemukakan di atas menunjukan bahwa pengaruh pendekatan pembelajaran khususnya pendekatan pembelajaran bagian,keseluruhan dan persepsi kinestetik
merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar lempar lembing gaya crossmenyilang. Untuk membuktikan hal tersebut perlu
24 dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara teori maupun melalui tes dan
pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut. Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa putera JPOK FKIP
UTP Surakarta . Mahasiswa putera JPOK FKIP UTP Surakarta merupakan mahasiswa baru, sehingga masih banyak diantara mereka yang belum menguasai
teknik lempar lembing gaya crossmenyilang. Belum diketahuinya perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan
persepsi kinestetik merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti, sehingga apakah benar ada pendekatan pembelajaran bagian,keseluruhan dan persepsi
kinestetik dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar lempar lembing gaya crossmenyilang. Inilah salah satu alasan pengambilan judul “Perbedaan Pengaruh
Pendekatan Pembelajaran Dan Persepsi Kinestetik Terhadap Hasil belajar Lempar Lembing Gaya crossmenyilang Pada Mahasiswa Putera Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Tunas Pembangunan Surakarta ”.
B. Perumusan Masalah