Hal-hal yang perlu dijauhi dalam berdoa Fungsi doa

2.3.2 Hal-hal yang perlu dijauhi dalam berdoa

Pertama, doa yang tidak rasional. Maksudnya berdoalah sesuai dengan keinginan dan keadaan kita bukan mengumbar khayalan yang dapat membuat kita merasa berat untuk melakukan hal-hal positif yang riil. Kedua, al-qunuth. Maksudnya kita sudah putus asa dahulu atau sudah merasa terlalu pesimistis bahwa doa kita sulit dikabulkan. Ibrahim berkata, “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang- orang yang sesat.” Ketiga, al- isti‟jal. Artinya kita mendikte Tuhan agar mengabulkan doa kita dalam waktu seperti yang kita inginkan Lalu jika itu tidak terjadi maka kita berputus asa, protes atau merasa sudah ditinggalkan oleh Allah. Kesimpulan demikian jika tidak dikontrol akan memudahkan setan masuk ke tubuh dan jiwa kita. Keempat, Makanan. Dalam ajaran agama, makanan tidak saja dipandang sebagai sesuatu material semata, melainkan jika sesuatu yang sangat spiritual. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu. QS. Al-Baqarah: 168. Hai orang-orang yang beriman Makanlah yang baik-baik dari apa-apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta bersyukurlah kepada Allah kalau betul- betul kamu berbakti kepada-Nya. QS. Albaqarah: 172. Kelima, dosa. Terkabulnya doa kita juga terkait dengan banyak sedikitnya dosa. Artinya, semakin banyak dosa yang kita lakukan, semakin jauhlah doa kita Universitas Sumatera Utara dari pengabulan Allah. Sebaliknya, semakin bersih jiwa kita dari berbagai macam dosa, semakin dekatlah doa kita dengan pengabulan Allah. Dan tinggalkanlah dosa yang tampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa kelak akan diberi pembalasan pada Hari Kiamat, disebabkan apa yang telah mereka kerjakan. QS. Al- An’am: 120.

2.3.3 Fungsi doa

Doa merupakan unsur yang paling esensial dalam ibadah. Muhammad Rosulullah saw.saw bersabda:”Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah SWT disbanding doa”. HR.Ahmad, Bukhori, Tirmidzi dan Nasai Sebab sebagaimana diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Anas ra., menurut Nabi saw. Doa adalah ibadah karena : a. Mematuhi perintah Allah SWT, yakni firman-Nya: “Berdoalah kamu kepada- Ku, niscaya Aku mengabulkan doamu; b. Doa merupakan cermin menghambakan diri kepada Allah SWT; c. Pengakuan, bahwa hanya Allah SWT yang Maha Berkuasa dan Maha Berkehendak, sehingga hanya Dia-lah yang dapat mengabulkan dan mewujudkan segala keinginan kita. Ada beberapa keutamaan yang akan kita peroleh dalam berdoa. a. Allah menyertai hamba-nya yang berdoa. Muhammad Rosulullah saw.bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman: “Aku selalu dalam Universitas Sumatera Utara persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku selalu bersamanya ketika ia berdoa kepada- Ku.” HR. Bukhori Muslim dari Abu Huroiroh ra b. Doa senjata orang mukmin , Muhammad Rosulullah saw. bersabda, “Doa adalah senjata orang mukmin, dan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi”. HR. Hakim dari Ali bin Abi Tholib ra. c. Doa menolak bencana, dan menolak tipu daya musuh. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, “Doa berguna terhadap apa saja yang telah menimpa seseorang, dan hal-hal yang belum turun kepadanya. Sesungguhnya bencana pasti akan turun, dan akan ditemui oleh doa. Lalu keduanya selalu bersaingan sampai hari kiamat”. HR Bazaar dan Thobroni dari Aisyah ra Maksudnya, bencana senantiasa mengintai manusia, dan semua itu dapat ditolak hanya dengan doa. Memanjatkan doa kepada Allah SWT, pertanda beriman kepada-Nya. Itulah sebabnya doa dikatakan sebagai tiang agama. Doa yang dipanjatkan oleh orang-orang beriman tersebut, jika diawali atau diakhiri dengan bacaan sholawat, akan dibawa naik oleh para malaikat. Maka tidak salah jika doa itu diibaratkan cahaya langit dan bumi.

2.3.4 Adab berdoa