5 dibantu dengan krim hormon perangsang pertumbuhan akar. Hal lain yang
perlu dilakukan adalah dengan menyiramkan air secara rutin serta kurangi cabang yang terlalu panjang dan banyak. Cangkokan dapat dipindah ke media
penanaman setelah 6-8 minggu. Kandungan kimia yang dimiliki tanaman marga Phaleria pada
umumnya memiliki aktivitas antimikroba. Aktivitas ini berkaitan dengan toksisitas kandungan racun tanaman yang cukup tinggi sebagai salah satu
bentuk dan mekanisme pertahanan diri. Dari sejumlah pengalaman eksperimental terbukti pula bahwa sebagian besar tanaman yang memiliki
aktivitas antimikroba pada umumnya juga menunjukkan potensi sebagai suatu anti kanker karena tosksitas yang dimilikinya tersebut dapat pula bekerja
terhadap fase tertentu dari siklus sel tumor. Golongan senyawa kimia dalam tanaman yang berkaitan dengan aktivitas antikanker dan antioksidan antara
lain adalah golongan alkaloid, terpenoid, polifenol, flavanoid, dan senyawa polifenol. Hasil pengujian tersebut menunjukkan adanya potensi antioksidan
dan antikanker dari ekstrak daging buah dan kulit biji mahkota dewa Phaleria macrocarpa Sceff Boerl.. Kenyataan tersebut memperkuat dugaan terhadap
aktivitas antikanker dan antioksidan yang ada pada tanaman selain pembuktian empiris yang telah ada Lisdawati, 2002 dalam Buys, 2004.
B. Perlakuan Pasca Panen Buah Mahkota Dewa
Setelah dipanen, setiap bagian pohon mahkota dewa, terutama yang berkhasiat obat, mendapat perlakuan tertentu. Perlakuan yang diberikan
meliputi penyortiran, pencucian, pemotongan, pengeringan, penyangraian, dan perebusan. Perlakuan-perlakuan ini sebaiknya segera diberikan setelah
mahkota dewa dipanen. Jangan ada penundaan waktu. Karena bila dilakukan penundaan dapat mempengaruhi keoptimalan khasiat mahkota dewa
Harmanto, 2005. Penyortiran merupakan kegiatan pemilahan bagian-bagian pohon
berkhasiat obat berdasarkan kualitasnya. Bagian pohon yang bersih dan tidak rusak oleh ulat atau hama dan penyakit yang dipilih. Setelah disortir, bagian-
bagian pohon yang terpilih dibersihkan menggunakan air mengalir.
6 Pengeringan mahkota dewa bisa dilakukan di bawah sinar matahari
ataupun menggunakan alat pengering. Pengeringan bisa dilakukan tanpa dipotong-potong terlebih dahulu buahnya. Atau agar buahnya cepat kering,
bisa dilakukan pemotongan terlebih dahulu menggunakan pisau stainless steel agar tidak terjadi reaksi kimia yang merugikan.
Setelah dirasa kering, ambilah bagian-bagian pohon yang dikeringkan itu. Sangrailah selama lebih kurang lima menit di atas api kecil. Penyangraian
ini berguna untuk mematikan bakteri-bakteri yang menempel. Bagian berkhasiat obat baru bisa digunakan jika sudah kering dan
sudah disangrai. Cara penggunaan yang umum dilakukan adalah dengan merebusnya terlebih dahulu. Air rebusan mahkota dewa ini rasanya pahit.
Yang paling pahit adalah rebusan cangkang buahnya. Dalam Gambar 3 berikut ini diberikan diagram alir proses perlakuan pasca panen buah mahkota dewa.
Gambar 3. Diagram alir proses pasca panen buah mahkota dewa. Harmanto, 2005
Penyortiran
Pencucian
Pemotongan
Pengeringan
Penyangraian
Perebusan
7
C. Sulfurisasi
Pada pengeringan sayur-sayuran dan buah-buahan, biasanya dilakukan perlakuan sulfurisasi yang bertujuan untuk mempertahankan mutu dari bahan
yang akan dikeringkan. Disamping itu, sulfurisasi juga bertujuan untuk melindungi bahan dari proses pencokelatan browning, baik secara enzimatis
maupun non-enzimatis. Senyawa kimia yang sering digunakan dalam proses sulfurisasi antara
lain sulfur dioksida, garam-garam natrium atau kalium dari sulfit, bisulfit atau meta bisulfit. Senyawa-senyawa tersebut sudah luas penggunaannya dalam
mencegah penurunan mutu yang ditimbulkan oleh mikroba maupun enzim.
D. Blanching