1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pengobatan alternatif di Indonesia masih menjadi pilihan yang cukup efektif bagi masyarakat yang menginginkan penyembuhan dengan tingkat
risiko relatif kecil. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengkonsumsi obat-obatan yang tidak mengandung zat kimia atau dengan
mengkonsumsi tanaman yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit. Menurut Harmanto 2005 mendefinisikan pohon atau tanaman obat
sebagai pohon yang salah satu, sebagian atau seluruh bagiannya mengandung zat atau bahan yang berkhasiat menyembuhkan penyakit. Dari definisi
tersebut, lebih kurang 940 jenis tanaman obat tumbuh di Indonesia. Mahkota dewa adalah salah satu jenisnya.
Mahkota dewa Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl. bisa ditemukan di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman
peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang memperkirakan tanaman ini
populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di sana memang bisa ditemukan tanaman ini.
Kulit dan daging buah mahkota dewa berkhasiat untuk mengobati penyakit flu, rematik sampai kanker rahim stadium satu. Meramu tanaman
obat membutuhkan waktu dan pengetahuan. Buah mahkota dewa tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara langsung sebab dapat mengakibatkan
bengkak di mulut, sariawan, mabuk, dan keracunan Harmanto, 2005. Pemanfaatan kulit dan buah dianjurkan dilakukan dengan cara merebus
buahnya terlebih dahulu. Mahkota dewa banyak dijumpai di pasaran dalam kemasan yang telah dikeringkan. Hal itu dimaksudkan agar lebih praktis dan
mampu disimpan dalam waktu yang lama. Untuk memperpanjang masa simpan produk pertanian seperti buah
mahkota dewa ini dapat dilakukan pengawetan dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan, dan pengeringan. Pengeringan yang dilakukan
pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan,
2 sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup mikroba
perusak yang ada di dalam bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa tersebut.
Untuk mendapatkan hasil pengeringan yang baik diperlukan pengetahuan tentang kadar air keseimbangan bahan yang akan dikeringkan,
yaitu kadar air yang berkeseimbangan dengan udara lingkungannya Henderson dan Perry, 1976. Kadar air keseimbangan yang diperoleh ini
berguna untuk mengetahui tingkat kadar air yang aman bagi penyimpanan produk kering dalam waktu yang lama. Di samping itu juga untuk mengetahui
kondisi operasi pengeringan pada tingkat suhu dan kecepatan aliran udara yang sesuai dengan pengeringan produk tersebut. Kondisi pengeringan yang
tepat akan menentukan mutu hasil pengeringan yang tinggi.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik pengeringan buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl. dengan cara
menentukan kadar air keseimbangan dan konstanta pengeringan pada berbagai tingkat suhu dan kecepatan udara pengering secara semi teoritis pada
pengeringan lapisan tipis buah mahkota dewa.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Buah Mahkota Dewa