Gambar 30. Penggunaan prinsip keseimbangan radial dalam komik
i. Prinsip Irama
Prinsip irama diwujudkan dalam kesan gerak yang timbul dari penyusunan atau perpaduan unsur-unsur rupa dalam sebuah komposisi. Irama dalam komik
karya ini dibagi menjadi dua yaitu, irama repetitif dan irama progresif. Irama repetitif atau perulangan bentuk banyak digunakan dalam
penggunaan garis lurus dalam komik ini. Irama ini dimanfaatkan untuk membentuk tekstur dan bayangan benda karena iramanya yang stabil dan
berkesan sederhana membuat gambar lebih nyaman dilihat dan mudah dimengerti. Irama progresif adalah perubahan bentuk unsur rupa tanpa perulangan, contoh
iramanya naik, turun, naik-turun atau sebaliknya. Irama ini banyak digunakan dalam penampilan efek suara sound lettering dalam komik. Irama ini sangat
cocok digunakan untuk menunjang ekspresi dari tokoh komik dan mendukung situasiadegan yang ditampilkan. Berikut beberapa contoh dari irama tersebut
yang terdapat dalam komik :
Gambar 31. Penggunaan irama repetitif dan progresif dalam komik
j. Prinsip Penekanan
Prinsip penekanan dapat terwujud dengan cara menonjolkan objek gambar yang ingin ditampilkan dengan tidak menonjolkan semua objek gambar yang ada.
Dalam karya komik ini penekanan dilakukan pada unsur teks dan gambar yang ingin ditonjolkan, dengan memberikan kontur garis yang lebih tebal dan
pemberian kecerahan warna yang lebih tinggi dari objek-objek gambar yang lainnya. Dengan cara tersebut penulis dapat membuat teks dan gambar utama
terlihat lebih fokus dari bagian gambar yang lain. Prinsip penekanan pun bertujuan memberikan kesan yang tidak monoton pada gambar sehingga gambar
terlihat menarik. Contoh penggunaan prinsip penekanan dapat dilihat pada setiap halaman pembuka cerita dan pada beberapa halaman isi. Berikut contoh
penggunaan prinsip penekanan dalam halaman isi komik :
Gambar 32. Penggunaan prinsip penekanan dalam komik
k. Prinsip Proporsi