III. MACAN DAHAN DAN TAPIR ASIA
3.1 Macan Dahan
Macan dahan yang terdapat di Sumatera Neofelis diardi diardi merupakan salah satu spesies mamalia besar yang terancam kepunahan. IUCN
telah memasukkan spesies satwa ini kedalam Redlist atau daftar spesies-spesies yang berada dalam bahaya kepunahan endangered pada tahun 2008. Di
Indonesia sendiri, pemerintah telah terlebih dahulu menetapkannya sebagai salah satu spesies satwa dilindungi melalui Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.
Gambar 3.1 Macan Dahan
Menurut sistematika hewan, macan dahan adalah mamalia yang termasuk ordo
Carnivora , family
Felidae , subfamili
Pantherinae , genus
Neofelis dan spesies
Neofelis diardi. Dalam hal ini dikenal ada beberapa subspesies macan dahan. Subspesies yang terdapat di Sumatera adalah diardi.
Macan dahan memiliki karakteristik yang khas berupa corak tubuh yang menyerupai awan sehingga disebut juga clouded leopard. Macan dahan termasuk
kedalam satwa yang memiliki sifat elusive yaitu suka menyembunyikan diri. Selain itu satwa yang hidup sendiri-sendiri soliter ini juga lebih banyak aktif
pada malam hari nokturnal. Ukuran tubuh macan tidak terlalu besar dengan panjang sekitar 95 cm dan berat badan tidak lebih dari 25 kg. Selain itu macan
dahan memiliki gigi taring yang terpanjang dalam famili Felidae, yaitu hingga 5 cm. Macan dahan juga memiliki ekor yang panjangnya melebihi panjang
tubuhnya. Ekor yang panjang ini berfungsi sebagai pengatur keseimbangan selama mereka memanjat dan berada di atas pohon.
3.2. Tapir Asia
Tapir Asia Tapirus indicus adalah salah satu spesies mamalia besar selain gajah dan badak yang bisa ditemui di Sumatera dan merupakan salah satu
dari empat jenis tapir yang ada di dunia. Tapir Asia hanya terdapat di Asia Tenggara. Penyebaran Tapir Asia terutama di Indonesia hanya sebatas di pulau
Sumatera, dimana satwa ini sekarang masih bisa ditemukan di tujuh dari delapan provinsi yang terdapat di pulau ini.
Berdasarkan Redlist IUCN 2011 satwa ini merupakan satwa yang terancam punah endangered dan termasuk pada golongan Appendix 1 CITES.
Selain itu menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, Tapir merupakan salah satu satwa yang dilindungi oleh negara.
Gambar 3.2. Tapir Asia
Tapir Asia mempunyai ciri-ciri yang khas berupa pelana berwarna putih yang terdapat pada sebagian tubuhnya Gambar 3.2. Sedangkan bagian tubuh
lainnya berwarna hitam kecuali ujung telinga yang berwarna putih seperti jenis tapir lain. Pola warna yang seperti ini berguna untuk kamuflase ketika berada di
habitat alaminya. Seperti jenis tapir lainnya, satwa ini memiliki ekor dan belalai yang pendek dan lentur berfungsi sebagai alat yang sangat sensitif. Alat ini tidak
hanya berfungsi sebagai indera penciuman melainkan juga membantu mempersepsi lingkungan sekitar, seperti membantu indera penglihatan. Jejak kaki
tapir sangat mirip dengan jejak kaki badak yang membedakannya adalah kaki
depannya mempunyai empat kuku tetapi pada kaki belakangnya hanya terdapat tiga kuku saja.
Ukuran tubuh Tapir Asia merupakan yang terbesar dari tiga spesies tapir lainnya dengan panjang tubuh berkisar 1,8 m hingga 2,4 m, tinggi tubuh 90-110
cm dan berat badannya bisa mencapai 500 kg. Tapir merupakan satwa yang sangat pemalu elusive, suka bersembunyi
dan biasanya bergerak pada malam hari nokturnal. Meskipun binatang ini bentuknya kelihatan canggung, tetapi tapir merupakan hewan yang lincah dimana
mereka adalah pendaki-pendaki yang sangat kuat.
IV. TEORI PENGGUNAAN KAMERA PERANGKAP