Pengertian Psikologi Hukum Psikologi Hukum

Dengan demikian, psikologi sering diartikan dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia “Human Behaviour” maka dalam kaitannya dengan studi hukum. Ia akan melihat hukum sebagai salah satu dari pencerminan perilaku manusia. 1

2.2 Pengertian Hukum

Hukum adalah peraturan-peraturan bersifat memaksa yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan hukuman. J.C.T. simorangkir dan Woerjono Sastropranoto J.C.T. simorangkir dan Woerjono Sastropranoto melihat hukum dari segi formal atau landasan yuridis terbentuknya hukum sebagai aturan-aturan yang dibuat oleh suatu lembaga negara badan-badan resmi yang memiliki otoritas dalam memberikan sanksi atau tindakan hukuman terhadap pelanggar hukum. Soedjono Dirdjosisworo merangkum pengertian Ilmu hukum adalah karya manusia yang berusaha mencari kebenaran, tentang sesuatu yang memilki ciri-ciri, sistematis, logis, empiris, metodis, umum, dan akumulatif. Sebagai ilmu pengetahuan ilmu hukum dengan ciri-cirinya berupaya mempelajari sistematika hukum dan kaidah-kaidah, seperti rumusan kaidah, sebab terbentuknya dan sebagainya, sedemikian rupa sehingga hukum dapat dipelajari dengan sebaik- baiknya. Semakin berkembang suatu masyarakat akan semakin menuntut perkembangan ilmu hukum, sehingga secara obyektif mampu menjelaskan keadaan hukum pada setiap saat demi berperanya hukum sebagai sarana untuk ketertiban, keadilan dan pendorong terciptanya kesejahteraan. Hukum dibentuk oleh jiwa manusia, baik putusan pengadilan maupun perundang-undangan merupakan hasil jiwa manusia. Oleh karena itu, psikologi merupakan karakteristik hukum yang tidak dapat dipisahkan dari hukum itu sendiri. 2

2.3 Pengertian Psikologi Hukum

1 R. Soeroso, S.H. PENGANTAR ILMU HUKUM. Hlm 317 2 H . Riduan Syahrani, S.H. , RANGKUMAN INTISARI ILMU HUKUM. Hlm 227-228. 3 Psikologi Hukum adalah suatu cabang pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan dari jiwa manusia. Ilmu pengetahuan ini mempelajari perilaku atau sikap tindakan hukum yang mungkin merupakan perwujudan dari gejala – gejala kejiwaan tertentu, dan juga landasan kejiwaan dari perilaku atau sikap tindakan tersebut. Psikologi hukum dapat diartikan sebagai studi psikologi yang mempelajari ketidakmampuan individu untuk melakukan penyesuaian terhadap norma hukum yang berlaku atau tidak berhasilnya mengatasi tekanan-tekanan yang dideritanya.  Pengertian Psikologi Hukum menurut para ahli yang di ungkapkan sebagai berikut : 1. Menurut Soerjono Soekanto 1983:2 Psikologi hukum adalah studi hukum yang akan berusaha menyoroti hukum sebagai suatu perwujudan dari gejala-gejala kejiwaan tertentu, dan juga landasan kejiwaan dari perilaku atau sikap tindak tersebut. 2. Menurut Achmad Ali 2002: 274 Karena hukum dibentuk oleh jiwa manusia seperti putusan pengadilan dan peraturan perundang- undangan, menandakan bahwa psikologi merupakan krakteristik hukum yang tidak dapat dipisahkan dari hukum itu sendiri. Aliran pemikiran hukum historis. 3. G. Puchta, murid Friedrich Carl Von Savigny 1779 - 1861 Menamai hukum volkgeist yaitu hukum merupakan pencerminan dari jiwa rakyat”. 4. Menurut Edward E. Jones: 1996 Psikologi hukum adalah suatu kajian tentang sifat, fungsi, dan perilaku hukum dari pengalaman mental dari individu dalam hubungannya dengan berbagai fenomena hukum. 5. Menurut Purnadi Purbacaraka Psikologi hukum, yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai perwujudan dari pada perkembangan jiwa manusia. Ishaq,2009,241 Meskipun psikologi hukum usia nya relative masih sangat muda, tetapi kebutuhan akan cabang ilmu pengetahuan ini sangat dirasakan. Misal nya dalam bidang penegakan hukum. 4 Psikologi hukum dapat menelaah faktor – faktor psikologi apakah yang mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah hukum berperilaku normal dan meneliti faktor – faktor apakah yang mendorong seseorang dalam melanggar kaidah hukum berperilaku abnormal. Walaupun faktor lingkungan ada pengaruh nya, tetapi tinjauan utama adalah factor pribadi. Sedangkan faktor lingkungan sosial secara analitis menjadi ruang lingkup dari sosiologi hukum. Dan faktor lingkungan sosial budaya, terutama menjadi ruang lingkup penelitian dari antropologi budaya. Pengungkapan faktor – faktor psikologis mengapa seseorang melakukan pelanggran hukum, mempunyai arti penting dalam penegakan hukum pidana di pengadilan. Dalam hukum pidana misalnya dibedakan ancaman terhadap seseorang yang menghilangkan jiwa orang lain dengan segaja dan tidak disengaja, yang direncanakan dan tidak direncanakan, yang dilakukan oleh orang yang sehat akal pikiran nya dan yang dilakuan oleh orang yang gila. Soerjono soekanto, dalam bukunya beberapa catatan tentang psikologi hukum menyudutkan secara terperinci penting nya psikologi hukum bagi penegakan hukum, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk memberikan isi atau penafsiran yang tepat pada kaidah hukum serta pengertianya misal nya seperti pengertian itikad baik, itikad buruk, tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami atau istri, mempertanggungjawabkan perbuatan dan seterusnya. 2. Untuk menerapkan hukum dengan mempertimbangkan keadaan psikologi pelaku. 3. Untuk lebih menyerasikan ketertiban dan ketentraman yang menjadi tujuan utama dari hukum. 4. Untuk sebanyak mungkin menghindarkan penggunaan kekerasan dala penegakan hukum. 5. Untuk memantapkan pelaksanaan fungsi penegakan hukum dengan cara lebih mengenal diri atau lingkungan nya. 6. Untuk menentukan batas – batas penggunaan hukum sebagai sarana pemeliharaan dan penciptaan kedamaian. 3

2.4 Ruang Lingkup Psikologi Hukum