b. Psikologi Khusus, menguraikan dan menyelidiki segi-segi khusus pada kegiatan psikis manusia, segi-segi khusus ini antara lain:
Psikologi Perkembangan psikologi genetic, menguraikan perkembangan kegiatan psiko
manusia sejak kecil sampai dewasa dan selanjutnya psikologi perkembangan ini terbagi- bagi kedalam: psikologi anak, psikologi pemuda, psikologi orang dewasa, dan psikologi
orang tua.
Psikologi Kepribadian dan tipologi, menguraikan struktur kepribadian manusia sebagai suatu keseluruhan, serta mengenai jenis-jenis atau tipe-tipe kepribadian.
Psikologi Sosial, menguraikan kegiatan-kegiatan dalam hubungannya dengan situasi
sosial, seperti situasi kelompok dan situasi masa.
Psikologi Pendidikan, menguraikan dan menyelidiki kegiatan-kegitan manusia dalam situasi pendidikan, dan situasi belajar.
Psikologi Diferensial dan psikodiagnostik, menguraikan perbedaan-perbedaan antar
individu dalam kecakapan-kecakapan, intelegensi, ciri-ciri kepribadian dan mengenai cara-cara untuk menentukan perbedaan tersebut.
Psikologi hukum sebagai cabang ilmu yang baru yang melihat kaitan antara jiwa manusia disatu pihak dengan hukum di lain pihak terbagi dalam beberapa ruang lingkup antara lain:
Menurut Soedjono, ruang lingkup psikologi hukum 1983:40 sebagai berikut:
a. Segi psikologi tentang terbentuknya norma atau kaidah hukum. b. Kepatuhan atau ketaatan terhadap kaedah hukum.
c. Perilaku menyimpang. d. Psikologi dalam hukum pidana dan pengawasan perilaku.
Demikianpun Soerjono Soekanto 1979: 11 membagi ruang lingkup psikologi hukum yaitu: a. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pelanggaran terhadap kaidah hukum.
b. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pola-pola peyelesaian pelanggaran kaidah hukum. c. Akibat-akibat dari pola penyelesaian sengketa tertentu.
2.5 Penerapan Psikologi dalam Hukum
a. Psikologi dalam Hukum Psychology in Law, mengacu kepenerapan-penerapan spesifik dari psikologi di dalam hukum seperti tugas psikolog menjadi saksi ahli, kehandalan
kesaksian saksi mata, kondisi mental terdakwa, dan memberikan rekomendasi hak penentuan perwalian anak, dan menentukan realibitas kesaksian saksi mata.
6
b. Psikologi dan Hukum Psychology and Law, meliputi psyco-legal research yaitu penelitian individu yang terlibat di dalam hukum, seperti kajian terhadap perilaku
pengacara, yuri, dan hakim. c. Psikologi Hukum psychology of law, mengacu pada riset psikologi mengapa orang-
orang mematuhi atau tidak mematuhi Undang-undang tertentu, perkembangan moral, dan persepsi dan sikap publik terhadap berbagai sanksi pidana, seperti apakah hukuman mati
dapat mempengaruhi penurunan kejahatan. d. Psikologi Forensik Forensic Psychology, suatu cabang psikologi untuk penyiapan
informasi bagi pengadilan psikologi di dalam pengadilan. e. Psikologi Hukum Pidana Criminal Psychology, sumbangan psikologi hukum yang
menggambarkan dinamika interpersonal dan kelompok dari pembuatan putusan pada suatu tahapan kunci di dalam proses mendakwa seseorang mulai dari waktu
penetapannya sebagai tersangka hingga pada momen penjatuhan pidana f. Neuroscience and law, suatu kajian baru tentang keunikan pentingnya pengaruh otak dan
syaraf bagi perilaku manusia, masyarakat , dan hukum. Kajiannya meliputi wawasan baru tentang isu-isu pertanggungjawaban, meningkatkan kemampuan untuk membaca pikiran,
prediksi yang lebih baik terhadap perilaku yang akan datang, dan prospek terhadap peningkatan kemampuan otak manusia.
2.6 Faktor faktor Psikologis yang mempengaruhi tindak Pidana
Sebagaimana telah di kemukakan, kejahatan merupakan problem bagi manusia karena meskipun telah ditetapkan sanksi yang berat kejahatan masih saja terjadi. Hal ini merupakan
permasalahan yang belum dapat dipecahkan sampai sekarang. Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan yaitu;
1. Faktor Personal, Termasuk di dalamnya faktor biologis umur, jenis kelamin, keadaan mental dan lain-
lain dan psikologis agresivitas, kecerobohan, dan keteransingan, 2. Faktor Situasional,
Seperti situasi konflik, faktor tempat dan waktu.
4
2.7 Manfaat Ilmu Psikologi Hukum