Ruang Lingkup Psikologi Hukum

Psikologi hukum dapat menelaah faktor – faktor psikologi apakah yang mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah hukum berperilaku normal dan meneliti faktor – faktor apakah yang mendorong seseorang dalam melanggar kaidah hukum berperilaku abnormal. Walaupun faktor lingkungan ada pengaruh nya, tetapi tinjauan utama adalah factor pribadi. Sedangkan faktor lingkungan sosial secara analitis menjadi ruang lingkup dari sosiologi hukum. Dan faktor lingkungan sosial budaya, terutama menjadi ruang lingkup penelitian dari antropologi budaya. Pengungkapan faktor – faktor psikologis mengapa seseorang melakukan pelanggran hukum, mempunyai arti penting dalam penegakan hukum pidana di pengadilan. Dalam hukum pidana misalnya dibedakan ancaman terhadap seseorang yang menghilangkan jiwa orang lain dengan segaja dan tidak disengaja, yang direncanakan dan tidak direncanakan, yang dilakukan oleh orang yang sehat akal pikiran nya dan yang dilakuan oleh orang yang gila. Soerjono soekanto, dalam bukunya beberapa catatan tentang psikologi hukum menyudutkan secara terperinci penting nya psikologi hukum bagi penegakan hukum, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk memberikan isi atau penafsiran yang tepat pada kaidah hukum serta pengertianya misal nya seperti pengertian itikad baik, itikad buruk, tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami atau istri, mempertanggungjawabkan perbuatan dan seterusnya. 2. Untuk menerapkan hukum dengan mempertimbangkan keadaan psikologi pelaku. 3. Untuk lebih menyerasikan ketertiban dan ketentraman yang menjadi tujuan utama dari hukum. 4. Untuk sebanyak mungkin menghindarkan penggunaan kekerasan dala penegakan hukum. 5. Untuk memantapkan pelaksanaan fungsi penegakan hukum dengan cara lebih mengenal diri atau lingkungan nya. 6. Untuk menentukan batas – batas penggunaan hukum sebagai sarana pemeliharaan dan penciptaan kedamaian. 3

2.4 Ruang Lingkup Psikologi Hukum

a. Psikologi Umum, menguraikan dan menyelidiki kegiatan psikis pada manusia dewasa yang normal, termasuk kegiatan pengamatan, pemikiran, intelegensi, perasaan, kehendak, motif- motif dan attitude. 3 H . Riduan Syahrani, S.H. , RANGKUMAN INTISARI ILMU HUKUM. Hal 227-228. 5 b. Psikologi Khusus, menguraikan dan menyelidiki segi-segi khusus pada kegiatan psikis manusia, segi-segi khusus ini antara lain:  Psikologi Perkembangan psikologi genetic, menguraikan perkembangan kegiatan psiko manusia sejak kecil sampai dewasa dan selanjutnya psikologi perkembangan ini terbagi- bagi kedalam: psikologi anak, psikologi pemuda, psikologi orang dewasa, dan psikologi orang tua.  Psikologi Kepribadian dan tipologi, menguraikan struktur kepribadian manusia sebagai suatu keseluruhan, serta mengenai jenis-jenis atau tipe-tipe kepribadian.  Psikologi Sosial, menguraikan kegiatan-kegiatan dalam hubungannya dengan situasi sosial, seperti situasi kelompok dan situasi masa.  Psikologi Pendidikan, menguraikan dan menyelidiki kegiatan-kegitan manusia dalam situasi pendidikan, dan situasi belajar.  Psikologi Diferensial dan psikodiagnostik, menguraikan perbedaan-perbedaan antar individu dalam kecakapan-kecakapan, intelegensi, ciri-ciri kepribadian dan mengenai cara-cara untuk menentukan perbedaan tersebut. Psikologi hukum sebagai cabang ilmu yang baru yang melihat kaitan antara jiwa manusia disatu pihak dengan hukum di lain pihak terbagi dalam beberapa ruang lingkup antara lain: Menurut Soedjono, ruang lingkup psikologi hukum 1983:40 sebagai berikut: a. Segi psikologi tentang terbentuknya norma atau kaidah hukum. b. Kepatuhan atau ketaatan terhadap kaedah hukum. c. Perilaku menyimpang. d. Psikologi dalam hukum pidana dan pengawasan perilaku. Demikianpun Soerjono Soekanto 1979: 11 membagi ruang lingkup psikologi hukum yaitu: a. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pelanggaran terhadap kaidah hukum. b. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pola-pola peyelesaian pelanggaran kaidah hukum. c. Akibat-akibat dari pola penyelesaian sengketa tertentu.

2.5 Penerapan Psikologi dalam Hukum