45
BAB IV PEKERJAAN YANG DIAMATI
4.1 Pekerjaan yang Diamati
Pada proyek pembangunan Springhill Swiss Belinn Hotel Office, dapat diamati macam-macam jenis pekerjaan, seperti pekerjaan struktur struktur bagian
bawah dan struktur bagian atas, pekerjaan mekanikal-elektrikal, dan pekerjaan arsitektur. Tetapi selama praktek kerja lapangan, penulis tidak mengamati pekerjaan
arsitektur karena belum dimulainya pekerjaan tersebut. Berikut penulis menjabarkan setiap lingkup pekerjaan yang diamati pada
pembangunan Springhill Swiss Belinn Hotel Office. A.
Pekerjaan Struktur Bawah 1.
Pekerjaan Pile Cap Pada proyek ini terdapat 15 tipe pile cap yang dibedakan dari
banyaknya jumlah tiang pancang. Mutu beton yang digunakan adalah fc’ 45
MPa dan menggunakan 2 jenis beton yaitu beton integral untuk beton yang berhubungan langsung dengan air pada lapisan bawah dan beton normal
pada lapisan atasnya.
1 P1
1 buah 9
P8 8 buah
2 P2
2 buah 10
P9 9 buah
3 P2A
2 buah 11
P10 10 buah
4 P3
3 buah 12
P10A 10 buah
Tipe Jumlah Tiang
Pancang No.
Gambar Tipe
Jumlah Tiang Pancang
No. Gambar
46
Tabel 4.1 Tipe pile cap Proses pekerjaan pile cap:
1. Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan tiang
pancang. 2.
Pada tiang pancang dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi
sebagai pengikat dengan pile cap. Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile cap saja.
3. Tanah disekeliling tiang pancang digali lagi sesuai dengan bentuk pile
cap yang telah direncanakan. 4.
Melakukan pemasangan bekisting dari batako. Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting
serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat pengecoran.
4 P3
3 buah 12
P10A 10 buah
5 P4
4 buah 13
P54 54 buah
6 P5
5 buah 14
P72 72 buah
7 P5A
5 buah 15
P12 12 buah
8 P6
6 buah
47
5. Pembuatan lantai kerja sebagai landasan pile cap dengan ketebalan 10
cm. 6.
Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, beton decking,
dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom. 7.
Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting diurug kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti
semula. 8.
Semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada pile cap.
9. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor dan pipa tremi,
lalu dipadatkan dengan menggunakan vibrator.
48
Gambar 4.1 Proses pekerjaan pile cap B.
Pekerjaan Struktur Atas 1.
Pembuatan Kolom Kolom dalam proyek ini terbagi dalam beberapa tipe. Yang
membedakannya adalah ketinggian elevasi dan dimensinya. Mutu beton yang digunakan adalah fc’ 35 MPa. Berikut ini adalah tabel tipe dan dimensi
kolom pada proyek ini:
Tabel 4.2 Tipe dimensi kolom Proses pekerjaan kolom:
1. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting.
2. Pasang besi kolom dari tempat pabrikasi ke dalam stek besi yang sudah
ada dengan menggunakan tower crane, kencangkan dengan menggunakan sengkang dan kawat bendrat.
Tipe Kolom KH-1
KH-2 KH-3
KH-4 Dimensi Kolom
mm 1000 x 600 1000 x 800 1000 x 800 800 x 1200
Tipe Kolom K1
K2 K2-A
K3 K4
800 x 800 600 x 600
600 x 600 600 x 600
600 x 1300 Dimensi Kolom
mm
Tipe Kolom KO-1
KO-2 KO-3
KO-4 KO-5
KO-6 KO-7
1000 x 1000 1400 x 600
x 400 800 x 1275
900 x 900 Dimensi Kolom
mm 800 x 1275 800 x 1275 900 x 1275
49
3. Pasang bekisting kolom sesuai marking yang ada. Cek ketegakan
bekisting dengan memasang unting-unting, atur ketegakannya dengan memutar push pull pada pipa support.
4. Lakukan pengecoran dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan
dengan pipa tremi, padatkan dengan vibrator. 5.
Setelah beton keras lepas bekisting kolom.
Gambar 4.2 Proses pekerjaan kolom
2. Pembuatan plat lantai dan balok
Mutu beton yang digunakan pada plat lantai dan balok adalah fc’ 35 MPa.
Ada beberapa tipe plat lantai dan balok tergantung dimensinya. Scaffolding yang digunakan pada proyek Springhill Swiss Belinn Hotel Office ini
adalah fourway scaffolding.
50
Tabel 4.3 Tipe plat lantai
Proses pekerjaan plat lantai dan balok: 1.
Penentuan ketinggian bekisting plat lantai dan balok menggunakan alat theodolite supaya ketinggian antara bekisting yang satu dengan yang lain
sejajar. Untuk pemasangan bekisting plat lantai dan balok ini ditahan oleh fourway scaffolding supaya bekisting menjadi kaku dan posisinya tetap.
2. Papan bekisting yang sudah dipasang dioles dengan pelumas oli agar
mudah dalam proses pembongkarannya. 3.
Lakukan pemasangan tulangan pada plat lantai dan balok. Pada plat lantai pasang kursi tulangan cakar ayam di setiap titik tertentu sebagai
pengaturpenjaga jarak antara lapis tulangan atas dan bawah. Tulangan ini dibuat dengan cara dibengkok sehingga membentuk kursikakidudukan
dengan tinggi tertentu. Pasang beton decking untuk menjaga posisi
tulangan dan memberikan selimut beton yang cukup. 4.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, harus dilakukan beberapa pemeriksaan diantaranya, pemeriksaan bekisting pemeriksaan ukuran
dan dimensi, elevasi dan kelurusan bekisting, dan sambungan pada bekisting dan pemeriksaan tulangan pemeriksaan jumlah dan ukuran
tulangan utama, jumlah jarak dan posisi sengkang, panjang over lap dan penjangkaran pada tulangan, kekuatan bendrat, dan tebal selimut beton
decking. 5.
Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan air compressor.
6. Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Pengecoran
dihentikan pada jarak
1 4
bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut momen yang dipikul balok dan plat lantai adalah nol.
7. Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete
mixer truck ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump yang digunakan adalah 12 cm ± 2 10 cm sampai dengan 14 cm. Jika
Tipe Plat lantai S1
S2 S3
S4 S5
S6 S7
S8 150
200 200
Ketebalan mm
120 120
130 130
200
51
nilai slump tidak memenuhi syarat maka beton ready mix dari concrete mixer truck tersebut tidak diizinkan untuk digunakan.
8. Setelah nilai slump memenuhi syarat, maka beton ready mix dituang dari
concrete mixer truck ke dalam bucket pada concrete pump truck dan disalurkan dengan pipa baja.
9. Pada saat proses pemberhentian pengecoran diusahakan permukaannya
kasar dan miring supaya pada proses penyambungannya dapat memberikan lekatan yang baik antara beton lama dengan yang baru serta
diberikan zat aditif berupa cairan putih calbound atau lem beton sebagai perekat.
10. Pada saat pengecoran plat lantai dan balok tinggi jatuh pengecoran
diusahakan tidak lebih dari 1.5 meter. Pada pekerjaan ini digunakan concrete pump sehingga tinggi jatuh beton dapat diperhatikan, serta untuk
memudahkan proses distribusi dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya.
11. Selama proses pengecoran berlangsung, digunakan vibrator agar beton
benar-benar padat dan seluruh ruangan bekisting terisi dengan baik. 12.
Pembongkaran scaffolding pelat dilakukan setelah beton kering, atau setelah 21 hari dihitung pada saat pengecoran berakhir.
13. Setelah beton pada balok dan plat lantai mulai mengering maka dilakukan
penyiraman dengan air supaya tidak terjadi retak-retak pada beton tersebut.
52
Gambar 4.3 Proses pekerjaan plat lantai dan balok 3.
Tangga Sistem pembuatan tangga yang digunakan dalam proyek ini adalah
secara konvensional. Tangga sangat penting untuk menghubungkan satu lantai dengan lantai lainnya, begitu pula dengan tangga darurat sangat penting
fungsinya dalam suatu bangunan, oleh karena itu perlu penempatan yang tepat agar tangga darurat berfungsi dengan maksimal. Terdapat 7 tipe tangga
pada proyek ini. Proses pekerjaan tangga:
1. Pemasangan bekisting yang terbuat dari kayu dan ditahan oleh
scaffolding. 2.
Setelah bekisting terpasang maka dilakukan pemasangan tulangan tangga dengan sambungan dari tulangan plat lantai. Tulangan tangga sama
dengan tulangan plat hanya saja terdiri dari dua lapis baik di pinggir maupun di tengah.
3. Selanjutnya pemasangan bekisting untuk membentuk anak tangga.
4. Setelah semua persiapan selesai maka pengecoran dilakukan.
53
5. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor dan pipa tremi.
Gambar 4.4 Proses pekerjaan tangga 4.
Core Wall Core wall merupakan dinding yang dirancang untuk menahan geser,
gaya lateral akibat gempa bumi. Karena shear wall banyak diletakkan pada daerah core lift dan tangga darurat, maka pada core wall perlu dibuat bukaan.
Untuk itu di daerah bukaan pintu diperlukan suatu bentuk tulangan khusus yang tidak menyebabkan pengurangan kekuatan dari core wall.
Proses pekerjaan core wall: 1.
Menentukan titik-titik as core wall yang diperoleh dari pekerjaan tim survey yang melakukan pengukuran dan pematokan, yaitu marking yang
digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting. Penentuan as dengan menggunakan alat theodolite.
2. Perakitan tulangan shear wall dilakukan di tempat pabrikasi besi. Pada
saat pemasangan tulangan, digunakan tower cane untuk mengangkat tulangan yang telah dirangkai.
3. Pasang bekisting sesuai marking yang ada. Cek ketegakan bekisting
dengan memasang unting-unting, atur ketegakannya dengan memutar push pull pada pipa support.
4. Lakukan pengecoran dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan
dengan pipa tremi, padatkan dengan vibrator.
54
Gambar 4.5 Proses pekerjaan core wall
4.2 Permasalahan dan Penyelesaian