terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk mencapaimemperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.
“Timbulnya minat disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau
memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia ”
Djamarah, 2008:191.
2.3.2 Macam-macam Minat Kerja
Menurut Guilford dalam Munandir 1996:147-148 minat vokasional kerja dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Minat profesional
Di dalam minat golongan ini dikenali tiga jenis minat, yaitu minat-minat keilmuan, ekspresi aestetis, dan kesejahteraan sosial. Minat ilmiah keilmuan
mengacu kesukaan orang pada hal-hal yang bersifat keilmuan. Minat ekspresi aestetis berkenaan dengan keaktifan seseorang dalam kegiatan aestetis. Orang
dengan minat kesejahteraan sosial, peduli akan orang lain peri keadaannya, kesehatannya, kesejahteraannya, suka membantu orang lain, suka memberi
penjelasan kepada orang lain. 2.
Minat komersial Golongan minat ini ialah ketertarikan orang kepada pekerjaan-pekerjaan di
dunia usaha bisnis atau bidang perdagangan, mengacu ke pelaku bisnis yang utama atau ke pekerjaan perkantoran di dunia usaha atau bisnis itu. Orang-orang
dengan minat pertama, menyukai pekerjaan-pekerjaan seperti hitung dagang, pembukuan, kesekretarisan, kursus dagang atau akuntansi atau perbankan.
3. Minat kegiatan fisik
Ada tiga golongan minat ini, yaitu minat mekanik, minat kegiatan luar, dan minat aviasi. Orang yang memiliki minat mekanik menyenangi pekerjaan-
pekerjaan permesinan atau yang ada hubungannya dengan soal-soal mesin seperti menemukan alat mesin baru, membuat mesin. Minat kegiatan luar berkenaan
dengan kesukaan orang akan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di luar rumah. Minat aviasi berkenaan dengan pengetahuan tentang penerbangan dan pekerjaan
pilot.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Hurlock 1978:144 menjelaskan faktor-faktor yang mempengarruhi minat anak terhadap pekerjaan sebagai berikut:
1. Sikap orang tua
Orang tua biasanya mendesak anak untuk tertarik pada pekerjaan tertentu yang dianggap bagus atau terkadang mereka menganjurkan anaknya untuk
menghindari pekerjaan tertentu yang di anggap tidak menguntungkan. 2.
Pekerjaan bergengsi Sudah sejak kecil sekali anak menemukan, bahwa berbagai pekerjaan
mempunyai berbagai tingkat prestise. Misalnya, pekerjaan kantor jauh lebih bergengsi dari pekerjaan di pabrik.
3. Kekaguman pada seseorang
Anak-anak mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan orang yang dikagumi atau dipuja, misalnya guru, pemimpin masyarakat atau Negara atau
orang ternama di media massa.
4. Kemampuan
Anak yang tidak suka betualang mempunyai sikap yang positif terhadap “pekerjaan yang aman” sementara mereka yang lebih agresif dan berani
menganggap pekerjaan demikian “membosankan” dan ingin “pekerjaan yang mengasyikkan.”
5. Kesuaian seks
Seorang anak biasanya merasa tertarik akan pekerjaan yang dianggap sesuai dengan jenis kelaminnya, baik karena kemauannya sendiri maupun pengaruh
dari luar seperti keluarga, teman sebaya, dll. 6.
Kesempatan untuk mandiri Setiap pekerjaan yang menawarkan otonomi dalam pelaksanaannya, dinilai
lebih tinggi dari pekerjaan yang di anggap “sudah diatur” seperti pekerjaan
kantor atau pabrik. 7.
Stereotip budaya Pada saat anak belajar mengenai berbagai pekerjaan, mereka juga belajar
tentang stereotip budaya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Misalnya stereotip menarik tentang “sekretaris yang cantik dan pintar” menimbulkan
sikap yang positif terhadap pekerjaan di bidang perkantoran. 8.
Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dengan orang dari berbagai profesi mewarnai minat anak
terhadap profesi tersebut. Seorang anak yang menganggap pegawai kantor sebagai “orang yang pintar” mengembangkan sikap yang positif terhadap
karier kepegawaian.
2.3.4 Indikator Minat Kerja