Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XI
28
3. Totipotensi Sel sebagai Dasar Kultur Jaringan
Tuhan memberikan kelebihan pada manusia untuk berkreasi. Dengan pikirannya para pakar dapat menemukan dan memanfaatkan kemampuan
totipotensi. Pengetahuan tentang jaringan tumbuhan dapat diaplikasikan untuk perbanyakan tanaman, misalnya melalui setek dan cangkok. Lebih
lanjutnya, pengetahuan tentang jaringan tumbuhan ini dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman dengan teknik kultur jaringan.
Sejarah perkembangan kultur jaringan dimulai pada 1898, ketika
seorang ahli fisiologi Jerman, G. Heberlant menyatakan bahwa sel memiliki informasi genetik yang lengkap sehingga sel tersebut mampu
tumbuh menjadi individu baru. Kemampuan sel seperti tersebut dinamakan totipotensi. Oleh karena itu, totipotensi dapat diartikan sebagai
kemampuan satu sel tunggal untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi individu baru yang utuh.
Teori totipotensi dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh
F. C. Steward pada 1969. Steward mencoba dengan mengambil sel empulur wortel dan menumbuhkannya pada media yang sesuai. Hasilnya,
sel-sel dari empulur wortel tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman wortel yang utuh.
Sel tumbuhan memiliki sifat totipotensi yang lebih besar daripada hewan. Sel- sel yang berasal dari akar, batang, dan daun dapat
dikembangkan menjadi satu individu baru yang utuh. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi hewan. Sel- sel hewan tidak dapat
ditumbuhkan menjadi individu baru. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ilmuwan akhirnya mengetahui bahwa jaringan
parenkim memiliki sifat totipotensi yang sangat baik.
Kultur jaringan merupakan proses yang sederhana. Pertama-tama,
suatu jaringan tumbuhan eksplan dimasukkan dan dipelihara dalam sebuah medium dengan nutrisi yang sesuai. Kemudian, eksplan tersebut
akan tumbuh dan berkembang menjadi kalus. Kalus tersebut dipindahkan ke dalam medium diferensiasi yang sesuai. Kalus akan membentuk
tumbuhan kecil yang lengkap plantlet.
1. Bagaimana aktivitas jaringan meristem pada
tumbuhan? 2.
Tuliskan fungsi jaringan parenkim. 3.
Jelaskan perbedaan jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
4. Jelaskan jaringan-jaringan penyusun daun.
Kerjakanlah di dalam buku latihan.
Tes Kompetensi Subbab A
Eksplan Wortel
Sel-sel dikultur dalam medium
Pembelahan sel dalam kultur
Kalus Plantet
Tanaman wortel
dewasa
Gambar 2.17
Percobaan kultur jaringan yang dilakukan oleh F.C Steward
Kata Kunci
• Kultur Jaringan
• Totipotensi
Sumber: Biology Evolusi, Kepelbagaian, dan Persekitaran, 1995
Organisasi Tingkat Jaringan
29
B. Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Pada subbab sebelumnya, Anda telah mempelajari materi mengenai jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan memiliki struktur dan fungsi yang
bermacam-macam. Pada subbab ini, Anda akan mempelajari jaringan pada hewan. Jaringan pada hewan dapat dikelompokkan menjadi empat
golongan, yatu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot.
1. Jaringan Epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi seluruh permukaan tubuh. Jaringan epitel membatasi antara organ-organ tubuh dengan
rongga tubuh. Sel-sel penyusun jaringan epitel sangat erat satu sama lainnya. Struktur yang sangat erat ini berhubungan dengan fungsi jaringan
epitel sebagai alat pertahanan dari benturan atau luka, mikroorganisme, dan hilangnya cairan. Contoh jaringan epitel yaitu pada kulit, saluran
pernapasan, pembuluh darah, dan rongga perut.
Terdapat dua pengelompokan jaringan epitel, yaitu berdasarkan jumlah lapisan selnya dan berdasarkan bentuk selnya. Berdasarkan jumlah
lapisan selnya, jaringan epitel dibagi menjadi jaringan epitel selapis sederhana dan jaringan epitel berlapis. Adapun berdasarkan bentuk
selnya, jaringan epitel dibedakan menjadi epitel pipih, epitel kubus, dan epitel silindris. Perhatikan Gambar 2.18.
a. Epitel Pipih Selapis
Sesuai dengan namanya, jaringan epitel pipih tersusun atas sel-sel dengan bentuk pipih dan hanya satu lapis. Jaringan ini terdapat pada
pembuluh darah, pembuluh limfa, dan alveoli paru-paru. Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses difusi oksigen dan karbon dioksida
serta filtrasi darah pada ginjal.
Kata Kunci
• Jaringan Epitel
Gambar 2.18
Jaringan epitel pada beberapa organ tubuh hewan
Sumber: Biology, 1998
Epitel silindris Epitel silindris
berlapis Epitel kubus
Epitel pipih Epitel pipih
berlapis Epitel silindris
semu bersilia
Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XI
30 Struktur Jaringan Hewan
Tujuan Mengamati struktur jaringan hewan
Alat dan Bahan 1. Kaca objek
2. Kaca penutup 3. Mikroskop
4. Tusuk gigi 5. Spatula
6. Larutan metilen biru
Langkah Kerja 1. Gosok bagian dalam pipi perlahan-lahan menggunakan tusuk gigi atau spatula.
2. Buat apusan cairan putih hasil gosokan bagian dalam pipi yang telah Anda peroleh di atas kaca objek sehingga membentuk suatu lapisan tipis. Biarkanlah
sampai kering. 3. Teteskan sedikit metilen biru di atasnya dan biarkan pewarna ini bereaksi selama
tiga atau empat menit. Amati preparat tersebut. 4. Kemudian, larutkan dengan air mengalir. Selanjutnya, tutuplah dengan kaca
penutup dan tempatkan di atas meja objek pada mikroskop. Apa yang Anda lihat? 5. Gambarlah hasil pengamatan Anda, kemudian berilah keterangan pada setiap
bagiannya.
Pertanyaan 1. Bagaimanakah bentuk sel yang Anda amati?
2. Sel apakah yang Anda amati tersebut?
a b
c
Sumber: Biological Science, 1986
Gambar 2.19
a Epitel pipih selapis, b epitel pipih berlapis, dan
c epitel kubus selapis
b. Epitel Pipih Berlapis
Epitel pipih berlapis tersusun atas beberapa lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel pipih memiliki sitoplasma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat.
Jaringan ini di antaranya terdapat pada rongga mulut, rongga hidung, dan kerongkongan. Sesuai dengan jumlah lapisannya yang banyak,
jaringan ini berperan sebagai pelindung, misalnya terhadap gesekan.
c. Epitel Kubus Selapis
Jaringan ini tersusun atas selapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus selapis di antaranya terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar
keringat, dan saluran pada ginjal. Struktur jaringan ini sangat sesuai untuk proses absorpsi dan sekresi.
Aktivitas Biologi 2.2