Sinden dan Kepesindenan Kesenian Tradisional Sunda dalam Bidang Musik

bersatu dalam ungkapan perasaan pada waktu membawakan lagunya. Para tokoh tembang lebih cenderung menyebutnya dengan istilah wirahma. Karawitan Sunda dibagi menjadi tiga bagian besar: 1 karawitan sekar, yaitu pertunjukan kesenian vokal oleh sinden; 2 karawitan gending, yaitu pertunjukan kesenian yang berisi permainan waditra yang dimainkan oleh Nayaga; dan 3 karawitan sekar-gending, yaitu sajian vokal oleh sinden yang diiringi instrumen musik yang dimainkan oleh Nayagapenabuh instrumen. Menurut Pakuwon Minggu, 24 Februari 2013 Pada kehidupan karawitan Sunda, bentuk sekar gending itu tidak terbatas pada paduan sekar dan gending pada gamelan pelog-salendro saja, tetapi terdapat pula pada waditra-waditra non gamelan, seperti: 1 Sekar Gending lagu-lagu Degung dengan iringan Degung 2 Sekar Gending Kacapian seperti pada: Pantun, Jenaka Sunda, Tembang Sunda, Celempungan, Kawih 3 Sekar Gending pada Calung 4 Sekar Gending pada Angklung 5 Sekar Gending pada Reog yang hanya diiringi ritmisnya saja oleh dogdog 6 Sekar Gending Ketuk Tiluan.

2.3.1 Sinden dan Kepesindenan

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia Minggu, 24 Februari 2013 istilah pasinden pesinden dalam konteks kawih kepesindenan berasal dari kata sinden dan diberi awalan “pa” yang berarti tukang ahli, dan kata sinden berarti sindir, sisindiran. Jadi pasinden adalah tukang sindir atau tukang sisindiran baik dalam bentuk paparikan, rarakitan maupun wawangsalan. Adapun sindiran itu sendiri diungkapkan dalam bentuk nyanyian atau disisipkan dalam sebuah lagu sebagai syair lagu itu sendiri. Selanjutnya istilah ini dengan sendirinya melekat kepada sosok yang memiliki fungsi sebagai penyanyi secara dominan dalam penyajian ansambel gamelan Sunda. 2.3.1.1 Bentuk sajian kepesindenan Menurut Wikipedia bahasa Indonesia Minggu, 24 Februari 2013 sinden biasanya membawakan lagu-lagu jenis sekar tandak dan lagu-lagu jenis sekar irama merdika, kedua jenis lagu ini merupakan bentuk yang selalu ditampilkan. Lagu-lagu sekar tandak merupakan jenis lagu yang diikat oleh tempo yang konstan, sehingga lagu-lagu jenis ini menjadi lagu yang baku diatur oleh sebuah tempo atau dalam karawitan sunda disebut wiletan. Lagu-lagu irama merdeka merupakan lagu yang tidak terkait oleh tempo yang konstan, sehingga lagu-lagu jenis ini terkesan bebas untuk dinyanyikan karena tidak diikat oleh tempo atau wiletan. Dalam penyajian irama merdeka, sinden dapat berimprovisasi dengan leluasa karena tidak diikat pada satu hitungan yang konstan. 2.3.1.2 Ciri-ciri Umum Kawih Vokal Kepesindenan Menurut wikipedia bahasa Indonesia Minggu, 24 Februari 2013 ciri-ciri kawih vokal kepesindenan antara lain: 2.3.1.2.1. Unsur Karawitan Unsur karawitan adalah penggunaan laras dan bentuk lagu dalam kawih kepesindenan, yaitu jenis sekar alit dan sekar tengahan, karena pada jenis ini sering juga disebut lagu jalan dan syairnya berisi sisindiran dengan bentuk melodi improvisasi yang pada akhirnya menuju kepada nada jatuhan. 2.3.1.2.2. Laras Laras tangga nada yang terdapat pada lagu – lagu kepesindenan sangat beragam hal ini dapat dimaklumi karena kawih kepesindenan menggunakan iringan gamelan pelog salendro sehingga memungkinkan mengiringi berbagai laras yang terdapat dalam karawitan sunda. 2.3.1.2.3. Senggol Dalam istilah karawitan sunda senggol adalah melodi tambahan atau sisipan yang berfungsi sebagai hiasan lagu atau pemanis lagu.

2.3.2 Nayaga