LALAT PENGOROK DAUN DAN PARASITOIDNYA PADA PERTANAMAN SAYURAN DATARAN TINGGI DI

21

1. LALAT PENGOROK DAUN DAN PARASITOIDNYA PADA PERTANAMAN SAYURAN DATARAN TINGGI DI

KABUPATEN CIANJUR-BOGOR, JAWA BARAT Abstrak Lalat pengorok daun Liriomyza spp. adalah hama yang banyak menimbulkan kerusakan pada berbagai pertanaman sayuran dataran tinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies Liriomyza yang menyerang pertanaman sayuran dataran tinggi, parasitoid yang berasosiasi dengan pengorok dan tingkat parasitisasi Opius chromatomyiae pada pertanaman sayuran dataran tinggi. Survei dilakukan dengan mengambil 20-40 helai daun tanaman sayuran yang mempelihatkan gejala korokan lalat pengorok daun. Imago lalat pengorok daun dan parasitoid yang muncul dari daun contoh diidentifikasi. Parasitisasi dihitung dengan membandingkan jumlah parasitoid dan imago lalat pengorok daun. Terdapat empat spesies lalat pengorok daun yang menginfestasi pertanaman sayuran dataran tinggi, yakni Liriomyza huidobrensis, L. chinensis, L. sativae , dan Chromatomyia horticola. Diketahui delapan spesies parasitoid yang berasosiasi dengan lalat pengorok daun, enam spesies dari famili Eulophidae, yaitu Hemiptarsenus varicornis, Asecodes deluchii, Neochrysocharis okazakii, N. formosa , Neochrysocharis sp., Quadrastichus liriomyzae dan masing-masing satu spesies dari famili Braconidae dan Eucoilidae yaitu Opius chromatomyiae dan Gronotoma micromorpha. Parasitoid O. chromatomyiae merupakan parasitoid yang dominan pada skala ketinggian 1001-1300 m dan 1301-1600 m dari permukaan laut dengan tingkat parasitisasi berkisar antara1.84 – 62.26. Dari 16 spesies tanaman yang diinfestasi oleh lalat pengorok daun, O. chromatomyiae dapat memarasit lalat pengorok daun pada 13 tanaman. Kata kunci: lalat pengorok daun, Liriomyza spp., parasitoid, sayuran Abstract Leafminer, Liriomyza spp. is the most important pest of highland vegetables in Indonesia. The objectives of the research were to 1 identify Liriomyza species attacking higland vegetables and its parasitoids and, 2 investigate paratism rate of Opius chromatomyiae. Surveys on leafminer and its parasitoids were conducted by collecting 20-40 damage leaves. Adults of leafminer and its parasitoids were then identified. Parasitism was counted by dividing the number of parasitoid by total individuals emerging. As a result, there were four leafminers species were found associating with various kinds of vegetables. They were Liriomyza huidobrensis, L. chinensis, L. sativae, and Chromatomyia horticola. Moreover, this study also revealed that there were eight species of parasitoid associated with the leafminers. Parasitoids Hemiptarsenus varicornis, Asecodes deluchii, Neochrysocharis okazakii, N. formosa , Neocrhysocharis sp., and Quadrastichus liriomyzae belong to family of Eulophidae, Opius chromatomyiae belongs to familiy of Braconidae, and Gronotoma micromorpha is under family of Eucoilidae. Along altitudinal gradient, O. chromatomyiae was found in 1001-1300 m ASL and 1301-1600 m 22 asl in which the parasitism reached to approximatelly 1.84–62.26. Among 16 crop spesies, O. chromatomyiae could be found on 13 host plants. Keywords: Leafminers, Liriomyza spp., parasitoid, vegetables Pendahuluan Hama lalat pengorok daun, Liriomyza spp. merupakan hama utama pada pertanaman sayuran. Sejak ditemukan pertama kali tahun 1994 di daerah Cisarua, Bogor Rauf 1995, hingga saat ini, serangan hama lalat pengorok daun masih menjadi kendala utama bagi petani, khususnya petani sayuran. Hama ini bersifat polifag, serangannya pada tanaman kentang dapat menurunkan hasil hingga 70 Rauf Shepard 1999. Lalat Liriomyza diketahui berasal dari Amerika Selatan Rauf 1995. Genus Liriomyza terdiri dari 300 spesies dan diketahui ada tiga spesies yang bersifat polifag yang menimbulkan kerugian di berbagai negara Spencer Steyskal 1986. Ketiga spesies tersebut adalah L. trifolii Burgess, L. sativae Blanchard dan L. huidobrensis Blanchard. Menurut Rauf 1999, L. huidobrensis merupakan spesies yang pertama kali masuk ke Indonesia. Aktifitas peneluran dan makan imago serta aktifitas makan larva pengorok daun dapat menyebabkan rusaknya sel-sel jaringan daun tanaman dengan gejala berupa bintik-bintik putih serta liang korokan larva yang berkelok-kelok dan bewarna keperakan. Akibatnya luas bagian daun yang berfotosintesis berkurang sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas hasil Parrella 1987; Cardova Karel 1990, menurunkan nilai estetika, tanaman lebih mudah tertular penyakit, dan daun lebih cepat gugur Supartha 1998. Umumnya petani sampai sekarang ini masih mengandalkan aplikasi insektisida untuk mengendalikan lalat pengorok daun. Namun aplikasi insektisida hingga dua kali per minggu dilaporkan belum bisa menekan populasi hama pengorok daun Rauf 1999. Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami, merupakan salah satu strategi PHT yang menawarkan solusi pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan. Beberapa parasitoid dilaporkan berasosiasi dengan Liriomyza, diantaranya adalah Hemiptarsenus varicornis, Opius chromatomyiae , Asecodes deluchii, Neochrysocharis formosa, Gronotoma micromorpha Rauf et al. 2000; Susilawati 2002; Purnomo 2003 Tabuhan O. 23 chromatomyiae merupakan endoparasitoid yang dilaporkan dominan menyerang lalat pengorok daun Rustam 2002. Hasil survei yang dilakukan ini, belum mengungkapkan tingkat parasitisasi O. chromatomyiae dan penyebaran inangnya pada berbagai ketinggian tempat. Pemanfaatan parasitoid ini belum banyak dilakukan karena kajian tentang O. chromatomyaie ini masih sangat terbatas. Hubungan antara parasitoid dengan inangnya, serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi interaksinya di lapangan, misalnya ketinggian lokasi dan tanaman inang merupakan aspek-aspek yang perlu diketahui untuk merumuskan strategi pengendalian hayati yang tepat. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi spesies lalat Liriomyza spp. pada pertanaman sayuran dataran tinggi serta parasitoid yang berasosiasi dengan lalat pengorok daun. Selain itu, penelitian juga bertujuan untuk mengetahui tingkat parasitisasi O. chromatomyiae pada berbagai ketinggian dan jenis tanaman inang. Bahan dan Metode Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di pertanaman sayuran pada berbagai ketinggian tempat di Kabupaten Cianjur dan Bogor Tabel 1.1. Pemeliharaan dan identifikasi lalat pengorok daun dan parasitoidnya dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Agropolitan, Cianjur dan Laboratorium Ekologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Juni sampai Desember 2006. Pengambilan Daun Contoh Daun-daun contoh diambil dari berbagai jenis tanaman sayuran yang terserang lalat pengorok daun. Untuk setiap lokasi pengambilan masing-masing diambil 20-40 helai daun. Daun contoh dimasukkan ke dalam kantung plastik transparan dan diberi label yang memuat informasi lokasi, tanggal pengambilan koleksi, umur tanaman, dan ketinggian tempat di atas permukaan laut dpl. Kantung plastik yang berisi daun contoh disimpan di dalam kotak pendingin untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium. Ketinggian tempat diukur dengan alat 24 Geografis Position System GPS dan ketinggian dikelompokkan atas tiga skala yaitu 700-1000 m, 1001-1300, dan 1301-1600 m dpl. Tabel 1.1 Lokasi pengambilan sampel daun Kabupaten Kecamatan Desa Ketinggian m dpl Cianjur Bogor Cipanas Cugenang Pacet Sukaresmi Cisarua Cimacan Sindang Jaya Sindang Laya Sukatani Cibeureum Cijedil Nyalindung Cibodas Ciherang Ciloto Ciputri Cipendawa Cibadak Kawung Luwuh Batu Layang Tugu Utara 1047 1173-1513 965-1015 1203-1600 894-929 791 927 847-865 969-1060 1203-1218 1069-1082 1076 902 831-854 903 980 Pengamatan di Laboratorium Daun contoh yang dikoleksi dibersihkan dari serangga- serangga lain dan kotoran yang menempel pada daun dengan menggunakan kuas, kemudian dimasukkan ke dalam wadah plastik berbentuk silinder dengan diameter 25 cm dan tinggi 15 cm. Pada bagian tengah wadah dipasang sekat kawat kasa sebagai penyangga daun, dan pada bagian tutup wadah dibuat ventilasi udara berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 15 cm x 15 cm. Jenis dan jumlah imago pengorok daun dan parasitoid yang muncul diamati dan dihitung setiap hari sampai seluruh imago keluar. Imago Liriomyza dan parasitoid yang muncul dimasukkan ke dalam botol film yang berisi alkohol 70 untuk dikoleksi serta diidentifikasi. Tingkat parasitisasi parasitoid dihitung dengan rumus: Jumlah imago parasitoid Tingkat parasitisasi = x 100 Jumlah imago parasitoid + imago pengorok daun 25 Identifikasi Imago Liriomyza spp. diidentifikasi berdasarkan ciri morfologi dengan menggunakan kunci determinasi Spencer 1973. Parasitoid diidentifikasi dengan menggunakan Program Lucid Key: Liriomyza Parasitoid of South East Asia Fisher et al. 2006. Hasil dan Pembahasan Hasil Lalat Pengorok Daun dan Tanaman Inangnya. Berdasarkan pengumpulan daun contoh yang menunjukkan gejala korokan, didapatkan 16 jenis tanaman dari 23 jenis tanaman. Tanaman tersebut terdiri atas 9 famili tanaman yakni Amaranthaceae, Compositae, Chenopodiaceae, Cruciferae, Cucurbitaceae, Fabaceae, Liliaceae, Solanaceae, dan Umbeliferae Tabel 1.2. Tabel 1.2 Spesies tanaman yang terserang lalat pengorok daun Famili Spesies Nama umum Amaranthaceae Compositae Chenopodiaceae Cruciferae Cucurbitaceae Fabaceae Liliaceae Solanaceae Umbeliferae Amaranthus sp. Lactuca sativa Spinacia oleracea Brassica alboglabra Brassica chinensis Brassica rapa Brassica rapa var parachinensis Brassica oleraceae var capitata Brassica oleraceae var italica Cucumis sativus Luffa acutangula Phaseolus vulgaris Pisum sativum Allium fistulosum Lycopersicum esculentum Apium graveolens Bayam Selada Horenso Kaylan Pak coy Tang och Caisim Kubis Brokoli Ketimun Oyong Buncis Kacang kapri Bawang daun Tomat Seledri 26 Spesies tanaman yang tidak terserang lalat pengorok daun adalah cabai Capsicum annum, bit Beta vulgaris, kucai Allium sp., lobak Raphanus sativus , selada indian Lactuca indica, terong Solanum melongena, dan wortel Daucus carota. Di lapangan ditemukan juga tanaman liar yang terserang lalat pengorok daun, yaitu babadotan Ageratum conyzoides. Spesies pengorok daun yang muncul dari daun contoh dengan gejala korokan bervariasi tergantung pada jenis tanaman inang. Ditemukan empat spesies lalat pengorok daun Famili Agromyzidae yang menyerang tanaman sayuran dataran tinggi, yaitu L. huidobrensis, L. chinensis, L. sativae, dan Chromatomyiae horticola Lampiran 1.1. Dari empat spesies lalat pengorok daun tersebut, dua spesies bersifat polifag yaitu L. huidobrensis dan L. sativae. Kedua spesies ini dapat menyerang berbagai spesies tanaman dari famili yang berbeda, sedangkan dua spesies lainnya yaitu L. chinensis ditemukan hanya menyerang bawang daun dan C. horticola menyerang kacang kapri Gambar 1.1, 1.2, Tabel 1.3 L. huidobrensis merupakan spesies yang dominan ditemukan di dataran tinggi. Pada tanaman bawang daun populasi serangga ini semakin berlimpah dengan meningkatnya ketinggian tempat. Hampir semua lalat pengorok daun yang muncul dari daun terserang adalah spesies L. huidobrensis. Tanaman bawang daun hanya diinfestasi oleh dua spesies lalat pengorok daun yaitu L. huidobrensis dan L. chinensis. Beberapa tanaman seperti seledri dan bawang daun hanya diinfestasi oleh L. huidobrensis walaupun L. sativae mampu hidup pada ketinggian tanaman tersebut tumbuh. Sementara itu, L. sativae hanya ditemukan pada daerah yang lebih rendah. Kelimpahannya menurun dengan meningkatnya ketinggian tempat. Hal ini dapat terlihat pada tanaman tomat, ketimun, pak coy dan buncis. Begitu juga dengan C. horticola yang populasinya semakin menurun dengan meningkatnya ketinggian tempat. Gambar 1.1, 1.2. Namun L. chinensis yang merupakan spesies yang hanya menyerang pada tanaman bawang daun, dapat menginfestasi tanaman bawang daun mulai dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi. 27 Jenis Parasitoid, Kelimpahan dan Tingkat Parasitisasi. Dari survei pada berbagai jenis tanaman sayuran yang terserang lalat pengorok daun, diperoleh delapan spesies parasitoid yang berasosiasi dengan lalat pengorok daun Tabel 1.4. Delapan spesies parasitoid tersebut terdiri dari masing-masing satu spesies dari famili Braconidae dan Eucoilidae dan enam spesies dari famili Eulophidae Tabel 1.4, Lampiran 1.2 n Gambar 1.1 Kelimpahan populasi lalat pengorok daun pada tanaman bawang daun, brokoli, seledri, ketimun dan kacang kapri pada berbagai ketinggian tempat. 100 200 300 400 500 600 700 791 901 903 927 932 965 101 1 10 60 10 82 12 00 12 05 12 56 13 33 13 59 14 30 14 89 15 01 15 70 15 92 Ketinggian tempat m dpl P o pul as i l a la t pe ng or o k da un i nd iv id u 40 da un L. huidob rensis L. chinensis Bawang daun 200 400 600 800 1000 1203 1218 1447 1496 1506 1582 Ketinggian tempat m dpl P op ul as i l al at p eng or ok da un in di v id u20 dau n L. huidobrensis Brokoli 50 100 150 200 86 5 96 9 1003 100 7 1007 1184 1203 Ketinggian tempat m dpl P opulas i lalat pengo rok daun i ndiv idu 20 da un L. huidobrensis Seledri 200 400 600 800 1000 847 854 932 10 10 10 76 13 59 Ketinggian tempat m dpl P o pul a s i l al a t pe ngo rok da un i nd iv id u 20 da un L. huidobrensis L. sativae Ketimun 100 200 300 400 500 600 700 83 8 83 9 84 7 85 6 101 1 117 3 11 74 12 05 Ketinggian tempat m dpl P op ul as i l ala t pe ng or ok da un i n di v id u 4 0 d aun L. huidobrensis C. horticola Kacang kapri 28 Kelimpahan parasitoid pada 3 kisaran daerah ketinggian memperlihatkan bahwa H. varicornis merupakan spesies parasitoid yang paling dominan di berbagai daerah ketinggian. O. chromatomyiae menempati urutan kedua terbanyak ditemukan. Semakin tinggi tempat maka proporsi O. chromatomyiae semakin meningkat. Sementara itu, spesies parasitoid lain hanya sedikit ditemukan, yakni pada kisaran proporsi 0.00- 3.23 pada berbagai daerah ketinggian Gambar 1.3. Gambar 1.2 Kelimpahan populasi lalat pengorok daun pada tanaman kaylan, tomat, horenso, buncis, tang och, bayam, dan caisim di berbagai ketinggian tempat 100 200 300 400 1332 1339 1389 1509 1584 1600 Ketinggian tempat m dpl P opu las i l a lat p eng or o k daun i ndi v idu 20 d aun L. huidobrensis Kaylan 100 200 300 400 500 969 980 1174 1184 1399 Ketinggian tempat m dpl P o pul a s i l a lat pen go ro k da un i nd iv idu 2 0 da un L. huidobrensis L. sativae Tomat 100 200 300 400 1332 1339 1389 1509 1584 1600 Ketinggian tempat m dpl P opu las i l a lat p eng or o k daun i ndi v idu 20 d aun L. huidobrensis Horenso 50 100 150 903 1007 Ketinggian tempat m dpl P opul as i l a lat pengo rok daun in di v id u 2 0 d aun L. huidobrensis L. sativae Pak coy 20 40 60 80 100 120 140 903 1007 Ketinggian tempat m dpl P o pu la s i l a la t p e n g o rok dau n i nd iv id u2 0 da un L. huidobrensis L. sativae Buncis 20 40 60 80 100 894 1076 Ketinggian tempat m dpl P o pul as i l al at pen go ro k d au n ind iv idu 20 da un L. huidobrensis L. sativae Tang och 29 Tabel 1.3 Spesies lalat pengorok daun pada berbagai jenis tanaman inangnya Tanaman L. huidobrensis L. chinensis L. sativae C. horticola Bawang daun + + - - Bayam - - + - Brokoli + - - - Buncis + - + - Caisim + - - - Horenso + - - - Kacang kapri + - + + Kaylan + - - - Ketimun + - + - Kubis + - - - Oyong + - - - Pak coy + - + - Selada + - - - Seledri + - - - Tang och + - - - Tomat + - + - Cabai - - - - Bit - - - - Kucai - - - - Lobak Cina - - - - Selada Indian - - - - Terong - - - - Wortel - - - - Tabel 1.4 Parasitoid yang menyerang lalat pengorok daun Famili Spesies Braconidae Opius chromatomyiae Eucoilidae Gronotoma micromorpha Eulophidae Asecodes deluchii Hemiptarsenus varicornis Neochrysocharis okazakii Neochrysocharis formosa Neocrhysocharis sp. Quadrastichus liriomyzae Tingkat parasitisasi untuk seluruh parasitoid berkisar antara 6.65-62.91 Tabel 1.5, Gambar 1.4, sedangkan tingkat parasitisasi O. chromatomyiae berkisar antara 1.84-62.26. Untuk tanaman inang tertentu tampak O. 30 chromatomyiae mendominasi tingkat parasitisasi seperti terlihat pada tanaman brokoli, caisim, horenso, dan selada. Tabel 1.5 Kelimpahan lalat pengorok daun dan tingkat parasitisasi parasitoid pada berbagai jenis tanaman inang Tanaman inang Jumlah daun helai Total Liriomyza individu Total parasitoid individu Tingkat parasitisasi Bawang daun 2050 6500 2997 31.56 Bayam 38 7 8 53.33 Brocoli 120 3012 1625 35.04 Buncis 60 155 51 24.76 Caisim 20 183 162 46.96 Horenso 140 721 916 55.96 Kacang kapri 180 1130 529 31.89 Kaylan 120 3533 443 11.14 Ketimun 180 3163 944 22.94 Kubis 20 45 3 6.25 Oyong 10 13 6 31.58 Pak coy 40 117 14 10.69 Selada 20 171 290 62.91 Seledri 280 400 123 23.52 Tang och 80 133 87 39.55 Tomat 100 898 502 35.86 Kelimpahan Lalat Pengorok Daun dan Parasitoidnya pada Bawang Daun. Pada pengamatan di lapangan, bawang daun merupakan tanaman yang Gambar 1.3 Komposisi parasitoid menurut ketinggian tempat. 30.90 38.97 0.54 0.00 0.00 87.52 68.49 60.97 0.99 0.00 0.00 2.96 0.08 0.00 1.71 0.04 0.41 1.26 0.12 1.80 0.02 0.00 3.23 0.00 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 700-1000 1001-1300 1301-1600 Ketinggian tempat m dpl P ropor s i par a s it oi d O. chromatomyiae G. micromorpha Asecodes deluchii H. varicornis N. okazakii N. formosa Neochrysocharis sp. Q.liriomyzae n = 1114 n = 2469 n = 5117 31 dominan ditanam pada pertanaman sayuran dataran tinggi di Kabupaten Cianjur dan Bogor. Tanaman ini mendapat serangan lalat Liriomyza dengan tingkat serangan tinggi. Pengamatan jumlah spesies lalat pengorok daun dan parasitoidnya pada tanaman bawang daun memperlihatkan bahwa pada satu helai daun bawang dapat diinfestasi oleh dua spesies Liriomyza Tabel 1.6. Kedua spesies yang menyerang tanaman bawang daun tersebut adalah L. huidobrensis dan L. chinensis dengan rata-rata jumlah imago yang muncul dari daun korokan berturut- turut 19.02 dan 1.12 individu per daun. Parasitoid yang muncul dari korokan daun adalah H. varicornis dan O. chromatomyiae dengan tingkat parasitisasi masing-masing 8.81 dan 3.11 pada kedua spesies Liriomyza. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan empat spesies lalat pengorok daun yang menyerang tanaman sayuran di dataran tinggi Kabupaten Cianjur dan Bogor. L. huidobrensis tercatat sebagai spesies lalat pengorok daun yang paling banyak menyerang berbagai jenis tanaman sayuran. Spesies L. huidobrensis ini bersifat polifag Parrella 1987; Murphy LaSalle 1999. Gambar 1.4. Tingkat parasitisasi Opius chromatomyiae: Bawang daun Bad, Bayam Bay, Brokoli Bro, Buncis Bun, Caisim Cai, Horenso Hor, Kacang kapri Kak, Kaylan Kay, Ketimun Ket, Kubis Kub, Oyong Oyo, Pak coy Pac, Selada Sel, Seledri Sei, Tang och Tao dan Tomat Tom. 31.56 53.33 35.04 55.96 31.89 11.14 22.94 6.25 31.58 10.69 62.91 23.52 39.55 35.86 6.04 20.00 22.39 1.94 26.88 3.25 1.84 2.19 0.00 0.00 3.82 3.06 14.55 0.07 24.76 46.96 62.26 46.09 10 20 30 40 50 60 70 Bad Bay Bro Bun Cai Hor Kak Kay Ket Kub Oyo Pac Sel Sei Tao Tom Tanaman inang T in g ka t p a ra s it isa si Total parasitisasi O. chromatomyiae 32 Tabel 1.6 Kelimpahan spesies Liriomyza dan parasitoid per daun pada tanaman bawang daun Parameter Rerata jumlah individu per daun dan kisaran Pupariun Liriomyza Jenis Liriomyza Liriomyza huidobrensis Liriomyza chinensis Jenis parasitoid Hemiptarsenus varicornis Opius chromatomyiae Persentase parasitisasi parasitoid Hemiptarsenus varicornis Opius chromatomyiae 26.13 7-48 19.02 4-39 1.12 0-7 1.60 0-7 0.67 0-4 8.81 0-50 3.11 0-13.64 Rauf et al. 2000 melaporkan bahwa L. huidobrensis dapat menyerang 45 spesies tanaman yang tergolong ke dalam 20 famili tanaman. Banyaknya tanaman inang memungkinkan L. huidobrensis dengan cepat memencar dari satu wilayah ke wilayah lain Setiawati 1998. L. huidobrensis merupakan spesies yang pertama kali ditemukan di Indonesia pada dataran tinggi Rauf 1999. Dari hasil penelitian ini, spesies L. huidobrensis sangat dominan di daerah tempat pengamatan. Semakin tinggi lokasi, proporsi populasi L. hudobrensis semakin meningkat. Hampir semua tanaman sayuran dataran tinggi dapat diinfestasi oleh L. huidobrensis. Kelimpahan L. huidobrensis pada dataran tinggi erat kaitannya dengan asal lalat pengorok daun ini. Lalat pengorok daun ini di daerah asalnya Amerika Selatan yang menyerang tanaman di daerah dataran tinggi juga. Lalat pengorok spesies L. sativae lebih banyak pada daerah ketinggian yang lebih rendah kisaran 700-1000 m dpl. L. sativae dapat menyerang berbagai jenis tanaman, namun kisaran tanaman inangnya lebih sempit dibandingkan L. huidobrensis . Hama ini berasal dari daerah dataran rendah dan di Indonesia juga banyak menyerang sayuran di dataran rendah Rauf 1999, Susilawati 2002; Herlinda et al. 2006. Kerusakan pada tanaman ketimun di dataran rendah dapat mencapai 60 Rauf Shepard 2001. L. chinensis hanya ditemukan menyerang tanaman bawang daun. Pada penelitian-penelitian sebelumnya, L. chinensis biasa menyerang tanaman bawang 33 di dataran rendah Tapahillah 2002. Hama ini pernah mengalami ledakan populasi out break pada tahun 2000 dengan kehilangan hasil yang cukup tinggi Rauf Shepard 2001. Dalam penelitian ini pertama kali dilaporkan L. chinensis ditemukan pada ketinggian 1500 m dpl. Nampaknya L. chinensis mengalami adaptasi terhadap tanaman inang yang tumbuh di dataran yang lebih tinggi. Kemampuan L. chinensis beradaptasi dengan dataran tinggi akan membuat kerusakan tanaman bawang daun semakin parah. Dari survey yang dilakukan, lalat pengorok daun ini ditemukan menyerang seluruh sampel bawang daun. Pengamatan intensif terhadap tanaman bawang daunmenemukan bahwa, ternyata satu helai daun dapat diserang bersama-sama oleh L. chinensis dan L. huidobrensis , namun populasinya masih didominasi oleh spesies L. huidobrensis. Spesies keempat yang menyerang tanaman sayuran dataran tinggi adalah C. horticola yang hanya menyerang tanaman kacang kapri. C. horticola telah sejak lama ada di Indonesia dan dikenal sebagai hama pengorok daun kapri Kalshoven 1981. Sejak masuknya L. huidobrensis ke Indonesia, kedudukan C. horticola sebagai hama penting pada tanaman kapri tampaknya telah tergeser. Hampir semua imago pengorok yang keluar dari daun kacang kapri adalah L. huidobrensis . Parasitoid yang berasosiasi dengan lalat pengorok daun yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi delapan spesies dari tiga famili. Parasitoid-parasitoid tersebut adalah O. chromatomyiae famili Braconidae, G. micromorpha famili Eucoilidae serta H. varicornis, A. deluchii, N. okazakii, N. formosa, Neochrysocharis sp., dan Q. liriomyzae famili Eulophidae. Survei yang dilakukan oleh Rauf dan Shepard 1999 menemukan delapan spesies parasitoid yang berasosiasi dengan lalat pengorok daun yang terdiri atas famili Eulophidae dan Eucoilidae. Susilawati 2002 menemukan 18 spesies parasitoid yang menyerang lalat pengorok daun di daerah Bogor dan Banjar yang terdiri atas famili Eulophidae, Braconidae dan Eucoilidae. Famili Braconidae yang ditemukan tersebut berasal dari daerah Bogor. Survei yang dilakukan pada awal kedatangan Liriomyza spp. pada tanaman kentang di daerah dataran tinggi hanya menemukan tiga spesies parasitoid, yaitu 34 H. varicornis , Zagrammosoma sp., dan satu spesies dari famili Pteromalidae Supartha 1998. Dalam penelitian yang dilakukan ini sudah ditemukan delapan spesies parasitoid. Keberadaan parasitoid lalat pengorok daun yang beragam di lapangan saat ini, diduga berasal dari parasitoid yang berasosiasi dengan lalat pengorok daun C. horticola. Lalat pengorok daun ini merupakan hama utama pada tanaman kacang kapri Kalshoven 1981 yang keberadaanya sudah lama di Indonesia sebelum kedatangan spesies Liriomyza spp.. Menurut Spencer 1973, Hemiptarsenus sp., Opius sp., dan Chrysocharis sp., merupakan tiga spesies diantara parasitoid yang berasosiasi dengan C. horticola pada tanaman kacang kapri. H. varicornis dan O. chromatomyiae merupakan dua spesies parasitoid yang populasinya berlimpah ditemukan di lapangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Hidrayani 2003 dan Purnomo 2003 yang melaporkan bahwa H. varicornis dan O. chromatomyiae merupakan parasitoid yang dominan di lapangan. Dalam penelitian ini, H. varicornis menempati proporsi paling tinggi 87.52 pada skala ketinggian 700-1000 m dpl, sedangkan dengan peningkatan ketinggian tempat proporsi H. varicornis menurun. Sementara itu, terjadi peningkatan pada proporsi O. chromatomyiae dari 1.71 pada skala 700- 1000 m dpl menjadi 38.97 pada 1301-1600 m dpl. Tampaknya O. chromatomyiae lebih dapat beradaptasi pada daerah yang lebih tinggi yakni pada daerah suhu yang lebih rendah dan kelembaban yang tinggi. Proporsi parasitoid lainnya relatif rendah dan hanya mencapai kisaran maksimal 3.23. Parasitoid yang ditemukan dapat berasosiasi dengan berbagai jenis tanaman yang terserang lalat pengorok daun. Tingkat parasitisasi parasitoid pada berbagai jenis tanaman sayuran sangat bervariasi yaitu antara 6.25 sampai 62.91. Dari 16 spesies tanaman yang terserang lalat pengorok daun, parasitoid O. chromatomyiae dapat berasosiasi dengan 13 spesies tanaman. Hal ini mengindikasikan bahwa parasitoid O. chromatomyiae akan mampu mengendalikan lalat pengorok daun yang menyerang tanaman sayuran. Disamping itu, gulma berbunga yang ditemukan di lapangan seperti babadotan akan dapat menjadi sumber nutrisi parasitoid dan berperan sebagai tanaman reservoar. 35 Tingkat parasitisasi O. chromatomyiae lebih tinggi pada tanaman selada, caisim, dan horenso. Diduga morfologi daun yang lebar dan bentuk susunan daun yang saling tumpang tindih ketiga jenis tanaman tersebut memberikan kondisi iklim mikro yang sesuai bagi parasitoid O. chromatomyiae untuk meletakkan telurnya pada larva lalat pengorok daun. Tanaman yang berdaun lebar yang sangat disukai oleh parasitoid, khususnya O. chromatomyiae, dapat digunakan dalam manipulasi habitat untuk mendukung keberadaan parasitoid di lapangan, sehingga diharapkan dapat efektif menekan populasi lalat pengorok daun. Kesimpulan Tanaman sayuran dataran tinggi Kabupaten Cianjur dan Bogor telah diinfestasi oleh empat spesies lalat pengorok daun, yakni L. huidobrensis, L. sativae , L. chinensis, dan C. horticola. Dua spesies pertama, L. huidobrneisis dan L. sativae bersifat polifag, sedangkan L. chinensis dan C. horticola ditemukan hanya menyerang masing-masing pada tanaman bawang daun dan kacang kapri. Semakin tinggi ketinggian tempat jumlah L. huidobrensis semakin berlimpah sedangkan populasi L. chinensis semakin menurun. Parasitoid yang ditemukan berasosiasi dengan lalat pengorok daun adalah O. chromatomyiae Braconidae, G. micromorpha Eucoilidae, H. varicornis, A. deluchii, N. okazakii, N. formosa , Neochrysocharis sp., dan Q. liriomyzae Eulophidae. Parasitoid O. chromatomyiae ditemukan memarasit lalat pengorok daun yang menginfestasi hampir semua spesies tanaman yang dikoleksi dengan tingkat parasitisasi mencapai 62.26 dan dapat beradaptasi dengan baik pada daerah dataran tinggi. Tanaman gulma berbunga dan tanaman yang sangat disukai oleh parasitoid, khususnya O. chromatomyiae, dapat digunakan untuk mengkonservasi parasitoid di lapangan. Daftar Pustaka Cardova C, Karel AK. 1990. Insect and other invertebrate pest of beans. In S.R. Singh. Insect Pest of Food Legumes. Jhon Willey Sons Ltd. 157-191. Fisher N, Ubaidillah R, Reina P, La Salle J. 2006. Liriomyza Parasitoids of South East Asia . Australia. 36 Herlinda S, Purwanti E, Pujiastuti Y, Rauf A. 2006. Preferensi Liriomyza sativae Balnchard Diptera: Agromyzidae pada ketimun dan tomat. Agritop 251: 7- 11. Hidrayani. 2003. Bioekologi Hemiptarsenus varicornis Girault Hymenoptera: Eulophidae, parasitoid Liriomyza huidobrensis Blanchard Dipetara: Agromyzidae [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revised by PA. van der Laan. PT. Ichtiar Baru. Van Hoeve. Jakarta. 701 p. Murphy ST, LaSalle J. 1999. Balancing biological control strategies in the IPM of new world invasive Liriomyza leafminers in field vegetable crops. Biocontrol News and Information 20: 91-104. Parrella MP. 1987. Biology of Liriomyza. Annu Rev Entomol 32:201-224. Purnomo. 2003. Liriomyza huidobrensis Blanchard Diptera: Agromyzidae: Kesesuaian inang, perkembangan populasi, dan pengaruh insektisida translamina [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Rauf A. 1995. Liriomyza: hama pendatang baru di Indonesia. Bul HPT 81: 46– 48. Rauf A. 1999. Persepsi dan tindakan petani kentang terhadap lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensis Blanchard Diptera: Agromyzidae. Buletin HPT 111:1-13. Rauf A, Shepard BM. 1999. Leafminers in vegetables in Indonesia: surveys of host crops. Species composition, parasitoids and control practices. Worhshop of Leafminers of Vegetables in Southeast Asia; Selangor, 2-5 February 1999. Selangor: CAB International, Southeast Asia Regional Center. Rauf A, Shepard BM. 2001. Current status on the biology, ecology and management of Liriomyza spp. in Indonesia with emphasis on L. huidobrensis. Paper presented at seminar on invasive arthropod pests of vegetables and economic food crops, Kualalumpur Malaysia, 13-14 March 2001. Rauf A, Shepard BM, Johnson MW. 2000. Leafminers in vegetables, ornamental plants and weeds in Indonesia: surveys of host crops, species composition and parasitoids. Intern J Pest Manage 464:257-266. Rustam R. 2002. Biologi Opius sp.Hymenoptera: Braconidae parasitoid lalat pengorok daun kentang [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Setiawati W. 1998. Liriomyza huidobrensis hama baru pada tanaman kentang. Bandung: Balai Tanaman Sayuran Spencer KA. 1973. Agromyzidae Diptera of Economic Importance. Junk BVW, editor. The Hague, 418 p. Spencer KA, Steyskal BC. 1986. Manual of the Agromyzidae Diptera of United States . New York: USDA. 37 Supartha IW. 1998. Bionomi lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensis Blanchard Diptera: Agromyzidae, pada pertanaman kentang [disertasi]. Bogor; Program Pascasarjana , Institut Pertanian Bogor. Susilawati. 2002. Komposisi dan kelimpahan parasitoid lalat pengorok daun Liriomyza sativae Blanchard Diptera: Agromyzidae [thesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Tapahillah T. 2002. Survei lalat pengorok daun Liriomyza spp. Diptera: Agromyzidae dan parasitoidnya pada berbagai tumbuhan inang dan ketinggian tempat di Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 38 Lampiran 1.1 Spesies lalat pengorok daun yang menyerang pertanaman sayuran pada dataran tinggi skala pembanding adalah 1 mm Liriomyza huidobrensis Liriomyza sativae Liriomyza chinensis Chromatomyia horticola 39 Lampiran 1.2 Spesies parasitoid lalat pengorok daun dataran tinggi skala pembanding adalah 1 mm Opius chromatomyiae Hemiptarsenus varicornis Asecodes deluchii Neochrysocharis formosa Neochrysocharis okazakii Neochrysocharis sp. Quadratichus liriomyzae Gronotoma micromorpha 40

2. DINAMIKA POPULASI Liriomyza spp. DIPTERA: