KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

13

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis dan Fisik Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan terletak pada 126º 45’ dan 129º 30’ Bujur Timur, 0º 30’ Lintang Utara dan 2º 00’ Lintang Utara. Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan dengan ibu kota Bacan Labuha, secara administratif merupakan bagian dari wilayah Provinsi Maluku Utara dengan luas sekitar 40.236,72 Km² yang terdiri atas luas daratan 8.779,32 Km² dan lautan seluas 31.484,40 Km². Kabupaten Halmahera Selatan terletak di kawasan timur Indonesia, tepatnya berbatasan dengan : - Sebelah Utara dibatasi oleh Kota Tidore Kepulauan dan Kota Ternate. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Seram. - Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Halmahera. - Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Maluku. Kabupaten Halmahera Selatan adalah salah satu daerah hasil pemekaran dari Provinsi Maluku Utara termasuk didalamnya gugusan pulau-pulau yang wilayahnya sebagian besar dikelilingi oleh lautan, tujuh diantaranya Pulau Obi, Pulau Bacan, Pulau Makian, Pulau Kayoa, Pulau Kasiruta Ruta, Pulau Mandioli dan sebagian Pulau Halmahera di bagian selatan. Dari ketujuh Pulau tersebut yang paling besar adalah Pulau Obi dengan luas wilayah ± 3.111 Km² PEMDA KABHALSEL 2006. Dilihat dari topografi wilayah maka kondisi Kabupaten Halmahera Selatan tidak jauh berbeda dengan daerah-daerah lain yang ada di Provinsi Maluku Utara yang sebagian besar merupakan perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan rata-rata 15-40 dan bukit tertinggi adalah gunung sibela yang berada di Pulau Bacan dengan elevasi 2.111 m dpl. Faktor iklim curah hujan dan suhu memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pembentukan jenis tanah di daerah ini, sehingga menyebabkan tanah yang berada di Kabupaten Halmahera Selatan mempunyai sifat yang berbeda. Kondisi iklim di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan secara umum beriklim tropis dan iklim musim. Keadaan iklim di daerah Kabupaten Halmahera Selatan dipengaruhi oleh besar kecil tekanan angin yang berasal 14 dari laut Seram dan laut Maluku. Musim angin yang terjadi adalah pada musim barat atau utara dan musim selatan atau timur tenggara yang diselingi dengan 2 musim pancaroba akibat dari transisi kedua musim tersebut. Pada musim barat atau utara berlangsung pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret dan bulan April adalah masa transisi ke musim tenggara dan pada saat itu biasanya diikuti dengan musim kemarau. Sedangkan musim selatan atau timur tenggara umumnya berlangsung selama 6 bulan, yang berawal dari bulan November dan biasanya terjadi hujan PEMDA KABHALSEL 2006. Pada masa transisi antara bulan April dan bulan Nopember kecepatan angin yang terjadi rata-rata 10,2 kmjam dengan kecepatan terbesar 14,3 Kmjam sedangkan curah hujan yang terjadi rata-rata 1500-2500 mmtahun dengan jumlah hari hujan 80-150 Hari. Besarnya curah hujan tersebut menurut klasifikasi Schmidt F.H dan J.H.A Ferguson yang menunjukan bahwa Daerah Halmahera Selatan tergolong dalam klasifikasi tipe iklim A dan B kecuali daerah Saketa yang beriklim C dan daerah Laiwui yang bertipe Am Klasifikasi Koppen. Salah satu daerah Halmahera Selatan yang berada pada garis katulistiwa yaitu gugusan Pulau Guraici yang berakibat suhu udara di daerah tersebut bersuhu 27 - 30ºC. Gambar 3. Peta Provinsi Maluku Utara Keterangan : Tanda panah merupakan arah lokasi penelitian Sumber: Gemilang Utama Surabaya [GUS] 2005. Atlas Indonesia dan Dunia. Surabaya: Gemilang Utama Surabaya. 15 Gambar 4. Peta Kabupaten Halmahera Selatan Keterangan : J 1 jembatan I dan J II Jambatan II di Pulau Bacan Labuha, G I Gua I dan G II Gua II di Pulau Kasiruta Ruta sebagai lokasi pengamatan. Sumber : World Atlas Map. 2005. Encarta Reference Library Premium. 16

IV. METODE PENELITIAN