Perilaku. Pemanfaatan Sarang Burung Seriti.

9

B. Perilaku.

Menurut Soetjipta 1993 perilaku hewan sebagai usaha adaptasi hewan terhadap perubahan lingkungan sehingga hewan tersebut dapat tetap hidup dan berkembangbiak. Perilaku merupakan kegiatan teramati pada suatu mahluk hidup dalam menjalani hidupnya yang seringkali beradaptasi terhadap lingkungan. Pasangan seriti jantan dan betina akan saling bergantian mengoles air liurnya sedikit demi sedikit ke sarang yang berada di dinding tempat meletakkan sarang Budiman 2002a. Seriti dapat membuat sarang sepanjang tahun tanpa berhenti. Namun sarang yang dibuat di luar musim berbiak berukuran lebih kecil dibandingkan sarang yang dibuat pada musim berbiak. Pada saat musim berbiak waktu yang dibutuhkan untuk membuat sarang adalah 40 hari, sedangkan di luar musim berbiak lamanya pembuatan sarang adalah 80 hari karena produksi air liur seriti sedikit BPRSB 1979. Musim berbiak seriti banyak ditandai dengan adanya sekawanan seriti yang saling berkejaran, secara alami seriti akan memilih musim kawin dan berbiak menjelang musim hujan, hal ini berkaitan dengan melimpahnya makanan Marzuki et al., 2002. Selang waktu 5-8 hari seriti betina mulai bertelur, sampai telur berjumlah 2 butir, selanjutnya pasangan seriti akan saling bergantian untuk mengerami telur-telur tersebut selama 21-24 hari, setelah itu anak seriti yang baru menetas akan disuapi oleh induknya selama 45 hari, kemudian anak-anak seriti ini dapat terbang dan mencari makan sendiri BPRSB 1979.

C. Sarang Burung Seriti Collocalia esculenta

1. Kriteria Sarang Kriteria sarang seriti menurut Djana 2004 adalah :

a. Sarang dibuat oleh pasangan seriti jantan dan betina b. Sarang seriti direkatkan dengan air liur saliva c. Sarang seriti menempel pada bidang vertikal dan horisontal. d. Sarang seriti terbuat dari beberapa jenis tumbuhan seperti lumut, rumput, ijuk, daun cemara, pinus, dan jenis tumbuhan lainnya. 10 Gambar 2. Sarang Seriti Collocalia esculenta Keterangan : Bar = 2 cm 2. Peletakkan sarang Pada umumnya sarang seriti menempel pada suatu bidang vertikal, misalnya pada sirip kayu dan menempel di celah-celah batu pada dinding gua. Tempat membuat sarang dapat ditentukan oleh jantan, betina ataupun keduanya dan sarang seriti dibuat oleh pasangan seriti Taslim 2002. Menurut Whendrato et al., 1989 tempat yang dipilih seriti untuk menempelkan sarang yaitu tidak terkena air hujan, dan tempat yang suhu dan kelembabannya stabil, tidak licin dan mengkilap, berwarna kotor dan agak lembab, dinding kasar atau guratan-guratan pada dinding, terlindungi dari hembusan angin kencang. Tempat peletakkan dan meletakkan sarang seriti mempunyai ciri-ciri diantaranya adalah seriti berjejeran di dekat sarang yang sudah ada, membentuk kumpulan sarang baik ke kiri-kanan, kadang ke atas dan ke bawah mengelompok pada koloninya, pada tonjolan dan lubang dinding yang terdapat tumpuan mendatar sehingga sarang dapat dengan mudah diletakkan tergantung pada ujung atau bendolan Whendrato et al., 1989.

3. Pembuatan dan bentuk Sarang.

Sarang seriti dibuat dari air liurnya saliva yang kemudian menjadi keras. Perubahan warna sarang yang terbuat dari air liur adalah akibat pengaruh makanan, pengaruh tempat tempelan sarang serta pengaruh zat-zat lain yang 11 mencemarinya Adiwibawa 2000. Keadaan iklim dapat mempengaruhi awal pembuatan sarang. Burung seriti memilih tempat untuk membuat sarang pada tempat yang suhu dan kelembabannya stabil dan tempat yang mudah menempeli sarang. Dalam bersarang, burung seriti membutuhkan waktu lebih lama karena mencari bahan rumput-rumputan kering. Hal ini membutuhkan waktu kira-kira 60-70 hari tergantung musim kemarau atau penghujan. Bentuk sarang seriti yaitu ada yang berbentuk mangkok dan pojok tergantung dari tempat seriti melekatkan sarang Whendrato et al., 1989. Sarang seriti ada yang berbentuk seperti mangkok dibelah dua apabila melekat pada tengah-tengah sirip dan ada yang dibelah empat atau tiga apabila melekat di sudut sirip.

4. Bahan Penyusun Sarang

Sarang seriti terbuat dari bahan dasar berupa serabut memanjang yang diambil dari alam. Bahan dasar tersebut berupa tumbuh-tumbuhan, misalnya rumput, bunga rumput, daun pohon cemara Casuarina equisetifolia, tangkai daun berjari, serat kelapa, ijuk, bunga tebu, lumut, mahkota bunga, tulang daun dari pohon flamboyan Delonix regia dan daun pinus Soehartono dan Mardiastuti 2003. Bahan dasar sarang burung seriti bisa juga dari hewan atau bahan buatan manusia, misalnya bulu seriti atau tali rafia yang direkatkan dengan air liur. Bahan-bahan tersebut diambil sambil terbang saat bahan tersebut melayang tertiup angin atau masih melekat pada sesuatu ranting pohon atau yang lainnya yang mudah diambil Adiwibawa 2000. Menurut Nugroho 1996 sarang burung seriti terdiri dari bahan rumput kering yang dilumuri oleh air liur kira-kira sebesar 15 dan kadang-kadang sedikit bulu. Menurut Alikodra 1989 lumut, lumut kerak, dan ranting-ranting direkatkan dengan air liur sebagai perekat bahan-bahan pembentuk sarang seriti. Persentase berat liur kering sarang burung seriti tergantung pada jenis serat yang dipakai dan susunan bahan dasar sarang seriti. Berat liur kering dapat mencapai sekitar 60 dari berat total sarang Djana 2004. 12

D. Pemanfaatan Sarang Burung Seriti.

Data mengenai produksi sarang seriti Collocalia esculenta hingga kini belum tersedia. Perlu di ingat bahwa tidak semua sarang seriti tersebut memiliki nilai komersial karena tergantung bahan sarang yang di pakai, saat ini hanya sarang dari jenis bahan pinus Pinus merkusii yang bernilai karena adanya kesulitan dalam proses pemisahan material tumbuhan dari air liur seriti Soehartono dan Mardiastuti 2003. Sarang seriti yang sudah di panen dapat dikelola dengan baik karena adanya temuan teknologi yang mudah memisahkan air liur dari bahan sarang dan hingga kini hanya sedikit perusahan pembersih sarang di Indonesia yang mampu memproses sarang seriti Soehartono dan Mardiastuti 2003. Burung seriti sangat mudah beradaptasi dan toleran terhadap lingkungan manusia, sehingga mudah ditemukan. Bila dibandingkan dengan sarang walet, sarang seriti mempunyai nilai jual lebih rendah yaitu Rp 250.000 sampai Rp 300.000kilogram. Harga sarang seriti di daerah Kabupaten Halmahera Selatan merupakan nilai yang sangat komersial untuk di jual keluar kota dan mudah terjual ke daerah yang dapat mengelola sarang burung seriti. Pada umumnya sebagian masyarakat banyak yang menginginkan sarang seriti untuk kebutuhan ekonomi mereka. Sarang seriti yang di jual sangat bermanfaat, serta dapat dikonsumsi oleh masyarakat dan dipercaya berkhasiat bagi kesehatan diantaranya berupa obat-obatan seperti obat sakit pernapasan, obat awet muda, meningkatkan vitalitas dan obat kecantikan, serta menghambat pertumbuhan sel-sel kanker Widyawati 1998. 13

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis dan Fisik Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan terletak pada 126º 45’ dan 129º 30’ Bujur Timur, 0º 30’ Lintang Utara dan 2º 00’ Lintang Utara. Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan dengan ibu kota Bacan Labuha, secara administratif merupakan bagian dari wilayah Provinsi Maluku Utara dengan luas sekitar 40.236,72 Km² yang terdiri atas luas daratan 8.779,32 Km² dan lautan seluas 31.484,40 Km². Kabupaten Halmahera Selatan terletak di kawasan timur Indonesia, tepatnya berbatasan dengan : - Sebelah Utara dibatasi oleh Kota Tidore Kepulauan dan Kota Ternate. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Seram. - Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Halmahera. - Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Maluku. Kabupaten Halmahera Selatan adalah salah satu daerah hasil pemekaran dari Provinsi Maluku Utara termasuk didalamnya gugusan pulau-pulau yang wilayahnya sebagian besar dikelilingi oleh lautan, tujuh diantaranya Pulau Obi, Pulau Bacan, Pulau Makian, Pulau Kayoa, Pulau Kasiruta Ruta, Pulau Mandioli dan sebagian Pulau Halmahera di bagian selatan. Dari ketujuh Pulau tersebut yang paling besar adalah Pulau Obi dengan luas wilayah ± 3.111 Km² PEMDA KABHALSEL 2006. Dilihat dari topografi wilayah maka kondisi Kabupaten Halmahera Selatan tidak jauh berbeda dengan daerah-daerah lain yang ada di Provinsi Maluku Utara yang sebagian besar merupakan perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan rata-rata 15-40 dan bukit tertinggi adalah gunung sibela yang berada di Pulau Bacan dengan elevasi 2.111 m dpl. Faktor iklim curah hujan dan suhu memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pembentukan jenis tanah di daerah ini, sehingga menyebabkan tanah yang berada di Kabupaten Halmahera Selatan mempunyai sifat yang berbeda. Kondisi iklim di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan secara umum beriklim tropis dan iklim musim. Keadaan iklim di daerah Kabupaten Halmahera Selatan dipengaruhi oleh besar kecil tekanan angin yang berasal