2.1.6. Profil Perusahaan
1. Definisi dan Konsep Profil Perusahaan
Profil perusahaan merupakan salah satu faktor potensial yang mempengaruhi praktik pengungkapan sosial perusahaan. Robert 1992 dalam
Karina 2013 mendefinisikan industri yang high-profile sebagai perusahaan yang mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan consumer
visibility, tingkat risiko politik yang tinggi atau tingkat kompetensi yang kuat. Keadaan yang demikian membuat perusahaan mendapatkan sorotan lebih dari
masyarakat luas mengenai aktivitas perusahaannya. Industri low-profile adalah kebalikannya, perusahaan ini memiliki tingkat consumer visibility, tingkat risiko
politik dan tingkat kompetensi yang lebih rendah, sehingga tidak banyak mendapatkan sorotan dari masyarakat luas mengenai aktivitas usahanya meskipun
dalam melakukan kegiatan operasinya perusahaan melakukan kesalahan dan kegagalan dalam proses maupun hasil produksinya.
Tingkat consumer visability dan risiko politis dapat dilihat dari apakah suatu industri berorientasi menghasilkan barang konsumsi atau barang industri.
Industri yang menghasilkan barang konsumsi dapat dikategorikan ke dalam perusahaan high-profile. Rahajeng 2010 menjelaskan bahwa industri yang
berorientasi pada barang konsumsi akan lebih sensitif terhadap masalah keamanan produk dan lingkungan sekitar, dan hal ini dapat secara langsung berpengaruh
terhadap persepsi konsumen dan keputusan pembelian. Jika dikaitkan dengan teori legitimasi, perusahaan yang tergolong dalam kategori high-profile cenderung
lebih banyak mengungkapkan tanggung jawab sosialnya, hal ini dilakukan
perusahaan untuk melegitimasi kegiatan operasinya dan menurunkan tekanan dari para aktivis sosial dan lingkungan.
2. Pengukuran Profil Perusahaan
Pengukuran profil perusahaan dilakukan
berdasarkan klasifikasi perusahaan yang termasuk dalam kategori high-profile dan low-profile. Penelitian
yang dilakukan Hendrasaputra 2007 serta Lucyanda dan Siagian 2012 perusahaan yang termasuk kategori high profile adalah perusahaan yang bergerak
di bidang otomotif, penerbangan, agrobisnis, tembakau dan rokok, makanan dan minuman,media dan komunikasi, energi listrik, kesehatan dan transportasi.
Sementara perusahaan yang termasuk kategori low-profile adalah perusahaan yang ada dibidang perusahaan konstruksi, keuangan dan perbankan, penyedia
peralatan medis, real estate, ritel, tekstil, produk personal dan produk rumah tangga.
Sementara Utomo 2000, Hasibunan 2001 dan Permana 2012 mengelompokan perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan dan
pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, agrobisnis, tembakau dan rokok, makanan dan minuman, media dan komunikasi, kesehatan, transportasi dan
pariwisata kedalam kategori perusahaan high-profile. Perusahaan yang bergerak di bidang bangunan, keuangan dan perbankan, supplier peralatan medis, retailer,
tekstil dan produk tekstil, produk personal dan produk rumah tangga dikategorikan kedalam perusahaan low-profile.
Putra 2011 dan Karina 2013 menggunakan pengelompokan yang disampaikan oleh Roberts 1992, Preston 1977 dan Patten 1991 dalam
Hakston dan Milne 1996 yang mengelompokan industri migas, kehutanan, pertanian, pertambangan, perikanan, kimia, otomotif, barang konsumsi, makanan
dan minuman, kertas, farmasi, plastik dan konstruksi sebagai industri high-profile.
2.1.7. Pertumbuhan Perusahaan