2. Pengaruh
Leverage terhadap CSR disclosure
Leverage dapat dikatakan sebagai alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditor dalam membiayai aset perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan
yang mempunyai tingkat leverage lebih rendah, dapat dikatakan perusahaan tersebut lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Tingkat leverage
perusahaan menggambarkan risiko keuangan perusahan Purnasiswi, 2011. Sesuai dengan teori stakeholders perusahaan dengan tingkat leverage yang
tinggi akan lebih mempertimbangkan pemanfaatan hasil usaha dan kekayaannya aset untuk membayar kewajibannya kepada para debtholders dibandingkan
untuk membiayai aktivitas tanggung jawab sosialnya dan juga pengungkapannya, sehingga penyampaian informasi yang dibutuhkan oleh pemangku kepentinga
tidak maksimal. Hal ini dapat menimbulkan penilaian yang negatif dari para pemangku kepentingan terhadap bisnis perusahaan.
Beberapa penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh leverage terhadap CSR disclosureyang mendukung teori stakeholderini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Shubiri et al. 2012, Nur dan Priantinah 2012 serta Oktariani dan Mimba 2014 yang menemukan adanya pengaruh negatif dari
leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Pengaruh Profil Perusahaan terhadap CSR
disclosure
Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan profil perusahaan kebanyakan mendukung bahwa industri high-profile mengungkapkan informasi mengenai
tanggung jawab perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan industri low- profile. Robert 1992 dalam Karina 2013 mendefinisikan industri yang high-
profile sebagai perusahaan yang mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan consumer visibility, tingkat risiko politik yang tinggi atau
tingkat kompetensi yang kuat. Keadaan yang demikian membuat perusahaan mendapatkan sorotan lebih dari masyarakat luas mengenai aktivitas
perusahaannya. Industri low-profile adalah kebalikannya, perusahaan ini memiliki tingkat
consumer visibility, tingkat risiko politik dan tingkat kompetensi yang lebih rendah, sehingga tidak banyak mendapatkan sorotan dari masyarakat luas
mengenai aktivitas usahanya meskipun dalam melakukan kegiatan operasinya perusahaan melakukan kesalahan dan kegagalan dalam proses maupun hasil
produksinya. Hal ini yang mendorong perusahaan high-profil lebih banyak mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosialnya, demi menanggapi tekanan
dari para pemangku kepentingan khususnya masyarakat dan lingkungan. Uraian di atas mendukung adanya teori stakeholder. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Putra 2011 dan Permana 2012 menemukan adanya pengaruh positif signifikan yang terjadi antara profil perusahaan dengan
CSR disclosure.
4. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap CSR