Identifikasi Potensi dan Masalah

1. Identifikasi Potensi dan Masalah

Salah satu tujuan pembelajaran biologi adalah untuk melatih siswa supaya memiliki keterampilan proses. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka seorang guru dituntut untuk mengembangkan keterampilan proses sains pada setiap kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi di SMA N 1 Pemalang diketahui bahwa, salah satu upaya yang dilakukan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran biologi yaitu dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu materi yang dibelajarkan dengan pendekatan keterampin proses sains adalah materi sistem pencernaan. Berdasarkan silabus pembelajaran biologi diketahui bahwa, pembelajaran materi sistem pencernaan dilakukan dengan kegiatan seperti observasi menu makanan seimbang, pengamatan organ pencernaan dan praktikum uji makanan. Oleh karena itu pembelajaran biologi di SMA N 1 Pemalang dapat dikatakan telah sesuai dengan tuntutan kurikulum, hal ini merujuk pada pendapat Rustaman 2005 bahwa, kurikulum pada pendidikan dasar dan menengah menekankan penggunaan pendekatan keterampilan proses sains dalam pengajaran IPA. Selain melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru juga harus melaksanakan kegiatan penilaian pada setiap kegiatan belajar mengajar. Kegiatan penilaian dimaksudkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran, penguasaan siswa terhadap pembelajaran, serta ketepatan dan keefektifan metode mengajar. Penilaian keterampilan proses sains merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran biologi. Hal tersebut merujuk pada pendapat Trihastuti 2008, diacu dalam Mahmudin 2010 bahwa penilaian keterampilan proses harus selalu dilakukan untuk mengembangkan keterampilan pada siswa. Hasil wawancara dengan guru di SMA N 1 Pemalang, penilaian keterampilan proses sains belum pernah dilakukan. Penilaian yang dilakukan hanya untuk mengkur kemampuan hafalan siswa. Jika siswa dapat menghafal materi, maka siswa tersebut dinyatakan telah tuntas dalam belajar. Oleh karena itu, penilaian terhadap penguasaan keterampilan proses sains siswa menjadi terabaikan. Permasalahan yang dihadapi guru dalam melaksanakan penilaian keterampilan proses sains yaitu belum ada instrumen sebagai alat ukur. Merujuk pada pendapat Subali 2010 bahwa keterampilan proses dapat diukur dengan tes tertulis, maka permasalahan tersebut dapat diatasi dengan cara mengembangkan tes tertulis sebagai alat ukur keterampilan proses. Instrumen penilain yang biasa digunakan oleh guru di SMA N 1 pemalang berupa soal pilihan ganda yang hanya mengukur kemampuan menghafal. Soal pilihan ganda sebenarnya memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi alat ukur keterampilan proses sains. Hal ini merujuk pada pendapat Supranata 2004 bahwa soal pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur kemampuan mengamati, mengenal metode, menginterpretasi, menilai metode, mengklasifikasi, menginferensi, memprediksi, dan merancang percobaan. Penggunaan soal pilihan ganda sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains juga diperkuat oleh hasil penelitian Monica 2005 dan Lan 2007 yang menyatakan bahwa, soal pilihan ganda yang dikembangkan valid sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains.

2. Pengembangan Tes Keterampilan Proses Sains