menyusun kisi-kisi. Menyusun kisi-kisi tes merupakan tahapan penting sebelum menulis item-item soal. Kisi-kisi test blue-print atau table of specification
merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup penilaian dan
sebagai petunjuk dalam menulis soal. Menurut Rustaman 2009, soal keterampilan proses berbeda dengan soal
penguasaan konsep. Item soal keterampilan proses memiliki beberapa karakteristik antara lain tidak dibebani konsep nonconcept burden. Apabila ada
konsep yang terlibat maka harus diyakini oleh penyusun bahwa konsep sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa dekat dengan keadaan sehari-hari
siswa. Karakteristik berikutnya adalah mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh siswa. Informasi dalam item soal keterampilan proses dapat
berupa gambar, diagram, grafik, data dalam Tabel atau uraian, atau objek aslinya serta terdapat gambar-gambar untuk membantu menghadirkan objek.
Monica 2005 dan Lan 2007 pernah mengembangkan tes keterampilan proses sains dalam bentuk pilihan ganda, sedangkan Subali 2010
mengembangkan tes keterampilan proses sains dalam bentuk essai. Monica, Lan, dan Subali menyatakan bahwa, tes keterampilan proses sains yang dikembangkan
layak digunakan sebagai instrumen tes.
5. Kualitas Alat Penilaian
Menurut Sudjana 2009 alat penilaian yang baik adalah alat yang mampu mengunggkapkan hasil belajar secara objektif. Suatu alat penilaian dikatakan
dapat mengungkap hasil belajar siswa secara objektif sagat bergantung pada kualitas alat penilaiannya. Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas
yang baik apabila alat tersebut memenuhi kriteria ketepatan Validity dan ketetapan Reliabiliy. Menurut Sukardi 2008, selain syarat validitas dan
reliabilitas, alat penilaian juga hendaknya memiliki karakteristik kegunaan Usability.
a. Validitas Tes
Menurut kamus bahasa indonesia valid disebut dengan istilah sahih. Suatu alat ukur dinyatakan sahih valid, jika alat ukur tersebut benar-benar mampu
memberikan informasi empirik sesuai dengan hal yang akan diukur Subali 2010.
Azwar 2001 berpendapat bahwa validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes
dikatakan valid jika memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Jika suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur atribut A, dan
kemudian memang menghasilkan informasi mengenai atribut A, maka tes tersebut memiliki validitas tinggi.
Menurut Arikunto 2009 terdapat empat jenis validitas yaitu validitas isi, validitas konstruk, validitas konkuren, dan validitas prediksi. Suatu tes dikatakan
memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Menurut Widyoko 2010, untuk
tes hasil belajar, validitas isi merupakan aspek validitas yang paling penting. Validitas isi ditentukan melalui penilaian para pakar. Menurut Monica 2005 tes
dikatakan valid jika memperoleh penilaian pakar minimal 70. Suatu tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila item item soal yang membangun
tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Validitas konkuren merupakan derajat skor suatu tes
dihubungkan dengan skor tes lain yang telah dibuat. Validitas prediksi merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi kemampuan seseorang
akan dapat melakukan tugas atau pekerjaan yang telah direncanakan. Validitas soal bentuk pilihan ganda dapat diketahui secara matematis
dengan menggunakan korelasi Point biserial Depdiknas 2008b. Menurut Wells 2003, Purwanto 2004 dan Hidayanto 2010 kriteria soal yang baik valid
adalah jika besarnya korelasi point biserial ≥ 0,20.
b. Reliabilitas Tes