Gambar 3. Kerangka pemikiran analisis permintaan tepung terigu oleh pedagang gorengan di Bandar Lampung.
D. Hipotesis
Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan input tepung terigu oleh pedagang gorengan adalah harga input harga tepung terigu, harga
barang komplementer maupun substitusi harga tahu, harga pisang, harga kol, harga minyak goreng dan harga gas, harga ouput harga gorengan, jumlah
pembeli dan omset.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tepung terigu oleh pedagang gorengan
- X1
= harga tepung terigu Rpkg -
X2 = harga tahu Rpkg
- X3
= harga pisang Rpkg -
X4 = harga kol Rpkg
- X5
= harga minyak goreng Rpbiji -
X6 = harga gorengan Rpkg
- X7
= harga gas Rpkg -
X8 = jumlah pembeli
- X9
= omzet pedagang gorengan Rphari
Tepung terigu dalam olahan gorengan
Impor tepung terigu Ketahanan pangan sebagai pilar
ketahanan nasional
Komposisi Pengunaan Tepung terigu dalam gorengan.
Pola permintaan tepung terigu oleh pedagang gorengan
Jumlah pembelian
Frekuensi pembelian
Tempat memperoleh
Merek
III. METODE PENELITIAN
A. Metode, Lokasi dan Waktu Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Penelitian ini dilakukan di Kota Bandar Lampung yang dipilih secara sengaja
purposive. Kota Bandar Lampung merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan di Provinsi Lampung sehingga dapat mewakili masyarakat kota
lain di Provinsi Lampung, hal ini yang menjadi alasan bagi peneliti melakukan penelitian di Kota Bandar Lampung. Waktu pengumpulan data dilakukan
pada April-Mei 2016.
B. Konsep Dasar dan Batasan Operasional
Konsep dasar dan defenisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang digunakan untuk mendapatkan data yang di analisis sesuai
dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan definisi operasional dari penelitian ini adalah:
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir gandum dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mie, roti dan adonan tepung
yang karakteristiknya halus dan banyak dipakai dalam gorengan.
Gorengan adalah berbagai jenis makanan yang dicelup adonan tepung dan kemudian digoreng dalam minyak goreng panas yang banyak.
Komposisi tepung adalah perbandingan penggunaan tepung terigu dengan tepung lain pada proses produksi gorengan.
Pola permintaan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai cara pedagang gorengan memilih tepung terigu dan
menggunakannya yang dicerminkan dari jumlah pembelian, frekuensi pembelian, tempat pembelian dan merek tepung terigu.
Jumlah pembelian adalah kuantitas tepung terigu yang diminta oleh pedagang gorengan dalam satu minggu kg.
Frekuensi pembelian jumlah kegiatan pembelian tepung terigu yang dilakukan oleh pedagang dalam jangka waktu satu minggu.
Tempat pembelian adalah lokasi dimana pedagang gorengan lebih sering membeli tepung terigu.
Merek adalah simbol atau tanda dari tepung terigu yang digunakan oleh pedagang gorengan.
Harga tepung terigu adalah jumlah uang yang dikeluarkan responden untuk membeli tepung terigu yang di ukur dalam satuan rupiah per kilogram
Rpkg.