Budidaya Rumput Laut Budidaya Laut di Kabupaten Kupang
                                                                                Teknologi  yang  digunakan  pada  budidaya  tiram  mutiara  ini  merupakan kombinasi  antara  teknologi  sederhana  dan  teknologi  modern.  Teknologi
sederhana  yang  digunakan  dalam  budidaya  mutiara  ini  adalah  penggunaan fasilitas  rakit  apung,  sedangkan  teknologi  modern  yang  digunakan  adalah
bioteknologi  untuk  perawatan  tiram  dari  spat  sampai  tiram  siap  untuk dioperasi. Teknologi  operasi  peletakan  nukleus  pada  kerang  yang  telah  cukup  umur
ukuran  minimal  9  cm  sangatlah  rumit  dan  kompleks.  Untuk  pengoperasian  ini digunakan tenaga kerja asing yang sebagian besar berasal dari Jepang.
Proses budidaya tiram mutiara secara garis besar melalui tiga tahapan, yaitu:  pengoperasian  tiram,  pemeliharaan,  dan  panen.  Untuk  proses  produksi
usaha  budidaya  mutiara  ini,  spat  yang  berukuran  700  mµ  dipelihara  dan dibersihkan,  serta  diseleksi  untuk  dibudidayakan.  Setelah  tiram  diseleksi,  maka
tahap  selanjutnya  adalah  memasukkannya  kedalam  kolektor.  Isi  satu  kolektor untuk  ukuran  ini  adalah  200-300  buah.  Spat  yang  dipelihara  tersebut  akan
dipelihara selama 2 bulan. Setelah 2 bulan, maka spat akan bertambah menjadi 2-3  cm.  Dalam  jangka  waktu  tersebut,  ukuran  masing-masing  tiram  tidak  selalu
sama.  Langkah  selanjutnya  adalah  memasukkan  tiram  ukuran  2-3  cm  tersebut kedalam  waring  net  yang  berisi  20  buah.  Tiram  mutiara  yang  telah  dipelihara
dalam kurun waktu tersebut akan siap dioperasi apabila ukuran minimalnya 9 cm. Rata rata pertumbuhan tergantung pada suhu dan kondisi air. Apabila kondisi air
berkurang,  maka  tiram  kemungkinan  tidak  terjadi  pertumbuhan.  Setelah  satu setengah  tahun  dioperasi  maka  tiram  sudah  dapat  menghasilkan  mutiara  yang
siap untuk diperdagangkan. 1 Pengoperasian Tiram Mutiara
Cara  pemasangan  inti  mutiara  bulat  pada  tiram  mutiara  yang  telah terbuka  cangkangnya,  dengan  menempatkannya  dalam  penjepit  dengan  posisi
bagian anterior menghadap ke pemasang inti. Setelah posisi organ bagian dalam terlihat jelas, dibuat sayatan mulai dari pangkal kaki menuju gonad dengan hati-
hati. Kemudian dengan graft carrier masukkan graft tissue potongan mantel ke dalam torehan yang dibuat. Inti dimasukkan dengan nucleus carrier secara hati-
hati sejalur dengan masuknya mantel dan penempatannya harus bersinggungan dengan mantel, setelah pemasangan inti selesai, tiram mutiara dipelihara dalam
keranjang pemeliharaan. Untuk pemasangan inti mutiara setengah bulat blister, tiram mutiara yang telah terbuka cangkangnya diletakkan dalam penjepit dengan
posisi  bagian  ventral  menghadap  arah  pemasang  inti.  Inti  mutiara  blister
bentuknya  setengah  bundar, jantung  atau  tetes  air.  Diameter  inti mutiara  blister berkisar  1-2  cm.  Setelah  itu  sibakkan  mantel  yang  menutupi  cangkang  dengan
spatula,  sehingga  cangkang  bagian  dalam  nacre  terlihat  jelas.  Inti  mutiara blister yang telah diberi lemperekat dengan alat blister carrier ditempatkan pada
posisi yang dikehendaki; minimal 3 mm di atas otot adducator. Setelah  cangkang  bagian  atas  diisi  inti  mutiara  blister,  kemudian  tiram
mutiara  dibalik  untuk  pemasangan  inti  cangkang  yang  satunya.  Diusahakan pemasangan  inti  ini  tidak  saling  bersinggungan  bila  cangkang  menutup.  Satu
ekor  tiram  mutiara  dapat  dipasangi  inti  mutiara  blister  sebanyak  8-12  buah, dimana  setiap  belahan  cangkang  dipasangi  4-6  buah,  setelah  pemasangan  inti
mutiara blister selesai, tiram mutiara dipelihara dalam keranjang pemeliharaan di laut.
2 Proses Pemeliharaan Tiram  mutiara  yang  dipasangi  inti  mutiara  bulat  perlu  dilakukan
pengaturan  posisi  pada  waktu  awal  pemeliharaan,  agar  inti  tidak  dimuntahkan keluar.  Disamping  itu  tempat  dimasukkan  inti  pada  saat  operasi  harus  tetap
berada  dibagian  atas.  Pemeriksaan  inti  dengan  sinar-X  dilakukan  setelah  tiram mutiara dipelihara selama 2 sampai 3 bulan, dengan maksud untuk mengetahui
apabila  inti  yang  dipasang  dimuntahkan  atau  tetap  pada  tempatnya. Pembersihan  cangkang  tiram  mutiara  dan  keranjang  pemeliharaannya  harus
dilakukan  secara  berkala;  tergantung  dari  kecepatankelimpahan  organisme penempel.
3 Panen Waktu  yang  dibutuhkan  dari  setelah  dioperasi  nukleus  dimasukkan
kedalam  kerang  sampai  dengan  masa  panen  adalah  1,5  tahun.  Jadi  jangka waktu dari mulai spat sampai dengan panen dibutuhkan waktu kurang lebih tiga
tahun.  Dalam  satu  tahun  dapat  dilakukan  2-3  kali  operasi  sehingga  dalam  satu tahun  dapat  dipanen  lebih  dari  satu  kali.  Setelah  kerang  menghasilkan mutiara,
maka  kerang  dewasa  tersebut  dapat  dioperasi  lagi  sebanyak  2-3  kali,  dengan setiap masa panen menunggu jangka waktu 1 tahun.
Jumlah  produksi  mutiara  tergantung  pada  jumlah  kerang  yang  sudah dioperasi.  Setiap  kerang  akan  menghasilkan  satu  butir  mutiara  seberat  antara
2,5-3  gr.  Risiko  kegagalan  dari  budidaya  ini  cukup  tinggi,  yaitu  rata-rata  30. Artinya  dari  10.000  kerang  yang  dipelihara  dan  dioperasi,  3.000  diantaranya
akan  mati  atau  gagal  panen.  Dengan  cara  pembudidayaan  yang  benar,  maka jenis  mutiara  yang  dihasilkan  dapat  dibedakan  menjadi  lima  jenis,  yaitu  :  round
bundar  sempurna,  semi  round  agak  bundar,  drop  bentuk  tetesan  air,  oval lonjong,  dan  barok  bentuk  tidak  beraturan.  Mutiara  yang  dihasilkan  sangat
tergantung  dari  teknik  menyuntik  dan  kondisi  alam  selama  proses  penyuntikan sampai dengan panen.
Kapasitas  produksi  optimum  tergantung  pada  jumlah  blok  yang  dimiliki, setiap  blok  biasanya  berukuran  lebar  10  m  dan  panjang  rentang  tali  100  m.
Untuk  setiap  blok  terdapat  11  buah rentang  tali yang  berjarak  masing-masing  1 m. Rata-rata jarak antar blok 10-15 m dan sangat tergantung pada ketersediaan
lokasi.  Jumlah  kerang  berukuran  10  cm  yang  siap  dioperasi  sekitar  10  dari jumlah seluruh kerang yang dimiliki. Kerang besar dimasukkan ke dalam kantung
jaring berbingkai besi dengan ukuran 40 cm x 70 cm untuk 8-12 kerang. Pengusaha mutiara mengalami kesulitan karena mutiara yang dihasilkan
pada  satu  musim  panen  tidak  seragam  baik  keseragaman  bentuk  maupun keseragaman  kualitas.  Selain  itu  risiko  keamanan  dari  pencurian  dan
perampokan  merupakan  kendala  produksi  yang  seringkali  mengakibatkan kerugian sampai miliaran rupiah, bahkan kebangkrutan.
                