kelapa tahan terhadap proses oksidatif ketengikan, sehingga makanan yang mengandung minyak kelapa lebih tahan lama Hui 1996. Berdasarkan karakteristik
tersebut, maka selain sebagai minyak goreng, penggunaannya sangat meluas pada produk permen, kue, dan juga sebagai bahan pembuatan margarin, sabun, deterjen,
minyak pelumas serta kosmetik. Selanjutnya gliserida rantai sedang dan pendek digunakan dalam bidang kedokteran.
Ampas kelapa kering sudah banyak dimanfaatkan sebagai pakan sapi, babi dan ayam karena masih mengandung protein, karbohidrat dan lemak yang seimbang.
Disamping itu juga sangat baik sebagai pakan sapi laktasi, yang bisa menghasilkan butter dengan kualitas yang baik. Sapi-sapi tetap berproduksi dengan baik dan
menghasilkan kualitas susu dan aroma yang baik, namun biaya untuk memproduksi pakan jenis ini sangat besar Guarte et al. 1996.
2.2. Minyak Pliek u dan Pliek u
Minyak pliek u dan pliek u merupakan salah satu makanan khas tradisional Aceh, yang dihasilkan dari proses fermentasi daging buah kelapa. Fermentasi
merupakan salah satu bentuk teknologi pengawetan makanan tertua di dunia, yang bertahun-tahun sudah dilakukan dan dikonsumsi khususnya oleh masyarakat
pedalaman atau pedesaan berdasarkan adat dan tradisi mereka Battcock dan Azam- Ali 1998, Prajapati dan Nair 2003. Tujuan fermentasi adalah untuk mengawetkan
makanan yang mudah rusak sehingga makanan yang dihasilkan mempunyai masa simpan yang lebih lama dan dapat mempengaruhi kualitas nutrisi bahan makanan
tersebut. Proses fermentasi adalah proses dekomposisi lambat dari substansi organik yang
disebabkan oleh mikroorganisme atau enzim dari bahan asal tumbuh-tumbuhan dan hewan Walker 1988, diacu dalam Battcock dan Azam-Ali 1998. Makanan
fermentasi sangat baik bagi tubuh karena selain mengandung bahan yang mudah dicerna juga mengandung mikroorganisme, enzim danatau komponen aktif yang
dihasilkan selama berlangsungnya proses fermentasi. Makanan fermentasi yang mengandung mikroorganisme yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh
merupakan makanan fungsional, yang juga dikenal dengan nama lain yaitu probiotik Farnworth 2003.
Pengetahuan tentang teknologi fermentasi tradisional biasanya diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya selama berabad-abad. Produk fermentasi yang
dihasilkan secara tradisional biasanya jarang mengalami penyimpangan atau rusak.
Sama halnya dengan minyak pliek u dan pliek u, produk fermentasi ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari menu sehari-hari masyarakat Aceh, terutama pliek u
digunakan sebagai bumbu masak. Secara turun menurun sejak berpuluh tahun bahkan ratusan tahun yang lalu masyarakat NAD sudah memanfaatkan minyak pliek u atau
minyeuk brôk untuk menggoreng dan sebagai obat. Selain itu pliek u yang dihasilkan juga dimanfaatkan sebagai bumbu untuk memasak sayur gulé pi’u, sambal dan
bumbu rujak. Gulé pi’u merupakan makanan khas Aceh yang terdiri dari campuran bumbu pliek u, sayur nangka muda, pisang muda, ikan kering keumamah dan teri
karéng Hurgronje 1985. Minyak pliek u memiliki nama-nama khusus sesuai dengan proses
pengolahannya. Berdasarkan kamus Aceh-Indonesia Bakar et al. 1985, minyak pliek u adalah minyeuk brôk, namun berdasarkan informasi dari wawancara yang
penulis lakukan di tempat produksi minyak pliek u dan pliek u menyebutkan bahwa daging buah kelapa yang diperam difermentasi selama beberapa hari sehingga
menghasilkan minyak pliek u, diberi nama berdasarkan tahap proses fermentasi dan penjemuran menggunakan sinar matahari, yaitu minyak pliek u yang tidak dijemur
disebut minyeuk simplahminyeuk retékminyeuk lepi, sedangkan yang dijemur disebut minyeuk brôk.
Pliek u adalah ampas yang diperoleh dari daging buah kelapa yang telah diperam dan diparut dikukur dan setelah diperoleh minyak pliek u. Pliek u memiliki nama-
nama yang lain seperti pi, piek atau piu Bakar et al. 1985, nama-nama tersebut juga tercantum dalam kamus Aceh-Belanda yaitu pi, pië’, plië’ dan pi oe Djajadiningrat
dan Drewes 1934.
2.3. Aktivitas dan Efektivitas Daging Buah dan Minyak Kelapa sebagai Antimikrob