PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang The Prospect of Aceh Traditional Foods as a Healthy Food The Exploration of Antimicrobial Compounds from Pliek u oil and Pliek u

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengembangan dan pemberdayaan alam asal tumbuh-tumbuhan telah banyak dimanfaatkan dengan mengeksplorasi bahan aktif yang terdapat didalamnya hingga menjadi komoditas potensial, terutama sebagai bahan terapi berbagai penyakit dan juga sebagai bahan pengawet makanan. Perhatian masyarakat terhadap bahan terapi alami terus meningkat karena terbatasnya kemampuan antimikrob dan pemakaian antimikrob yang tidak terkendali serta adanya resistensi mikrob terhadap antimikrob tertentu Pappas 2006; Barber et al. 2003; Pfaller et al. 1998; Reimer et al. 1997. Hal tersebut menyebabkan penelitian terhadap kandungan senyawa antimikrob dan antioksidan yang bersumber bahan-bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan, bumbu dan bahan makanan terus meningkat Valero dan Salmeron 2003. Peran dan multifungsi berbagai bahan alami sebagai antimikrob biasanya dimanfaatkan dalam bentuk bahan dasar seperti herbal dan rempah-rempah serta hasil ekstraknya seperti jamu dan minyak. Salah satu jenis tumbuh-tumbuhan yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sejak ratusan tahun adalah kelapa Cocos nucifera L, terutama daging buah dan minyak kelapa. Masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam NAD secara turun menurun telah menggunakan minyak kelapa yang dihasilkan dari proses fermentasi secara tradisional sebagai minyak goreng dan obat, sedangkan ampasnya dijadikan sebagai bumbu masak dan pakan ayam. Proses fermentasi makanan erat kaitannya dengan mikroorganisme atau enzim, yang menyebabkan produk yang dihasilkan menjadi lebih baik dibandingkan bahan asal, dan juga menghasilkan senyawa metabolit yang bersifat antimikrob Djien 1982; Battcock dan Azam-Ali 1998; Chisti 2000; Hoover 2000. Minyak kelapa hasil fermentasi minyak pliek u meluas digunakan oleh masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam NAD sebagai obat untuk menurunkan panas, sakit persendian, luka, sakit kepala dan sakit perut, serta manfaat lain yang belum dapat dijelaskan, yang digunakan baik secara topikal maupun per oral. Minyak kelapa asal Aceh tersebut dikenal dengan nama minyeuk pliek u minyeuk simplah dan minyeuk brôk, sedangkan ampas yang diperoleh setelah diambil minyaknya disebut pliek u Bakar et al. 1985, yang digunakan sebagai bumbu masak, sambal dan pakan ayam. Daging buah dan minyak kelapa merupakan makanan fungsional yang mengandung berbagai bahan aktif yang berpengaruh sebagai bahan terapi. Menurut Kabara 2000 dan Shilhavy 2004, minyak kelapa mengandung asam laurat yang tinggi 40-60 yang menyebabkan minyak kelapa mempunyai aktivitas antibakteri, antivirus, antijamur, antiprotozoa. Selain itu minyak kelapa juga dapat meningkatkan sistem pertahanan tubuh. Oleh sebab itu pemanfaatan minyak kelapa terus meningkat hingga saat ini, terutama sebagai bahan alternatif pengobatan pada manusia. Aktivitas bahan alami sebagai antimikrob yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti herbal, bumbu dan minyak dapat dilakukan dengan mendeteksi aktivitas antimikrob berdasarkan kemampuannya menghambat berbagai mikrob. Diawali dengan screening aktivitas antimikrob dari bahan yang diduga mengandung senyawa antimikrob. Pengujian dilanjutkan terhadap sifat-sifat antimikrob, pengujian kemanjuran dan kapasitasnya secara in vitro dan in vivo serta mekanisme kerja dan analisis struktur senyawa antimikrob Cowan 1999; Naidu 2000. Sampai saat ini belum ada informasi yang jelas tentang minyak pliek u dan pliek u serta aktivitas dan kapasitasnya. Diduga selama proses fermentasi daging buah kelapa mengalami berbagai perubahan, sehingga dihasilkan berbagai metabolit yang dapat ditemukan dalam minyak pliek u dan pliek u. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak kasar dari pliek u mempunyai aktivitas lebih baik terhadap Bacillus subtilis dan Escherichia coli dibandingkan aktivitas antimikrob yang diperlihatkan oleh minyak pliek u Nurliana et al. 2008. Diduga selama proses pengolahan terjadi berbagai perubahan sehingga menghasilkan berbagai metabolit yang dapat ditemukan dalam produk yang dihasilkan, yang mungkin mempunyai aktivitas antimikrob terhadap bakteri dan jamur. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengembangan terhadap potensi minyak pliek u dan pliek u melalui penelusuran aktivitas antimikrobnya secara in vitro dan in vivo, sehingga dapat mendukung makanan tradisional Aceh sebagai makanan yang sehat.

1.2. Tujuan Penelitian

1. Mendekteksi aktivitas antimikrob minyak pliek u dan ekstrak pliek u terhadap bakteri dan jamur. 2. Melakukan karakterisasi antimikrob yang mempunyai aktivitas terbaik yang meliputi penetapan konsentrasi, stabilitasnya terhadap penyimpanan, suhu, pH dan toksisitas secara in vivo terhadap jumlah mikrob feses, perubahan hati dan ginjal mencit. 3. Melakukan identifikasi komponen yang terdapat di dalam antimikrob yang aktif. 4. Mendapatkan antimikrob terbaik dari minyak pliek u dan ekstrak pliek u yang mampu menghambat bakteri dan jamur.

1.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai makanan fermentasi tradisional Aceh minyak pliek u dan pliek u, sehingga mendukung penggunaannya sebagai makanan tradisional yang sehat. Selanjutnya antimikrob yang dihasilkan dapat diaplikasikan pada bidang kesehatan masyarakat dan keamanan pangan asal hewan.

1.4. Hipotesis

1. Minyak pliek u dan ekstrak pliek u mempunyai aktivitas antimikrob terhadap bakteri dan jamur serta aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh pemanasan, penyimpanan dan pH. 2. Antimikrob yang aktif terhadap bakteri dan jamur tidak toksik dan tidak mempengaruhi organ hati, ginjal dan mikrob feses mencit.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah dan Minyak Kelapa serta Komposisi