Elang Bondol Perilaku, Habitat, dan Penyebaran Geografis Burung Elang .1 Elang Jawa

Rambut Jakarta, diperkirakan tinggal 10 ekor. Meski bukan burung migran antar benua, penyebaran elang bondol juga ditemukan di India, Cina Selatan, Filipina, Australia, dan juga di beberapa negara lainnya Rijal 2008. Burung elang bondol juga tersebar di seluruh kawasan Wallacea Coates Bishop 2000.

2.3.3 Elang Brontok

Burung elang brontok menghuni kawasan dataran rendah sampai hutan pegunungan, sering terlihat berburu terbang melayang atau menyambar dari atas pohon Prawiradilaga et al. 2002. Penyebarannya burung elang brontok mulai dari India sampai Asia tenggara. Penyebaran di Indonesia yaitu Sunda besar, Nusa tenggara, dan wilayah Wallacea meliputi Flores dataran rendah hingga 1.700 m dpl, Pulau Komodo, Paloe, dan Sumbawa 400-lebih dari 1.000 m dpl Coates Bishop 2000. Burung elang tersebut juga ditemukan di Taman Nasional Gunung Halimun yaitu di daerah Gn. Kendeng, Gn. Botol, Gn. Kempul, Gn. Buligir Putih, Gn. Bodas, Gn. Batu, Gn. Bedil, Gn. Bintang Gading, Cigudeg, Ciusul, dan Neglasari Prawiradilaga et al. 2002.

2.3.4 Elang Ular Bido

Burung elang ular bido sering terlihat terbang melingkar di daerah pedesaan, kebun, hutan, dan sawah. Burung elang ular bido terbang dengan suara ribut. Makanannya bermacam-macam, antara lain: reptilia dan amfibia. Hidupnya sendirian atau berpasangan Iskandar 1989. Pasangan sering saling memanggil dan memperlihatkan gerakan akrobatik hebat yang lambat pada saat bercumbu. Bila tidak terbang, burung elang tersebut sering bertengger pada pohon kering di hutan yang teduh sambil mengamati permukaan tanah atau sela- sela tanaman untuk mencari mangsa Prawiradilaga et al. 2002. Penyebarannnya meliputi India, China selatan, Asia tenggara, Sumatra, kalimantan, Jawa, Palawan, dan Sunda besar umum ditemui di hutan sampai ketinggian 1.900 m. Burung elang ular bido dapat dijumpai di Taman Nasional Gunung Halimun yaitu di daerah Gn. Kendeng, Gn. Botol, Gn. Kempul, Gn. Buligir Putih, Gn. Bodas, Gn. Batu, Gn. Bedil, Gn. Bintang Gading, Perkebunan teh Nirmala, Cigaronggong, Cadas Mahpar, dan Koridor Halimun Salak Prawiradilaga et al. 2002.

2.3.5 Elang Laut Perut Putih

Burung elang laut perut putih menghuni di pesisir dan pulau-pulau kecil. Kadang ditemui di sekitar sungai sungai besar, danau, dan rawa-rawa pada daratan rendah sampai 1.700 m dpl. Burung elang laut perut putih menghabiskan kesehariannya dengan terbang layang atau bertengger di atas batu, pohon, serta tepi air sambil mengamati dan mencari mangsa. Burung elang laut dapat terbang rendah di atas permukaan air sejauh satu kilometer dari pantai. Burung elang ini berburu dengan pasangannya, kadang terlihat bersama-sama dengan burung elang bondol dan elang hitam. Makanannya utamanya adalah ikan dan ular laut. Makanan lainnya seperti burung-burung air, mamalia kecil, kepiting, kura-kura, dan kadang-kadang kelelawar Tan 2001. Daerah teritorial burung elang laut perut putih tidak terlihat dengan jelas, tidak seperti burung pemangsa lainnya. Burung elang akan berteriak kencang di sekitar sangkar atau tenggerannya yang akan terdengar sampai radius satu kilometer. Hal ini dilakukan untuk mengusir burung-burung lainnya dan menghindari konfrontasi. Pasangan burung elang laut perut putih dewasa bila bertemu akan menampilkan gerakan-gerakan di udara seperti saling mengaitkan cakar dan jatuh bebas diiringi dengan teriakan keras mirip suara angsa. Tempat yang dipilih untuk sangkar adalah tempat yang tinggi dan dekat dengan pantai atau sungai besar. Sangkarnya besar dibuat bersama pasangannya. Ukuran sangkar berdiameter sekitar 1,5 m dan tingginya mencapai 2 m. Sangkar lama dapat digunakan kembali, baik oleh pasangan pemilik atau pasangan lain bila sangkar tersebut sudah ditinggalkan pemiliknya. Ukurannya dapat menjadi lebih besar seperti gundukan kayu. Induk betina bertelur tiga butir berwarna putih kebiruan. Telur dierami oleh induk betina dibantu oleh induk jantan selama 50 hari. Tugas induk jantan adalah memberi makan induk betina dan menjaga sarang. Setelah menetas, anak dirawat oleh induk betina selama 65-70 hari sampai anak sudah bisa terbang. Indukan bisa merawat dua ekor anak. Anak dapat mandiri setelah 6 bulan Tan 2001. Burung elang remaja dan yang belum berpasangan memiliki daya jelajah yang besar walaupun jenis burung elang ini bukan termasuk burung migran. Persebarannya di mulai dari pantai timur India dan Sri Lanka ke selatan Cina sampai bagian selatan Australia, Tasmania, Papua Nugini, dan kepulauan Bismarck. Burung elang tersebut dapat hidup di pedalaman hutan yang memiliki sungai besar seperti di pulau Kalimantan. Jaraknya kurang dari 10 mil dari pantai Anonim, 2008c.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ph Terhadap IgG Anti H5N1 Asal Kolostrum Sapi Yang Divaksin Dengan Vaksin Avian Influenza H5N1

0 6 44

Produksi Antibodi Poliklonal Anti H5N1 pada Marmot (Cavia porcellus) yang Divaksinasi dengan Vaksin Avian Influenza H5N1 dan H5N2

1 22 58

Preparasi dan aplikasi vaksin polivalen avian Influenza h5n1 pada unggas menggunakan prinsip Antibodi-anti-idiotipe: efikasi vaksin terhadap Berbagai strain virus ai h5n1 indonesia

0 21 2

Gambaran antibodi anti avian influenza h5 pada ayam petelur yang divaksinasi dengan vaksin ai h5n1 inaktif isolat tahun 2007 ayu

0 4 63

Pengaruh Ph Terhadap IgG Anti H5N1 Asal Kolostrum Sapi Yang Divaksin Dengan Vaksin Avian Influenza H5N1

0 5 79

Karakterisasi Protein IgG Anti H5N1 Menggunakan Metode SDS-Page (Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrilamide Gel Electrophoresis) Dari Kolostrum Sapi Yang Divaksin H5N1

1 14 75

Deteksi Keberadaan Antibodi Anti Diare (Escherichia coli dan Salmonella Enteritidis) Dan Anti Flu Burung (H5N1) Pada Kuning Telur Ayam Isa Brown Yang Diberi Perlakuan Pemanasan Bertingkat

2 15 107

Sri Murtini, Komara Dwi Raharjo, Anita Esfandiari, Sus Derthi Widhyari; Karakterisasi Protein igG Anti H5N1 Kolostrum dari Sapi Friesian Holstein Bunting yang Divaksin H5N1 Menggunakan Metode SDS-Page (Sodium Dodecyl Sulfate Polyacerilamide Gel Electropho

0 3 7

Deteksi Antibodi Anti-Escherichia coli K99 Dalam Kolostrum Induk Sapi Friesian Holstein Sesudah Vaksinasi Escherichichia coli Polivalen Menggunakan Teknik Elisa

0 6 7

SKRIPSI DETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5 PADA KUCING JALANAN (Felis silvestris catus) DI BEBERAPA PASAR DAN PERUMAHAN DI SURABAYA DENGAN UJI HEMAGLUTINASI INHIBISI (HI TEST)

0 1 60