Elang Jawa Morfologi Burung Elang

sayap berwarna coklat gelap, leher berwarna putih dengan garis hitam ditengahnya, ekor berwarna coklat bergaris hitam, mahkota dan kumis mesial berwarna hitam, dan bagian tubuh yang lain berwarna putih dengan coreten coklat gelap dan kuning tua kemerahan. Mata burung dewasa berwarna kuning dengan iris berwarna kuning terang dan biru keabu-abuan pada elang jawa muda. Paruh burung elang jawa berwarna gelap dengan garis pada pinggirnya. Lubang hidung kecil. Kaki berwarna putih dengan garis melintang coklat tua. Bulu kaki sampai di bagian metatarsus. Taji tajam dengan jari yang kokoh Cahyono 2001. Ketika terbang, burung elang jawa serupa dengan burung elang brontok Spizaetus cirrhatus fase terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil. Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata, atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara burung elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya Anonim 2008b.

2.2.2 Elang Bondol

Burung elang Bondol Haliastur indus atau Brahminy Kite memiliki klasifikasi sebagai berikut Anonim 2001c : Famili : Accipitridae Genus : Haliastur Spesies : Haliastur indus Anakan burung elang bondol berwarna coklat, bercoret, dan bersisik bungalan. Ekor agak berpalang, serta memiliki bagian lebih pucat di sayap bagian bawah bulu primer. Perbedaan antara burung muda dengan dewasa adalah ujung ekornya bundar bukan menggarpu Cahyono 2001. Burung elang bondol berukuran panjang sekitar 45-52 cm, dengan lebar sayap 110-125 cm, panjang ekor 18-22 cm Gambar 4. Burung elang bondol memiliki warna putih pada kepala, leher, dada, dan perut bagian depan. Bagian sayap atas sampai ekor berwarna coklat kepirangan. Ujung sayap berwarna hitam. Iris berwarna coklat dengan paruh-sera berwarna abu-abu kehijauan. Tungkai dan kaki elang bondol berwarna kuning suram. Pekikannya mengelih dan mengeong-ngeong “syii-ii-ii, kwiiaa, atau kyeeer” sambil terbang Rijal 2008.

2.2.3 Elang Brontok

Burung elang Brontok Spizaetus cirrhatus atau Changeable Hawk-eagle memiliki klasifikasi sebagai berikut Anonim 2001d : Famili : Accipitridae Genus : Spizaetus Spesies : Spizaetus cirrhatus Burung elang brontok berwarna coklat tua pada bagian punggung, berwarna putih pada bagian perut dan penutup sayap bawah. Bagian kepala burung elang remaja lebih pucat, sayap terlihat lebih sempit, dan garis-garis pada ekor tidak begitu nampak. Panjang tubuh burung elang bondol sekitar 60-80 cm Coates Bishop 2000. Burung elang dengan tubuh besar dan ramping, panjang paruh sekitar 3,7 cm, dan panjang kaki sekitar 10,2 cm Gambar 4. Sayapnya lebar, ekor membulat, dan jambul pendek. Mata berwarna kuning terang pada burung elang dewasa dan gelap pada burung elang remaja. Warna bulu digolongkan dalam dua fase, yaitu fase gelap dan fase terang. Fase gelap, seluruh tubuh berwarna coklat gelap mengarah ke hitam dengan garis hitam pada ujung ekor. Warna ekornya coklat dengan garis melintang sehingga terlihat kontras. Fase gelap muda berwarna gelap seluruhnya. Fase terang, tubuh bagian atas berwarna coklat batik dan berwarna putih bergaris-garis coklat kehitaman memanjang. Garis mata dan kumis berwarna hitam. Bentuk peralihan merupakan bentuk diantara fase gelap dan fase terang. Perbedaannya terlihat pada bentuk coretan dan garis serta pola warna. Suaranya memekik tajam “kwip..kwip..kwip..kwip..kwiah” meninggi atau “kwi-hiww” Prawiradilaga et al. 2002.

2.2.4 Elang Ular Bido

Burung elang Ular Bido Spilornis cheela atau Crest Serpent Eagle memiliki klasifikasi sebagai berikut Anonim 2001e : Famili : Accipitridae Genus : Spilornis Spesies : Spilornis cheela Burung elang ular bido dewasa memiliki dada berwarna kecoklatan hitam dengan bercak putih. kepala, leher, dan ekornya berwarna hitam dengan bercak putih pula Gambar 4. Tubuhnya besar dengan ukuran kurang lebih 55-60 cm. Punggung, sayap, perut, bulu penutup ekor, dan tunggingnya berwarna

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ph Terhadap IgG Anti H5N1 Asal Kolostrum Sapi Yang Divaksin Dengan Vaksin Avian Influenza H5N1

0 6 44

Produksi Antibodi Poliklonal Anti H5N1 pada Marmot (Cavia porcellus) yang Divaksinasi dengan Vaksin Avian Influenza H5N1 dan H5N2

1 22 58

Preparasi dan aplikasi vaksin polivalen avian Influenza h5n1 pada unggas menggunakan prinsip Antibodi-anti-idiotipe: efikasi vaksin terhadap Berbagai strain virus ai h5n1 indonesia

0 21 2

Gambaran antibodi anti avian influenza h5 pada ayam petelur yang divaksinasi dengan vaksin ai h5n1 inaktif isolat tahun 2007 ayu

0 4 63

Pengaruh Ph Terhadap IgG Anti H5N1 Asal Kolostrum Sapi Yang Divaksin Dengan Vaksin Avian Influenza H5N1

0 5 79

Karakterisasi Protein IgG Anti H5N1 Menggunakan Metode SDS-Page (Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrilamide Gel Electrophoresis) Dari Kolostrum Sapi Yang Divaksin H5N1

1 14 75

Deteksi Keberadaan Antibodi Anti Diare (Escherichia coli dan Salmonella Enteritidis) Dan Anti Flu Burung (H5N1) Pada Kuning Telur Ayam Isa Brown Yang Diberi Perlakuan Pemanasan Bertingkat

2 15 107

Sri Murtini, Komara Dwi Raharjo, Anita Esfandiari, Sus Derthi Widhyari; Karakterisasi Protein igG Anti H5N1 Kolostrum dari Sapi Friesian Holstein Bunting yang Divaksin H5N1 Menggunakan Metode SDS-Page (Sodium Dodecyl Sulfate Polyacerilamide Gel Electropho

0 3 7

Deteksi Antibodi Anti-Escherichia coli K99 Dalam Kolostrum Induk Sapi Friesian Holstein Sesudah Vaksinasi Escherichichia coli Polivalen Menggunakan Teknik Elisa

0 6 7

SKRIPSI DETEKSI ANTIBODI AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5 PADA KUCING JALANAN (Felis silvestris catus) DI BEBERAPA PASAR DAN PERUMAHAN DI SURABAYA DENGAN UJI HEMAGLUTINASI INHIBISI (HI TEST)

0 1 60