Hubungan Temuan Penelitian dengan Analisis Isi UU No. 111967 dan UU No. 42009

5.4.2. Hubungan Temuan Penelitian dengan Analisis Isi UU No. 111967 dan UU No. 42009

Didalam UU No. 111967 tidak menyebutkan secara jelas tentang pembangunan berkelanjutan nasional maupun daerah sedangkan dalam UU No. 42009 pada bagian Menimbang point a menyebutkan “kegiatan usaha pertambangan dan batubara yang merupakan kegiatan usaha pertambangan diluar panas bumi .… mempunyai peranan penting dalam memberikan nilai tambah secara nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara berkelanjutan sedangkan point b menyebutkan “bahwa dengan mempertimbangkan perkembangan nasional maupun internasional, Undang- Undang No. 111967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan sudah tidak sesuai lagi sehingga dibutuhkan perubahan peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan mineral dan batubara yang dapat mengelola dan mengusahakan potensi mineral dan batubara secara mandiri, andal, transparan, berdaya saing, efisien dan berwawasan lingkungan, guna menjamin pembangunan nasional secara berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dalam konteks usaha pertambangan di Sumbawa Barat selama masa operasi dan pasca operasi melalui transformasi struktur ekonomi pertambangan ke sumberdaya lokal terbarukan untuk menentukan arah transformasi pengembangan sektor ekonomi lokal sebagai antisipasi habisnya pertambangan haruslah menjadi prioritas pembangunan bagi daerah tersebut juga bagi daerah yang kaya sumberdaya mineral di Indonesia. Temuan hasil penelitian ini dengan simulasi model Leontif input-output Sumbawa Barat yang mencakup 1 arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal aspek keterkaitan lingkages antar sektor dan; 2 arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal aspek dampak pengganda multiplier effect 3 model spasial hubungan pola penganggaran dengan kinerja pembangunan Lampiran . Dari hasil tersebut selanjutnya dilakukan analisis isi tentang ada atau tidaknya transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal dalam UU 111967 dan UU 42009. Hubungan antara temuan penelitian dengan analisis isi didiskripsikan sebagai berikut lampiran 12 Arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal dalam jangka pendek, menengah dan panjang yang dapat mendorong permintaan demand driven menurut indeks keterkaitan langsung kebelakang dan keterkaitan langsung dan tidak langsung kebelakang, demikian pula dengan arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal yang dapat mendorong penawaran supply driven menurut indeks keterkaitan langsung kedepan dan keterkaitan langsung dan tidak langsung kedepan. Secara umum arah transformasi struktur yang merupakan keterkaitan lingkages antar 128 sektor diatur dalam UU No. 42009 pasal 3 ayat e yang berbunyi “dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan, tujuan pengelolaan mineral dan batubara adalah meningkatkan pendapatan masayarakat lokal, daerah dan negara serta menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat. Terdapat pula pengaturan secara umum dalam pasal 8 ayat 1 point h berbunyi: kewenangan pemerintah kabupatenkota dalam pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, antara lain adalah pengembangan dan peningkatan nilai tambah dan manfaat kegiatan usaha pertambangan secara optimal. Arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal aspek dampak pengganda multiplier effect secara umum diatur dalam Pasal 102 yang berbunyi: pemegang Izin Usaha Pertambangan IUP dan Izin Usaha Pertambangan Khusus IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumberdaya mineral danatau batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengelolaan dan pemurnian serta mineral dan batubara. Sebagai realisasi peningkatan nilai tambah dalam pasal 102, UU 4 2009 mengamanatkan pembentukan Peraturan Pemerintah secara tersendiri, hal ini ditegaskan dalam pasal 103 ayat 3 yang berbunyi: ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan nilai tambah sebagaimana dimaksud pasal 102 serta pengolahan dan pemurnian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal 103 diatur dengan peraturan pemerintah. Arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal dalam jangka pendek, menengah dan panjang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berdasarkan pengganda pendapatan rumah tangga diatur dalam UU No. 42009 Pasal 3 ayat e berbunyi: dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan, tujuan pengelolaan mineral dan batubara adalah meningkatkan pendapatan masayarakat lokal, daerah dan negara serta menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat. Arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal dalam jangka pendek, menengah dan panjang untuk menarik minat investor menanamkan modalnya berdasarkan pengganda surplus usaha diatur dalam UU No. 42009 yakni: 1. Pasal 8 ayat 1 point h berbunyi: kewenangan pemerintah kabupatenkota dalam pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, antara lain adalah pengembangan dan peningkatan nilai tambah dan manfaat kegiatan usaha pertambangan secara optimal 2. Pasal 107. Dalam melakukan kegiatan operasi produksi, badan usaha pemegang Izin Usaha Pertambangan IUP dan Izin Usaha Pertambangan Khusus IUPK wajib mengikutsertakan pengusaha lokal yang ada didaerah tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan 129 3. Pasal 124 ayat 1 pemegang IUP dan IUPK wajib menggunakan perusahaan jasa pertambangan lokal dannasional 4. Pasal 125 ayat 3 pelaku usaha jasa pertambangan wajib mengutamakan kontraktor dan tenaga kerja lokal Arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal dalam jangka pendek, menengah dan panjang untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian fiskal pemerintah berdasarkan pengganda pendapatan pajak diatur secara umum dalam UU No. 42009 Pasal 106 yang berbunyi: pemegang Izin Usaha Pertambangan IUP dan Izin Usaha Pertambangan Khusus IUPK harus mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang dan jasa dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Secara umum Pasal 106 UU No. 42009 juga mengatur arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal dalam jangka pendek, menengah dan panjang untuk memacu pertumbuhan perekonomian berdasarkan pengganda nilai tambah total dan untuk memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat berdasarkan dampak pengganda tenaga kerja. Arah transformasi pengembangan sektor ekonomi lokal sesuai dengan potensi daerah berdasarkan keunggulan komparatif wilayah diatur secara umum dalam UU No. 42009 pasal 8 ayat 1 point h berbunyi: kewenangan pemerintah kabupatenkota dalam pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, antara lain adalah pengembangan dan peningkatan nilai tambah dan manfaat kegiatan usaha pertambangan secara optimal. Sedangkan arah transformasi penganggaran yang merupakan hubungan fungsional penganggaran untuk memperbaiki kinerja pembangunan yang merupakan bagi hasil SDA diatur dalam UU No. 332004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Apabila dilihat dari perspektif penganggaran untuk melakukan transformasi ke sumberdaya lokal bagi KabKota penghasil sumberdaya mineral, komposisi pembagian royalty yang hanya 32 perlu dikaji ulang karena kurang memadai. Sebagaimana diketahui komposisi bagi hasil sumberdaya pertambangan royalty dalam UU 332004 saat ini adalah 20 pemerintah pusat, 16 pemerintah propinsi, 32 pemerintah KabKota penghasil dan 32 KabKota lainnya. Disisi lain, dalam konteks transformasi sumberdaya pertambangan ke sumberdaya lokal, UU 332004 tidak secara rinci mengatur besarnya persentase belanja publikpembangunan belanja lansung dan belanja rutin belanja tidak langsung bagi pemerintah Propinsi maupun KabKota untuk pengembangan sektor terbarukan dan sektor strategis non tambang lainnya seperti infrastruktur, energi dan lain-lain. Dari sisi perencanaan pembangunan Sumbawa Barat, arah transformasi struktur ekonomi berbasis sumberdaya pertambangan ke sumberdaya lokal terbarukan yang merupakan potensi lokal untuk mengantisipasi habisnya pertambangan belum terlihat jelas 130 dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2005-2010, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025, perencanaan penganggaran APBD tahunan maupun peraturan daerah Kabupaten tersebut.

5.4.3. Performa Peraturan Daerah Perda Kabupaten Sumbawa Barat