MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR BERKELANJUTAN BERBASIS REDD+
MODEL PENGELOLAAN
SUMBERDAYA PESISIR BERKELANJUTAN
BERBASIS REDD+
(Studi Kasus di Wilayah Pesisir Taman Nasional Sembilang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan)
AGUS SADELIE
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
(2)
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Model Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Berkelanjutan Berbasis REDD+ adalah hasil karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, Desember 2011
Agus Sadelie NIM. C261030091
(3)
ABSTRACT
AGUS SADELIE. Sustainable Coastal Resource Management Model Based on REDD+ (A Case Study in coastal region of Sembilang National Park, Banyuasin District). Under direction of TRIDOYO KUSUMASTANTO, CECEP KUSMANA and RIZALDI BOER.
Indonesia as an archipelagic developing country is a highly vulnerable to direct of climate change. Sea level rise could cause flooding, even predicted to sink some small islands. Meanwhile, the majority (68%) of Indonesia's population live in coastal areas with low adaptive capacity to face global climate change and high pressure to deforestation and degradation, that’s why the coastal become more vulnerable. Therefore, it is needed a new coastal resource management strategy based on the adoption of climate change such as REDD+. This study aimed to design a model of coastal resource management based on REDD+, as well as measuring the level of avoided emission, as the basis for carbon crediting assessment of mangrove forest resources based on the principle of payment for ecosystem services. The method used is the analysis of dynamic systems which is carried out single case multi-level analysis with the procedure "SAVE DYNAMIC": Spatial, Allometric equation, Valuation of Economic followed by analysis of the best economic allocation, and simulation modeling with two scenarios : business as usual (BAU model) and carbon crediting (model CC). Reference emission level (REL) is determined based on historical emissions from deforestation and forest degradation of Indonesia 2003-2006, and a combination of remote sensing (spatial data) and ground survey. Meanwhile, the predictions of future changes in forest cover is determined by a combination of historical data and modeling approach with a predictor of the rate of population. The estimation of forest biomass into carbon done by converting forest inventory data on the scale of the plot with the allometric equation at a high level of detail (Tier 2-3). The results showed that the management of the CC model scenario in the Sembilang National Park (SNP) has the potential for avoided emission of 1.15 MtCO2 yr-1 with the value of carbon credits on average 11.50 million USD yr-1 (assuming a carbon price 10 USD tCO2-1). Meanwhile, cost of good sold of carbon is 8.05 USD tCO2-1. Utilization of carbon crediting options and sylvofishery option with NPV of 8,487.77 million USD (3.6 times > NPV BAU). This could encourage employment opportunities for 100,410 workers (11 times > model BAU). With the CC model scenarios reflect SNP as a region which capable of conduct carbon sink sequestration of CO2 emissions. In addition, SNP has a potential for terrestrial carbon 109.36 MtCO2 over 25 years of management commitment period or an average of 4.37 MtCO2 yr-1. Cumulatively in 2020 SNP area will contribute to the achievement of GHG emission reduction of 72.03 MtCO2. If the assumption of the calculation of national emissions of Indonesia in 2020 by 2.6 GtCO2, emission reduction will reach 26% amounting to 0.676 GtCO2. Thus it can be predicted that the SNP coastal able to contribute GHG emission reduction to total Indonesian Government commitment about 10.65% in 2020 or 2.77% to total Indonesian emissions potential. However, if the SNP management is done by the current (business as usual), predicted a carbon source region, because of the released CO2 emissions (3.16 MtCO2 yr-1) is greater than the terrestrial carbon that can be absorbed (0.21 MtCO2 yr-1).
KEY WORDS: Sustainable, coastal resource management model, REDD+, dynamic system, save dynamic, carbon sink.
(4)
RINGKASAN
AGUS SADELIE. Model Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Berkelanjutan Berbasis REDD+ (Studi Kasus di Wilayah Pesisir Taman Nasional Sembilang, Kabupaten Banyuasin). Dibimbing oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO, CECEP KUSMANA dan RIZALDI BOER.
Pengelolaan sumberdaya pesisir memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia, khususnya bagi masyarakat pesisir yang menempati hampir 68% wilayah Indonesia berada di wilayah ini. Mayoritas dari populasi ini berada pada kantong-kantong kemiskinan yang berkaitan langsung dengan degradasi ekosistem mangrove, yang berakibat wilayah pesisir rentan (vulnerable) terhadap perubahan iklim global. Dengan demikian diperlukan suatu upaya pengelolaan sumberdaya pesisir dan pemberdayaan masyarakatnya dalam hal peningkatan kapasitas adaptasi yaitu penyesuaian terhadap perubahan iklim itu.
Sumberdaya pesisir khususnya ekosistem mangrove, memiliki fungsi dan peranan penting dalam kehidupan umat manusia, baik sebagai fungsi fisik, ekologis dan ekonomi. Dalam hal ini pengelolaan hutan mangrove merupakan hal penting, khususnya merehabilitasi dan mengkonservasi hutan mangrove untuk meningkatkan ketahanan (resilience) sistem pantai terhadap dampak perubahan iklim serta dapat menurunkan laju emisi CO2 di wilayah ini. Oleh karena itu, salah satu strategi pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) merupakan alternatif pengelolaan sumberdaya pesisir paling mutakhir untuk menurunkan laju emisi serta sekaligus juga merupakan alternatif pembangunan ekonomi baru dalam memanfaatkan potensi kredit karbon yang ada.
Terdapat varian skema kredit karbon yang dapat dimanfaatkan pada saat ini. Salah satunya adalah melalui skema REDD+. REDD-plus merupakan kerangka kerja yang diperluas dengan memasukkan konservasi hutan, pengelolaan hutan lestari atau peningkatan cadangan karbon hutan serta meningkatkan serapan emisi melalui kegiatan penanaman pohon dan rehabilitasi lahan yang terdegradasi. Tujuannya agar partisipasi untuk menerapkan REDD+ semakin luas, serta untuk memberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang sudah berupaya melindungi kelestarian hutannya.
Prinsip pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis REDD+ ini didasarkan pada landasan hukum Peraturan Presiden (Prepres) No. 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor: 30/Menhut-II/2009 tentang tata cara pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD), Permenhut Nomor: P.36/Menhut-II/2009 tentang tata cara perijinan usaha pemanfaatan karbon pada hutan produksi dan hutan lindung dalam bentuk Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan (IUPJL).
Kawasan hutan mangrove Taman Nasional Sembilang (TNS) di Provinsi Sumatera Selatan, memiliki potensi yang dapat dikelola dengan pendekatan kredit karbon dan dipilih sebagai lokasi penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengelolaan sumberdaya pesisir serta mengukur tingkat emisi CO2 yang dapat dihindarkan (avoided emission) sebagai basis penilaian carbon crediting sumberdaya hutan mangrove berdasarkan prinsip payment for ecosystem services. Pihak yang memperoleh manfaat dari layanan ekosistem akan membayar pihak pengelola ekosistem tersebut agar layanannya tetap terjaga secara berkelanjutan.
Pengelolaan sumberdaya pesisir bersifat kompleks, dinamis dan rentan (vulnerable) terhadap berbagai konflik kepentingan. Dengan demikian diperlukan suatu
(5)
pengelolaan sumberdaya pesisir yang berasosiasi antar basis disiplin ilmu, adanya sinergitas secara komprehensif antara aspek sosial, ekonomi, serta dimensi-dimensi lingkungan dari pembangunan berkelanjutan. Rumusan kebijakan penting dilakukan agar pemanfaatan sumberdaya mencapai tingkat efisiensi yang diharapkan.
Dua skenario pemanfaatan sumberdaya diajukan sebagai alternatif model pengelolaan sumberdaya pesisir: cara saat ini (business as usual; BAU) dan kredit karbon (carbon crediting; CC). Pengelolaan dengan cara saat ini seringkali menimbulkan spektrum dampak, deplesi sumberdaya, penurunan stok karbon terestrial serta meningkatnya laju emisi CO2. Pengelolaan berbasis kredit karbon diharapkan dapat membuka peluang terciptanya pembangunan secara berkelanjutan: perbaikan kualitas lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan antar generasi.
Metode analisis pada studi ini adalah analisis sistem dinamik dengan bantuan pemograman I-Think® Ver. 6.1. Metode pengumpulan data dan analisis dilakukan secara singlecase multi level analysis dengan prosedur “SAVE DYNAMIC”: Spatial, Allometric equation, Valuation of Economic yang dilanjutkan dengan analisis alokasi ekonomi terbaik (the best economic allocation), serta simulasi pendekatan sistem dinamik dengan dua skenario business as usual (model BAU) dan skenario carbon crediting (model CC).
Reference emission levels (REL) ditentukan berdasarkan data emisi historis dari deforestasi dan degradasi hutan Indonesia 2003-2006, serta kombinasi remote sensing (data spasial) dan ground survey. Prediksi perubahan tutupan hutan masa depan ditentukan berdasarkan gabungan data historis dan pendekatan modeling dengan prediktor laju populasi, kebutuhan luas lahan minimal untuk hidup layak yang dapat mempengaruhi motivasi terjadinya tekanan penduduk terhadap TNS. Pendugaan biomassa hutan menjadi karbon dilakukan dengan mengkonversi data inventarisasi hutan pada skala plot dengan persamaan alometrik pada tingkat kerincian tinggi (Tier 2-3).
Hasil penelitian pada komponen carbon accounting menunjukkan bahwa pengelolaan dengan skenario model CC di TNS memiliki potensi emisi CO2 terhindarkan (avoided emission) sebesar 1,15 MtCO2 th-1 dengan nilai kredit karbon rata-rata 11,50 juta USD th-1 (asumsi harga karbon 10 USD tCO2-1). Sementara itu biaya pokok penjualan dari karbon tersebut rata-rata sebesar 8,05 USD tCO2-1. Dengan skenario carbon crediting ini mencerminkan bahwa TNS merupakan kawasan carbon sink yang mampu mensekuestrasi emisi CO2.
Apabila pengelolaan TNS dilakukan dengan cara saat ini (model business as usual), diprediksi merupakan kawasan carbon source, karena emisi CO2 yang dilepas lebih besar dari pada karbon terestrial yang dapat diserapnya. Tingkat emisi CO2 yang dihasilkan rata-rata sebesar 3,16 MtCO2 th-1. Dari jumlah tersebut sebesar 1,39 MtCO2 th-1 berasal dari deforestasi dan degradasi hutan pada kawasan TNS dan 1,77 MtCO2 th-1 berasal dari deforestasi dan degradasi hutan di frontier area (FA), sementara stok karbon yang dapat diserap rata-rata hanya sebesar 0,21 MtCO2 th-1.
Indikator penggerak laju emisi CO2 tersebut bersumber dari yang direncanakan (planned deforestation) terutama di FA melalui kebijakan RUTR untuk pembangunan ekonomi. Sementara itu di kawasan TNS didominasi deforestasi dan degradasi hutan yang tidak direncanakan (unplanned deforestation) terutama faktor antropogenik seperti tekanan penduduk terhadap hutan serta faktor alam seperti kemarau panjang yang menyebabkan bencana kebakaran, maupun semakin menurunnya daya adaptasi tanaman terhadap kondisi lingkungannya.
Stok netto total karbon di kawasan TNS dan FA terdapat kecenderungan membentuk pola kurva S-Shaped growth (contagion model). Pada awal periode komitmen (2010) secara akumulasi terdapat 73,98 MtCO2. Namun demikian karena
(6)
terdapat konsentrasi emisi CO2 di FA yang cukup besar selama periode komitmen, maka terjadi peluruhan karbon terestrial secara berkala dan mengalami titik kritis pada periode komitmen tahun 2012 menjadi sebesar 14,91 MtCO2. Hal ini terjadi karena adanya faktor konversi hutan secara masif di FA untuk ekspansi pengembangan hutan tanaman industri dan perkebunan sawit, pertambakan, pemukiman serta infrastruktur.
Hasil penelitian lainnya menunjukkan daya serap mangrove terhadap karbon jauh lebih tinggi (227,3 tC ha-1) dari pada tanaman hutan lainnya seperti Acacia mangium (62,08 tC ha-1) atau Eucalyptus sp. (75,89 tC ha-1) yang ditanam di FA. Dengan adanya keterkaitan mangrove dan emisi CO2 ini, maka akan terjadi loop dengan ecosystem services sector pada komponen karbon (climate regulation). Demikian seterusnya secara kontinum berkoneksi dengan sektor lainnya.
Hasil pada komponen carbon accounting menunjukkan bahwa pengelolaan dengan model CC di TNS memiliki potensi emisi CO2 terhindarkan (avoided emission) sebesar 1,15 MtCO2 th-1 dengan nilai kredit karbon rata-rata 11,50 juta USD th-1 (asumsi harga karbon 10 USD tCO2-1) dan menghasilkan Net Present Value (NPV) sebesar 8.487,78 juta USD (3,6 kali > NPV model BAU) yang dapat mendorong peluang kesempatan kerja sebesar 100.410 tenaga kerja (11 kali > model BAU). Biaya pokok penjualan (cost of goods sold) dari karbon tersebut teridentifikasi rata-rata sebesar 8,05 USD tCO2-1. Dengan skenario model CC ini mencerminkan bahwa TNS merupakan kawasan carbon sink yang mampu mensekuestrasi emisi CO2. Secara kumulatif pada tahun 2020 kawasan TNS dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian penurunan emisi GRK sebesar 72,03 MtCO2. Sementara itu, asumsi perhitungan nasional emisi Indonesia pada tahun 2020 sebesar 2,6 GtCO2 (DNPI 2009) dimana kebijakan penurunan emisi 26% adalah sebesar 0,676 GtCO2. Dengan demikian dapat diprediksi bahwa kawasan pesisir TNS mampu memberikan kontribusi penurunan emisi GRK sekitar 10,65% terhadap total komitmen penurunan emisi GRK Pemerintah Indonesia pada tahun 2020 atau sekitar 2,77% dari prediksi potensi emisi Indonesia.
Model pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis REDD+ akan mencapai efisiensi optimum apabila opsi pemanfaatannya dialokasikan pada kegiatan rendah emisi karbon, seperti hutan wisata mangrove. Tingkat carbon removal kawasan TNS sangat tergantung pada tingkat emisi CO2 di FA. Tingkat perbandingan alokasi konversi hutan mangrove primer (Hmp, C:227,3 tC ha-1) di FA untuk hutan tanaman industri (Eucalyptus sp. C:75,9 tC ha-1) menunjukkan tingkat emisi CO2 yang dihasilkannya relatif lebih rendah (555,13 tCO2 ha-1) dibanding emisi karbon hasil konversi untuk tambak (833,43 tCO2 ha-1). Demikian halnya konversi pada hutan rawa sekunder (Hrs, C:77 tC ha-1) untuk hutan tanaman, emisi CO2 yang dihasilkannya sebesar 4,03 tCO2 ha-1 jauh lebih rendah dibanding untuk konversi tambak dengan emisi karbon sebesar 282,33 tCO2 ha-1.
Berdasarkan scientific evidence hasil simulasi pada skenario model CC menunjukkan pola kriteria pareto optimum. Tingkat alokasi sumberdaya mangrove memberikan peningkatan benefit variabel sylvofishery, tetapi berdampak pada turunnya variabel karbon terestrial. Oleh karenanya basis pengambilan keputusan diantara dua opsi pemanfaatan pada skenario model CC harus didasarkan pada aspek efisiensi optimum pemanfaatan sumberdaya alam antara nilai ekonomi dan tingkat emisi CO2 yang dihasilkannya. Aspek keberlanjutan ekologi dan prinsip keadilan dalam distribusi nilai jual jasa lingkungan untuk masyarakat merupakan dua aspek lainnya yang harus dipertimbangkan. Berdasarkan hal tersebut, kebijakan implementasi yang diperlukan adalah adanya pengaturan pemanfaatan lahan yang ketat dalam hal konversi hutan di FA dan memprioritaskan lahan-lahan marjinal untuk berbagai opsi pemanfaatan lahan yang rendah emisi.
(7)
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
(8)
MODEL PENGELOLAAN
SUMBERDAYA PESISIR BERKELANJUTAN
BERBASIS REDD+
(Studi Kasus di Wilayah Pesisir Taman Nasional Sembilang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan)
AGUS SADELIE
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
(9)
Penguji pada Ujian Tertutup : Dr. Ir. Achmad Fahrudin, MSi
Dr. Ir. Ario Damar, MSc.
Penguji pada Ujian Terbuka : Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA. Dr. Ir. Kirsfianti Ginoga, MSc.
(10)
Judul Disertasi : Model Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Berkelanjutan Berbasis
REDD+
Nama : Agus Sadelie
NIM : C261030091
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
(11)
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul penelitian ini adalah Model Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Berkelanjutan Berbasis REDD+, telah dipilih berdasarkan pertimbangan permasalahan kondisi lingkungan saat ini, oportunitas serta prospek potensi sumberdaya alam untuk kesejahteraan generasi saat ini dan mendatang. Penelitian untuk disertasi ini dilakukan pada tahun 2009 dan 2010 di kawasan Taman Nasional Sembilang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Disertasi ini telah berhasil diselesaikan atas dukungan dan kontribusi seluruh komisi pembimbing, kesediaan dan dedikasinya dalam memberikan arahan, bimbingan serta konsep-konsep yang telah digunakan pada substansi disertasi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS. (Ketua Komisi Pembimbing), Bapak Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. (Anggota Komisi) dan Bapak Prof. Dr. Ir. Rizaldi Boer, MSc. (Anggota Komisi). Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Achmad Fahrudin, MSi dan Bapak Dr. Ir. Ario Damar, MSi yang telah berkenan sebagai penguji luar komisi pada ujian tertutup, juga kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA. serta Ibu Dr. Ir. Kirsfianti Ginoga, MSc. sebagai penguji luar komisi pada ujian terbuka atas saran-sarannya pada perbaikan disertasi ini. Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA selaku Ketua Program Studi SPL-IPB diucapkan terima kasih atas saran-sarannya pada disertasi ini serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis sejak duduk di bangku SMA Negeri I Bogor dan kuliah S1, S2 serta S3 di IPB, telah menjadi dasar pemahaman penulis dalam bidang statistika dan matematika. Juga kepada Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, MSc. (Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) dan seluruh staf pengajar dan karyawan Program Studi SPL serta Sekolah Pasca Sarjana IPB diucapkan terima kasih.
Karya ilmiah ini dihasilkan atas dukungan dan bantuan serta kerjasama berbagai pihak, untuk itu diucapkan terima kasih kepada Kepala Balai TNS dan para stafnya, kepada saudara Iwan Tri Cahyo Wibisono (Wetland Indonesia) dan rekan-rekan di CER INDONESIA dan EDECON yang telah membantu dalam pengolahan data dan pemetaan serta diskusi-diskusi yang sangat konstruktif. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada istri tercinta Yatri Indah Kusumastuti serta anak-anak Fajri Ibnu Huda dan Fadhil Muhammad yang selalu memberikan doa dan inspirasi masa depan. Juga kepada seluruh keluarga diucapkan terima kasih atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dalam pengelolaan sumberdaya pesisir berkelanjutan serta kesejahteraan masyarakat pesisir.
Bogor, Desember 2011
(12)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 22 Januari 1962 dari ayah Sana Asmian (alm) dan ibu Tati Marta (alm). Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian IPB lulus pada tahun 1988. Pada tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan pascasarjana pada program Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB dan lulus pada tahun 2002. Kesempatan untuk melanjutkan program doktor diperoleh pada tahun 2003/2004.
Sejak tahun 1990 sampai saat ini penulis berwirausaha pada bidang perencanaan ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan dengan mendirikan beberapa lembaga riset dan pengembangan. Penulis juga merupakan salah satu pendiri CER INDONESIA yang berkiprah di bidang penelitian dan pengembangan karbon di Indonesia.
Selama mengikuti program S3, penulis telah memperoleh penghargaan ”Prestasi Akademik Gemilang” Tahun Akademik 2003/2004 dari Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, tertuang dalam Piagam Penghargaan Nomor : 1858/K13.8/KM/2004 tanggal 20 April 2004. Karya tersebut merupakan bagian dari perjalanan penulis selama mengikuti program S3 di Institut Pertanian Bogor.
Penulis menikah dengan Yatri Indah Kusumastuti dan dikaruniai dua orang putra : Fajri Ibnu Huda (18 tahun) sedang menempuh pendidikan di Martin Luther Universität, Halle-Wittenberg, Jerman dan Fadhil Muhammad (14 tahun).
(13)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ……….….……… xvii
DAFTAR GAMBAR ……….………… xxi
DAFTAR LAMPIRAN ……….……… xxv
1 PENDAHULUAN ……… 1
1.1 Latar Belakang ………. 1
1.2 Perumusan Masalah……….. 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ….……… 7
1.4 Kerangka Pemikiran …...…..….……… 8
1.5 Definisi Operasional ...……..….……… 12
1.6 Kebaruan (Novelty) ...………...……… 16
2 TINJAUAN PUSTAKA………. 17
2.1 Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir ....……….. 17
2.2. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dalam Perspektif Ekonomi 27 2.3. Peranan Kelembagaan dalam Pengelolaan Sumberdaya ... 33
2.4. Interaksi Eksosistem Mangrove dan Absorbsi Karbon ... 37
2.5. Perubahan Lingkungan Global dan REDD + ... 45
2.6. Pendekatan Penilaian Sumberdaya ... 51
2.7. Sistem dan Pemodelan ... 55
2.8. Pendekatan Analisis Spasial ... 64
3 METODOLOGI PENELITIAN ………. 67
3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian ...……….. 67
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...……….. 70
3.3 Metode Penelitian ...……….. 72
3.4 Jenis dan Sumber Data ...……….. 72
3.5 Metode Pengumpulan Data ...……….. 73
3.6 Metode Analisis Data ...……….. 75
3.6.1 Analisis Data Spasial ...……….. 77
3.6.2 Analisis Potensi Vegetasi ...……….. 79
3.6.3 Analisis Fungsi Allometrik ...……….. 80
3.6.3.1 Analisis Potensi Cadangan Karbon ... 80
3.6.3.2 Analisis Potensi Emisi Karbon ... 81
3.6.3.3 Analisis Reduksi Emisis Karbon ... 81
3.6.3.4 Asumsi Data ... 82
3.6.4 Analisis Kependudukan dan Tenaga Kerja... ... 82
3.6.4.1 Analisis Tekanan Penduduk terhadap Lahan ... 82
3.6.4.2 Analisis Pertumbuhan Penduduk dan Kesempatan Kerja ... 83
3.6.5 Analisis Valuasi Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dalam Pemodelan Sistem Dinamik ...……… 86
3.6.5.1 Analisis Valuasi Ekonomi Penyerapan Karbon (Carbon Sequestration) ... 86
(14)
Manfaat ... 88
3.6.5.3 Analisis Alokasi Ekonomi Terbaik (the best economic allocation analysis) ... 91
3.6.6 Pendekatan Sistem Dinamik... ..……… 93
3.6.6.1 Tahapan Pendekatan Sistem ……...…… 93
3.6.6.2 Tahapan Pemodelan Sistem Dinamik ...…… 99
4 DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ………….……….…. 103
4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian ………..…………..……... 103
4.1.1 Batas Administrasi TNS ...……….. 103
4.1.2 Kondisi Biofisik ...……….. 103
4.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi ...……….. 112
4.2 Perkembangan Pengelolaan TN Sembilang …...………... 123
4.3 Isu dan Permasalahan Lingkungan Pesisir ……...………... 125
5 LAJU HISTORIS KARBON SEKUESTRASI DAN LAJU EMISI CO2 DI WILAYAH PESISIR ………...………... 129
5.1 Potensi Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Sumberdaya Pesisir .... 129
5.1.1 Tingkat Deforestasi dan Degradasi Sumberdaya Pesisir …… 129
5.1.1.1 Laju Historis Deforestasi dan Degradasi Hutan di Frontier Area ...…… 129
5.1.1.2 Laju Historis Deforestasi dan Degradasi Hutan Mangrove di Kawasan TN Sembilang...…… 138
5.1.2 Potensi Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Sumberdaya Pesisir ...…… 141
5.1.2.1 Laju Historis Potensi Emisi CO2 di Frontier Area .... 143
5.1.2.2 Laju Historis Potensi Emisis CO2 di dalam Kawasan TN Sembilang ... 145
5.2 Indikator Penggerak Emisi Karbon di Wilayah Pesisir ... 148
6 MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR BERBASIS REDD+ 153 6.1 Desain Sistem Pengelolaan Sumberdaya Pesisir ... 154
6.1.1 Struktur Model Business As Usual (Model BAU) ….…..…… 155
6.1.1.1 Struktur Submodel Penduduk Skenario BAU ...… 155
6.1.1.2 Struktur Submodel Emisi CO2 Skenario BAU ...… 156
6.1.1.3 Struktur Submodel Ekonomi Skenario BAU ...… 157
6.1.2 Struktur Model Carbon Crediting (Model CC) …….…..…… 158
6.1.2.1 Struktur Submodel Penduduk Skenario CC ...… 158
6.1.2.2 Struktur Submodel Emisi CO2 Skenario CC ...… 160
6.1.2.3 Struktur Submodel Ekonomi Karbon Skenario CC ... 162
6.1.3 Formulasi Model …...…..…… 164
6.1.3.1 Formulasi Model Business As Usual (Model BAU) .. 164
6.1.3.2 Formulasi Model Carbon Crediting (Model CC) .... 167
6.1.4 Verifikasi dan Validasi Model ...…… 175
6.1.4.1 Verifikasi Struktur Model ……….... 176
6.1.4.2 Validasi Perilaku Model ... 178
6.1.5 Sensitivitas Model ...…… 179
6.2 Simulasi dan Optimasi Alternatif Pemodelan serta Akuntansi Karbon (Carbon Accounting) Pada Pengelolaan Sumberdaya Pesisir ... 182
6.2.1 Optimasi Pengelolaan Pesisir dan Akuntansi Karbon (Carbon Accounting)pada Model Business As Usual (Model BAU) … 183
(15)
xv
6.2.2 Optimasi Pengelolaan Pesisir dan Carbon Accounting pada
Model Carbon Crediting (Model CC) ...…… 194
6.3 Perbandingan Model Business As Usual dan Model Carbon Crediting Di WilayahPesisir …...………... 208
6.4 Implikasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir TN Sembilang WilayahPesisir …...………... 212
6.4.1 Kebijakan Sosial Politik ……….…..…… 214
6.4.2 Kebijakan Kelembagaan …...….…..…… 216
6.4.3 Kebijakan Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan ...… 219
7 KESIMPULAN DAN SARAN ……...………... 223
7.1 Kesimpulan ... 223
7.2 Saran ... 227
DAFTAR PUSTAKA ………...……… 229
(16)
DAFTAR TABEL
Halaman 1 Standar pengembangan proyek dan pemasaran karbon... 36
(17)
xvii
Halaman 2 Perkiraan global karbon yang tersimpan dalam biomasa
mangrove...
41
3 Estimasi total karbon organik dari sungai utama ke pesisir
dunia... 44
4 Estimasi carbon source dan sink di ekosistem pesisir………...…... 44
5 Sumber pendanaan internasional multilateral, bilateral dan swasta 50 6 Tipologi valuasi ekonomi dan teknik valuasi sumberdaya mangrove... 54 7 Tujuan penelitian, jenis dan sumber data yang diperlukan ... 73
8 Metoda pengumpulan data... 74
9 Relevansi antara tujuan penelitian, teknik analisis serta hasil penelitian yang diharapkan (output)... 76
10 Klasifikasi nilai tekanan penduduk (TP)... 83
11 Data hipotetis manfaat ekosistem mangrove... 89
12 Kondisi iklim di wilayah Taman Nasional Sembilang ... 106
13 Zona vegetasi dan spesies indikator di kawasan TN Sembilang... 110
14 Sebaran pemukiman dan jumlah penduduk di dalam kawasan Taman Nasional Sembilang, Kecamatan Banyuasin II ... 113
15 Sebaran penduduk di dalam dan di sekitar kawasan Taman Nasional Sembilang, Kecamatan Banyuasin II ... 114
16 Isu dan permasalahan lingkungan pesisir di kawasan TN Sembilang 126 17 Pola tata guna lahan di frontier area (Kabupaten Banyuasin) pada periode 2003-2006 ... 131
18 Perubahan historis tata guna lahan pada periode 2003-2006 di FA.. 134
19 Laju historis perubahan deforestasi dan degradasi hutan pada periode 2003-2006 di frontier area... 135
20 Laju historis deforestasi dan degradasi hutan pada periode
2003-2006 di wilayah pesisir TN Sembilang... 138
21 Hasil pengukuran biomassa dan stok karbon pada berbagai tipe tutupan lahan di wilayah pesisir TN Sembilang dan sekitarnya ... 142
22 Perbandingan data stok karbon hasil penelitian dengan data hipotetik pada berbagai tipe ... 142
23 Laju historis potensi emisi CO2 dari deforestasi dan degradasi sumberdaya pesisir di frontier area (2003-2006) ... 143
24 Laju historis potensi emisi CO2 dari deforestasi dan degradasi sumberdaya pesisir di TN Sembilang... 146
25 Indikator penggerak emisi CO2 di wilayah pesisir TN Sembilang 149 26 Luas lahan minimal hidup layak (z) dan tekanan penduduk terhadap lahan (TP) di frontier area ... 150 27 Data dan asumsi awal simulasi tutupan lahan di frontier area dan
(18)
Halaman di TNS ... 165 28 Data dan asumsi perubahan deforestasi dan degradasi hutan
mangrove serta persentase peluruhannya pada awal simulasi di
frontier area (FA) dan di TNS ... 166 29 Data dan asumsi hasil pengukuran kandungan biomassa dan karbon
di TNS dan di frontier area pada berbagai variabel tutupan lahan ... 167 30 Data dan asumsi submodel penduduk pada skenario model carbon
crediting ... 167 31 Data dan asumsi submodel Emisi CO2 (lingkungan) pada skenario
model carbon crediting (model CC) ... 169 32 Data dan asumsi biaya rencana pengelolaan submodel ekonomi
pada skenario model carbon crediting (model CC) ... 172 33 Identifikasi benefit dan cost pengelolaan hutan mangrove pada opsi
Mangrove Carbon Crediting (MCC) ... 174 34 Identifikasi manfaat dan biaya pengelolaan hutan mangrove pada
opsi tambak udang (Shrimp Sylvofishery; Sylfish) ... 175 35 Sensitivitas perubahan harga karbon terhadap biaya pengelolaan
pada skenario model carbon crediting ... 181 36 Perubahan tingkat laju populasi pendudukterhadap tingkat okupasi
tambak di TNS ... 181 37 Perubahan tutupan lahan akibat deforestasi dan degradasi hutan
skenario model BAU di kawasan pesisir TN Sembilang dan di
Frontier Area selama periode komitmen 25 tahun pengelolaan (ha). 184 38 Tingkat perbandingan opsi pemanfaatan hutan mangrove skenario
model business as usual (BAU) di kawasan pesisir TN Sembilang
pada periode komitmen 25 tahun ... 185 39 Akuntansi stok (Stock accounting) karbon terestrial pada kawasan
dilindungi (TNS) dan kawasan tidak dilindungi (frontier area) pada
model BAU... 190 40 Akuntansi karbon (Carbon accounting) pada skenario model BAU
di kawasan pesisir yang dilindungi (TNS) ... 191 41 Akuntansi karbon(Carbon accounting) pada skenario model BAU
di Frontier Area (FA) ... 192 42 Perubahan tutupan lahan skenario model CC di kawasan pesisir TN
Sembilang dan di Frontier Area selama periode komitmen 25 tahun
pengelolaan ... 196 43 Tingkat perbandingan opsi pemanfaatan hutan mangrove skenario
model carbon crediting di kawasan pesisir TN Sembilang pada
periode komitmen 25 tahun... 198 44 Akuntansi stok (Stock accounting) pada kawasan dilindungi (TNS)
dan kawasan tidak dilindungi (frontier area) pada skenario model
CC ... 200 45 Akuntansi karbon (Carbon accounting) pada skenario model CC
(19)
xix
Halaman di kawasan pesisir yang dilindungi (TNS) ... 201 46 Akuntansi karbon(Carbon accounting)pada skenario model CC di
kawasan pesisir yang tidak dilindungi (Frontier Area)... 202 47 Nilai jual jasa lingkungan (NJ2L) carbon crediting pengelolaan
sumberdaya mangrove di kawasan TNS... 206 48 Emission reduction accounting hasil simulasi model BAU dan
Model CC pada berbagai tipe tutupan lahan selama periode
(20)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kerangka pemikiran ………... 11
2 Tiga pilar pembangunan berkelanjutan didukung kerangka antar disiplin………...
18
(21)
xxi
Halaman 4 Tahapan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu dan
berkelanjutan ………...
25
5 Alur kebijakan berdasarkan kajian ilmiah ………... 30
6 Biodiversity di ekosistem mangrove………... 39
7 Diagram konseptual tiga ekosistem utama yang mempengaruhi siklus karbon global ………... 43
8 Peningkatan permukaan air laut akibat pemanasan global ... 46
9 Proyeksi perubahan temperatur global... 46
10 Taksonomi total economic value (TEV) ... 53
11 Sistem loop terbuka... 56
12 Sistem loop tertutup... 56
13 Kontrol dan Umpan Balik Sistem... 58
14 Sistem umpan balik yang mencerminkan perilaku dinamik pertumbuhan penduduk... 58
15 Sistem kontrol umpan ke depan... 59
16 Kerangka pendekatan penelitian... 69
17 Peta batas wilayah penelitian di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan... 71 18 Ilustrasi bentuk jalur dan ukuran plot sampel di areal berhutan…….. 75
19 Taksonomi valuasi ekonomi penyerapan karbon ... 88
20 Tahapan pendekatan sistem dinamik………... 94
21 Simplifikasi diagram lingkar (causal loop) model dinamik pengelolaan sumberdaya pesisir berkelanjutan REDD+ ... 96
22 Diagram input-output sistem pengelolaan sumberdaya pesisir berkelanjutan berbasis REDD+ ... 98
23 Distribusi tipe pasang surut di sekitar Sumatera (WIIP 2001)... 105
24 Zona iklim Sumatera ... 105
25 Kegiatan ekonomi masyarakat di dalam dan di sekitar Taman Nasional Sembilang ………... 117
26 Produk domestik regional bruto Kabupaten Banyuasin atas dasar harga berlaku dan pertumbuhannya... 121
27 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuasin menurut sektor... 121
28 Struktur ekonomi Kabupaten Banyuasin ………... 122
29 Pendapatan perkapita Kabupaten Banyuasin atas dasar harga berlaku dan pertumbuhannya... 123 30 Petapola penggunaan lahan di frontier area (Kabupaten Banyuasin)
(22)
Halaman pada tahun 2003... 132 31 Petapola penggunaan lahan di frontier area (Kabupaten Banyuasin)
pada tahun 2006 ... 133 32 Deforestasi dan degradasi sumberdaya pesisir di frontier area pada
periode 2003-2006 (ha) ... 137 33 Deforestasi dan degradasi hutan di wilayah pesisir TN Sembilang
periode 2003-2006 (ha)... 139 34 Perambahan fungsi hutan di wilayah pesisir TN Sembilang oleh
masyarakat untuk pengembangan tambak ... 140 35 Sebaran titik api (hot spot) yang terekam selama kebakaran hutan
tahun 1997 ... 141 36 Laju historis emisi CO2 dari deforestasi dan degradasi sumberdaya
pesisir di frontier area pada periode 2003-2006 (tC th-1). ... 145 37 Laju emisi deforestasi dan degradasi sumberdaya pesisir di TN
Sembilang tahun 2003-2006 (tC th-1) ... 146 38 Struktur submodel penduduk pengelolaan sumberdaya pesisir pada
skenario model Business As Usual (model BAU)... 156 39 Struktur submodel emisi CO2 (Lingkungan) pada skenario model
Business As Usual (model BAU)... 157 40 Struktur submodel ekonomi karbon pada skenario model Business
As Usual... 158 41 Struktur submodel penduduk pengelolaan sumberdaya pesisir pada
skenario model Carbon Crediting (model CC)... 160 42 Struktur submodel emisi CO2 (Lingkungan) pengelolaan
sumberdaya pesisir pada skenario Carbon Crediting (model CC) ... 161 43 Struktur submodel ekonomi karbon pengelolaan sumberdaya pesisir
pada skenario Carbon Crediting (skenario model CC) ... 163 44 Verifikasi hubungan antar variabel ... 177 45 Validasi variabel populasi penduduk... 178 46 Validasi variabel hutan mangrove primer ... 179 47 Sensitivitas model peningkatan laju karbon terestrial pada skenario
model business as usual dan skenario model carbon crediting ... 179 48 Sensitivitas model pada beberapa perubahan tingkat harga karbon:
(1) 10 USD tCO2-1, (2) 9 USD tCO2-1, (3) 8,05 USD tCO2-1... 180
49 Sensitivitas model pada beberapa perubahan tingkat pertumbuhan populasi (r) terhadap okupasi areal tambak (1) r = 2,58% th-1, ( 2)
r = 3,50% th-1, (3) r = 4,50% th-1... 181 50 Tren dampak tekanan penduduk terhadap hutan mangrove untuk
kebutuhan areal pertambakan di dalam kawasan pesisir TN
Sembilang... 187 51 Tren dampak tekanan penduduk terhadap konversi hutan mangrove
(23)
xxiii
Halaman di luar kawasan TNS (frontier area)... 188 52 Deliniasi carbon accounting model BAU di kawasan pesisir TNS
dan FA... 193 53 Tren dampak pengelolaan mangrove model carbon crediting (with
REDD+) terhadap berbagai tutupan lahan di pesisir TN Sembilang.. 196 54 Perubahan stok karbon terestrial hutan mangrove TNS pada
skenario model carbon crediting dan di frontier area pada skenario
model business as usual ... 199 55 Perubahan stok karbon terestrial hutan mangrove tidak dilindungi di
frontier area pada skenario model business as usual ... 201 56 Perubahan stok karbon netto/emisi CO2 tutupan hutan tidak di
frontier area (FA) pada skenario model business as usual ... 203 57 Perubahan stok karbon netto hutan mangrove yang dilindungi
(TNS) pada pada skenario model carbon crediting dan stok karbon netto pada berbagai tutupan lahan di frontier area pada skenario
model business as usual ... 204 58 Deliniasi carbon accounting skenario model CC di kawasan pesisir
TNS dan FA ………... 205 59 Deliniasi emission reduction accounting pada skenario model CC
dan model BAU di kawasan pesisir TNS dan FA... 207 60 Perbandingan perubahan luas hutan mangrove primer (Hmp) di TNS
pada skenario model carbon crediting (with REDD+) (dan skenario
model business as usual (model BAU) ... 209 61 Perbandingan perubahan luas areal penggunaan lain (APL) di TNS
pada skenario model carbon crediting (with REDD+) dan skenario
model business as usual (withouth REDD+) ... 210 62 Kecenderungan tingkat reduksi emisi CO2 di TNS pada skenario
model carbon crditing (with REDD+) dan di frontier area pada
skenario model business as usual (withouth REDD+) ... 211 63 Mekanisme distribusi pembayaran REDD+ berdasarkan sumber
(24)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1 Jenis ikan dan non-ikan yang tertangkap dengan alat mini trawl di
Sungai Sembilang ………. 238
2 Jenis ikan yang tertangkap dengan trammel net di perarian sekitar
mangrove Taman Nasional Sembilang ………... 239
3 Jenis ikan yang tertangkap dengan kelong di perairan pesisir
Taman Nasional Sembilang ………. 241
4 Perhitungan Estimasi Nilai z (luas lahan minimal untuk hidup
layak) dan Tekanan Penduduk (TP) terhadap lahan ………. 242
(25)
xxv
business as usual ………...... 243 6 Formulasi submodel emisi CO2 (Lingkungan) pada skenario
model business as usual ... 244 7 Formulasi submodel ekonomi (without REDD+) pada skenario
model business as usual ... 248 8 Formulasi submodel penduduk (Sosial) pada skenario model
carbon crediting ………...... 250 9 Formulasi submodel emisi CO2 (Lingkungan) pada skenario
model carbon crediting ……… 251
10 Formulasi submodel ekonomi karbon (with REDD+) pada
skenario model carbon crediting……… 255 11 Perubahan tutupan lahan (land cover change) pada model BAU .... 257 12 Analisis biaya manfaat pengelolaan sumberdaya pesisir TNS pada
opsi pemanfaatan konservasi mangrove model BAU ... 258 13 Analisis biaya manfaat pengelolaan sumberdaya pesisir TNS pada
opsi pemanfaatan sylvofishery skenario model BAU... 260 14 Stock accounting karbon terestrial pada kawasan dilindungi (TNS)
dan kawasan tidak dilindungi (frontier area) pada skenario model
BAU ... 262 15 Carbon accounting pada skenario model BAU di kawasan pesisir
yang dilindungi (TNS)... 263 16 Carbon accounting pada skenario model BAU di Frontier Area
(FA)... 264 17 Perubahan tutupan lahan (land cover change) pada model CC ... 265 18 Analisis biaya manfaat pengelolaan sumberdaya pesisir TNS pada
opsi pemanfaatan carbon crediting skenario model CC ... 266 19 Analisis biaya manfaat pengelolaan sumberdaya pesisir TNS pada
opsi pemanfaatan sylvofishery skenario model CC ...
267 20 Stock accounting pada kawasan dilindungi (TNS) dan kawasan
tidak dilindungi (frontier area) pada skenario model CC... 268 21 Carbon accounting pada skenario model CC di kawasan pesisir
yang dilindungi (TNS)... 269 22 Carbon accounting pada skenario model CC di kawasan pesisir
yang tidak dilindungi (Frontier Area) ... 270 23 Nilai jual jasa lingkungan (NJ2L) carbon crediting pengelolaan
sumberdaya mangrove di kawasan TNS ... 271 24 Emission reduction accounting hasil simulasi model BAU dan
Model CC pada berbagai tipe tutupan lahan selama periode
komitmen pengelolaan 25 tahun ... 272
(1)
Lampiran 19
Analisis biaya manfaat pengelolaan sumberdaya pesisir TNS pada opsi pemanfaatan
sylvofishery
skenario model CC (USD)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
ECONOMIC BENEFITS
1 Revenue of Shrimp Sylvofishery - 2.420.518 2.336.592 2.261.817 2.196.198 2.139.470 2.091.209 2.050.902 2.017.995 1.991.923 1.972.126 1.958.062 1.949.217 2 Standing stock - 13.830.842 12.254.093 11.586.858 11.504.864 11.793.077 12.309.230 12.959.503 13.682.320 14.437.549 15.199.304 15.951.146 16.682.896 3 Fisheries - 127.599.158 113.052.549 106.896.843 106.140.386 108.799.356 113.561.225 119.560.446 126.228.940 133.196.457 140.224.170 147.160.441 153.911.344 4 Wildlife - 689.027 610.477 577.236 573.151 587.510 613.223 645.619 681.628 719.252 757.202 794.657 831.112 5 Biodiversity - 1.257.349 1.114.008 1.053.351 1.045.897 1.072.098 1.119.021 1.178.137 1.243.847 1.312.505 1.381.755 1.450.104 1.516.627 6 Physical value - 60.877.499 53.937.319 51.000.434 50.639.529 51.908.122 54.180.008 57.042.233 60.223.769 63.547.968 66.900.887 70.210.178 73.431.031 7 Existence value - 210.932.915 186.886.059 176.710.121 175.459.630 179.855.147 187.726.946 197.644.199 208.667.822 220.185.755 231.803.199 243.269.481 254.429.332 TOT ECONOMIC BENEFITS - 417.607.309 370.191.096 350.086.660 347.559.655 356.154.780 371.600.862 391.081.038 412.746.322 435.391.409 458.238.642 480.794.070 502.751.559 DF (10%) 1,0000 0,9091 0,8264 0,7513 0,6830 0,6209 0,5645 0,5132 0,4665 0,4241 0,3855 0,3505 0,3186 PV BENEFIT - 379.643.008 305.943.055 263.025.289 237.387.921 221.144.097 209.758.999 200.686.410 192.549.205 184.648.460 176.670.834 168.515.389 160.192.141 ECONOMIC COSTS
1 Investment cost ecosystem 308.935 - - - - - 257.030 - - - - - 239.578 2 Shrimp Sylvofishery cost - 417.732 403.248 390.344 379.019 369.229 360.900 353.944 348.265 343.766 340.349 337.922 336.395 3 Standing stock exploration cost - 8.627.931 7.644.326 7.228.093 7.176.943 7.356.736 7.678.721 8.084.373 8.535.280 9.006.406 9.481.602 9.950.615 10.407.094 4 Fisheries cost - 57.163.289 50.646.538 47.888.836 47.549.950 48.741.145 50.874.420 53.562.018 56.549.444 59.670.830 62.819.183 65.926.571 68.950.915 5 Wildlife cost - 49.456 43.818 41.432 41.139 42.169 44.015 46.340 48.925 51.625 54.349 57.037 59.654 6 Externality - 1.601.046 1.545.533 1.496.074 1.452.670 1.415.147 1.383.225 1.356.564 1.334.798 1.317.553 1.304.458 1.295.156 1.289.305 TOT ECONOMIC COST 308.935 67.859.454 60.283.463 57.044.778 56.599.721 57.924.427 60.598.312 63.403.240 66.816.712 70.390.179 73.999.941 77.567.301 81.282.941 DF (10%) 1,0000 0,9091 0,8264 0,7513 0,6830 0,6209 0,5645 0,5132 0,4665 0,4241 0,3855 0,3505 0,3186 PV COST 308.935 61.690.413 49.821.044 42.858.586 38.658.371 35.966.512 34.206.167 32.535.887 31.170.489 29.852.307 28.530.181 27.186.866 25.899.250 NET ECONOMIC BENEFIT (308.935) 317.952.595 256.122.011 220.166.703 198.729.550 185.177.586 175.552.832 168.150.522 161.378.716 154.796.152 148.140.653 141.328.523 134.292.891
NPV without REDD+ 3.411.674.870
BC ratio 6,18
No Variabel Tahun
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 Final
ECONOMIC BENEFITS
1 Revenue of Shrimp Sylvofishery 1.945.102 1.945.260 1.949.266 1.956.722 1.967.261 1.980.543 1.996.255 2.014.107 2.033.834 2.055.191 2.077.955 2.101.921 2.126.901 2 Standing stock 17.388.501 18.064.623 18.709.692 19.323.287 19.905.715 20.457.737 20.980.389 21.474.859 21.942.413 22.384.339 22.801.920 23.196.408 23.569.017 3 Fisheries 160.421.045 166.658.737 172.609.953 178.270.793 183.644.092 188.736.880 193.558.707 198.120.544 202.434.054 206.511.133 210.363.602 214.003.030 217.440.611 4 Wildlife 866.264 899.947 932.083 962.651 991.667 1.019.167 1.045.205 1.069.838 1.093.131 1.115.147 1.135.950 1.155.603 1.174.166 5 Biodiversity 1.580.773 1.642.238 1.700.881 1.756.662 1.809.610 1.859.794 1.907.308 1.952.260 1.994.765 2.034.940 2.072.902 2.108.764 2.142.638 6 Physical value 76.536.806 79.512.806 82.352.129 85.052.913 87.616.511 90.046.278 92.346.770 94.523.220 96.581.194 98.526.366 100.364.377 102.100.747 103.740.815 7 Existence value 265.190.455 275.501.921 285.339.819 294.697.698 303.580.246 311.999.083 319.969.999 327.511.126 334.641.748 341.381.526 347.750.006 353.766.309 359.448.939 TOT ECONOMIC BENEFITS 523.928.945 544.225.533 563.593.823 582.020.727 599.515.102 616.099.482 631.804.633 646.665.955 660.721.139 674.008.642 686.566.713 698.432.782 709.643.086 DF (10%) 0,2897 0,2633 0,2394 0,2176 0,1978 0,1799 0,1635 0,1486 0,1351 0,1228 0,1117 0,1015 0,0923 PV BENEFIT 151.763.552 143.311.593 134.919.881 126.664.670 118.610.867 110.810.908 103.305.107 96.122.775 89.283.634 82.799.246 76.674.517 70.908.811 65.497.187 ECONOMIC COSTS - - - -1 Investment cost ecosystem - - - - - 243.428 - - - - - 258.347 -2 Shrimp Sylvofishery cost 335.685 335.713 336.404 337.691 339.509 341.802 344.513 347.594 350.999 354.684 358.613 362.749 367.060 3 Standing stock exploration cost 10.847.263 11.269.040 11.671.446 12.054.218 12.417.547 12.761.908 13.087.948 13.396.408 13.688.076 13.963.758 14.224.252 14.470.341 14.702.781 4 Fisheries cost 71.867.203 74.661.634 77.327.726 79.863.732 82.270.922 84.552.446 86.712.582 88.756.244 90.688.658 92.515.153 94.241.026 95.871.457 97.411.462 5 Wildlife cost 62.177 64.595 66.901 69.095 71.178 73.152 75.021 76.789 78.461 80.041 81.534 82.945 84.277 6 Externality 1.286.583 1.286.688 1.289.337 1.294.269 1.301.240 1.310.026 1.320.418 1.332.226 1.345.275 1.359.401 1.374.459 1.390.311 1.406.834 TOT ECONOMIC COST 84.398.912 87.617.669 90.691.815 93.619.005 96.400.397 99.282.761 101.540.482 103.909.261 106.151.469 108.273.038 110.279.884 112.436.149 113.972.415 DF (10%) 0,2897 0,2633 0,2394 0,2176 0,1978 0,1799 0,1635 0,1486 0,1351 0,1228 0,1117 0,1015 0,0923 PV COST 24.447.358 23.072.471 21.710.899 20.374.223 19.072.305 17.856.877 16.602.680 15.445.450 14.344.310 13.300.906 12.315.856 11.415.148 10.519.193 NET ECONOMIC BENEFIT 127.316.194 120.239.122 113.208.981 106.290.446 99.538.563 92.954.031 86.702.427 80.677.325 74.939.324 69.498.339 64.358.661 59.493.663 54.977.994
(2)
Lampiran 20
Stock accounting
pada kawasan dilindungi (TNS) dan kawasan tidak dilindungi (
frontier area
) pada skenario model CC
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
A Karbon Terestrial Dilindungi (TNS) (tCO2e)
Karbon Terestrial Hmp TNS 29.344.893 33.232.939 37.858.388 42.863.799 48.016.864 53.168.395 58.224.294 63.126.896 67.842.592 72.353.520 76.652.086 80.737.307 84.612.409 Karbon Terestrial Hms TNS - 7.292 15.225 24.024 33.763 44.466 56.135 68.756 82.295 96.726 112.012 128.110 144.984 Karbon Terestrial Hrs TNS 19.300.107 12.895.090 8.624.105 5.775.893 3.876.297 2.609.208 1.763.886 1.199.835 823.382 572.077 404.280 292.220 217.384 Karbon Terestrial APL TNS 1.067.231 1.267.163 1.373.759 1.419.558 1.426.181 1.407.966 1.374.406 1.331.765 1.284.157 1.234.268 1.183.833 1.133.958 1.085.330 Total Stok Karbon Terestrial TNS 49.712.231 47.402.485 47.871.477 50.083.274 53.353.106 57.230.035 61.418.721 65.727.251 70.032.426 74.256.591 78.352.210 82.291.595 86.060.107 B Karbon Terestrial tdk Dilindungi (FA)
(tCO2e)
Karbon Terestrial APL FA 308.614 1.648.363 236.033 336.968 353.019 340.869 334.970 330.570 327.954 326.813 326.966 321.061 310.570 Karbon Terestrial Hmp FA 10.835.230 9.211.029 7.830.298 6.656.535 5.658.717 4.810.479 4.089.389 3.476.384 2.955.278 2.512.283 2.135.688 1.815.549 1.543.397 Karbon Terestrial Hms FA 1.981.590 1.882.510 1.788.385 1.698.966 1.614.018 1.533.315 1.456.652 1.383.819 1.314.628 1.248.896 1.186.451 1.127.127 1.070.771 Karbon Terestrial Hrs FA 25.065.571 394.584 6.212 98 3 - - - -Total Stok Karbon Terestrial FA 38.191.004 13.136.486 9.860.928 8.692.568 7.625.757 6.684.663 5.881.011 5.190.773 4.597.861 4.087.993 3.649.105 3.263.737 2.924.738 C Total Stok Karbon TNS dan FA 87.903.235 60.538.971 57.732.404 58.775.842 60.978.863 63.914.698 67.299.732 70.918.025 74.630.287 78.344.583 82.001.316 85.555.332 88.984.845
Tahun No Stock Accounting Model CC
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 Final Rata-rata
A Karbon Terestrial Dilindungi (TNS) (tCO2e)
Karbon Terestrial Hmp TNS 88.283.200 91.757.000 95.041.995 98.146.735 101.079.866 103.849.930 106.465.272 108.933.928 111.263.623 113.461.752 115.535.349 117.491.109 119.335.373 4.773.415 Karbon Terestrial Hms TNS 162.601 180.921 199.913 219.541 239.777 260.586 281.942 303.823 326.194 349.042 372.339 396.059 420.192 16.808 Karbon Terestrial Hrs TNS 167.418 134.087 111.891 97.158 87.443 81.104 77.045 74.535 73.076 72.342 72.109 72.221 72.581 2.903 Karbon Terestrial APL TNS 1.038.362 993.285 950.210 909.172 870.158 833.122 798.002 764.723 733.205 703.367 675.127 648.406 623.125 -Total Stok Karbon Terestrial TNS 89.651.581 93.065.294 96.304.008 99.372.607 102.277.244 105.024.743 107.622.262 110.077.008 112.396.098 114.586.503 116.654.924 118.607.795 120.451.272 4.818.051 B Karbon Terestrial tdk Dilindungi (FA)
(tCO2e)
Karbon Terestrial APL FA 296.870 281.053 263.961 246.254 228.424 210.843 193.781 177.429 161.918 147.322 133.686 121.022 109.320 4.373 Karbon Terestrial Hmp FA 1.312.047 1.115.364 948.172 806.045 685.214 582.505 495.183 420.956 357.857 304.210 258.615 219.847 186.889 7.476 Karbon Terestrial Hms FA 1.017.232 966.374 918.052 872.151 828.543 787.116 747.762 710.371 674.854 641.113 609.054 578.603 549.674 21.987 Karbon Terestrial Hrs FA - - - - -Total Stok Karbon Terestrial FA 2.626.150 2.362.791 2.130.185 1.924.449 1.742.182 1.580.464 1.436.726 1.308.756 1.194.628 1.092.645 1.001.356 919.472 845.883 33.835 C Total Stok Karbon TNS dan FA 92.277.731 95.428.084 98.434.193 101.297.056 104.019.425 106.605.207 109.058.987 111.385.764 113.590.726 115.679.147 117.656.280 119.527.267 121.297.154 4.851.886
(3)
Lampiran 21
Carbon
accounting
pada skenario model CC di kawasan pesisir yang dilindungi (TNS) (tCO
2
e)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
A Stock Accounting pada kawasan dilindungi (TNS)
1 Karbon Terestrial Hmp TNS 29.344.893 33.232.939 37.858.388 42.863.799 48.016.864 53.168.395 58.224.294 63.126.896 67.842.592 72.353.520 76.652.086 80.737.307 84.612.409 2 Karbon Terestrial Hms TNS - 7.292 15.225 24.024 33.763 44.466 56.135 68.756 82.295 96.726 112.012 128.110 144.984 3 Karbon Terestrial Hrs TNS 19.300.107 12.895.090 8.624.105 5.775.893 3.876.297 2.609.208 1.763.886 1.199.835 823.382 572.077 404.280 292.220 217.384 4 Karbon Terestrial APL TNS 1.067.231 1.267.163 1.373.759 1.419.558 1.426.181 1.407.966 1.374.406 1.331.765 1.284.157 1.234.268 1.183.833 1.133.958 1.085.330 Total Stok Karbon Terestrial TNS 49.712.231 47.402.485 47.871.477 50.083.274 53.353.106 57.230.035 61.418.721 65.727.251 70.032.426 74.256.591 78.352.210 82.291.595 86.060.107 B Emission Accounting pada kawasan
dilindungi (TNS)
1 Emisi dr DD Hmp TNS 3.111.285 3.218.709 3.340.095 3.478.081 3.634.028 3.808.466 4.001.389 4.212.459 4.441.129 4.686.730 4.948.534 5.225.782 5.517.712 2 Emisi dr DD Hms TNS - 375 749 1.124 1.499 1.874 2.248 2.623 2.998 3.373 3.747 4.122 4.497 3 Emisi dr DD Hrs TNS 90.768 90.902 90.991 91.051 91.091 91.118 91.136 91.148 91.156 91.162 91.166 91.169 91.171 4 Emisi Tambak TNS 1.679.484 1.701.036 1.725.492 1.753.302 1.784.755 1.819.966 1.858.939 1.901.608 1.947.865 1.997.573 2.050.587 2.106.751 2.165.912 Total Emisi Karbon Terestrial TNS 4.881.537 5.011.022 5.157.327 5.323.558 5.511.373 5.721.423 5.953.713 6.207.839 6.483.147 6.778.838 7.094.034 7.427.824 7.779.291 Carbon regrowth TNS - 99.016 180.776 253.361 322.034 390.184 459.955 532.671 609.114 689.709 774.646 863.970 957.627 Tot Net Emisi dari DD di TNS 4.881.537 4.912.006 4.976.552 5.070.197 5.189.339 5.331.239 5.493.758 5.675.167 5.874.033 6.089.130 6.319.388 6.563.853 6.821.664 C Total Stok Karbon/Emisi CO2 44.830.694 42.490.479 42.894.925 45.013.077 48.163.767 51.898.796 55.924.963 60.052.084 64.158.393 68.167.461 72.032.823 75.727.742 79.238.443
D Carbon Balance sink sink sink sink sink sink sink sink sink sink sink sink sink
No Carbon Accounting TNS Model CC
Tahun
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 Final
A Stock Accounting pada kawasan dilindungi (TNS)
1 Karbon Terestrial Hmp TNS 88.283.200 91.757.000 95.041.995 98.146.735 101.079.866 103.849.930 106.465.272 108.933.928 111.263.623 113.461.752 115.535.349 117.491.109 119.335.373 2 Karbon Terestrial Hms TNS 162.601 180.921 199.913 219.541 239.777 260.586 281.942 303.823 326.194 349.042 372.339 396.059 420.192 3 Karbon Terestrial Hrs TNS 167.418 134.087 111.891 97.158 87.443 81.104 77.045 74.535 73.076 72.342 72.109 72.221 72.581 4 Karbon Terestrial APL TNS 1.038.362 993.285 950.210 909.172 870.158 833.122 798.002 764.723 733.205 703.367 675.127 648.406 623.125 Total Stok Karbon Terestrial TNS 89.651.581 93.065.294 96.304.008 99.372.607 102.277.244 105.024.743 107.622.262 110.077.008 112.396.098 114.586.503 116.654.924 118.607.795 120.451.272 B Emission Accounting pada kawasan
dilindungi (TNS)
1 Emisi dr DD Hmp TNS 5.823.575 6.142.642 6.474.210 6.817.605 7.172.186 7.537.339 7.912.484 8.297.070 8.690.573 9.092.499 9.502.380 9.919.771 10.344.255 2 Emisi dr DD Hms TNS 4.872 5.246 5.621 5.996 6.370 6.745 7.120 7.495 7.869 8.244 8.619 8.994 9.368 3 Emisi dr DD Hrs TNS 91.172 91.174 91.174 91.175 91.176 91.177 91.177 91.178 91.178 91.179 91.179 91.180 91.180 4 Emisi Tambak TNS 2.227.917 2.292.617 2.359.870 2.429.538 2.501.491 2.575.603 2.651.757 2.729.840 2.809.745 2.891.371 2.974.624 3.059.411 3.145.648 Total Emisi Karbon Terestrial TNS 8.147.535 8.531.679 8.930.875 9.344.314 9.771.223 10.210.864 10.662.539 11.125.582 11.599.366 12.083.293 12.576.801 13.079.356 13.590.451 Carbon regrowth TNS 1.055.506 1.157.458 1.263.316 1.372.905 1.486.045 1.602.557 1.722.270 1.845.014 1.970.629 2.098.960 2.229.861 2.363.192 2.498.820 Tot Net Emisi dari DD di TNS 7.092.030 7.374.221 7.667.559 7.971.410 8.285.179 8.608.307 8.940.269 9.280.568 9.628.737 9.984.334 10.346.941 10.716.164 11.091.631 C Total Stok Karbon/Emisi CO2 82.559.551 85.691.073 88.636.449 91.401.197 93.992.065 96.416.436 98.681.993 100.796.440 102.767.361 104.602.169 106.307.984 107.891.631 109.359.640
D Carbon Balance sink sink sink sink sink sink sink sink sink sink sink sink sink
Tahun No Carbon Accounting TNS
(4)
Lampiran 22
Carbon accounting
pada skenario model CC di kawasan pesisir yang tidak dilindungi (
Frontier Area
) (tCO
2
e)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
A Stock Accounting pada kawasan tdk dilindungi (Frontier Area)
1 Karbon Terestrial Hmp FA 308.614 1.648.363 236.033 336.968 353.019 340.869 334.970 330.570 327.954 326.813 326.966 321.061 310.570 2 Karbon Terestrial Hms FA 10.835.230 9.211.029 7.830.298 6.656.535 5.658.717 4.810.479 4.089.389 3.476.384 2.955.278 2.512.283 2.135.688 1.815.549 1.543.397 3 Karbon Terestrial Hrs FA 1.981.590 1.882.510 1.788.385 1.698.966 1.614.018 1.533.315 1.456.652 1.383.819 1.314.628 1.248.896 1.186.451 1.127.127 1.070.771 4 Karbon Terestrial APL FA 25.065.571 394.584 6.212 98 3 - - -
-Total Stok Karbon Terestrial FA 38.191.004 13.136.486 9.860.928 8.692.568 7.625.757 6.684.663 5.881.011 5.190.773 4.597.861 4.087.993 3.649.105 3.263.737 2.924.738 B Emission Accounting pada kawasan
tdk dilindungi (Frontier Area)
1 Emisi Karbon Terestrial APL FA - 79.981 1.610.975 1.640.950 1.733.861 1.837.949 1.922.384 1.993.800 2.053.661 2.103.741 2.145.481 2.187.003 2.227.775 2 Emisi Karbon Terestrial Hmp FA 5.867.783 6.983.150 7.931.324 8.737.366 9.422.583 10.005.086 10.500.271 10.921.228 11.279.084 11.583.297 11.841.909 12.061.755 12.248.645 3 Emisi Karbon Terestrial Hms FA 453.733 552.813 646.938 736.358 821.306 902.007 978.673 1.051.505 1.120.696 1.186.427 1.248.872 1.308.195 1.364.551 4 Emisi Karbon Terestrial Hrs FA 2.419.478 27.198.267 27.588.338 27.594.478 27.594.575 27.594.577 27.594.577 27.594.577 27.594.577 27.594.577 27.594.577 27.594.577 27.594.577 Total Emisi Karbon Terestrial FA 8.740.994 34.814.211 37.777.575 38.709.152 39.572.324 40.339.618 40.995.904 41.561.110 42.048.017 42.468.042 42.830.839 43.151.529 43.435.548 Carbon regrowth FA - 17.434 32.758 46.263 58.198 68.776 78.179 86.562 94.058 100.783 106.833 112.294 117.238 Tot Net Emisi dr DD di FA 8.740.994 34.796.778 37.744.818 38.662.889 39.514.126 40.270.841 40.917.725 41.474.548 41.953.959 42.367.260 42.724.005 43.039.235 43.318.310 C Total Stok Karbon/Emisi CO2 29.450.010 (21.660.292) (27.883.890) (29.970.321) (31.888.369) (33.586.178) (35.036.715) (36.283.775) (37.356.099) (38.279.267) (39.074.900) (39.775.497) (40.393.572)
D Carbon Balance sink source source source source source source source source source source source source
No Carbon Accounting FA Model CC
Tahun
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
Final
A
Stock Accounting pada kawasan tdk
dilindungi (Frontier Area)
1 Karbon Terestrial Hmp FA
296.870
281.053
263.961
246.254
228.424
210.843
193.781
177.429
161.918
147.322
133.686
121.022
109.320
2 Karbon Terestrial Hms FA
1.312.047
1.115.364
948.172
806.045
685.214
582.505
495.183
420.956
357.857
304.210
258.615
219.847
186.889
3 Karbon Terestrial Hrs FA
1.017.232
966.374
918.052
872.151
828.543
787.116
747.762
710.371
674.854
641.113
609.054
578.603
549.674
4 Karbon Terestrial APL FA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Total Stok Karbon Terestrial FA
2.626.150
2.362.791
2.130.185
1.924.449
1.742.182
1.580.464
1.436.726
1.308.756
1.194.628
1.092.645
1.001.356
919.472
845.883
B
Emission Accounting pada kawasan
tdk dilindungi (Frontier Area)
1 Emisi Karbon Terestrial APL FA
2.267.215
2.304.915
2.340.606
2.374.127
2.405.399
2.434.407
2.461.183
2.485.791
2.508.324
2.528.886
2.547.595
2.564.572
2.579.941
2 Emisi Karbon Terestrial Hmp FA
12.407.521
12.542.582
12.657.397
12.755.001
12.837.974
12.908.510
12.968.472
13.019.446
13.062.779
13.099.616
13.130.931
13.157.553
13.180.183
3 Emisi Karbon Terestrial Hms FA
1.418.090
1.468.951
1.517.270
1.563.173
1.606.780
1.648.207
1.687.563
1.724.951
1.760.470
1.794.212
1.826.268
1.856.721
1.885.651
4 Emisi Karbon Terestrial Hrs FA
27.594.577
27.594.577
27.594.577
27.594.577
27.594.577
27.594.577
27.594.577
27.594.577
27.594.577
27.594.577
27.594.577
27.594.577
27.594.577
Total Emisi Karbon Terestrial FA
43.687.403
43.911.025
44.109.850
44.286.877
44.444.730
44.585.701
44.711.794
44.824.765
44.926.149
45.017.291
45.099.371
45.173.422
45.240.352
Carbon regrowth FA
121.727
125.816
129.550
132.970
136.111
139.002
141.671
144.140
146.428
148.554
150.533
152.378
154.102
Tot Net Emisi dr DD di FA
43.565.675
43.785.209
43.980.300
44.153.907
44.308.620
44.446.699
44.570.123
44.680.625
44.779.720
44.868.737
44.948.837
45.021.043
45.086.250
C Total Stok Karbon/Emisi CO
2(40.939.525)
(41.422.418)
(41.850.115)
(42.229.458)
(42.566.438)
(42.866.235)
(43.133.398)
(43.371.869)
(43.585.092)
(43.776.092)
(43.947.482)
(44.101.571)
(44.240.367)
D
Carbon Balance
source
source
source
source
source
source
source
source
source
source
source
source
source
No
Carbon Accounting FA
Model CC
(5)
Lampiran 23
Nilai jual jasa lingkungan (NJ2L)
carbon crediting
pengelolaan sumberdaya mangrove di kawasan TNS (USD)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
A Net Carbon Revenue
0
61.037.079
107.259.619
142.412.106
169.291.853
189.992.924
206.075.942
218.708.205
228.761.877
236.888.793
243.576.134
249.187.576
253.995.636
B Pihak penerima NJ2L
1 Pemerintah pusat (20%)
0
12.207.416
21.451.924
28.482.421
33.858.371
37.998.585
41.215.188
43.741.641
45.752.375
47.377.759
48.715.227
49.837.515
50.799.127
2 Pemerintah kab/kota (20%)
0
12.207.416
21.451.924
28.482.421
33.858.371
37.998.585
41.215.188
43.741.641
45.752.375
47.377.759
48.715.227
49.837.515
50.799.127
3 Pemerintah provinsi (10%)
0
6.103.708
10.725.962
14.241.211
16.929.185
18.999.292
20.607.594
21.870.820
22.876.188
23.688.879
24.357.613
24.918.758
25.399.564
4 Masyarakat (20%)
0
12.207.416
21.451.924
28.482.421
33.858.371
37.998.585
41.215.188
43.741.641
45.752.375
47.377.759
48.715.227
49.837.515
50.799.127
5 Developer (30%)
0
18.311.124
32.177.886
42.723.632
50.787.556
56.997.877
61.822.783
65.612.461
68.628.563
71.066.638
73.072.840
74.756.273
76.198.691
Total NJ2L terdistribusi
0
61.037.079
107.259.619
142.412.106
169.291.853
189.992.924
206.075.942
218.708.205
228.761.877
236.888.793
243.576.134
249.187.576
253.995.636
No
Pihak penerima NJ2L
Tahun
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
Final
A Net Carbon Revenue
258.203.749
261.963.952
265.389.865
268.566.388
271.318.668
273.560.312
275.797.836
278.030.786
280.258.752
282.481.369
284.698.314
286.909.308
289.114.110
B Pihak penerima NJ2L
1 Pemerintah pusat (20%)
51.640.750
52.392.790
53.077.973
53.713.278
54.263.734
54.712.062
55.159.567
55.606.157
56.051.750
56.496.274
56.939.663
57.381.862
57.822.822
2 Pemerintah kab/kota (20%)
51.640.750
52.392.790
53.077.973
53.713.278
54.263.734
54.712.062
55.159.567
55.606.157
56.051.750
56.496.274
56.939.663
57.381.862
57.822.822
3 Pemerintah provinsi (10%)
25.820.375
26.196.395
26.538.987
26.856.639
27.131.867
27.356.031
27.579.784
27.803.079
28.025.875
28.248.137
28.469.831
28.690.931
28.911.411
4 Masyarakat (20%)
51.640.750
52.392.790
53.077.973
53.713.278
54.263.734
54.712.062
55.159.567
55.606.157
56.051.750
56.496.274
56.939.663
57.381.862
57.822.822
5 Developer (30%)
77.461.125
78.589.185
79.616.960
80.569.916
81.395.600
82.068.094
82.739.351
83.409.236
84.077.626
84.744.411
85.409.494
86.072.792
86.734.233
Total NJ2L terdistribusi
258.203.749
261.963.952
265.389.865
268.566.388
271.318.668
273.560.312
275.797.836
278.030.786
280.258.752
282.481.369
284.698.314
286.909.308
289.114.110
Pihak penerima NJ2L
Tahun
(6)
Lampiran 24
Emission reduction accounting
hasil simulasi model BAU dan model CC pada berbagai tipe tutupan lahan selama periode
komitmen pengelolaan 25 tahun (tCO
2
e)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
A Emission Accounting Model BAU
1 Emisi dr DD Hmp TNS 3.111.285 7.606.834 11.010.054 13.601.270 15.589.760 17.131.740 18.343.779 19.312.830 20.103.713 20.764.713 21.331.761 21.831.559 22.283.913 2 Emisi dr DD Hms TNS - 1.642.921 2.875.909 3.802.085 4.498.647 5.023.386 5.419.571 5.719.594 5.947.707 6.122.065 6.256.265 6.360.484 6.442.345 3 Emisi dr DD Hrs TNS 90.768 117.519 137.002 151.225 161.628 169.251 174.845 178.955 181.977 184.200 185.835 187.037 187.918 4 Emisi Tambak TNS 1.679.484 1.747.898 1.855.833 1.993.681 2.154.097 2.331.476 2.521.548 2.721.059 2.927.534 3.139.092 3.354.299 3.572.067 3.791.565 Total Emisi CO2 TNS 4.881.537 11.115.171 15.878.798 19.548.261 22.404.132 24.655.854 26.459.744 27.932.438 29.160.931 30.210.070 31.128.160 31.951.146 32.705.741
Carbon regrowth TNS - 99.016 175.892 236.512 285.140 324.870 357.959 386.054 410.363 431.775 450.942 468.349 484.355 Tot Net Emisi CO2 dari DD di TNS 4.881.537 11.016.155 15.702.906 19.311.748 22.118.992 24.330.984 26.101.785 27.546.384 28.750.568 29.778.296 30.677.218 31.482.797 32.221.386
B Emission Accounting Model CC
1 Emisi dr DD Hmp TNS 5.823.575 6.142.642 6.474.210 6.817.605 7.172.186 7.537.339 7.912.484 8.297.070 8.690.573 9.092.499 9.502.380 9.919.771 10.344.255 2 Emisi dr DD Hms TNS 4.872 5.246 5.621 5.996 6.370 6.745 7.120 7.495 7.869 8.244 8.619 8.994 9.368 3 Emisi dr DD Hrs TNS 91.172 91.174 91.174 91.175 91.176 91.177 91.177 91.178 91.178 91.179 91.179 91.180 91.180 4 Emisi Tambak TNS 2.227.917 2.292.617 2.359.870 2.429.538 2.501.491 2.575.603 2.651.757 2.729.840 2.809.745 2.891.371 2.974.624 3.059.411 3.145.648 Total Emisi CO2 TNS 8.147.535 8.531.679 8.930.875 9.344.314 9.771.223 10.210.864 10.662.539 11.125.582 11.599.366 12.083.293 12.576.801 13.079.356 13.590.451
Carbon regrowth TNS - 99.016 180.776 253.361 322.034 390.184 459.955 532.671 609.114 689.709 774.646 863.970 957.627 Tot Net Emisi CO2 dari DD di TNS 8.147.535 8.432.662 8.750.099 9.090.953 9.449.189 9.820.681 10.202.584 10.592.911 10.990.251 11.393.585 11.802.155 12.215.385 12.632.824
C Total Emisi CO2 Terhindarkan
(avoided emission) (3.265.999) 2.583.493 6.952.807 10.220.795 12.669.803 14.510.303 15.899.201 16.953.473 17.760.316 18.384.711 18.875.063 19.267.412 19.588.562 Tahun
No Emission Reduction Accounting Model BAU dan Model CC
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 Final Rata-rata
A Emission Accounting Model BAU
1 Emisi dr DD Hmp TNS 22.703.482 23.101.086 23.484.673 23.860.060 24.216.476 24.554.445 24.901.677 25.257.653 25.621.883 25.993.903 26.373.272 26.759.575 27.152.416 1.086.097
2 Emisi dr DD Hms TNS 6.507.557 6.560.393 6.604.058 6.640.950 6.664.032 6.664.032 6.664.032 6.664.032 6.664.032 6.664.032 6.664.032 6.664.032 6.664.032 266.561
3 Emisi dr DD Hrs TNS 188.563 189.031 189.370 189.612 189.782 189.894 189.970 190.019 190.053 190.075 190.090 190.099 190.106 7.604
4 Emisi Tambak TNS 4.012.164 4.233.383 4.454.856 4.676.304 4.897.516 5.118.091 5.337.400 5.555.444 5.772.225 5.987.745 6.202.007 6.415.016 6.626.780 265.071
Total Emisi CO2 TNS 33.411.766 34.083.894 34.732.957 35.366.926 35.967.805 36.526.463 37.093.078 37.667.148 38.248.192 38.835.754 39.429.400 40.028.722 40.633.335 1.625.333
Carbon regrowth TNS 499.227 513.164 526.316 538.797 550.693 562.070 572.981 583.466 593.553 603.264 612.615 621.620 630.289 25.212
Tot Net Emisi CO2 dari DD di TNS 32.912.539 33.570.730 34.206.641 34.828.128 35.417.112 35.964.392 36.520.096 37.083.681 37.654.639 38.232.490 38.816.785 39.407.103 40.003.046 1.600.122
B Emission Accounting Model CC
1 Emisi dr DD Hmp TNS 5.823.575 6.142.642 6.474.210 6.817.605 7.172.186 7.537.339 7.912.484 8.297.070 8.690.573 9.092.499 9.502.380 9.919.771 10.344.255 413.770
2 Emisi dr DD Hms TNS 4.872 5.246 5.621 5.996 6.370 6.745 7.120 7.495 7.869 8.244 8.619 8.994 9.368 375
3 Emisi dr DD Hrs TNS 91.172 91.174 91.174 91.175 91.176 91.177 91.177 91.178 91.178 91.179 91.179 91.180 91.180 3.647
4 Emisi Tambak TNS 2.227.917 2.292.617 2.359.870 2.429.538 2.501.491 2.575.603 2.651.757 2.729.840 2.809.745 2.891.371 2.974.624 3.059.411 3.145.648 125.826
Total Emisi CO2 TNS 8.147.535 8.531.679 8.930.875 9.344.314 9.771.223 10.210.864 10.662.539 11.125.582 11.599.366 12.083.293 12.576.801 13.079.356 13.590.451 543.618
Carbon regrowth TNS 1.055.506 1.157.458 1.263.316 1.372.905 1.486.045 1.602.557 1.722.270 1.845.014 1.970.629 2.098.960 2.229.861 2.363.192 2.498.820 99.953
Tot Net Emisi CO2 dari DD di TNS 7.092.030 7.374.221 7.667.559 7.971.410 8.285.179 8.608.307 8.940.269 9.280.568 9.628.737 9.984.334 10.346.941 10.716.164 11.091.631 443.665
C Total Emisi CO2 Terhindarkan
(avoided emission) 25.820.510 26.196.509 26.539.082 26.856.719 27.131.933 27.356.085 27.579.827 27.803.113 28.025.902 28.248.156 28.469.845 28.690.939 28.911.414 1.156.457
No Emission Reduction Accounting Model BAU dan Model CC