V. NERACA ENERGI LISTRIK DI NUSA PENIDA
Neraca energi listrik menggambarkan tingkat pemenuhan kebutuhan listrik yang dicerminkan oleh keseimbangan antara permintaan dan penyediaan daya listrik di
wilayah Kecamatan Nusa Penida. Wilayah kajian meliputi 3 pulau kecil, yaitu Nusa Penida, Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan, terdiri atas 16 desa. Secara formal,
pengelolaan listrik di wilayah tersebut dilakukan oleh PT. PLN Unit Jaringan Nusa Penida yang merupakan salah satu unit dibawah kordinasi PLN Jaringan Bali Timur
yang berkantor di Klungkung Bali. Permintaan listrik didekati dengan perkembangan beban puncak jaringan Nusa Penida, sedangkan penyediaan listrik didekati dari daya
mampu PLTD ditambah dengan kapasitas pembangkit listrik tenaga alam angin dan matahari.
5.1. Perkembangan Permintaan Listrik
Perkembangan permintaan listrik di Nusa Penida ditunjukkan oleh perkembangan beban puncak jaringan baik untuk malam maupun siang hari. Data dari
PLN Unit Jaringan Nusa Penida menunjukkan bahwa beban puncak jaringan listrik Nusa Penida selama tiga tahun terakhir cenderung meningkat baik dari bulan ke bulan
maupun antar bulan yang sama dari tahun ke tahun. Data perkembangan beban puncak malam hari unit jaringan listrik Nusa Penida tahun 2005-2007 disajikan pada Gambar
5.1. sedangkan beban puncak siang hari disajikan pada Gambar 5.2.
500 1000
1500 2000
2500
JAN PEB
MAR APR
MEI JUN
JUL AGS
SEP OKT
NOP DES
bulan b
e ba
n k
w
Tahun 2005 Tahun 2006
Tahun 2007
Gambar 5.1 Perkembangan beban malam hari unit jaringan Nusa Penida, tahun 2005- 2007
200 400
600 800
1000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Bulan B
e ba
n k
W
Tahun 2005 Tahun 2006
Tahun 2007
Gambar 5.2 Perkembangan beban siang hari unit jaringan Nusa Penida, tahun 2005- 2007
Gambar 5.1 dan 5.2 menunjukkan bahwa beban unit jaringan Nusa Penida pada siang hari lebih rendah dibandingkan beban malam hari. Pada siang hari beban tertinggi
mencapai 800 kW sedangkan pada malam hari beban tertinggi mencapai 1800 kW. Hal ini mencerminkan bahwa penggunaan listrik di Nusa Penida sebagian besar untuk
penerangan. Kondisi tersebut sejalan dengan pernyataan Hilal 1998, bahwa profil kebutuhan listrik masyarakat didaerah terpencil mencapai puncak pada pagi dan petang
hari, sementara pada siang hari konsumsi listrik relatif rendah disebabkan oleh kenyataan bahwa energi listrik umumnya digunakan untuk kebutuhan pribadi seperti
penerangan, radio, dan televisi. Oleh karena itu dalam menyediakan sumberdaya listrik seyogyanya mengacu kepada beban pada malam hari. Perkembangan beban puncak unit
jaringan Nusa Penida selama tiga tahun terakhir dapat digambarkan dengan persamaan polinomial y = 2E-05x
5
- 0.000x
4
+ 0.009x
3
- 0.205x
2
+ 15.70x + 1351 Gambar 5.3.
Gambar 5.3 Grafik kecenderungan peningkatan beban puncak unit jaringan Nusa Penida, bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2007
Gambar 5.3. menunjukkan bahwa beban puncak unit jaringan Nusa Penida cenderung mengalami peningkatan dari bulan ke bulan. Koefisien regresi R
2
= 0.736 mencerminkan bahwa persamaan tersebut merepresentasikan 73,66 dari
perkembangan beban puncak unit jaringan Nusa Penida. Perkembangan beban puncak unit jaringan Nusa Penida, selain ditentukan oleh
konsumsi rumah tangga, tentu tidak terlepas dari perkembangan aktivitas komersial termasuk industri pariwisata terutama di Nusa Lembongan. Gambaran mengenai
industri pengguna listrik di Nusa Lembongan disajikan pada Gambar 5.4.
Gambar 5.4 Industri Pariwisata di Pulau Lembongan sebagai konsumen listrik Unit Jaringan Nusa Penida
5.2. Perkembangan Penyediaan Listrik