Gambar 5.3. menunjukkan bahwa beban puncak unit jaringan Nusa Penida cenderung mengalami peningkatan dari bulan ke bulan. Koefisien regresi R
2
= 0.736 mencerminkan bahwa persamaan tersebut merepresentasikan 73,66 dari
perkembangan beban puncak unit jaringan Nusa Penida. Perkembangan beban puncak unit jaringan Nusa Penida, selain ditentukan oleh
konsumsi rumah tangga, tentu tidak terlepas dari perkembangan aktivitas komersial termasuk industri pariwisata terutama di Nusa Lembongan. Gambaran mengenai
industri pengguna listrik di Nusa Lembongan disajikan pada Gambar 5.4.
Gambar 5.4 Industri Pariwisata di Pulau Lembongan sebagai konsumen listrik Unit Jaringan Nusa Penida
5.2. Perkembangan Penyediaan Listrik
Perkembangan penyediaan listrik di Nusa Penida ditunjukkan oleh pengadaan pembangkit listrik baik berupa PLTD maupun pemanfaatan sumberdaya alam sebagai
penghasil listrik, antara lain pembangkit listrik tenaga angin, dan tenaga matahari. 5.2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Disel
Informasi yang diperoleh dari PLN unit jaringan Nusa Penida menunjukkan bahwa pembangunan PLTD yang berlokasi di Desa Kutampi pada awalnya merupakan
sebuah diesel desa yang diadakan pada tahun 1982 atas permohonan masyarakat pada saat mendapat kunjungan menteri pertahanan saat itu dijabat M. Yusuf. Saat ini PLTD
Kutampi memiliki 8 unit mesin diesel dengan total daya terpasang 2.730 kW sedangkan daya mampunya mencapai 1.945 kW. Diantara 8 unit diesel tersebut ada 2 unit diesel
mengalami gangguan generator, sehingga tidak berfungsi Tabel 5.1. Selain PLTD Kutampi, juga telah dibangun PLTD di Jungut Batu yang terdiri atas 3 unit mesin diesel
dengan total daya terpasang 700 kW sedangkan daya mampunya mencapai 460 kW. Perkembangan daya terpasang PLTD unit jaringan Nusa Penida mengikuti persamaan
eksponensial y = 119.4e
0.3493x
dengan koefisien regresi R
2
= 0.9266 Gambar 5.5.
y = 146.97e
0.2987x
R
2
= 0.9283
1000 2000
3000 4000
5000 6000
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Tahun D
aya T er
p asan
g kw
Daya Terpasang
Gambar 5.5 Perkembangan kapasitas daya terpasang pada PLTD UJ Nusa Penida, tahun 1996-2007
Tabel 5.1 Daya mampu PLTD unit jaringan Nusa Penida, tahun 2008
No. Tahun Operasi
Daya Terpasang
Daya Mampu
Catatan
PLTD Kutampi 1. 2002 500 400
2. 2004 720 600 3. 2004 720 600
4. 1999 100 0 Gangguan
generator 5. 1999 100 65
6. 2002 200 150 7. 2002 220 0
Gangguan generator
8. 2000 170 130 Jumlah PLTD Kutampi
2.730 1.945
PLTD Jungut Batu 1. 2002 250 180
2. 2003 200 150 3. 1996 250 130
Jumlah PLTD Jungut Batu 700
460 JUMLAH UJ NUSA PENIDA
3.430 2.405
Sumber : PT. PLN Unit Jaringan Nusa Penida, 2008 komunikasi pribadi
Data daya mampu PLTD pada Tabel 5.1. menunjukkan bahwa peningkatan penyediaan listrik melalui PLTD sebagaimana dikemukakan pada Gambar 5.5.
berlangsung hanya sampai tahun 2004, tetapi sejak tahun 2005 tidak ada pengadaan mesin baru sehingga daya mampu PLTD menurun, dan sampai dengan tahun 2007 daya
mampu PLTD unit jaringan Nusa Penida tinggal 2.405 kW. Kondisi PLTD Nusa Penida disajikan pada Gambar 5.6.
Gambar 5.6 PLTD Nusa Penida 5.2.2. Pembangkit Listrik Tanaga Angin
Pemanfaatan tenaga angin sebagai sumber energi listrik di Nusa Penida diawali dengan proyek rintisan yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi BPPT di Desa Tanglad pada tahun 1996 melalui uji coba pembangkit listrik sistem hibrid dengan metode interior point Rostyono, 1998. Sejalan dengan
pengembangan pariwisata di Nusa Penida terutama di Nusa Lembongan dan peningkatan aktivitas kehidupan masyarakat, maka terjadi peningkatan kebutuhan listrik
di Nusa Penida. Di sisi lain peningkatan harga minyak dunia dan kecenderungan penurunan ketersediaan bahan bakar minyak nasional yang juga berdampak terhadap
penyediaan bahan bakar untuk PLTD di pulau-pulau kecil dan daerah terpencil, maka mulai tahun 2005 pemerintah Kabupaten Klungkung melakukan investasi
pengembangan pembangkit listrik tenaga angin yang dikenal dengan pembangkit listrik tenaga bayu PLTB Puncak Mundi. Pada awalnya PLTB yang dibangun sebanyak 2
unit secara bertahap, unit pertama PLTB1 mulai beroperasi tahun 2006 sedangkan unit kedua PLTB2 mulai beroperasi pada tahun 2007. Kedua unit PLTB masing-masing
memiliki kapasitas 80 kW yang dihubungkan secara interkoneksi dengan jaringan listrik
unit jaringan Nusa Penida. Spesifikasi PLTB yang sudah dioperasikan sejak tahun 2005 disajikan pada Lampiran 8.
Setelah beroperasi selama satu dan dua tahun, data produksi listrik dari kedua PLTB menunjukkan bahwa jumlah energi listrik yang dihasilkan setiap bulan tidak
konstan, melainkan berfluktuasi dan tingkat produksi yang relatif tinggi tercapai pada bulan-bulan Mei sampai September. Kondisi tersebut sejalan dengan pernyataan
Soentono 2007, bahwa output dari pembangkit listrik dengan sumber energi alam berfluktuasi, sehingga diperlukan sumber tenaga penyeimbang backup power. Dari
kedua unit PLTB yang sudah dioperasikan, baru membeikan kontribusi listrik dibawah 5 terhadap total produksi listrik unit jaringan Nusa Penida. Kontribusi produksi listrik
PLTB terhadap produksi listrik unit jaringan Nusa Penida disajikan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Kontribusi PLT B terhadap produksi listrik unit jaringan Nusa, tahun 2007
Produksi Listrik Per bulan Tahun 2006
Tahun 2007 UJ
Nusa PLTB UJ Nusa PLTB
Bulan kWh kWh kWh kWh
Januari
528476 0.00
592363 8262
1.39
Pebruari
437432 0.00
561949 2102
0.37
Maret
532244 0.00
602750 3900
0.65
April
547632 4770 0.87
616860 5462 0.89
Mei
581580 4711 0.81
622454 10768 1.73
Juni
550332 11059 2.01 608560 21373 3.51
Juli
549922 10004 1.82 636038 17799 2.80
Agustus
582713 12025 2.06 649546 26249 4.04
September
520101 5570 1.07
638049 10795 1.69
Oktober
578488 4110 0.71
648269 7896 1.22
Nopember
587912 3056 0.52
658815 5871 0.89
Desember
615132 1230 0.20
687332 2363 0.34
Dengan adanya kontribusi PLTB terhadap produksi listrik unit jaringan Nusa Penida, maka perkembangan daya mampu unit jaringan Nusa Penida yang semula sama
perbulannya, mengalami peningkatan pada bulan-bulan saat kecepatan angin cukup signifikan untuk menggerakkan PLTB. Gambaran daya mampu unit jaringan Nusa
Penida pada tahun 2007 disajikan pada Gambar 5.7.
2360 2380
2400 2420
2440 2460
2480 2500
2520 2540
Jan Peb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Ags
Sep Okt
Nop Des
Bulan D
aya m
am p
u U
J N u
sa d
en g
an
2 uni
t P L
TB k
W
Gambar 5.7 Perkembangan daya mampu unit jaringan Nusa Penida per bulan setelah dioperasikan 2 unit PLTB, tahun 2007
Pengembangan pembangkit listrik tenaga angin untuk memenuhi kebutuhan listrik di Nusa Penida terus dilakukan. Pada akhir tahun 2007 PLN mendirikan 3 unit
PLTB dan Departemen Energi Sumberdaya Mineral juga mendirikan 4 unit PLTB, sehingga pada tahun 2007 telah dilakukan penambahan PLTB sebanyak 7 unit. Jadi
sampai dengan saat penelitian ini dilaksanakan jumlah PLTB yang terpasang di Puncak Mundi mencapai 9 unit Gambar 5.8. Namun demikian pembangunan ketujuh unit
PLTB yang dibangun pada tahun 2007 belum tuntas dan secara resmi belum diserahterimakan kepada pemerintah daerah Kabupaten Klungkung.
Gambar 5.8 Pembangkit listrik tenaga angin di Puncak Mundi Nusa Penida.
5.2.3. Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Program rintisan pemanfaatan tenaga matahari sebagai sumber energi listrik di
Nusa Penida dilakukan bersamaan dengan pemanfaatan tenaga angin yang dilakukan oleh BPPT tahun 1996. Namun demikian investasi untuk memanfaatkan tenaga
matahari untuk mendukung pengadaan listrik di Nusa Penida baru dimulai pada tahun 2007 bersamaan dengan dicanangkannya Kawasan Desa Wisata Energi Pulau Nusa
Penida oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono pada bulan Nopember tahun 2007. Pembangkit listrik yang sudah dibangun memiliki kapasitas
modul surya sebesar 32,4 kWp, trafo 50 kVa, dengan output harian 130 kWh, 229 V arus bolak balik AC yang dihubungkan dengan unit jaringan listrik Nusa Penida secara
interkoneksi Grid Connected SystemGambar 5.9.
Gambar 5.9. Pembangkit listrik tenaga matahari di Puncak Mundi, Nusa Penida
5.3. Pemenuhan Kebutuhan Listrik