Hubungan Indikator Pasar Modal terhadap Investasi Riil pada

saham yang diindikasikan oleh aktivitas perdagangan saham pada pasar sekunder tidak serta merta mendorong perusahaan-perusahaan untuk go-public, hal ini dikarenakan biaya yang masih tinggi untuk ber-IPO, selain itu kemampuan manajemen perusahaan untuk melakukan transparansi keuangan yang masih tergolong rendah. Pada jangka pendek, nilai tukar riil RER pada lag pertama memiliki hubungan negatif terhadap investasi riil yang secara statistik tidak signifikan pada taraf nyata 10 persen yaitu sebesar -0.022203, yang artinya ketika terjadi peningkatan depresiasi nilai tukar riil pada lag pertama sebesar 1 persen maka investasi riil akan mengalami penurunan sebesar 0.022203 persen. Depresiasi nilai tukar riil mengindikasikan biaya yang lebih besar bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan alat-alat modal yang sebagian besar berasal dari luar negeri sehingga investasi riil akan mengalami penurunan. Sedangkan nilai tukar riil pada lag kedua memiliki hubungan positif terhadap investasi riil yang tidak signifikan secara statistik pada taraf nyata 10 persen yaitu sebesar 0.005149, yang artinya peningkatan nilai tukar riil pada lag kedua sebesar 1 persen akan mengakibatkan investasi riil mengalami peningkatan sebesar 0.021091 persen. Hal ini disebabkan oleh daya saing yang meningkat karena terdepresiasinya nilai tukar akan berimbas pada penerimaan ekspor perusahaan, sehingga peningkatan penerimaan tersebut akan dimanfaatkan perusahaan untuk berinvestasi.

4.2.2. Hubungan Indikator Pasar Modal terhadap Investasi Riil pada

Jangka Panjang Pada estimasi jangka panjang terlihat bahwa variabel produk domestik bruto riil pada lag pertama memiliki hubungan negatif terhadap investasi riil yang signifikan secara statistik pada taraf nyata 10 persen yaitu sebesar 1.214709, yang artinya peningkatan PDB riil pada lag pertama sebesar 1 persen akan menyebabkan penurunan investasi riil pada jangka panjang sebesar 1.214709. Bila struktur perekonomian Indonesia masih tetap didominasi oleh sektor konsumsi, hal ini akan menyebabkan rendahnya akumulasi kapital dan berpengaruh buruk pada perkembangan investasi di masa datang. Kemudian, variabel kapitalisasi saham pada lag pertama juga memiliki hubungan negatif terhadap investasi riil pada jangka panjang yang secara statistik signifikan pada taraf nyata 10 persen yaitu sebesar -0.711030, yang artinya peningkatan kapitalisasi pasar saham pada lag pertama sebesar 1 persen akan menyebabkan investasi riil pada jangka panjang menurun sebesar 0.711030 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka panjang perubahan kapitalisasi pasar saham lebih didorong oleh perubahan harga saham, bukan dipengaruhi oleh penerbitan saham baru baik IPO maupun right issue sehingga tidak menghasilkan dampak positif pada investasi riil. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG pada lag pertama memiliki hubungan positif terhadap investasi riil pada jangka panjang yang signifikan secara statistik pada taraf nyata 10 persen yaitu sebesar 0.625667, yang artinya kenaikan indeks harga saham gabungan sebesar 1 persen pada lag pertama akan mengakibatkan investasi riil pada jangka panjang meningkat sebesar 0.625667 persen. Semakin tinggi IHSG mengindikasikan semakin tingginya kepercayaan investor domestik maupun investor asing terhadap perekonomian Indonesia. Tingginya kepercayaan investor ini akan mengakibatkan meningkatnya PMDN Penanaman Modal Dalam Negeri dan FDI Foreign Direct Investment, sehingga investasi riil di Indonesia akan mengalami peningkatan. Variabel nilai saham yang diperdagangkan NSP pada lag pertama memiliki hubungan negatif terhadap investasi riil pada jangka panjang yang signifikan secara statistik pada taraf nyata 10 persen yaitu sebesar 0.059638, yang artinya apabila terjadi kenaikan nilai saham yang diperdagangkan pada lag pertama sebesar 1 persen maka investasi riil akan mengalami penurunan sebesar 0.059638 persen. Nilai saham yang diperdagangkan merupakan suatu indikator yang menunjukkan tingkat likuiditas pada pasar saham. Semakin likuidnya pasar saham akan mengindikasikan semakin atraktifnya investasi portofolio saham dan selanjutnya menyebabkan investor baik asing maupun domestik lebih memilih investasi portofolio yang dinilai lebih menguntungkan dan beresiko rendah. Hal ini akan berdampak pada penurunan investasi riil di sektor usaha. Investor lebih memilih untuk menginvestasikan dananya pada pasar saham dibandingkan investasi langsung pada sektor usaha. Ketidakpastian yang bersumber dari birokrasi yang rumit, law enforcement yang tidak berjalan dan infrastruktur yang kurang baik menjadi faktor yang paling menentukan keputusan investor untuk tidak berinvestasi di sektor usaha riil ditengah geliat pasar modal yang semakin likuid dan menjanjikan return yang relatif lebih tinggi dalam waktu yang relatif lebih singkat. Variabel nilai tukar riil pada lag pertama memiliki hubungan yang positif terhadap investasi riil jangka panjang yang signifikan secara statistik pada taraf nyata 10 persen yaitu sebesar 0.318556, yang artinya pada saat terjadi kenaikan nilai tukar riil depresiasi pada lag pertama sebesar 1 persen maka investasi riil akan mengalami peningkatan sebesar 0.318556 persen. Hasil estimasi tersebut sesuai dengan teori ekonomi dimana terdepresiasinya nilai tukar domestik akan menyebabkan meningkatnya daya saing produk-produk domestik di pasar internasional sehingga terjadi peningkatan nilai ekspor dan meningkatnya penerimaan perusahaan-perusahaan domestik, sehingga keuntungan ini akan mendorong perusahaan untuk berekspansi dan meningkatkan investasinya pada sektor usaha yang menguntungkan sehingga investasi riil secara agregat meningkat. Selain itu terdapat terdapat trend yang positif dari investasi riil yang signifikan secara statistik pada taraf nyata 10 persen yaitu sebesar 0.016934. 4.2.3. Pengaruh Indikator Pasar Modal terhadap Investasi Riil Analisis Variance Decomposition dan Impulse Response Function Pengaruh perkembangan pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi juga dapat dilihat melalui analisis Variance Decomposition VD. Analisis ini dapat menjelaskan sejauh mana peranan suatu variabel ekonomi dalam menjelaskan guncangan variabel ekonomi lainnya. Analisis Variance Decomposition VD dapat pula dipakai untuk melihat kekuatan dan kelemahan dari masing-masing variabel dalam mempengaruhi variabel lainnya dalam kurun waktu yang panjang. Hasil VD menunjukkan varians INVR dan GDPR dominan mempengaruhi INVR, dengan kata lain investasi riil itu sendiri dan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang paling besar terhadap investasi riil. Pada periode awal sampai periode 10 varians INVR menurun hingga sebesar 73.08 persen pada periode 60. Kemudian pengaruh varians INVR tersebut mengalami peningkatan sampai dengan periode akhir. Varians INVR memiliki dominasi tertinggi dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sampai dengan periode 60. Kemudian varians produk domestik riil GDPR memiliki pengaruh terbesar kedua dalam mempengaruhi investasi riil INVR. Pada periode awal sampai dengan periode 10, varians GDPR mengalami peningkatan dalam mempengaruhi INVR yaitu menjadi 20.69 persen pada periode 10. Untuk selanjutnya varians GDPR mengalami penurunan dalam mempengaruhi INVR sampai dengan periode 60 yaitu sebesar 19.193 persen pada akhir periode. Varians kapitalisasi pasar saham KAP pada periode awal relatif mengalami peningkatan hingga mencapai 2.861101 persen sampai dengan periode 11. Kemudian terjadi peningkatan pengaruh varians kapitalisasi pasar KAP terhadap investasi riil INVR berlangsung sampai dengan periode terakhir. Pada periode terakhir periode 60 varians kapitalisasi KAP berpengaruh terhadap investasi riil INVR sebesar 1.127 persen. Varians indeks harga saham gabungan IHSG pada awal periode sampai dengan periode 60 mengalami peningkatan dalam mempengaruhi investasi riil INVR. Pada periode 4 varians IHSG hanya mampu mempengaruhi 0.0916 persen, peningkatan pengaruh varians IHSG berlangsung sampai dengan periode 11 menjadi 0.577 persen. Selanjutnya terjadi penurunan pengaruh varians IHSG terhadap investasi riil INVR hingga periode 60 yaitu sebesar 0.509 persen pada akhir periode. Pengaruh varians nilai saham yang diperdagangkan NSP terhadap investasi riil INVR mengalami peningkatan dari awal periode sampai dengan periode 11, untuk kemudian mengalami penurunan sampai dengan akhir periode periode 60. Pada periode 4, pengaruh varians NSP mampu mempengaruhi INVR sebesar 0.196 persen kemudian meningkat menjadi 0.577 persen pada periode 11 dan mengalami penurunan sampai dengan periode terakhir yaitu sebesar 0.093 persen pada periode 60. Pengaruh varians nilai tukar riil RER terhadap INVR juga memiliki kecenderungan yang lebih berfluktuatif dibandingkan dengan variabel-variabel sebelumnya. Pengaruh varians RER relatif mengalami peningkatan pada periode awal periode sampai dengan periode 8, yaitu varians RER mampu mempengaruhi INVR hingga sebesar 2.983 persen pada periode 8. Setelah itu pengaruh varians RER mengalami fluktuasi sampai dengan akhir periode observasi. Pengaruh varians RER terhadap INVR menjadi 2.662 persen pada akhir periode periode 60. Dari hasil VD Variance Decomposition yang telah dibahas dapat diambil suatu konklusi bahwa variabel yang paling mempengaruhi investasi riil INVR sesuai dengan urutan pengaruh terbesar ialah INVR itu sendiri, GDPR, RER, KAP, IHSG, dan NSP. Variabel pasar modal yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ialah kapitalisasi pasar saham KAP. Kapitalisasi terbentuk dari penerbitan saham baik IPO maupun right issue karena kebutuhan likuiditas bagi perusahaan atau emiten untuk berekspansi termasuk pembelian barang modal baru yang berpengaruh kepada keputusan investasi perusahaan yang pada akhirnya secara agregat dapat meningkatkan investasi riil. Variabel IHSG memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap GDPR, hal ini mengindikasikan bahwa indeks harga saham sebagai lead indicator dalam perekonomian modern belum dapat mempengaruhi investasi riil Indonesia secara langsung sehingga dapat dikatakan bahwa pasar saham di Indonesia belum mencapai taraf well- developed market . Sama halnya dengan IHSG, NSP secara langsung juga memiliki pengaruh yang relatif kecil bagi investasi riil. Hasil VD ini memberikan suatu pemahaman bahwa untuk kasus Indonesia indikator perkembangan pasar saham belum memiliki pengaruh yang besar bagi investasi riil di Indonesia. Jumlah emiten korporasi yang relatif sedikit dan hanya sebagian kecil dari korporasi-korporasi yang ada di Indonesia menyebabkan perkembangan pasar modal kurang memiliki pengaruh bagi investasi riil. Investasi riil di Indonesia juga masih dipengaruhi oleh indikator lain di luar pasar modal seperti indikator-indikator makroekonomi. Hasil VD dari persamaan investasi riil dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Hasil Variance Decomposition Persamaan Investasi Riil Period S.E. LN_INVR LN_GDPR LN_KAP LN_IHSG LN_NSP LN_RER 1 0.004844 100.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 4 0.033913 92.481300 4.741970 1.579914 0.091653 0.196064 0.909100 8 0.066463 75.258960 19.872180 1.370141 0.382007 0.132909 2.983807 10 0.075035 73.077130 20.696260 2.683731 0.573432 0.168081 2.801363 11 0.077884 73.265630 20.438310 2.861101 0.577033 0.160528 2.697400 15 0.085700 74.626520 19.527080 2.439491 0.536598 0.140194 2.730112 20 0.097638 75.510400 19.228270 1.986002 0.513637 0.134663 2.627026 25 0.109535 75.442780 19.462760 1.747938 0.521354 0.121670 2.703497 30 0.118550 75.768520 19.321240 1.595244 0.518410 0.114922 2.681657 35 0.127676 75.989660 19.271840 1.449259 0.513428 0.108557 2.667261 40 0.136191 76.070800 19.275860 1.362283 0.513308 0.104039 2.673707 45 0.143961 76.196470 19.237450 1.284434 0.512110 0.100837 2.668700 50 0.151503 76.286640 19.220340 1.220245 0.510442 0.097728 2.664604 55 0.158644 76.349090 19.209950 1.171262 0.510024 0.095509 2.664165 60 0.165452 76.413260 19.193920 1.127666 0.509160 0.093548 2.662446 Sumber : Lampiran 10 Selain analisis Variance Decomposition, ada analisis lain yang dapat menunjukkan pengaruh masing-masing variabel terhadap investasi riil Indonesia yaitu analisis Impulse Response Function. Analisis ini menunjukkan respon dinamis jangka panjang setiap variabel apabila ada suatu shock guncangan tertentu sebesar satu standar deviasi pada setiap persamaan. Hasil IRF menunjukkan bahwa pengaruh inovasi guncangan dari GDPR terhadap INVR pada awal periode mengalami peningkatan sampai dengan periode 7, kemudian mengalami penurunan sampai dengan periode 16. Setelah itu pengaruh guncangan investasi mengalami peningkatan sampai periode 20 dan selanjutnya pada periode 36 pergerakan cenderung persistent tetap sampai akhir periode inovasi periode 60. Pengaruh guncangan inovasi dari kapitalisasi pasar saham KAP terhadap INVR pada awal periode cenderung fluktuatif. Pada awal periode sampai dengan periode 6, pengaruh guncangan inovasi KAP terhadap INVR meningkat dengan arah yang negatif, kemudian pada periode selanjutnya sampai dengan periode 10 mengalami peningkatan. Peningkatan pengaruh guncangan KAP tersebut mengalami penurunan sampai dengan periode 14, dan setelah periode 35 pergerakan pengaruh inovasi KAP cenderung tetap persistent atau stabil sampai pada akhir periode inovasi periode 60. Hasil IRF menunjukkan bahwa respon positif yang diberikan oleh INVR terhadap inovasi dari IHSG menunjukkan peningkatan sampai dengan periode 3, kemudian pengaruh negatif inovasi IHSG meningkat pada periode berikutnya sampai dengan periode 8, untuk selanjutnya mengalami penurunan respon sampai dengan periode 13. Pada periode 33, respon negatif yang diberikan oleh INVR terhadap inovasi guncangan IHSG telah cenderung tetap persistent sehingga dapat dikatakan bahwa dalam jangka panjang IHSG mampu mempengaruhi investasi riil INVR. Pengaruh inovasi guncangan nilai saham yang diperdagangkan NSP terhadap INVR cenderung mengalami peningkatan respon negatif sampai dengan periode 3, kemudian menurun dan respon positif meningkat sampai dengan periode 9. Untuk selanjutnya respon INVR terhadap inovasi NSP cenderung berfluktuatif tetapi tetap dengan arah yang positif. Pada periode 26 sampai dengan akhir periode respon positif yang diberikan INVR terhadap guncangan inovasi NSP telah cenderung persistent tetap sehingga dalam jangka panjang likuiditas pasar saham yang tercermin dari nilai saham yang diperdagangkan mampu mempengaruhi investasi riil Indonesia. Pengaruh guncangan inovasi nilai tukar riil RER terhadap investasi riil INVR mengalami peningkatan sampai dengan periode 6, kemudian respon negatif INVR terhadap guncangan RER tersebut mengalami penurunan sampai dengan periode 12. Pengaruh guncangan RER terhadap investasi riil INVR cenderung mengalami kondisi persistent tetap dimulai pada periode 39 sampai dengan periode akhir periode 60. Dari hasil Impulse Response Function dapat diketahui bahwa inovasi atau guncangan dari GDPR terhadap investasi riil INVR memiliki pengaruh yang sangat besar. Dari ketiga variabel perkembangan pasar modal yang digunakan, inovasi atau guncangan dari kapitalisasi pasar saham KAP memiliki pengaruh yang paling besar terhadap investasi riil INVR karena secara langsung berhubungan dengan kemampuan perusahaan yang meningkat untuk berinvestasi pada sektor usaha. Hal ini mengindikasikan bahwa INVR memiliki respon dinamis yang kuat apabila variabel pertumbuhan ekonomi GDPR dan kapitalisasi pasar saham KAP diguncang atau mengalami shock. Hal ini dapat terjadi karena kapitalisasi saham dan GDPR berhubungan langsung dengan kemampuan pembentukan modal dalam negeri sehingga berpengaruh pada investasi riil INVR. -.01 .00 .01 .02 .03 10 20 30 40 50 60 Response of LN_INVR to LN_INVR -.01 .00 .01 .02 .03 10 20 30 40 50 60 Response of LN_INVR to LN_GDPR -.01 .00 .01 .02 .03 10 20 30 40 50 60 Response of LN_INVR to LN_KAP -.01 .00 .01 .02 .03 10 20 30 40 50 60 Response of LN_INVR to LN_IHSG -.01 .00 .01 .02 .03 10 20 30 40 50 60 Response of LN_INVR to LN_NSP -.01 .00 .01 .02 .03 10 20 30 40 50 60 Response of LN_INVR to LN_RER Response to Cholesky One S.D. Innovations Sumber : Lampiran 11 Gambar 4.2. Grafik Impulse Response Function Persamaan Investasi Riil

4.3. Pengaruh Indikator Pasar Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi