Analisis pengaruh perkembangan pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

(1)

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

INDONESIA

Oleh

GILMAN PRADANA NUGRAHA H14103024

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(2)

RINGKASAN

GILMAN PRADANA NUGRAHA. Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (dibimbing oleh NUNUNG NURYARTONO).

Pelaksanaan pembangunan ekonomi suatu negara, terutama negara-negara berkembang atau less-developed countries (LDC) seringkali terbentur oleh ketersediaan modal yang terbatas dan hal ini menjadi salah satu hambatan utama bagi negara-negara tersebut untuk melaksanakan pembangunannya. Tingkat akumulasi kapital yang rendah di negara-negara berkembang mendorong pemerintah negara bersangkutan mencari alternatif pembiayaan pembangunan, salah satunya ialah dengan pengembangan pasar modal. Pasar modal merupakan suatu lembaga keuangan non bank yang bertujuan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat dalam usaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Selama periode 2005-2007, pasar modal Indonesia khususnya pasar saham mengalami peningkatan yang luar biasa dan IHSG sebagai lead indicator dari pasar saham mencapai rekor tertinggi sepanjang berdirinya bursa saham Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh indikator-indikator perkembangan pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series bulanan dari Januari tahun 1999 sampai Desember tahun 2006 yang terdiri dari data produk domestik bruto riil, investasi riil, kapitalisasi pasar saham, indeks harga saham gabungan, nilai saham yang diperdagangkan, dan nilai tukar riil. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Autoregression (VAR) yang dikombinasikan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM). Terdapat dua persamaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persamaan investasi riil dan persamaan pertumbuhan ekonomi. Analisis pengaruh indikator pasar modal terhadap investasi riil dan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat berdasarkan hasil signifikansi, hasil impulse response, dan hasil variance decomposition.

Hasil pengujian akar unit pada level menunjukkan bahwa semua variabel kecuali nilai saham yang diperdagangkan (NSP) belum stasioner pada taraf 1%, 5%, dan 10%. Pengujian akar unit dilanjutkan dengan melakukan uji akar unit pada tingkat first difference dan hasilnya semua data stasioner pada tingkat first difference.

Hasil estimasi persamaan investasi menunjukkan bahwa dalam jangka pendek hanya kapitalisasi pasar saham yang signifikan dalam mempengaruhi investasi riil pada taraf nyata 10%, sedangkan dalam jangka panjang seluruh variabel pasar modal (kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan) signifikan dalam mempengaruhi investasi riil pada taraf nyata 10%. Pada hasil Variance Decomposition persamaan investasi riil menunjukkan bahwa indikator pasar modal memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap investasi riil di Indonesia. Hal ini terkait perkembangan pasar modal Indonesia lebih banyak didorong oleh perubahan harga (inflasi atas saham itu sendiri) sehingga tidak memiliki dampak yang besar bagi reinvestasi ataupun ekspansi korporasi pada sektor riil. Pada jangka pendek peran variabel-variabel


(3)

pasar modal terhadap investasi riil cenderung meningkat sampai pada periode 11. Setelah periode tersebut, peran variabel-variabel pasar modal terhadap investasi riil mengalami penurunan pada jangka panjang. Dari hasil Impulse Response Function persamaan investasi, dapat diketahui bahwa inovasi atau guncangan variabel investasi riil, produk domestik bruto riil dan nilai tukar riil memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap investasi riil dibandingkan dengan inovasi atau guncangan variabel-variabel pasar modal.

Hasil estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa dalam jangka pendek variabel kapitalisasi pasar saham dan nilai saham yang diperdagangkan berpengaruh signifikan terhadap output riil atau pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dalam jangka panjang seluruh variabel pasar modal (kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan) signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada taraf nyata 10%. Sementara hasil Variance Decomposition persamaan pertumbuhan ekonomi memperlihatkan bahwa pengaruh varians variabel-variabel pasar modal (kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan) terhadap pertumbuhan ekonomi relatif rendah pada jangka pendek, tetapi pengaruh varians variabel-variabel pasar modal tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan secara konsisten, hingga pada jangka panjang varians dari kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sebesar 10.65%, 3.32%, dan 4.03%.

Dari hasil Impulse Response Function pertumbuhan ekonomi, dapat diketahui bahwa inovasi atau guncangan dari investasi riil terhadap GDPR memiliki pengaruh yang sangat besar. Inovasi atau guncangan kapitalisasi pasar saham merupakan variabel pasar modal yang memiliki pengaruh terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi. Inovasi atau guncangan kapitalisasi pasar saham memberikan respon positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pengembangan dan pembangunan pasar modal yang lebih berfokus pada peningkatan sektor riil sangat diperlukan mengingat keterkaitannya yang semakin besar terhadap irama pertumbuhan ekonomi Indonesia baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.


(4)

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

INDONESIA

Oleh

GILMAN PRADANA NUGRAHA H14103024

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Gilman Pradana Nugraha Nomor Registrasi Pokok : H14103024

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Nunung Nuryartono, MS. NIP. 132 104 952

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP. 131 846 872 Tanggal Kelulusan :


(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Agustus 2007

Gilman Pradana Nugraha H14103024


(7)

RIWAYAT HIDUP

Gilman Pradana Nugraha. Dilahirkan di Bogor pada hari Rabu tanggal 14 Agustus 1985 dari pasangan Bapak Soebardja Wiradiredja dan Ibu Ida Farida. Penulis merupakan putra pertama dari lima bersaudara. Penulis menjalani kehidupan yang bahagia dari kecil sampai dewasa di kota kelahirannya, kota Bogor.

Penulis menjalani pendidikan di bangku sekolah dasar dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1997 di SDN Pengadilan V Bogor. Selanjutnya meneruskan ke pendidikan lanjutan tingkat pertama dari tahun 1997 sampai tahun 2000 di SLTP N 4 Bogor. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMUN 5 Bogor dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Selama mengikuti pendidikan di bangku kuliah, penulis aktif sebagai asisten dosen Mata Kuliah Ekonomi Umum (2005-2007) serta terlibat sebagai pengurus dalam beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA), IPB Debating Club (IDC), dan pernah menjadi ketua Forum Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA) ESQ Bogor pada tahun 2005-2006. Penulis juga menjadi finalis pada IPB English Debating Competition 2005. Penulis juga menjadi Runner Up Young Economist Icon 2006.


(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya untuk Allah SWT, pencipta dan pemelihara alam semesta beserta isinya. Berkat rahman dan rahiim-Nya penulis mendapat kemudahan dan kemampuan dalam setiap langkah penyusunan skripsi ini. Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan Islam sebagai pedoman hidup. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Ir. Nunung Nuryartono, MS., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses panjang penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS., dan Fifi Diana Thamrin, Msi., selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan, yang telah memberi saran-saran dan ilmu yang bermanfaat.

3. Ibu Sahara, Ibu Tanti Novianti, Mbak Lindawati, serta seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi atas pengalaman yang berharga selama penulis masih menjadi asisten.

4. Bapak Ary Ginanjar Agustian dan Bapak Antonio Syafi’i yang telah memberikan ilmu-ilmu berharga yang penulis tidak dapatkan selama duduk di bangku kuliah.

5. Kak Irfan yang telah banyak berkontribusi dalam keberhasilan kuliah penulis.


(9)

6. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Soebardja Wiradiredja dan Ibu Ida Farida atas doa dan dukungannya. Untuk seluruh keluarga penulis yang telah membantu. Terima kasih juga kepada Anggi Destria sekeluarga atas doa dan perhatian besar yang diberikan selama ini.

7. Teman-teman seperjuangan Arie JFAF, Giri, Wawan, Beri, Ratih, Tanti, Rico, Rama, Nur, Dian V, seluruh mahasiswa angkatan 41, 42, dan 43 yang pernah menjadi praktikan penulis dan seluruh teman-teman angkatan 40, 41 dan 42 Ilmu Ekonomi. Teman-teman FOSMA ESQ, HIPOTESA, dan tim KKP Tegal yang banyak memberikan warna dan pengalaman berharga bagi penulis. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan skripsi penulis.

Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Agustus 2007

Gilman Pradana Nugraha H14103024


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 12

1.3. Tujuan Penelitian... 15

1.4. Kegunaan Penelitian... 15

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Investasi ... 16

2.2. Pasar Modal dan Bursa Efek ... 17

2.3. Obligasi dan Saham ………... 20

2.4. Indeks Harga Saham Gabungan ……….. 23

2.5. Pertumbuhan Ekonomi ……….... 24

2.6. Perkembangan Pasar Modal dan Model Solow ……….. 25

2.7. Penelitian Sebelumnya ……… 26

2.8. Kerangka Pemikiran ... 30

2.9. Hipotesis ………. 32

III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data ... 34

3.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 34

3.2.1 Uji Stasioneritas ... 36

3.2.2 Model Umum Vector Autoregression (VAR) ... 37

3.2.3 Penentuan Lag Optimal ... 38

3.2.4 Uji Kointegrasi ... 38

3.2.5 Vector Error Correction Model (VECM) ... 39

3.2.6 Innovation Accounting ... 39

3.2.7 The Cholensky Decomposition ... 41


(11)

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

INDONESIA

Oleh

GILMAN PRADANA NUGRAHA H14103024

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(12)

RINGKASAN

GILMAN PRADANA NUGRAHA. Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (dibimbing oleh NUNUNG NURYARTONO).

Pelaksanaan pembangunan ekonomi suatu negara, terutama negara-negara berkembang atau less-developed countries (LDC) seringkali terbentur oleh ketersediaan modal yang terbatas dan hal ini menjadi salah satu hambatan utama bagi negara-negara tersebut untuk melaksanakan pembangunannya. Tingkat akumulasi kapital yang rendah di negara-negara berkembang mendorong pemerintah negara bersangkutan mencari alternatif pembiayaan pembangunan, salah satunya ialah dengan pengembangan pasar modal. Pasar modal merupakan suatu lembaga keuangan non bank yang bertujuan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat dalam usaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Selama periode 2005-2007, pasar modal Indonesia khususnya pasar saham mengalami peningkatan yang luar biasa dan IHSG sebagai lead indicator dari pasar saham mencapai rekor tertinggi sepanjang berdirinya bursa saham Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh indikator-indikator perkembangan pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series bulanan dari Januari tahun 1999 sampai Desember tahun 2006 yang terdiri dari data produk domestik bruto riil, investasi riil, kapitalisasi pasar saham, indeks harga saham gabungan, nilai saham yang diperdagangkan, dan nilai tukar riil. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Autoregression (VAR) yang dikombinasikan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM). Terdapat dua persamaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persamaan investasi riil dan persamaan pertumbuhan ekonomi. Analisis pengaruh indikator pasar modal terhadap investasi riil dan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat berdasarkan hasil signifikansi, hasil impulse response, dan hasil variance decomposition.

Hasil pengujian akar unit pada level menunjukkan bahwa semua variabel kecuali nilai saham yang diperdagangkan (NSP) belum stasioner pada taraf 1%, 5%, dan 10%. Pengujian akar unit dilanjutkan dengan melakukan uji akar unit pada tingkat first difference dan hasilnya semua data stasioner pada tingkat first difference.

Hasil estimasi persamaan investasi menunjukkan bahwa dalam jangka pendek hanya kapitalisasi pasar saham yang signifikan dalam mempengaruhi investasi riil pada taraf nyata 10%, sedangkan dalam jangka panjang seluruh variabel pasar modal (kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan) signifikan dalam mempengaruhi investasi riil pada taraf nyata 10%. Pada hasil Variance Decomposition persamaan investasi riil menunjukkan bahwa indikator pasar modal memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap investasi riil di Indonesia. Hal ini terkait perkembangan pasar modal Indonesia lebih banyak didorong oleh perubahan harga (inflasi atas saham itu sendiri) sehingga tidak memiliki dampak yang besar bagi reinvestasi ataupun ekspansi korporasi pada sektor riil. Pada jangka pendek peran variabel-variabel


(13)

pasar modal terhadap investasi riil cenderung meningkat sampai pada periode 11. Setelah periode tersebut, peran variabel-variabel pasar modal terhadap investasi riil mengalami penurunan pada jangka panjang. Dari hasil Impulse Response Function persamaan investasi, dapat diketahui bahwa inovasi atau guncangan variabel investasi riil, produk domestik bruto riil dan nilai tukar riil memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap investasi riil dibandingkan dengan inovasi atau guncangan variabel-variabel pasar modal.

Hasil estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa dalam jangka pendek variabel kapitalisasi pasar saham dan nilai saham yang diperdagangkan berpengaruh signifikan terhadap output riil atau pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dalam jangka panjang seluruh variabel pasar modal (kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan) signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada taraf nyata 10%. Sementara hasil Variance Decomposition persamaan pertumbuhan ekonomi memperlihatkan bahwa pengaruh varians variabel-variabel pasar modal (kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan) terhadap pertumbuhan ekonomi relatif rendah pada jangka pendek, tetapi pengaruh varians variabel-variabel pasar modal tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan secara konsisten, hingga pada jangka panjang varians dari kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sebesar 10.65%, 3.32%, dan 4.03%.

Dari hasil Impulse Response Function pertumbuhan ekonomi, dapat diketahui bahwa inovasi atau guncangan dari investasi riil terhadap GDPR memiliki pengaruh yang sangat besar. Inovasi atau guncangan kapitalisasi pasar saham merupakan variabel pasar modal yang memiliki pengaruh terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi. Inovasi atau guncangan kapitalisasi pasar saham memberikan respon positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pengembangan dan pembangunan pasar modal yang lebih berfokus pada peningkatan sektor riil sangat diperlukan mengingat keterkaitannya yang semakin besar terhadap irama pertumbuhan ekonomi Indonesia baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.


(14)

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

INDONESIA

Oleh

GILMAN PRADANA NUGRAHA H14103024

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Gilman Pradana Nugraha Nomor Registrasi Pokok : H14103024

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Nunung Nuryartono, MS. NIP. 132 104 952

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP. 131 846 872 Tanggal Kelulusan :


(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Agustus 2007

Gilman Pradana Nugraha H14103024


(17)

RIWAYAT HIDUP

Gilman Pradana Nugraha. Dilahirkan di Bogor pada hari Rabu tanggal 14 Agustus 1985 dari pasangan Bapak Soebardja Wiradiredja dan Ibu Ida Farida. Penulis merupakan putra pertama dari lima bersaudara. Penulis menjalani kehidupan yang bahagia dari kecil sampai dewasa di kota kelahirannya, kota Bogor.

Penulis menjalani pendidikan di bangku sekolah dasar dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1997 di SDN Pengadilan V Bogor. Selanjutnya meneruskan ke pendidikan lanjutan tingkat pertama dari tahun 1997 sampai tahun 2000 di SLTP N 4 Bogor. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMUN 5 Bogor dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Selama mengikuti pendidikan di bangku kuliah, penulis aktif sebagai asisten dosen Mata Kuliah Ekonomi Umum (2005-2007) serta terlibat sebagai pengurus dalam beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA), IPB Debating Club (IDC), dan pernah menjadi ketua Forum Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA) ESQ Bogor pada tahun 2005-2006. Penulis juga menjadi finalis pada IPB English Debating Competition 2005. Penulis juga menjadi Runner Up Young Economist Icon 2006.


(18)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya untuk Allah SWT, pencipta dan pemelihara alam semesta beserta isinya. Berkat rahman dan rahiim-Nya penulis mendapat kemudahan dan kemampuan dalam setiap langkah penyusunan skripsi ini. Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan Islam sebagai pedoman hidup. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Ir. Nunung Nuryartono, MS., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses panjang penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS., dan Fifi Diana Thamrin, Msi., selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan, yang telah memberi saran-saran dan ilmu yang bermanfaat.

3. Ibu Sahara, Ibu Tanti Novianti, Mbak Lindawati, serta seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi atas pengalaman yang berharga selama penulis masih menjadi asisten.

4. Bapak Ary Ginanjar Agustian dan Bapak Antonio Syafi’i yang telah memberikan ilmu-ilmu berharga yang penulis tidak dapatkan selama duduk di bangku kuliah.

5. Kak Irfan yang telah banyak berkontribusi dalam keberhasilan kuliah penulis.


(19)

6. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Soebardja Wiradiredja dan Ibu Ida Farida atas doa dan dukungannya. Untuk seluruh keluarga penulis yang telah membantu. Terima kasih juga kepada Anggi Destria sekeluarga atas doa dan perhatian besar yang diberikan selama ini.

7. Teman-teman seperjuangan Arie JFAF, Giri, Wawan, Beri, Ratih, Tanti, Rico, Rama, Nur, Dian V, seluruh mahasiswa angkatan 41, 42, dan 43 yang pernah menjadi praktikan penulis dan seluruh teman-teman angkatan 40, 41 dan 42 Ilmu Ekonomi. Teman-teman FOSMA ESQ, HIPOTESA, dan tim KKP Tegal yang banyak memberikan warna dan pengalaman berharga bagi penulis. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan skripsi penulis.

Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Agustus 2007

Gilman Pradana Nugraha H14103024


(20)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 12

1.3. Tujuan Penelitian... 15

1.4. Kegunaan Penelitian... 15

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Investasi ... 16

2.2. Pasar Modal dan Bursa Efek ... 17

2.3. Obligasi dan Saham ………... 20

2.4. Indeks Harga Saham Gabungan ……….. 23

2.5. Pertumbuhan Ekonomi ……….... 24

2.6. Perkembangan Pasar Modal dan Model Solow ……….. 25

2.7. Penelitian Sebelumnya ……… 26

2.8. Kerangka Pemikiran ... 30

2.9. Hipotesis ………. 32

III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data ... 34

3.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 34

3.2.1 Uji Stasioneritas ... 36

3.2.2 Model Umum Vector Autoregression (VAR) ... 37

3.2.3 Penentuan Lag Optimal ... 38

3.2.4 Uji Kointegrasi ... 38

3.2.5 Vector Error Correction Model (VECM) ... 39

3.2.6 Innovation Accounting ... 39

3.2.7 The Cholensky Decomposition ... 41


(21)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Estimasi VAR .. ... 44

4.1.1. Unit Root Test (Pengujian Akar-Akar Unit) ... 44

4.1.2. Penentuan Lag Optimum Menggunakan Schwarz Information Criteria ………. 45

4.1.3. Kointegrasi ………. 46

4.2. Pengaruh Indikator Pasar Modal terhadap Pembentukan Investasi Riil ……….. 47

4.2.1. Hubungan Indikator Pasar Modal terhadap Investasi Riil pada Jangka Pendek... 48

4.2.2. Hubungan Indikator Pasar Modal terhadap Investasi Riil pada Jangka Panjang ... ... 53

4.2.3. Pengaruh Indikator Pasar Modal terhadap Investasi Riil (Analisis Variance Decomposition dan Impulse Response Function) ... 56

4.3. Pengaruh Indikator Pasar Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ……… 63

4.3.1. Hubungan Indikator Pasar Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Jangka Pendek... ... 64

4.3.2. Hubungan Indikator Pasar Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Jangka Panjang ... ... 69

4.3.3. Pengaruh Indikator Pasar Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisis Variance Decomposition dan Impulse Response Function) ... 72

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 79

5.1. Kesimpulan ... 79

5.2. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(22)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.1. Perbandingan Regional Sektor Keuangan... 10 3.1. Data, Satuan, Simbol dan Sumber Data ... 34 4.1. Hasil Pengujian Akar Unit pada Level... 44 4.2. Hasil Pengujian Akar Unit Pada First Difference... 45 4.3. Perhitungan Schwarz Information Criteria... 46 4.4. Johansen Cointegration Test... 47 4.5. Hasil Estimasi VECM Persamaan Investasi Riil ... 48 4.6. Hasil Variance Decomposition (%) Persamaan Investasi Riil... 59 4.7. Hasil Estimasi VECM Persamaan Pertumbuhan Ekonomi... 63 4.8. Perbandingan Kepemilikan Saham (2005-2007) ... 70 4.9. Hasil Variance Decomposition (%) Persamaan


(23)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1.1. Rasio Tabungan dan Investasi Indonesia terhadap

Gross Domestik Product (GDP) ... 2 1.2. Perkembangan Produk Domestik Bruto Riil Indonesia ... 3 1.3. Perbandingan Total Tabungan, Total Kredit, dan

Total Kredit Investasi pada Perbankan Nasional ... 6 1.4. Indeks Harga Saham Gabungan (1999-2006)... 11 1.5. Perkembangan Kapitalisasi Pasar Saham dan Nilai Saham

yang Diperdagangkan ... 12 2.1 Model Solow ... 26 2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian... 30 4.1. Perubahan Jumlah Emiten, Jumlah Saham yang Ditawarkan,

dan Perubahan Harga Saham 1999-2006 (dalam persentase)

... 51

4.2. Grafik Impulse Response Function (Persamaan Investasi Riil)... 62 4.2. Grafik Impulse Response Function


(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data Penelitian ... 86 2. Uji Stasioneritas pada Level ... 88 3. Uji Stasioneritas pada First Difference ... 91 4. Korelasi Matriks ... 95 5. Uji Stabilitas VAR ... .... 95 6. Uji Lag Optimal ... 96 7. Uji Kointegrasi 1 ... . 96 8. Uji Kointegrasi 2 ... 97 9. Hasil Estimasi VECM (Persamaan Investasi Riil) ... 101 10. Variance Decomposition VECM (Persamaan Investasi Riil) ... 103 11. Impulse Response Function VECM (Persamaan Investasi Riil) ... 110 12. Hasil Estimasi VECM (Persamaan Pertumbuhan Ekonomi) ... . 110 13. Variance Decomposition VECM

(Persamaan Pertumbuhan Ekonomi) ... 112 14. Impulse Response Function VECM


(25)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan ekonomi suatu negara, terutama negara-negara berkembang atau less-developed countries (LDC) seringkali terbentur oleh ketersediaan modal yang terbatas dan hal ini menjadi salah satu hambatan utama bagi negara-negara tersebut untuk melaksanakan pembangunannya. Umumnya negara berkembang memiliki tingkat pendapatan dan tabungan yang rendah. Tabungan yang rendah tersebut tentu akan berdampak terhadap rendahnya dana yang disediakan untuk investasi sehingga menghasilkan tingkat akumulasi kapital yang rendah, hal ini menyebabkan tingkat pendapatan nasional di negara tersebut juga menjadi rendah. Fenomena tersebut menurut Irawan dan Suparmoko (1999) disebut lingkaran yang tak berujung pangkal atau vicious circle.

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dapat terhambat apabila terdapat kesenjangan antara tingkat tabungan dengan tingkat investasi. Pada periode sebelum krisis ekonomi tahun 1997, rasio tabungan Indonesia terhadap Gross Domestik Product (GDP) berada diatas 30 persen tetapi ketika krisis ekonomi melanda, rasio tersebut mencapai titik terendahnya yaitu menjadi sekitar 19 persen. Demikian halnya dengan rasio investasi terhadap GDP dimana sebelum krisis ekonomi persentasenya diatas 30 persen tetapi ketika krisis ekonomi terjadi, persentase tersebut menurun tajam menjadi sekitar 15 persen. Rasio tabungan dan investasi terhadap GDP mulai meningkat pada periode tahun 1999-2001, tetapi persentasenya kembali menurun pada periode tahun 2002-2003. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.


(26)

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003

periode persentase

terhadap GDP

Rasio Investasi Rasio Tabungan

Sumber : Badan Pusat Statistik, estimasi oleh Bank Dunia (2003)

Gambar 1.1. Rasio Tabungan dan Investasi Indonesia terhadap Gross Domestic Product (GDP) (Berdasarkan tahun dasar 1993)

Rendahnya akumulasi kapital merupakan hambatan bagi suatu negara untuk melaksanakan pembangunan ekonomi sehingga harus dicari alternatif penyelesaiannya agar pembangunan bisa dapat terus berjalan. Tingkat akumulasi kapital yang rendah di negara-negara berkembang mendorong pemerintah negara bersangkutan mencari alternatif pembiayaan pembangunan, salah satunya ialah dengan pengembangan pasar modal. Pada negara-negara sedang berkembang, kapitalisasi pasar modal tumbuh dari 4 triliun USD menjadi 15,2 triliun USD dalam periode antara 1985-an sampai dengan periode 1994-an. Jumlah saham yang ditransaksikan juga meningkat dari 4 persen menjadi sekitar 13 persen dari total saham yang diperdagangkan di seluruh negara pada periode tahun 1985 sampai dengan tahun 1994. Aktivitas perdagangan pada negara-negara berkembang tergolong sangat cepat terlihat dari nilai saham-saham yang diperdagangkan pada pasar-pasar modal di negara-negara berkembang tersebut


(27)

meningkat, yang pada awalnya 3 persen dari 1,6 triliun USD total nilai saham dunia pada tahun 1985 menjadi 17 persen dari 9,6 triliun USD nilai seluruh saham dunia yang ditransaksikan pada tahun 1994. Keadaan ini menunjukkan tingkat pertumbuhan pasar modal dunia khususnya di negara berkembang yang sangat pesat. Pasar modal merupakan salah satu instansi yang bertujuan dan bisa juga menjadi salah satu usaha untuk mendemokrasikan ekonomi Indonesia.

Perubahan produk domesik bruto riil yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan secara bertahap dan mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan dalam struktur perekonomian Indonesia khususnya sektor finansial setelah sebelumnya dihantam krisis ekonomi yang berawal dari krisis finansial yang menjalar menjadi krisis multidimensi dan memporakporandakan fundamental ekonomi bangsa pada tahun 1997-1998. Perkembangan Produk Domestik Riil Indonesia pascakrisis dapat dilihat pada Gambar 1.2.

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 500000

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Periode miliar Rp

Sumber : Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (1999-2006)

Gambar 1.2. Perkembangan Produk Domestik Bruto Riil Indonesia (Berdasarkan tahun dasar 2000)

Perkembangan perekonomian dunia yang semakin cepat dan arus globalisasi dalam perekonomian yang semakin cepat memaksa pelaku ekonomi untuk memiliki respon yang jauh lebih cepat. Perkembangan teknologi


(28)

telekomunikasi dan perkembangan kapital membuat suatu perubahan besar dalam struktur perekonomian dunia yang bergerak ke arah internalisasi sistem perekonomian dunia termasuk sistem keuangannya. Kegiatan pasar modal merupakan kegiatan swasta yang mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah pembiayaan usahanya. Politik ekonomi harus selalu diarahkan pada keadilan ekonomi, adil dan layak apabila masyarakat juga diberi kesempatan untuk ikut memiliki perusahaan dan industri melalui pasar modal.

Pembangunan nasional memerlukan dana yang tidak sedikit. Dana yang diperlukan itu harus bertolak pada sumber-sumber dalam negeri untuk menunjukkan kemandirian suatu negara, sedangkan dana yang berasal dari luar negeri hanyalah sebagai pelengkap saja. Sumber dana dari dalam negeri berasal dari tabungan pemerintah maupun tabungan masyarakat. Sektor keuangan yang terdiversifikasi dengan baik merupakan kunci untuk mendukung tujuan pembangunan yang telah diuraikan oleh pemerintah Indonesia, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja yang lebih luas, dan perbaikan taraf hidup bagi rakyat Indonesia. Bank dan LKNB (Lembaga Keuangan Non Bank) merupakan kunci pokok untuk mencapai sistem keuangan yang sehat dan stabil, saling melengkapi dan menawarkan sinergi bagi stabilitas perekonomian Indonesia.

Pembentukan pasar modal merupakan suatu usaha ke arah penghimpunan dana masyarakat untuk pembangunan sekaligus meningkatkan sumber-sumber tabungan masyarakat dengan demikian menambah sumber penghasilan secara nyata. Dalam melaksanakan pembangunan, sebagian besar kebutuhan dana pada prinsipnya harus bersumber dari potensi dalam negeri. Peranan swasta dalam


(29)

pembangunan diharapkan semakin membesar dalam pembangunan ekonomi sementara peran pemerintah hanyalah sebagai regulator. Tujuan utama pasar modal ialah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan. Pasar modal merupakan salah satu sumber bagi pembangunan nasional selain tabungan pemerintah, kredit perbankan, penanaman modal asing (PMA), penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan bantuan luar negeri.

Pasar modal khususnya pasar saham memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu meningkatkan likuiditas dari aset finansial, membuat suatu diversifikasi resiko global yang lebih mudah bagi investor, keputusan kebijakan investasi yang lebih efektif dan bijaksana dikarenakan saving surplus berdasarkan informasi yang tersedia, menekan manajemen untuk bekerja lebih keras, dan penyaluran tabungan yang lebih besar untuk perusahaan. Pasar modal selain sebagai sumber dana bagi pembangunan yang berpotensi besar namun juga salah satu sarana investasi bagi masyarakat maupun dunia perbankan. Dengan bentuk investasi demikian akan mengurangi excess fund dan excess liabilities. Dengan demikian jumlah dana dari pasar modal untuk membiayai pembangunan akan meningkat dan pada gilirannya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat tercapai dan mengurangi dana bantuan luar negeri. Pasar modal harus dapat dikembangkan dalam rangka menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif dalam pembiayaan pembangunan nasional. Hal tersebut dijelaskan dalam Keppres No.52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal, dan merupakan tonggak baru perkembangan pasar modal di Indonesia setelah sebelumnya selama 18 tahun dinyatakan tidak aktif. Pengaktifan


(30)

pasar modal tersebut dilatarbelakangi atas pertimbangan bahwa pasar modal ialah salah satu cara atau alat yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa.

Dunia perbankan pascakrisis jelas belum memiliki dampak yang besar terhadap perluasan investasi dan proses pembangunan pascakrisis tahun 1997 selain hanya menghabiskan 50 persen dari PDB untuk proses rekapitalisasi perbankan yang mengalami collapse. Selain itu ekspansi kredit investasi yang diberikan perbankan bagi dunia usaha tergolong lebih kecil dibandingkan masa sebelum krisis. Perbandingan total tabungan yang terhimpun pada perbankan, besarnya kredit investasi perbankan, dan total kredit yang diberikan oleh perbankan menunjukkan bahwa meskipun total kredit yang disalurkan meningkat setelah masa krisis dan rekapitalisasi perbankan, jumlah kredit untuk investasi cenderung tetap dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.3.

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

periode miliar Rp

Tabungan Kredit Investasi Total Kredit

Sumber : Bank Indonesia (1999-2006)

Gambar 1.3. Perbandingan Total Tabungan, Total Kredit, dan Total Kredit Investasi pada Perbankan Nasional (1999-2006)

Perbankan lebih memilih memberikan kredit untuk konsumsi dibandingkan kredit untuk investasi. Selain pengalaman pahit masa krisis, belum


(31)

pulihnya fundamental ekonomi dan ketidakpastian juga menjadi pertimbangan utama perbankan dalam memberikan kreditnya untuk investasi. Keadaan ini membuat korporasi sulit untuk mendapatkan kredit perbankan untuk mengembangkan usahanya sehingga usaha untuk mempercepat proses pembangunan terhambat. Untuk itu diperlukan suatu pembangunan peran lembaga keuangan non bank seperti pasar modal untuk mengatasi kebuntuan investasi.

Menciptakan iklim yang sehat bagi dunia usaha mempunyai korelasi yang sangat luas terhadap pemerataan pendapatan, lapangan kerja, produktivitas nasional yang meningkatkan perluasan usaha baru untuk mengolah sendiri sumber-sumber kekayaan alam yang akan memperkokoh struktur ekonomi secara nasional dan mandiri. Pasar modal atau bursa saham Indonesia adalah suatu sumber potensi untuk pengembangan dunia usaha nasional. Pasar modal di dalam situasi dunia usaha yang berkembang baik mampu memobilisasi dana dan berperan dalam mendistribusikan kekayaan melalui mekanisme yang mampu berkembang dengan melipatgandakan transaksi jual beli saham atau obligasi di pusat maupun daerah. Pasar modal akan memberikan perusahaan suatu insentif kapital untuk mengembangkan perusahaannya yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar sehingga tingkat pengangguran dapat ditekan dan bermuara pada pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

Pasar modal adalah sarana mempertemukan pembeli dana dan penjual dana. Dalam masa pembangunan, salah satu masalah pokok yang dihadapi pemerintah, dalam rangka menjamin kesinambungan pembangunan nasional, adalah bagaimana mengusahakan tersedianya dana bagi pembiayaan


(32)

pembangunan nasional. Masalah tersebut jelas menyangkut satu hal penting yang juga dihadapi oleh para pengusaha dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Hampir 80 persen sistem keuangan di Indonesia didominasi oleh sistem perbankan. Kehancuran perbankan pada periode krisis ekonomi tahun 1997 yang disebabkan rush (pengambilan dana secara besar-besaran) dan tingginya NPL (non performing loan), menunjukkan bahwa perlunya mengembangkan pasar modal dan sistem keuangan non bank lainnya untuk menghindari resiko yang sama pada saat periode krisis. Dengan adanya pasar modal minimal ekspansi kredit dapat diperkecil, sebab perusahaan yang memerlukan dana dapat mencarinya melalui penjualan saham atau pengeluaran obligasi. Sedang untuk masyarakat, daya tarik dan manfaat yang diperoleh ialah upaya untuk menambah nilai uang. Oleh karenanya pasar modal di Indonesia merupakan salah satu sumber pembangunan di samping sumber-sumber lain seperti tabungan pemerintah, kredit perbankan, PMA, PMDN, bantuan luar negeri dan reinvestasi dalam perusahaan.

Pasar saham atau bursa efek memiliki peran yang besar dalam menentukan perkembangan pasar modal karena sebagian besar aktivitas pasar modal ialah dalam bentuk transaksi saham sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar modal identik dengan pasar saham. Perkembangan pasar saham secara teoritis memiliki korelasi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Likuiditas, diversifikasi resiko dan investasi yang lebih produktif akan membawa pada pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Selain itu, harga saham merepresentasikan performa ekonomi dari suatu perusahaan, oleh karena itu manajemen perusahaan akan berusaha mengurangi inefisiensi, agency problem dan memaksimumkan


(33)

kesejahteraan pemegang saham. Hal ini mengindikasikan pula bahwa keuntungan dari perusahaan-perusahaan mempunyai dampak bagi pertumbuhan ekonomi. Kehadiran pasar saham di Indonesia harus dapat didayagunakan untuk memberikan manfaat bagi pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Bagi pemerintah dampak positifnya ialah pemupukan modal dalam negeri, memperkecil kemungkinan pelarian modal ke luar negeri dan disamping itu bermanfaat pula dalam hubungan dengan perbankan dalam mengendalikan ekspansi kredit yang selalu meningkat.

Hingga pertengahan tahun 2005, jumlah investor pada pasar saham di Indonesia baru sekitar 300 ribu orang menurut laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dari 2 juta investor (1 persen dari 200 juta penduduk Indonesia) yang menjadi target Bursa Efek Jakarta untuk periode 2005-2008. Berbeda dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura yang dihuni hanya 3.6 juta jiwa, sekitar satu juta penduduknya ialah investor yang aktif pada pasar saham. Malaysia dengan 25 juta jiwa penduduknya, tenyata memiliki 3.6 juta investor yang berinvestasi pada pasar saham dan Cina dengan 1.2 miliar penduduknya, ternyata memiliki sekitar 60 juta investor pada pasar sahamnya. Pasar Saham Indonesia merupakan pasar yang kurang aktif karena memiliki nilai transaksi perdagangannya yang relatif masih tergolong rendah yaitu sebesar US$ 130 juta pada Mei 2005. Feldman dan Kumar (1995) menyatakan bahwa pasar saham Indonesia merupakan pasar saham yang mempunyai kategori volatility (daya gejolak) yang lebih kecil dibandingkan dengan bursa saham di negara-negara lain. Pasar saham Indonesia memiliki kapitalisasi pasar saham terendah kedua dan paling rendah dalam hal persentase terhadap gross domestik product pada tahun


(34)

2005 dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Perbandingan regional sektor keuangan beberapa negara di Asia Tenggara tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Perbandingan Regional Sektor Keuangan

Sumber : Bank Dunia (2005)

Salah satu penyebab rendahnya kapitalisasi pasar tersebut adalah hancurnya bursa saham di Thailand menyebabkan contagion effect (dampak yang menjalar) pada bursa saham regional termasuk Indonesia sehingga terjadi aksi penjualan saham besar-besaran oleh investor asing sehingga berakibat pada penurunan harga saham secara drastis dan banyak perusahaan yang mengalami delisting dari bursa saham karena mengalami kebangkrutan. Tingginya capital outflow (pelarian modal dari dalam negeri) dari pasar saham menjadi awal krisis nilai tukar dan menyebabkan krisis ekonomi berkepanjangan di Indonesia

Setelah tahun 1999, pasar saham secara bertahap menunjukkan peningkatan yang berarti yang ditandai dengan meningkatnya indeks harga saham gabungan. Peningkatan IHSG pada awal tahun 1999 disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mulai menurunnya tingkat suku bunga, kepercayaan pasar yang mulai meningkat, dan boomingnya bursa-bursa saham regional. Selain itu masuknya Soros Fund Management, rasionalnya RAPBN, dan pencairan bantuan IMF


(35)

sebesar 1 miliar USD membawa dampak positif tersendiri bagi pasar saham. Perubahan indeks harga saham pascakrisis dapat dilihat pada Gambar 1.4.

Indeks Harga Saham Gabungan (1999-2006)

0 500 1000 1500 2000

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

periode

in

d

e

k

s

s

Sumber : Bursa Efek Jakarta

Gambar 1.4. Indeks Harga Saham Gabungan (1999-2006)

Dari Gambar 1.4, diketahui bahwa setelah periode krisis, IHSG sebagai lead indicator dari pasar saham mengalami tren naik sampai menembus level 1000 pada akhir periode 2004 bahkan menembus level 2000 pada kuartal pertama tahun 2007, yang merupakan rekor baru bagi Bursa Efek Jakarta. Peningkatan indeks harga saham tersebut mengindikasikan kepercayaan investor asing dan domestik yang meningkat terhadap kinerja perekonomian Indonesia dan merupakan efek dari pertumbuhan ekonomi tinggi yang dialami China dan India dalam beberapa tahun terakhir yang berpengaruh pada derasnya aliran dana internasional masuk ke kawasan Asia khususnya Asia Timur dan Asia Tenggara.

Selain IHSG, kinerja pasar saham pascakrisis juga dapat dilihat dari perkembangan kapitalisasi pasar dan nilai saham yang diperdagangkan yang cenderung mengalami peningkatan sampai saat ini. Kapitalisasi pasar saham mengalami peningkatan pada awal periode tahun 1999 kemudian mengalami penurunan antara 2001-2003 yang salah satunya disebabkan oleh isu-isu politik


(36)

dan keamanan seperti isu terorisme yang mengguncang Amerika Serikat yang menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Tetapi setelah masa tersebut, kapitalisasi mengalami peningkatan yang kontinu hingga mencapai lebih dari 2000 triliun rupiah pada pertengahan tahun 2007, yang berarti ukuran pasar saham Indonesia mengalami peningkatan yang luar biasa.

Likuiditas pasar saham pun mengalami peningkatan setelah tahun 2003 yang terlihat dari perbandingan nilai saham yang diperdagangkan dengan kapitalisasi pasar saham. Walaupun terjadi peningkatan, likuiditas dan volatilitas pasar saham Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan pasar atau bursa saham lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.5.

Kapitalisasi Pasar Saham dan Nilai Saham yang Diperdagangkan

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 periode M il ia r R p p Nilai Perdagangan Kapitalisasi

Sumber : Bursa Efek Jakarta

Gambar 1.5. Perkembangan Kapitalisasi Pasar Saham dan Nilai Saham yang Diperdagangkan

1.2. Perumusan Masalah

Kebijakan pengembangan pasar modal dipercaya dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi. Modal yang diperoleh dari pasar modal diharapkan dapat meningkatkan investasi negara yang bersangkutan, sehingga Gross Domestik Product (GDP) juga diharapkan meningkat. Kondisi pasar modal yang mengalami


(37)

pasang surut menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di pasar modal memiliki keterkaitan erat dengan irama ekonomi makro. Dalam kegiatan ekonomi makro terkandung aspek produksi, pendapatan, pengeluaran, anggaran nasional, jumlah uang beredar dan neraca pembayaran. Perkembangan pasar modal di Indonesia akan membawa pada stabilitas aspek-aspek ekonomi makro.

Pertumbuhan ekonomi makro biasanya, pertama, diukur dari pertumbuhan produk domestik bruto. Besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan besarnya pertumbuhan dalam produksi barang dan jasa. Kegiatan investasi khususnya pada pasar modal sangat diperlukan untuk menunjang peningkatan dalam produksi dan pengembangan usaha yang selanjutnya memberikan dampak yang kontributif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebaliknya jika tingkat investasi di pasar modal rendah, maka akan memberikan dampak yang negatif bagi perkembangan usaha di Indonesia sehingga akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebagai contoh, dapat terlihat dari kasus yang dialami oleh Thailand dimana indeks bursa Thailand terus mengalami penurunan dimulai tahun 1996 dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Thailand yang mengalami penurunan drastis. Walaupun pasar modal pada negara-negara berkembang memiliki porsi yang kecil terhadap perekonomian negara-negara tersebut tetapi memiliki dampak yang besar bagi stabilitas makroekonomi karena tingkat mobilitas dana yang tinggi pada pasar modal dapat berpengaruh secara langsung pada indikator-indikator makro lainnya seperti nilai tukar, inflasi, neraca perdagangan, neraca pembayaran, dan produk nasional bruto. Tingkat perkembangan pasar modal mengindikasikan tingkat kepercayaan investor atau pemilik dana terhadap perekonomian suatu negara. Oleh karena itu perkembangan


(38)

pasar modal sangat diperlukan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Peran pemerintah sebagai regulator juga sangat diperlukan untuk menunjang terselenggaranya pasar modal yang atraktif, modern, dan berkontribusi besar bagi peningkatan fundamental ekonomi bangsa.

Perkembangan pasar modal dapat menambah ketersediaan modal bagi dunia usaha, tetapi dalam beberapa periode terakhir terlihat secara kasat mata bahwa meningkatnya aktivitas pada sektor finansial khususnya pasar modal belum mampu mendorong sektor riil untuk ikut meningkat. Bahkan sektor riil semakin terpuruk ditengah boomingnya sektor finansial. Terlihat hubungan yang semakin terpisah antara sektor riil yang merupakan fundamental ekonomi bangsa dengan sektor finansial sebagai penyedia jasa keuangan untuk sektor riil. Perkembangan sektor finansial khususnya pasar modal yang cenderung pesat memang diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang juga meningkat akan tetapi apabila dilihat kualitasnya, pertumbuhan ekonomi yang meningkat tersebut lebih dari 60 persen didominasi oleh aktivitas konsumsi bukan aktivitas investasi yang merupakan aktivitas turunan dari pasar modal. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dikatakan masih memiliki horizon jangka pendek.

Berdasarkan uraian diatas terdapat beberapa permasalahan yang menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya :

1. Bagaimana pengaruh perkembangan pasar modal terhadap investasi riil di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh perkembangan pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?


(39)

1.3. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh perkembangan pasar modal terhadap investasi riil di Indonesia.

2. Menganalisis pengaruh perkembangan pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

1.4. Kegunaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pemegang kebijakan dan masyarakat pada umumnya. Manfaat atau kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya yaitu memberikan masukan kepada pemegang kebijakan mengenai dampak perkembangan pasar modal terhadap investasi dan pertumbuhan ekonomi, selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik dari pasar modal di Indonesia. Manfaat dan kegunaan lain yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada para pemegang kebijakan dalam mengeluarkan alat kebijakan yang tepat dalam meningkatkan perkembangan pasar modal.


(40)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Investasi

Investasi adalah penempatan sejumlah dana dengan harapan dapat memelihara, menaikkan nilai, atau memberikan return yang positif (Sutha, 2000). Investasi adalah penanaman uang dengan harapan mendapat hasil dan nilai tambah (Webster, 1999). Menurut Lypsey (1997), investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi terbagi menjadi tiga diantaranya adalah investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana pada suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai unit kompensasi. Unit yang diinvestasikan mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang. Menurut Sumanto (2006), investasi merupakan komitmen sejumlah dana suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan. Sedangkan Husnan dalam Anoraga dan Pakarti (2006) mendefinisikan investasi sebagai penggunaan uang dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi merupakan penanaman modal di dalam perusahaan, dengan tujuan agar kekayaan suatu korporasi atau perusahaan bertambah. Investasi juga didefinisikan sebagai barang-barang yang dibeli oleh individu ataupun perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka (Mankiw, 2000).


(41)

2.2. Pasar Modal dan Bursa Efek

Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (efek-efek). Motif utama dari pasar modal tersebut adalah masalah kebutuhan modal bagi perusahaan yang ingin lebih memajukan usahanya dengan menjual sahamnya kepada pemilik dana, investor, baik perorangan maupun lembaga usaha.

Wai dan Patrick dalam Departemen Penerangan (1984) dengan sebuah paper IMF yang berjudul “Such or Bond Investment and Capital Markets on Less Developed Countries” menjelaskan beberapa pengertian pasar modal, yaitu : 1. Definisi luas

Pasar modal ialah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisir, termasuk bank-bank komersil dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat kertas berharga atau klaim, jangka panjang dan pendek, primer dan yang tidak langsung.

2. Definisi dalam arti menengah

Pasar modal ialah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya berjangka lebih dari 1 tahun) termasuk saham-saham, obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotik dan tabungan serta deposito berjangka.

3. Definisi dalam arti sempit

Pasar modal adalah tempat pasar terorganisir yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner, dan para underwriter


(42)

Secara umum pengertian pasar modal ialah pasar abstrak yang juga sekaligus konkrit dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang (abstrak) yakni, dana-dana yang berjangka lebih dari satu tahun, dalam bentuk surat-surat berharga di bursa efek (konkrit). Bogen dalam Departemen Penerangan (1984) dalam bukunya ”Financial Handbook” mengatakan yang dimaksud dengan bursa efek adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk temukan penjual dan pembeli efek secara langsung atau melalui wakil-wakilnya. Selain itu Leffler dalam Departemen Penerangan (1984) dengan bukunya ”Stockmarket” menjelaskan beberapa fungsi dari bursa efek dan pasar saham ialah,

1. Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah ditawarkan kepada masyarakat (efek yang telah dimiliki umum),

2. Untuk menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui mekanisme penawaran dan permintaan,

3. Untuk membantu pembelanjaan dunia usaha.

Pasar modal adalah pasar atau tempat bertemunya pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang lebih dari satu tahun (Anoraga dan Pakarti, 2006) mengatakan bahwa pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta.

Tujuan pasar modal diantaranya mempercepat proses ikut sertanya masyarakat dalam kepemilikan saham perusahaan swasta menuju pemerataan pendapatan masyarakat, dan menggairahkan partisipasi masyarakat dalam


(43)

pergerakan dana dan penggunaannya secara produktif untuk pembiayaan pembangunan nasional (Rusdin, 2006). Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi yaitu menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki dana kepada pihak yang memerlukan dana, sedangkan fungsi keuangan dari pasar modal yaitu menyediakan sarana bagi pihak yang memerlukan dana dan pihak yang berkelebihan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktual riil yang diperlukan untuk investasi. Pasar modal memiliki dua daya tarik, yaitu pasar modal diharapkan menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan dan pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sama dengan preferensi resiko mereka (Husnan dalam Anoraga dan Pakarti, 2006).

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 menjelaskan bahwa bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek kepada pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya. Menurut Putra (2002), bursa efek adalah sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung atau melalui wakil-wakilnya. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) , bursa efek mempunyai tugas yang harus dilakukan pada calon investor agar dapat menjadikan bursa efek lebih dikenal oleh publik, yaitu :

1. Menyediakan sarana perdagangan efek,

2. Mengupayakan likuiditas instrumen yaitu mengalirnya dana secara cepat pada efek-efek yang dijual,


(44)

4. Memasyarakatkan pasar modal untuk menarik investor dan perusahaan yang go public, dan

5. menciptakan instrumen dan jasa baru.

Sedangkan sebagai Self Regulatory Organization (SRO), menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006), bursa efek memiliki tugas sebagai berikut: 1. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa,

2. Mencegah praktek transaksi yang dilarang melalui pelaksanaan fungsi pengawasan, dan

3. Ketentuan bursa efek mempunyai kekuatan hukum yang mengikat bagi pelaku pasar modal.

2.3. Obligasi dan Saham

Menurut Rusdin (2006), obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang menyatakan bahwa investor tersebut atau pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Obligasi merupakan surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu bulan dan memiliki tingkat suku bunga yang berubah-ubah. Surat hutang ini dikeluarkan oleh perusahaan dengan tujuan menarik dana dari masyarakat yang dapat digunakan untuk pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran belanja.

Saham adalah bukti kepemilikan bagian modal perseroan yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan undang-undang. Menurut Rusdin


(45)

(2006), saham ialah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan status perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Dalam prakteknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan, dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Nilai saham terbagi atas 3 jenis, yaitu:

1. Nilai Nominal (Nilai Pari), yaitu nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan, di Indonesia saham yang diterbitkan harus memiliki nilai nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan harus memiliki satu jenis nilai nominal.

2. Nilai Dasar, yaitu nilai yang ditentukan dari harga perdana saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham, antara lain : Right Issue, Stock Split, ataupun Waran.

3. Nilai Pasar, yaitu harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga penutupannya.

Berdasarkan atas cara peralihan, saham dibedakan menjadi dua, yaitu saham atas unjuk (Bearer Stock) dan saham atas nama (Registered stock).

1. Saham atas unjuk (Bearer Stock), adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor yang lain.

2. Saham atas nama (Registered Stock), adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Dimana cara pengalihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat


(46)

dalam buku perusahaan yang khusus membuat daftar nama pemegang saham. Apabila terjadi kehilangan, pemegang saham tersebut dengan mudah mendapat penggantinya.

Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham, saham dibedakan menjadi :

1. Saham biasa (Common Stock)

Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling popular di pasar modal.

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen adalah bentuk gabungan antara obligasi dan saham biasa. Jenis saham ini sering disebut dengan sekuritas campuran. Saham preferen sama dengan saham biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili kepemilikan dari modal. Di lain pihak saham preferen sama juga dengan obligasi karena jumlah atas devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, memiliki klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, memiliki hak tebus, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa.

3. Participating Preferred Stock

Saham ini disamping memperoleh deviden tetap seperti yang telah ditentukan juga memperoleh extra deviden apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Besaran deviden jenis ini lebih kecil dari jenis saham preferen lainnya.


(47)

2.4. Indeks Harga Saham Gabungan

Kegiatan pasar modal tidak terlepas dari apa yang disebut dengan indeks harga saham. Menurut Sutha (2000), harga saham merefleksikan seluruh informasi yang tersedia dan hal ini mengurangi kebutuhan yang mahal dan pengamatan yang rumit untuk mendapatkan informasi tambahan. Informasi yang tersedia dan efisien akan menghasilkan harga saham yang akurat dan hal ini akan memicu investasi yang lebih baik sebagai akibat dari perilaku investor yang lebih rasional dan selanjutnya akan menyebabkan pengalokasian dana perusahaan yang lebih baik dan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Menurut Anoraga dan Pakarti (2006), indeks harga adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa dengan suatu peristiwa lainnya. Demikian juga dengan indeks harga saham, indeks disini akan membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Apakah suatu harga saham mengalami penurunan atau kenaikan dibandingkan dengan suatu waktu tertentu.

Penentuan indeks harga saham, bisa dibedakan menjadi dua, yaitu yang disebut dengan Indeks Harga Saham Individu dan Indeks Harga Saham Gabungan. Indeks Harga Saham Individu hanya menunjukkan perubahan dari suatu harga saham suatu perusahaan. Indeks ini tidak bisa untuk mengukur harga dari suatu saham perusahaan tertentu apakah mengalami perubahan, kenaikan, atau penurunan. Atau bisa dikatakan bahwa indeks individual saham merupakan suatu nilai yang mempunyai fungsi mengukur kinerja kerja suatu saham tertentu terhadap harga dasarnya. Sedangkan untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek. Indeks inilah yang paling banyak digunakan dan dipakai sebagai acuan


(1)

9 0.181941 17.10322 14.26016 27.73656 10.21982 24.03148 6.648768

10 0.199188 19.01842 16.32282 24.57560 10.17058 23.36976 6.542823

11 0.216082 20.07764 17.88237 21.98060 10.25408 23.02947 6.775836

12 0.231582 20.35284 18.83711 19.97096 10.44610 23.21014 7.182849

13 0.245252 20.26557 19.29603 18.50511 10.67422 23.74564 7.513426

14 0.257253 20.17019 19.44462 17.47867 10.89306 24.37565 7.637813

15 0.268117 20.21775 19.43241 16.74959 11.08994 24.92237 7.587941

16 0.278380 20.38966 19.35085 16.18161 11.26769 25.34231 7.467885

17 0.288354 20.57530 19.25298 15.68670 11.42872 25.68158 7.374716

18 0.298134 20.66923 19.16834 15.23702 11.56567 25.99503 7.364708

19 0.307723 20.64425 19.11505 14.84315 11.66691 26.29600 7.434635

20 0.317117 20.55096 19.10905 14.52025 11.72958 26.55993 7.530223

21 0.326354 20.46568 19.16111 14.26155 11.76357 26.75595 7.592126

22 0.335507 20.44232 19.26726 14.03320 11.78493 26.87428 7.598021

23 0.344621 20.49157 19.40579 13.79470 11.80772 26.93441 7.565816

24 0.353662 20.58583 19.54513 13.52647 11.83893 26.97320 7.530433

25 0.362530 20.68328 19.65815 13.23853 11.87730 27.02314 7.519603

26 0.371123 20.75474 19.73369 12.95766 11.91701 27.09724 7.539663

27 0.379385 20.79473 19.77776 12.70931 11.95326 27.18919 7.575755

28 0.387327 20.81380 19.80483 12.50616 11.98511 27.28430 7.605801

29 0.395016 20.82514 19.82716 12.34539 12.01450 27.37111 7.616696

30 0.402526 20.83629 19.84935 12.21339 12.04374 27.44706 7.610180

31 0.409910 20.84822 19.86910 12.09471 12.07366 27.51674 7.597573

32 0.417188 20.85861 19.88214 11.97967 12.10304 27.58586 7.590683

33 0.424361 20.86579 19.88738 11.86618 12.12972 27.65604 7.594892

34 0.431423 20.87069 19.88910 11.75673 12.15212 27.72406 7.607302

35 0.438381 20.87607 19.89478 11.65401 12.17023 27.78462 7.620287

36 0.445247 20.88435 19.91056 11.55836 12.18524 27.83401 7.627478

37 0.452036 20.89607 19.93759 11.46789 12.19863 27.87223 7.627597

38 0.458755 20.91004 19.97144 11.38022 12.21148 27.90278 7.624059

39 0.465399 20.92439 20.00475 11.29426 12.22426 27.93058 7.621769

40 0.471952 20.93770 20.03130 11.21059 12.23702 27.95963 7.623762

41 0.478401 20.94943 20.04889 11.13071 12.24974 27.99157 7.629666

42 0.484738 20.95972 20.05948 11.05591 12.26250 28.02582 7.636586

43 0.490967 20.96884 20.06711 10.98661 12.27533 28.06065 7.641456

44 0.497101 20.97688 20.07526 10.92240 12.28811 28.09432 7.643030

45 0.503154 20.98373 20.08526 10.86249 12.30044 28.12581 7.642273

46 0.509138 20.98939 20.09635 10.80616 12.31187 28.15493 7.641306

47 0.515061 20.99414 20.10691 10.75291 12.32213 28.18202 7.641895

48 0.520926 20.99851 20.11594 10.70230 12.33129 28.20752 7.644449

49 0.526732 21.00304 20.12368 10.65384 12.33968 28.23172 7.648036

50 0.532478 21.00809 20.13133 10.60697 12.34772 28.25467 7.651223

51 0.538166 21.01370 20.14005 10.56122 12.35565 28.27631 7.653074

52 0.543796 21.01964 20.15021 10.51644 12.36350 28.29658 7.653633

53 0.549369 21.02561 20.16118 10.47281 12.37109 28.31562 7.653701

54 0.554887 21.03132 20.17179 10.43071 12.37828 28.33372 7.654194

55 0.560351 21.03662 20.18105 10.39049 12.38505 28.35123 7.655561

56 0.565759 21.04148 20.18866 10.35226 12.39154 28.36847 7.657597

57 0.571113 21.04592 20.19500 10.31589 12.39790 28.38560 7.659693

58 0.576413 21.05003 20.20079 10.28106 12.40427 28.40257 7.661284

59 0.581662 21.05387 20.20662 10.24752 12.41060 28.41921 7.662193

60 0.586863 21.05751 20.21269 10.21509 12.41676 28.43527 7.662662

Variance Decomposition

of LN_IHSG:

Period S.E. LN_GDPR LN_INVR LN_KAP LN_IHSG LN_NSP LN_RER


(2)

2 0.079630 9.070513 0.235566 28.85628 61.79886 0.008155 0.030627

3 0.097932 12.61962 0.840297 36.77913 49.37646 0.160401 0.224089

4 0.119343 15.01145 1.435477 36.54214 45.17448 0.608271 1.228187

5 0.137807 15.74735 2.119509 33.41995 44.60244 1.737880 2.372876

6 0.152817 15.92051 2.973148 30.07292 44.79749 3.147126 3.088799

7 0.166142 16.27496 4.006453 27.21444 45.11404 4.131101 3.259000

8 0.178810 17.17494 5.215119 24.99991 44.93494 4.550569 3.124524

9 0.191606 18.54761 6.433381 23.26486 44.20206 4.611170 2.940920

10 0.204607 19.95437 7.403399 21.83633 43.36742 4.570351 2.868125

11 0.217156 20.94228 7.984858 20.63902 42.83271 4.615528 2.985602

12 0.228620 21.38071 8.213932 19.66420 42.69852 4.811338 3.231302

13 0.238804 21.44244 8.223595 18.92604 42.85811 5.104567 3.445243

14 0.247909 21.37462 8.145068 18.41892 43.14346 5.393283 3.524647

15 0.256373 21.34108 8.059032 18.09499 43.41077 5.607656 3.486472

16 0.264621 21.39716 8.000014 17.87710 43.58500 5.740331 3.400394

17 0.272870 21.51602 7.974033 17.69283 43.66399 5.825186 3.327941

18 0.281122 21.63238 7.972177 17.50240 43.68086 5.901214 3.310976

19 0.289285 21.69975 7.985562 17.30255 43.66644 5.988357 3.357340

20 0.297268 21.72206 8.015611 17.10871 43.63922 6.082806 3.431595

21 0.305044 21.73734 8.070595 16.93098 43.60714 6.168441 3.485508

22 0.312661 21.78190 8.153980 16.76278 43.57055 6.233003 3.497792

23 0.320173 21.86805 8.256227 16.58889 43.53024 6.276827 3.479766

24 0.327585 21.98182 8.356458 16.40155 43.49356 6.310474 3.456137

25 0.334844 22.09501 8.433165 16.20789 43.47009 6.346094 3.447744

26 0.341890 22.18321 8.476045 16.02480 43.46436 6.389834 3.461754

27 0.348691 22.23824 8.489751 15.86859 43.47452 6.439852 3.489042

28 0.355264 22.26750 8.488109 15.74685 43.49520 6.489727 3.512612

29 0.361660 22.28462 8.485195 15.65563 43.51971 6.533656 3.521185

30 0.367942 22.30078 8.489216 15.58297 43.54196 6.569733 3.515338

31 0.374153 22.32112 8.500898 15.51617 43.55821 6.599920 3.503684

32 0.380305 22.34541 8.515909 15.44768 43.56736 6.627707 3.495926

33 0.386390 22.37095 8.529542 15.37632 43.57015 6.655524 3.497520

34 0.392395 22.39559 8.540462 15.30471 43.56838 6.683584 3.507274

35 0.398312 22.41921 8.551101 15.23571 43.56441 6.710468 3.519095

36 0.404143 22.44296 8.565115 15.17020 43.56025 6.734585 3.526883

37 0.409896 22.46776 8.584291 15.10719 43.55687 6.755368 3.528519

38 0.415578 22.49343 8.607019 15.04544 43.55440 6.773557 3.526157

39 0.421188 22.51884 8.629173 14.98481 43.55277 6.790619 3.523791

40 0.426722 22.54253 8.646635 14.92648 43.55206 6.807846 3.524452

41 0.432175 22.56341 8.657633 14.87202 43.55263 6.825732 3.528567

42 0.437544 22.58125 8.663370 14.82241 43.55488 6.843937 3.534151

43 0.442833 22.59654 8.666866 14.77748 43.55889 6.861695 3.538533

44 0.448052 22.61013 8.671072 14.73621 43.56403 6.878319 3.540236

45 0.453210 22.62286 8.677465 14.69736 43.56912 6.893526 3.539675

46 0.458316 22.63529 8.685740 14.66009 43.57290 6.907468 3.538507

47 0.463376 22.64771 8.694544 14.62411 43.57471 6.920530 3.538403

48 0.468388 22.66015 8.702624 14.58939 43.57470 6.933078 3.540058

49 0.473352 22.67256 8.709610 14.55585 43.57373 6.945295 3.542953

50 0.478266 22.68485 8.716016 14.52325 43.57282 6.957170 3.545890

51 0.483128 22.69693 8.722658 14.49130 43.57266 6.968586 3.547869

52 0.487941 22.70874 8.729977 14.45988 43.57330 6.979444 3.548663

53 0.492706 22.72021 8.737740 14.42916 43.57435 6.989744 3.548792

54 0.497424 22.73123 8.745235 14.39955 43.57536 6.999584 3.549040

55 0.502098 22.74169 8.751762 14.37142 43.57609 7.009107 3.549931

56 0.506727 22.75149 8.757055 14.34492 43.57666 7.018425 3.551454

57 0.511312 22.76062 8.761391 14.31990 43.57735 7.027572 3.553173

58 0.515855 22.76915 8.765355 14.29602 43.57839 7.036504 3.554581


(3)

60 0.524821 22.78508 8.773989 14.25051 43.58117 7.053404 3.555846 Variance

Decomposition of LN_NSP:

Period S.E. LN_GDPR LN_INVR LN_KAP LN_IHSG LN_NSP LN_RER

1 0.600333 0.003940 0.240262 0.237895 2.568168 96.94973 0.000000

2 0.757060 0.066350 1.383270 0.249603 2.149653 96.12658 0.024539

3 0.870739 0.506003 2.472143 0.199388 2.528050 94.17335 0.121066

4 0.969729 1.366970 3.180397 0.175722 3.513442 90.94956 0.813910

5 1.057319 2.349164 3.747951 0.269988 4.228369 87.43598 1.968550

6 1.139762 3.312914 4.449330 0.462351 4.788919 84.02168 2.964802

7 1.220458 4.179940 5.535619 0.671364 5.309046 80.88049 3.423544

8 1.300907 4.917776 7.059069 0.848217 5.742694 77.96309 3.469157

9 1.380700 5.551005 8.728056 0.977720 6.105482 75.25181 3.385930

10 1.456954 6.112588 10.10774 1.070000 6.440807 72.89243 3.376432

11 1.526941 6.607600 10.95302 1.145136 6.766817 70.98731 3.540122

12 1.590007 7.018351 11.31128 1.219144 7.087714 69.51747 3.846039

13 1.647001 7.330484 11.38946 1.299876 7.402203 68.42521 4.152761

14 1.699493 7.548696 11.38747 1.385605 7.701169 67.64006 4.336998

15 1.749461 7.693945 11.42874 1.465097 7.968788 67.05851 4.384920

16 1.798581 7.795547 11.55990 1.523839 8.191251 66.57054 4.358920

17 1.847589 7.883849 11.76275 1.554066 8.366218 66.10175 4.331373

18 1.896419 7.981438 11.98258 1.559518 8.503891 65.61712 4.355453

19 1.944702 8.097281 12.17400 1.551849 8.620832 65.10861 4.447433

20 1.992086 8.228256 12.32947 1.544387 8.732608 64.58934 4.575939

21 2.038431 8.365089 12.47097 1.547996 8.847670 64.08096 4.687314

22 2.083899 8.498040 12.62337 1.568111 8.964671 63.59668 4.749133

23 2.128760 8.620777 12.79438 1.602304 9.075880 63.14036 4.766294

24 2.173072 8.731459 12.97055 1.641427 9.174260 62.71688 4.765423

25 2.216601 8.830699 13.12766 1.675346 9.258243 62.33417 4.773890

26 2.259029 8.918851 13.24749 1.698794 9.331608 61.99708 4.806174

27 2.300152 8.995469 13.32854 1.712704 9.400417 61.70482 4.858047

28 2.339969 9.060620 13.38407 1.721504 9.469521 61.45234 4.911948

29 2.378690 9.115927 13.43198 1.729687 9.540167 61.23098 4.951258

30 2.416653 9.164491 13.48522 1.739694 9.609915 61.02952 4.971159

31 2.454172 9.210030 13.54756 1.751404 9.674817 60.83770 4.978494

32 2.491409 9.255627 13.61498 1.763025 9.732129 60.64944 4.984802

33 2.528368 9.302590 13.68080 1.772748 9.781722 60.46301 4.999122

34 2.564959 9.350275 13.74090 1.780028 9.825717 60.27955 5.023524

35 2.601087 9.397003 13.79584 1.785733 9.867027 60.10144 5.052963

36 2.636706 9.441319 13.84908 1.791374 9.907785 59.93078 5.079660

37 2.671832 9.482728 13.90353 1.798145 9.948533 59.76841 5.098654

38 2.706516 9.521643 13.95914 1.806335 9.988498 59.61413 5.110255

39 2.740785 9.558800 14.01300 1.815337 10.02656 59.46773 5.118575

40 2.774628 9.594582 14.06144 1.824140 10.06210 59.32949 5.128252

41 2.808010 9.628719 14.10246 1.831946 10.09531 59.19989 5.141679

42 2.840911 9.660567 14.13688 1.838511 10.12686 59.07914 5.158042

43 2.873340 9.689669 14.16762 1.844087 10.15742 58.96675 5.174450

44 2.905350 9.716165 14.19789 1.849114 10.18723 58.86141 5.188194

45 2.937009 9.740794 14.22959 1.853929 10.21605 58.76120 5.198440

46 2.968376 9.764542 14.26264 1.858651 10.24349 58.66430 5.206372

47 2.999480 9.788176 14.29565 1.863235 10.26930 58.56957 5.214071

48 3.030315 9.811934 14.32708 1.867615 10.29356 58.47671 5.223110

49 3.060863 9.835532 14.35621 1.871804 10.31661 58.38612 5.233718

50 3.091107 9.858444 14.38344 1.875899 10.33886 58.29847 5.244889

51 3.121046 9.880251 14.40973 1.880004 10.36053 58.21425 5.255240


(4)

53 3.180066 9.920387 14.46182 1.888273 10.40205 58.05630 5.271172

54 3.209174 9.939177 14.48712 1.892255 10.42166 57.98205 5.277735

55 3.238019 9.957412 14.51099 1.896001 10.44046 57.91061 5.284527

56 3.266597 9.975115 14.53302 1.899488 10.45855 57.84187 5.291951

57 3.294908 9.992181 14.55341 1.902764 10.47609 57.77578 5.299776

58 3.322959 10.00850 14.57276 1.905907 10.49317 57.71225 5.307406

59 3.350768 10.02408 14.59175 1.908976 10.50978 57.65109 5.314333

60 3.378352 10.03902 14.61075 1.911980 10.52584 57.59197 5.320439

Variance Decomposition

of LN_RER:

Period S.E. LN_GDPR LN_INVR LN_KAP LN_IHSG LN_NSP LN_RER

1 0.020607 19.98213 7.945585 0.575975 2.279243 0.026557 69.19051

2 0.051183 22.86559 10.92272 2.196758 3.496785 0.070163 60.44798

3 0.081640 25.27765 13.52353 4.980566 4.466881 0.156812 51.59457

4 0.104437 27.22650 15.21679 8.576884 5.484746 0.512006 42.98307

5 0.118417 28.40584 15.68198 11.98203 6.437571 1.298331 36.19425

6 0.126279 28.86051 15.29279 14.10794 7.162898 2.436430 32.13944

7 0.130917 29.06395 14.75474 14.81820 7.718604 3.609374 30.03513

8 0.134864 29.16956 14.30222 14.64254 8.207891 4.520514 29.15727

9 0.140567 28.87794 13.90455 13.90679 8.612077 5.040262 29.65838

10 0.148682 28.27653 13.74100 13.02340 8.940635 5.280269 30.73817

11 0.157551 27.87914 13.85012 12.57222 9.269432 5.509683 30.91941

12 0.165396 27.90491 13.98884 12.67493 9.601055 5.893847 29.93642

13 0.171757 28.21109 14.00015 12.99206 9.882516 6.401969 28.51221

14 0.177060 28.61707 13.94805 13.20078 10.10072 6.906946 27.22644

15 0.182038 28.99112 13.96563 13.20636 10.27596 7.297763 26.26316

16 0.187494 29.19558 14.13871 13.04492 10.41252 7.524337 25.68393

17 0.193795 29.18306 14.46329 12.81827 10.51340 7.616134 25.40585

18 0.200496 29.08358 14.82172 12.66396 10.60627 7.668891 25.15558

19 0.206820 29.06503 15.05854 12.65342 10.71689 7.772993 24.73313

20 0.212353 29.17602 15.10763 12.74480 10.84437 7.954339 24.17284

21 0.217175 29.35752 15.01902 12.85205 10.97484 8.180716 23.61585

22 0.221618 29.52332 14.88581 12.91903 11.09798 8.400813 23.17304

23 0.226046 29.60576 14.78354 12.93048 11.20530 8.574637 22.90029

24 0.230694 29.58541 14.75683 12.89712 11.28983 8.689647 22.78115

25 0.235526 29.50999 14.80941 12.84537 11.35439 8.764085 22.71675

26 0.240313 29.46053 14.90023 12.80145 11.41092 8.831112 22.59575

27 0.244863 29.48697 14.97469 12.77569 11.46947 8.914356 22.37883

28 0.249156 29.58061 15.00539 12.76399 11.53230 9.016448 22.10126

29 0.253305 29.69540 15.00154 12.75944 11.59636 9.124340 21.82293

30 0.257453 29.78272 14.99048 12.75812 11.65624 9.220762 21.59167

31 0.261691 29.81775 14.99661 12.75821 11.70669 9.294594 21.42615

32 0.266001 29.81075 15.02844 12.75872 11.74641 9.346945 21.30874

33 0.270270 29.79594 15.07534 12.75905 11.77973 9.389278 21.20066

34 0.274384 29.80418 15.11667 12.75835 11.81317 9.434698 21.07293

35 0.278303 29.84280 15.13717 12.75585 11.85078 9.489937 20.92346

36 0.282075 29.89671 15.13567 12.75193 11.89251 9.553350 20.76983

37 0.285783 29.94336 15.12233 12.74806 11.93527 9.617882 20.63311

38 0.289499 29.96789 15.11060 12.74545 11.97484 9.675905 20.52531

39 0.293247 29.97092 15.10997 12.74407 12.00836 9.723546 20.44313

40 0.296995 29.96607 15.12205 12.74280 12.03594 9.762325 20.37082

41 0.300690 29.96935 15.14119 12.74031 12.06019 9.797205 20.29175

42 0.304298 29.98840 15.15940 12.73603 12.08416 9.832877 20.19913

43 0.307821 30.01933 15.17169 12.73056 12.10947 9.871172 20.09778

44 0.311291 30.05153 15.17818 12.72532 12.13582 9.910795 19.99835


(5)

46 0.318194 30.08794 15.18785 12.72007 12.18538 9.982921 19.83584

47 0.321637 30.09316 15.19621 12.72000 12.20636 10.01265 19.77162

48 0.325047 30.09842 15.20621 12.72035 12.22533 10.03964 19.71005

49 0.328401 30.10909 15.21526 12.72013 12.24366 10.06617 19.64569

50 0.331690 30.12553 15.22143 12.71895 12.26238 10.09371 19.57800

51 0.334927 30.14401 15.22466 12.71699 12.28169 10.12225 19.51040

52 0.338132 30.15993 15.22651 12.71478 12.30095 10.15057 19.44727

53 0.341320 30.17084 15.22900 12.71275 12.31926 10.17723 19.39092

54 0.344498 30.17764 15.23335 12.71104 12.33605 10.20148 19.34044

55 0.347657 30.18344 15.23943 12.70956 12.35137 10.22359 19.29261

56 0.350787 30.19121 15.24609 12.70814 12.36579 10.24453 19.24424

57 0.353880 30.20199 15.25209 12.70669 12.37992 10.26527 19.19404

58 0.356936 30.21458 15.25682 12.70523 12.39411 10.28619 19.14307

59 0.359963 30.22671 15.26056 12.70387 12.40826 10.30702 19.09358

60 0.362968 30.23667 15.26404 12.70268 12.42202 10.32716 19.04744

Cholesky Ordering: LN_GDPR LN_INVR LN_KAP LN_IHSG LN_NSP LN_RER

Lampiran 14.

IMPULSE RESPONSE FUNCTION

VECM (PERSAMAAN

PERTUMBUHAN EKONOMI)

-.008 -.004 .000 .004 .008 .012 .016 .020

10 20 30 40 50 60

Response of LN_GDPR to LN_GDPR

-.008 -.004 .000 .004 .008 .012 .016 .020

10 20 30 40 50 60

Response of LN_GDPR to LN_INVR

-.008 -.004 .000 .004 .008 .012 .016 .020

10 20 30 40 50 60

Response of LN_GDPR to LN_KAP

-.008 -.004 .000 .004 .008 .012 .016 .020

10 20 30 40 50 60

Response of LN_GDPR to LN_IHSG

-.008 -.004 .000 .004 .008 .012 .016 .020

10 20 30 40 50 60

Response of LN_GDPR to LN_NSP

-.008 -.004 .000 .004 .008 .012 .016 .020

10 20 30 40 50 60

Response of LN_GDPR to LN_RER Response to Cholesky One S.D. Innovations


(6)