41
Gambar  4.2  Grafik  Tilt  dan  Ellips  vs  Jarak  Sebelum  Moving  Average  Pada Lintasan Kedua
c. Lintasan Ketiga
Gambar  4.3  Grafik  Tilt  dan  Ellips  vs  Jarak  Sebelum  Moving  Average  Pada Lintasan Ketiga
4.1.1.1  Hubungan Antara Jarak dengan Smoothing  Tilt dan Ellips
Pada  gambar  di  bawah  ini  menunjukan  grafik  hubungan  antara  jarak dengan smoothing  tilt dan ellips setelah moving average. Dimana pada grafik ini
metode  moving  average  dilakukan  dengan  cara  merata-ratakan  nilai  anomalinya dibagi  dengan  jumlah  data  yang  digunakan.  Sehingga  grafiknya  terlihat  lebih
halus daripada grafik yang belum di moving average. a.
Lintasan Pertama
Gambar 4.4 Grafik Tilt dan Ellips vs Jarak Setelah Moving Average Pada Lintasan
42
Pertama b.
Lintasan Kedua
Gambar 4.5 Grafik Tilt dan Ellips vs Jarak Setelah Moving Average Pada Lintasan Kedua
c. Lintasan Ketiga
Gambar 4.6 Grafik Tilt dan Ellips vs Jarak Setelah Moving Average Pada Lintasan Ketiga
43
Keterangan:
Dari  grafik  moving  average  dihasilkan  gambar  yang  dilingkari  dengan  warna hijau yang biasa disebut dengan anomali. Grafik tersebut menunjukkan data hasil
moving  average  yang  lebih  smooth  daripada  saat  grafik  data  pengukuran  yang belum di smoothing. Disini terlihat jelas perbedaannya antara grafik sesudah dan
sebelum  moving  average.  Dari  hasil  moving  average  sebenarnya  sudah  dapat diketahui area-area konduktif dan resistif hanya saja hal ini dinilai masing kurang
karena tidak bisa melihat distribusi konduktivitas ataupun resistivitas secara jelas beserta kedalamannya.
4.1.1.2 Fraser Derivatif
Salah    satu    parameter    penting    pada    pengukuran    VLF    adalah    nilai fraser. Benda konduktif akan mempunyai nilai fraser yang positif dengan puncak-
puncaknya  menunjukkan  posisi  benda  yang  menyebabkan  anomali.    Nilai  fraser derivatif  dapat  dihitung  dari  nilai  tilt  yang  didapat  dari  hasil  pengukuran.fraser
derivatif  berfungsi  untuk  memperlihatkan  bahwa  daerah  anomali  yang :  Menunjukkan    adanya    cross    antara    tilt    dengan    ellips.    Hal
inimenunjukkan daerah yang lebih konduktif dibandingkan sekitarnya. :  Menunjukkan  adanya  pola  ellips  rendah  dan  anomali  tilt  yang  tinggi.
Hal ini menunjukkan  bahwa  daerah  ini  merupakan  konduktor  yang baik,  tetapi lapisan  penutupnya  resistif atau  konduktor  buruk,  tetapi
lapisan  penutupnya konduktif. : Menunjukkan  adanya  pola  dan  tanda  elips  dan  tilt  yang  sama.  Hal
ini menunjukkan bahwa daerah merupakan konduktor buruk.
44
sebelumnya tersebar pada beberapa daerah menjadi  sedikit  lebih fokus, sehingga mengurangi titik-titik yang ambigu pada saat penentuan titik anomali. Interpretasi
menggunakan    data  sebelum  filter  fraser  akan  sulit,  karena    kesulitan    untuk menentukan    titik  perubahan  yang  tidak  terfokus  pada  satu  titik.  Selain  itu,    jika
daerah    tersebut    memiliki  banyak  bahan  konduktif  maka  titik  perubahan  akan lebih  sulit  untuk  ditentukan.  Setelah    dilakukan    filter    fraser    anomali    menjadi
lebih jelas. a.
Lintasan Pertama
Gambar 4.7 Hubungan  Grafik Smoothing Tilt dan Ellips vs Jarak dengan Grafik Fraser Derivatif Pada Lintasan Pertama
b. Lintasan Kedua
45
Gambar 4.8 Hubungan  Grafik Smoothing Tilt dan Ellips vs Jarak dengan Grafik Fraser Derivatif Pada Lintasan Kedua
c. Lintasan Ketiga
46
Gambar 4.9 Hubungan  Grafik Smoothing Tilt dan Ellips vs Jarak dengan  Grafik Fraser Derivatif Pada Lintasan Ketiga
Keterangan: : Menunjukkan adanya anomali.
: Korelasi antara grafik smoothing tilt dengan fraser derivatif.
47
Bulatan hitam tersebut menunjukkan adanya anomali pada tilt di grafik smoothing tilt    dan    ellips    yang    disesuaikan    dengan    grafik    frase    derivatif.    Garis
hijaumenunjukkan korelasi antara grafik smoothing tilt dengan fraser derivatif.
4.1.1.3 Surfer