c. Radiografi Lateral Radiografi lateral adalah untuk melihat keadaan daerah lateral tulang muka,
diagnosis fraktur, dan keadaan patologis tulang tengkorak dan fasial.
2
d. Foto Posteroanterior Radiografi ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau
kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Radiografi ini juga dapat memberikan gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis,
fossa nasalis, dan orbita.
2
e. Proyeksi Water’s
Radiografi ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatikus frontalis, dan rongga nasal.
17
f. Proyeksi
Sub-mentovertec
Radiografi ini digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arkus
zigomatikus.
2
2.4.2 Radiografi Intraoral
Radiografi intraoral adalah radiografi yang memberi gambaran kondisi gigi dan jaringan sekitar secara detail. Gambaran radiografi intraoral diperoleh dengan
cara menempatkan film ke dalam rongga mulut pasien dan kemudian dilakukan penyinaran. Radiografi intraoral terbagi atas radiografi periapikal, interproksimal atau
bitewing
dan oklusal dan biasanya yang secara umum sering digunakan, yaitu radiografi periapikal dan interproksimal atau radiografi
bitewing
.
2,11,19
Beberapa jenis radigrafi intraoral tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Radiografi Periapikal Radiografi periapikal merupakan jenis radiografi intraoral yang bertujuan
melihat gigi secara individu dan jaringan di sekitar apeks. Setiap gambar dapat mencakup 2-4 gigi dan menyediakan informasi rinci mengenai gigi dan tulang
alveolar sekitarnya.
Radiografi periapikal memiliki beberapa kegunaan, yaitu untuk mendeteksi infeksi atau inflamasi periapikal, penilaian status periodontal, trauma yang
melibatkan gigi dan tulang alveolar, gigi yang tidak erupsi, keadaan dan letak gigi yang tidak erupsi, penilaian morfologi akar sebelum ekstraksi, perawatan endodontik,
penilaian sebelum dilakukan tindakan operasi dan penilaian pasca operasi apikal, mengevaluasi kista radikular secara lebih akurat dan lesi lain pada tulang alveolar
serta evaluasi pasca pemasangan implan.
8,17
b. Radiografi Interproksimal atau
Bitewing
Teknik radiografi
bitewing
digunakan untuk memeriksa daerah interproksimal gigi dan permukaan gigi yang meliputi mahkota dari maksila dan mandibula didaerah
interproksimal dan
crest alveolar
dalam film yang sama. Pada teknik
bitewing
, film ditempatkan sejajar dengan permukaan mahkota gigi maksila dan mandibula.
Kemudian pasien disuruh menggigit
bite tab
atau
bitewing
film holder dan sinar-x diarahkan di antara kontak dari gigi posterior dengan sudut vertikal +5º sampai +10º.
Pengambilan radiografi
bitewing
biasa digunakan untuk mendeteksi kehilangan tulang alveolar, melihat mahkota, puncak alveolar, kavitas dan
keberhasilan dari hasil perawatan. Teknik
bitewing
juga dapat dilakukan pada regio anterior.
Gambar 3. Radiografi
bitewing
18
Keuntungan dari teknik
bitewing
adalah dengan satu film dapat dipakai untuk memeriksa gigi-gigi pada rahang atas dan rahang bawah sekaligus, selain melihat
kondisi karies dini di interproksimal dan kerusakan tulang alveolar yang berlanjut ke apikal.
2,11,19
c. Radiografi Oklusal Radiografi oklusal bertujuan untuk melihat area yang lebih luas lagi, yaitu
maksila atau mandibula dalam satu film khusus.
17
Gambar 4. a. Gambar radiografi oklusal rahang atas
b. Gambar radiografi oklusal rahang bawah
18
a b
2.5 Kerangka Teori