DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET ( STUDI PADA PEMERINTAH DAERAH TINGKAT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013- 2014)
DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET
( Studi pada Pemerintah Daerah Tingkat Provinsi di Indonesia Tahun 2013-2014)
DETERMINANTS OF PUBLICATION LOCAL GOVERNMENT FINANCIAL REPORT THROUH INTERNET
( Study on Provincial Local Government in Indonesia in 2013-2014)
SKRIPSI
Oleh
EVIE DWI OKTAVIANI 20130420357
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
(2)
i
DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET
( Studi pada Pemerintah Daerah Tingkat Provinsi di Indonesia Tahun 2013-2014)
DETERMINANTS OF PUBLICATION LOCAL GOVERNMENT FINANCIAL REPORT THROUH INTERNET
( Study on Provincial Local Government in Indonesia in 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
EVIE DWI OKTAVIANI 20130420357
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
(3)
iv PERNYATAAN Dengan ini saya,
Nama : Evie Dwi Oktaviani
Nomor mahasiswa : 20130420357
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul:“DETERMINAN PUBLIKASI LAORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 24 Maret 2017
(4)
v Motto
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8) Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk
dirinya sendiri. (QS. Al-Ankabut, 6) “Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis.” (Aristoteles) “Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.” (Mahatma Gandhi) “If you can dream it, you can do it.” (Walt Disney)
(5)
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah SWT yang telah mempermudah dan menjaga segala urusan saya
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua tercinta yang selalu mendukung serta memeberikan nasihat tanpa lelah.
Mas Taufik dan Mbak Vita yang selalu memberikan semangat agar terus berjuang. Teman-Teman 8f yang selalu menjadi tempat berbagi ilmu dan pemberi semangat. Teman - teman Akuntansi UMY angkatan 2013, terimakasih atas kebersamaan, keceriaan, dan pengalamannya.
(6)
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……… iii
HALAMAN PERNYATAAN ………... iv
HALAMAN MOTTO ……… v
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… vi
INTISARI………... vii
ABSTRAK……….. viii
KATA PENGANTAR ………... ix
DAFTAR ISI ……….. xi
DAFTAR TABEL………... xiv
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang………... 1
B. Rumusan Masalah………... 7
C. Tujuan Penelitian……… 8
D. Manfaat Penelitian……….. 9
E. Batasan Penelitian………... 9
BAB II TIJNAUAN PUSTAKA……… 10
A. Landasan Teori………... 10
1. Teori Stewardship……… 10
2. Teori Sinyal………. 11
3. Akuntabilitas Publik……… 13
4. Pengungkapan Laporan Keuangan……….. 16
5. Pelaporan Keuangan Melalui Internet………. 16
B. Pengembangan Hipotesis……… 19
1. Kompetisi Politik………. 19
2. Leverage ………. 20
3. Ukuran Pemda ……… 21
4. Opini Audit ………. 22
5. Komplesitas Pemda ……… 23
6. Sumber Daya Manusia ……… 24
7. Gaya Kepemimpinan ……….. 25
C. Model Penelitian ……… 27
D. Penelitian Terdahulu ……….. 28
(7)
xii
A. Populasi dan Sampel ………... 30
B. Jenis dan Sumber Data ………... 30
C. Operasional Variabel ………. 31
1. Publikasi Laporan Keuangan Daerah ………. 31
2. Kompetisi Politik ……… 31
3. Leverage ………. 32
4. Ukuran Pemda ………... 32
5. Opini Audit ………... 33
6. Kompleksitas Pemda ……….. 33
7. Sumber Daya Manusia ……… 34
8. Gaya Kepemimpinan ………... 34
D. Persamaan Regresi ………. 35
E. Uji Kualitas Data dan Hipotesis ………. 35
1. Uji Kualitas Data ……… 35
a. Uji Normalitas ………. 35
b. Uji Multikolinieritas ……… 35
c. Uji Autokorelasi ……….. 36
d. Uji Heteroskedastisitas ……… 37
2. Uji Hipotesis ………... 37
a. Koefisien Determinasi ………... 37
b. Uji Statistik F ………... 37
c. Uji Statistik t ……… 38
3. Alat Uji ………... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 39
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………... 39
1. Karakteristik Data ………... 39
2. Uji Statistik Deskriptif ……… 40
B. Uji Kualitas Data ………... 42
1. Uji Multikolinieritas ………... 42
2. Uji Normalitas ……… 43
3. Uji Heteroskedastisitas ………... 44
4. Uji Autokorelasi ………. 45
C. Uji Hipotesis ……….. 46
1. Uji Koefisien Determinasi ……….. 46
2. Uji Statistik F ………... 46
3. Uji Statistik t ………... 47
(8)
xiii
1. Kompetisi Politik ……… 52
2. Leverage ………. 53
3. Ukuran Pemda………. 54
4. Opini Audit ………... 55
5. Kompleksitas Pemda ……….. 56
6. Sumber Daya Manusia ……….... 57
7. Gaya Kepemimpinan ……….. 58
BAB V PENUTUP ………. 60
A. Kesimpulan ……… 60
B. Implikasi Penelitian ………... 61
C. Keterbatasan dan Saran Penelitian ……… 62
DAFTAR PUSTAKA ……… 64
(9)
xiv
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Hasil Arah dan Signifikansi Penelitian Sebelumnya ………... 28
4.1 Tabel Pemilihan Sampel ……… 39
4.2 Tabel Statistik Deskriptif ……….. 40
4.3 Tabel Uji Multikolinieritas ……… 42
4.4 Tabel Uji Normalitas ………. 43
4.5 Tabel Uji Heteroskedastisitas ……… 44
4.6 Tabel Uji Autokorelasi ……….. 45
4.7 Tabel Uji Koefisien Determinasi ………... 46
4.8 Tabel Uji Simultan ( Uji F) ……… 46
(10)
(11)
(12)
vii INTISARI
Skripsi ini membahas pengaruh Kompetisi politik, rasio Pembiayaan Utang (leverage), pemda ukuran, opini audit, kompleksitas pemda, sumber daya manusia dan gaya kepemimpinan terhadap publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) melalui internet di Indonesia. Setelah dikeluarkannya Instruksi Mendagri Nomor 188.52 / 1797 / SJ Tahun 2012 tentang Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah, pemerintah daerah dituntut untuk transparan dengan publikasi Laporan Keuangan di internet. Hal ini sesuai dengan Teori stewardship yang menyatakan bahwa asimetri information antara Pemerintah Daerah (steward) dengan 'masyarakat (principal) dapat dipangkas dengan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntable. Sampel dari penelitian ini adalah 34 Pemerintah Daerah Tingkat provinsi yang dipilih dengan metode sampel jenuh dan dianalisis menggunakan regresi berganda. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Kompetisi Politik dan Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Penelitian ini juga membuktikan bahwa leverage, ukuran pemda, opini audit, kompleksitas pemda dan gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah melalui internet. Bagi pemerintah daerah diharapkan untuk lebih memperhatikan pengungkapan Laporan Keuangan melalui internet.
Kata kunci : kompetisi politik, leverage, ukuran pemda, opini audit, kompleksitas pemda, sumber daya manusia,gaya kepemimpinan, publikasi laporan keuangan melalui internet
(13)
viii Abstrak
This study discusses the influence of political competition, leverage, local government size, the audit opinion, complexity of the local government, human resources and leadership style to the publication of Local Government Financial Report (LKPD) through internet in Indonesia. Following the Instruction of Minister of Home Affairs Number 188.52 / 1797 / SJ of 2012 on Transparency of Local Budget Management, local governments are required to be transparent with the publication of the financial statements on the Internet. This is consistent with the stewardship theory which states that the asymmetry information between the Local Government (steward) and community (principal) can be trimmed with financial management that is transparent and accountable. Samples from this study are 34 provincial local governments selected by saturated sample method and analyzed using multiple regression. The results of this study prove that the Political Competition and Human Resources have influence on publication of Local Government Financial Report through Internet The study also proved that leverage, the size of government, the audit opinion, the complexity of government and leadership style does not affect the publication of Local Government Financial Report through internet. For local government is expected to pay more attention to the disclosure of financial statements through the internet.
Keywords : political competition, leverage, size, audit opinion, complexity, human resources, leadership style, publication of financial statements through the internet,
(14)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Adanya masalah ekonomi dan hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah menuntut pemerintah untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi (Soepriyanto & Aristiani, 2011). Berlakunya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah menjadi titik dimana Indonesia memasuki era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal (Mahmud & Waliyyani, 2015). Otonomi daerah didefinisikan sebagai pemberian sebagian urusan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah serta pemberian kewenangan dalam memperoleh sumber dana yang dimanfaatkan untuk mendanai urusan kepemerintahannya (Yusuf, 2014). Adanya otonomi daerah dan desentralisasi fiskal diwujudkan dengan akuntabilitas dan transparansi keuangan pemerintah (Mahmud & Waliyyani, 2015).
Pemerintah berusaha meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangannya dalam upaya membangun tata kelola pemerintahan yang baik. Transparansi dan akuntabilitas dilakukan menyeluruh baik dalam peraturan perundang-undangan, kelembagaan sistem, dan pengembangan sumber daya manusia (Suhardjanto & Yulianingtyas, 2011). Perwujudan dari transparansi dan akuntabilitas pemerintah pusat maupun daerah adalah menyajikan laporan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan.
(15)
2
Untuk meningkatkan akuntabilitas, pemerintah harus menyajikan laporan keuangan yang memuat informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. Pemerintah yang tidak menyajikan informasi mengenai pendanaan serta sumber daya dalam penyelenggaraan pemerintahannya masih diragukan tingkat akuntabilitasnya (Sadjiarto, 2000). Transparansi pemerintah merupakan kemampuan pemerintah dalam rangka penyediaan informasi yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Tujuan dari transparansi adalah untuk menjaga hubungan baik antara pemerintah dan masyarakat (Trisnawati &Ahmad, 2014).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menjelaskan bahwa semua pejabat publik harus lebih transparan, bertanggung jawab, serta mengarah pada pelayanan publik yang baik (Hudoyo & Mahmud, 2014). Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 pasal 2 secara lebih lanjut dijelaskan bahwa setiap informasi publik dapat diperoleh dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan serta dengan cara yang sederhana.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2008 diimplementasikan dalam bentuk e-Government yaitu pemanfaatan teknologi informasi untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi yang mereka butuhkan mengenai pemerintahan (Dharma Jaya dan Sisdyani, 2014). Salah satu manfaat yang dengan penggunaan e-government adalah kemudahan masyarakat dalam memproleh akses informasi pemerintah, sehingga akan menciptakan keterbukaan diantara pemerintah dan masyarakat (Sosiawan, 2015).
(16)
3
Penggunaan website resmi pemda oleh pemerintah daerah di Indonesia meningkat seiring dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia yang didukung dengan Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 mengenai Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government (Martani, Fitriasari, & Annisa, 2013). Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah No 56 tahun 2005 pasal 13 disebutkan bahwa penyajian informasi keuangan daerah dilakukan melalui situs resmi pemerintah daerah.
Saat ini seluruh pemerintah daerah di Indonesia telah memiliki website resmi masing-masing.Website tersebut umumnya berisi informasi mengenai daerah, hingga pemanfaatan fasilitas website untuk kegiatan pelayanan masyarakat, pengenalan peraturan dan media komunikasi (Puspita dan Martani, 2012). Menurut Dharma Jaya dan Sisdyani (2014) penyampaian informasi khususnya informasi keuangan dengan menggunakan internet mampu meningkatkan citra positif instansi pemerintah di mata publik.
Pada tahun 2012 melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 188.52/1797/SJ Tahun 2012 mengenai Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah ditegaskan bahwa pemerintah daerah wajib menyajikan informasi keuangan melalui website resminya masing-masing. Berdasarkan instruksi tersebut pemerintah harus menyediakan menu konten Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah (TPAD) pada masing-masing website resminya.Menurut Instruksi tersebut pemerintah daerah diwajibkan untuk mempublikasikan 12 dokumen terkait pengelolaan anggaran daerah dalam website resminya. Dokumen tersebut antara lain: (1) Ringkasan RKA SKPD,
(17)
4
(2) Ringkasan RKA PPKD, (3) Rancangan Perda APBD, (4) Rancangan Perda Perubahan APBD, (5) Perda APBD, (6) Perda Perubahan APBD, (7) Ringkasan DPA SKPD, (8) Ringkasan DPA PPKD, (8) Ringkasan DPA PPKD, (9) LRA SKPD, (10) LRA PPKD, (11) LKPD yang telah diaudit dan (12) Opini BPK.
Namun berdasarkan temuan dari Pusat Telaah Informasi Regional (PATTIRO) pada tahun 2014 ditemukan tiga temuan penting mengenai implementasi Instruksi Mendagri yaitu: masih banyaknya pemda yang tidak patuh terhadap Instruksi Mendagri, adanya penolakan untuk melakukan pemutakhiran data serta permintaan informasi non publik (http://pattiro.org). Hal ini menunjukkan bahwa implementasi dari Instruksi Mendagri Nomor 188.52/1797/SJ masih belum optimal. Berdasarkan temuan dari (PATTIRO) pada tahun 2014 hanya 28% dari total 434 pemda yang mematuhi Instruksi Mendagri, sedangkan sisanya 72% tidak mematuhi instruksi mendagri tersebut.
Pengungkapan laporan keuangan dengan menggunakan media internet telah banyak dilakukan oleh organisasi sektor privat. Sektor privat menggunakan pelaporan tersebut untuk melaporkan kegiatan mereka kepada stakeholder. Bagi organisasi sektor publik khususnya pemerintah daerah (pemda) penggunaan internet untuk menyampaikan laporan keuangan belum menjadi fokus utama. Oleh sebab itu, sektor publik perlu meningkatkan penggunaan internet sebagai media pelaporan keuangan (Hudoyo & Mahmud, 2014).
(18)
5
Penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pengungkapan laporan keuangan melalui internet (Internet financial Report/IFR) telah banyak dilakukan baik di Indonesia maupun di luar negeri antara lain penelitian Laswad, et al., (2005) ; Styles & Tennyson (2007) ; Puspita & Martiani (2010); Trisnawati & Achmad (2014), dll namun hasil penelitian sebelumnya masih belum konsisten.
Penelitian Laswad et all (2005) menunjukkan bahwa Leverage, kekayaan pemerintahan daerah, visibilitas pers memiliki hubungan positif dengan praktik IFR. Sedangkan tipe council berhubungan negatif dengan praktik IFR (Internet Financial Report)di New Zealand.
Penelitian Styles & Tennyson (2007) menunjukkan bahwa ukuran, kualitas pengungkapan laporan keuangan, pendapatan per kapita berhubungan positif signifikan terhadap ketersediaan data finansial pada situs pemerintah Amerika Serikat.Sedangkan ukuran, pendapatan perkapita, tingkat hutang serta kondisi finansial berpengaruh terhadap aksesibilitas data finansial pada situs pemerintah di Amerika Serikat.
Di Indonesia penelitian Puspita & Martiani (2012) yang bertujuan untuk menguji rasio PAD, Rasio Ketergantungan, Ukuran Pemda, Kompleksitas Pemerintah dan Belanja Daerah terhadap tingkat pengungkapan sukarela melalui website pemda. Hasil penelitian membuktikan bahwa rasio ketergantungan, ukuran pemda dan kompleksitas pemerintah berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela melalui website pemda.
(19)
6
Sedangkan Trisnawati& Ahmad (2014) yang bertujuan untuk menguji hubungan kompetisi politik, rasio pembiayaan (leverage), ukuran pemerintah daerah, kekayaan pemda, tipe pemda serta opini audit terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Penelitian tersebut membuktikan bahwa kompetisi politik, leverage, ukuran pemerintah daerah, serta kekayaan pemerintah daerah memengaruhi tingkat publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Sedangkan tipe pemda dan opini audit tidak berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Berkaitan dengan belum konsistennya hasil penelitian terdahulu peneliti tertarik ingin meneliti kembali pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan melalui internet (Internet Financial Report).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) MELALUI INTERNET “.
Penelitian ini merupakan kompilasi dari penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati & Ahmad (2014) dan Nosihana. A, & Yaya.,R (2016) dalam menguji determinan publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet.Penelitian ini menggunakan skoring untuk mengukur publikasi laporan keuangan melalui website pemda.Indikator skoring didasarkan pada Instruksi Mendagri Nomor 188.52/1797/S tahun 2012.Sampel dalam penelitan ini berbeda dari penelitian sebelumnya.Penelitian sebelumnya menggunakan pemerintah tingkat kabupaten sedangkan pada penelitian ini menggunakan sampel pemerintah tingkat provinsi.
(20)
7
Selanjutnya peneliti menambah rentang waktu penelitian menjadi 2 tahun yaitu 2013-2014. Sebagian besar penelitian sebelumnya hanya meneliti selama satu tahun saja. Penelitian dimulai dari tahun 2013 bertujuan untuk mengukur seberapa efektif Instruksi Mendagri Nomor 188.52/1797/S satu tahun setelah peraturan tersebut dikeluarkan.Peneliti juga menambahkan variabel independen baru yaitu sumber daya manusia (SDM) dan Gaya Kepemimpinan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kompetisi politik berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet oleh pemerintah daerah?
2. Bagaimana rasio pembiayaan utang (leverage) berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet oleh pemerintah daerah? 3. Bagaimana ukuran pemda berpengaruh terhadap publikasi laporan
keuangan melalui internet olehpemerintah daerah?
4. Bagaimana opini audit berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet oleh pemerintah daerah?
5. Bagaimana kompleksitas pemda berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet oleh pemerintah daerah?
6. Bagaimana sumber daya manusia (SDM) berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet oleh pemerintah daerah? 7. Bagaimana gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap
(21)
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris:
1. Pengaruh kompetisi politik terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
2. Pengaruh rasio pembiayaan utang (leverage) terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
3. Pengaruh ukuran pemda terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
4. Pengaruh opini audit terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
5. Pengaruh kompleksitas pemda terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
6. Pengaruh sumber daya manusia (SDM) terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
7. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap publikasi laporan keuangan di internet oleh pemerintah daerah.
(22)
9
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi kegunaan bagi: 1. Pemerintah
Diharapkan dapat memberikan motivasi bagi pihak pemerintah daerah untuk memanfaatkan internet khususnya website pemda sebagai media untuk melakukan pengungkapan laporan keuangan.
2. Pemakai laporan keuangan pemerintah daerah
Diharapkan pemakai laporan keuangan pemerintah khususnya masyarakat mampu menilai akuntabilitas dan transparansi keuangan negara.
3. Akademisi
Diharapkan menjadi masukan, literatur dan referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Kemudian, penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan oleh penelitian-penelitian selanjutnya.
E. Batasan Penelitian
Agar penulisan penelitian ini tidak menyimpang dan mengembang dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan yaitu :
Determinan yang akan dianalisis pengaruhnya terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet hanya kompetisi politik, leverage, ukuran pemda, opini audit, kompleksitas pemda, sumber daya manusia, dan gaya kepemimpinan.
(23)
ϭϬ
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Stewardship
Teori stewardship berkembang akibat adanya ketidakpuasan dan keeogisan serta adanya bentrokan antara principal dan agent dalam teori keagenan (agency theory) (Schillemans, 2013). Davis, Schoorman and Donaldson (1997:22) menyatakan bahwa teori stewardship mendefinisikan situasi di mana manajer tidak termotivasi oleh tujuan individu, melainkan sebagai pengelola yang motivasinya selaras dengan tujuan principal mereka. Ketika ada perbedaan antara kepentingan pemilik dan steward maka steward akan berusaha untuk bekerja sama daripada melawan. Teori ini mengindikasikan adanya hubungan yang kuat antara kesuksesan sebuah organisasi dan kepuasan pemilik organisasi, sehingga manajer akan mengikuti tujuan dari pemilik organisasi (Raharjo, 2007).
Perbedaan utama antara agency theory dan stewardship theory terletak pada motivasi agen. Dalam agency theory fokus motivasi adalah motivasi eksternal yaitu komoditas yang bisa dipertukarkan dan diukur menggunakan harga pasar. Sedangkan stewardship theory lebih menggunakan fokus instrinsik yang tidak dapat diukur atau dinilai. Imbalan dalam stewardship theory berupa kesempatan tumbuh, aktualisasi diri dan keanggotaan
(24)
ϭϭ
(Raharjo,2007). Stewardship theory berusaha untuk memahami kualitas pelayanan yang baik yang harus dimilliki sehingga mengubah perspektif tentang hubungan antara “principal” dan “agent”(Schillemans, 2013).
Berdasarkan penelitian dari Rashidpour dan Mazaheri (2013) dalam Susanto, Yusuf & Rachmawati (2015) menyimpulkan bahwa berkaitan dengan manajemen lembaga atau organisasi sektor publik, teori stewardship lebih sesuai digunakan dibandingkan teori keagenan (agency theory). Dalam teori stewardship rakyat berperan sebagai “principal” sedangkan pemeintah berperan sebagai “steward”.Menurut teori stewardship pemerintah dianggap telah bekerja atas dasar motivasi pengabdian dan pelayanan terhadap rakyat (Susanto, Yusuf & Rachmawati l, 2015).
Rakyat secara langsung akan menyelenggarakan pengawasan terhadap kinerja pemerintah sehingga membutuhkan informasi yang dapat mendukung proses pengawasan terhadap kinerja pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah wajib mengungkapkan laporan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku (Mahmud & Waliyyani, 2015).
2. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Mengutip dari Spence (2002) dalam Connelly, Certo, Ireland, & Reutzel (2011) teori sinyal (signaling theory) pada dasarnya berkaitan untuk mengurangi asimetri informasi antara dua pihak. Teori sinyal (signaling theory) menjelaskan tentang bagaimana semestinya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan berupa informasi
(25)
ϭϮ
mengenai kinerja manajemen dalam mewujudkan keinginan pemilik. Manajemen akan mengungkapkan informasi yang mampu meningkatkan tingkat kredibilitas serta kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak termasuk dalam informasi yang diwajibkan. Salah satu contoh sinyal positif adalah pengungkapan secara sukarela (Nuswandari, 2009).
Menurut Wolk et al (2001) yang dikutip dari Jama’an (2008) berdasarkan singnaling theoryalasan mengapa perusahaan terdorong untuk menyampaikan informasi dalam laporan keuangan kepada pihak eksternal karena adanya asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan adanya perbedaan jumlah informasi yang dimiliki oleh perusahaan dan pihak luar. Perusahaan sebagai agent dianggap memiliki informasi yang lebih mengenai kinerja serta prospek perusahaan apabila dibandingkan dengan pihak luar (investor/kreditor) sebagai principal. Pemberian sinyal baik terhadap pihak luar merupakan cara yang dapat digunakan untuk mengurangi asimetri informasi.
Berdasarkan teori sinyal (signaling theory) pemerintah sebagai penerima mandat/amanah dari rakyat akan berusaha untuk memberikan sinyal yang baik agar rakyat selalu mendukung kinerja pemerintah. Laporan keuangan yang berkualitas, peningkatan sistem pengendalian internal, kelengkapan dalam pengungkapan, penjelasan detail dalam website merupakan bentuk nyata pemberian sinyal baik kepada rakyat. Dalam mengurangi asimetri informasi antara pemda dan masyarakat dapat dilakukan dengan memberikan sinyal baik berupa laporan keuangan yang meyakinkan (Trisnawati & Achmad, 2014).
(26)
ϭϯ
3. Akuntabilitas Publik
Menurut Mardiasmo (2004) yang dikutip dalam Yahya (2006) menyebutkan bahwa akuntabilitas publik dapat didefinisikan sebagai pengungkapan dan pemberiaan informasi atas kegiatan dan kinerja keuangan daerah kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Pemberian informasi dan pengungkapan tersebut dilakukan agar dapat terpenuhinya hak-hak publik yang terdiri dari hak untuk tahu (right to know),hak untuk diberi informasi (right to be kept information), serta hak untuk didengar dan mendengar aspirasi (right to be heard and to be listened to).
Menurut Oxford Dictionary (2003) yang dikutip dari Fatemi & Behmanesh (2012) akuntabilitas publik didefinisikan sebagai kewajiban seseorang untuk menggambarkan dan memberikan alasan yang logis tentang tindakan yang dilakukan. Dengan kata lain akuntabilitas publik merupakan kewajiban bagi orang yang melaksanakannya untuk memberikan penjelasan yang memuaskan guna memenuhi tanggung jawab atas apa yang telah dikerjakannya dan menyediakan laporan yang diperlukan.
Dalam Sadjiarto (2000) disebutkan bahwa akuntabilitas dapat dilihat dari berbagai aspek. Dari aspek akuntansi, American Accounting Association menjelaskan bahwa akuntabilitas pemerintah meliputi empat hal yaitu akuntabilitas terhadap:
(27)
1
1. Sumber Daya Keuangan
2. Ketaatan terhadap peraturan hukum dan administratif 3. Efisiensi dan keekonomisan suatu program
4. Keberhasilan program pemerintah dalam mencapai tujuan, manfaat dan efektivitas
Sedangkan dalam aspek fungsional akuntabilitas meliputi lima tahap yaitu:
1. Probity and legality accountability, pertanggungjawaban atas pemakaian dana yang telah sesuai dengan anggaran dan peraturan undang-undang yang berlaku (compliance)
2. Process accountability, meliputi prosedur untuk pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari proses planning, allocating dan managing.
3. Perfomance accountability, apakah program atau kegiatan yang dilaksanakan telah memenuhi kriteria efisien (efficient and economy). 4. Program accountability, berfokus pada penetapan serta pencapaian
tujuan (outcomes & effectiveness)
5. Policy accountability, penentuan kebijakan apa yang akan diterapkan (value)
(28)
1
Dalam aspek sistem akuntabilitas, terdapat beberapa ciri-ciri system akuntabilitas yaitu:
1. Fokus pada hasil
2. Penggunaan beberapa indikator untuk mengukur kinerja
3. Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan atas suatu program atau kegiatan
4. Memberikan data yang bersifat konsisten
5. Melaporkan dan mempublikasikan hasil secara teratur
Menurut Mardiasmo (2004) yang dikutip dari Yahya (2006) menyebutkan bahwa terdapat dua macam akuntabilitas yaitu akuntabilitas internal dan akuntabilitas eksternal. Akuntabilitas internal merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada pihak internal yang memiliki kepentingan misalnya pihak legislatif atau pejabat pengelola keuangan negara.Akuntabilitas ekternal merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada pihak luar misalnya inverstor, kreditor dan pembayar pajak.
Akuntabilitas dalam pemerintahan yang berpedoman pada demokrasi mengakui bahwa kedaulatan tertinggi berada ditangan rakyat. Pemerintah wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada rakyar atas semua kegiatan yang dilaksanakan, sebab pemerintah dalam mengatur dan menjalankan pemerintahannya mengambil sumber daya dari masyarakat.
(29)
1
Kepala Daerah diwajibkan untuk memberikan laporan pertanggungjawaban kepada DPRD sebagai lembaga legislatif yang berkedudukan sebagai wakil rakyat yang sudah diberikan amanah untuk mengawasi pengelolaan sumber daya daerah pada setiap akhir anggaran maupun akhir periode kepemerintahan. Laporan keuangan pemerintah daerah merupakan bentuk dari akuntabilitas pemerintah (Yahya, 2006).
4. Pengungkapan Laporan Keuangan
a. Pengungkapan wajib (Mandatory Disclosure)
Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan atau penyajian informasi yang sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh standar akuntansi atau peraturan pihak terkait (Suwardjono, 2013: 583)
b. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Pengungkapan Sukarela merupakan pengungkapan atau penyajian informasi yang diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau pihak terkait (Suwardjono, 2013: 583)
5. Pelaporan Keuangan melalui Internet
Perkembangan pelaporan keuangan melalui internet merupakan perkembangan dari perkembangan praktik akuntansi sekalipun praktik tersebut tidak didasari dengan standar pengungkapan informasi keuangan berbasis internet. Penggunaan internet mampu mengurangi keterbatasan
(30)
1
karena adanya perbedaan wilayah serta mampu meningkatkan frekuensi penyajian informasi kepada publik secara cepat (Almilia, 2008).
Pemerintah telah mulai memanfaatkan fasilitas internet untuk menyampaikan informasi kepada publik. Menurut Mardiasmo (2009) semakin cepat pengungkapan laporan keuangan maka semakin baik untuk membantu dalam pengambilan keputusan (Rahman & Budiatmanto, 2013). Pengungkapan laporan keuangan yang dilakukan menggunakan internet termasuk dalam pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 pasal 3 mengenai Sistem Informasi Keuangan Daerah menyatakan bahwa informasi terkait keuangan daerah yang disampaikan harus mencukupi kriteria relevan, akurat serta dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria tersebut tidak terlepas dari prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam pelaporan keuangan. Menurut Mardiasmo (2009) dalam Rahman & Budiatmanto (2013) menyatakan bahwa akuntabilitas publik terbagi menjadi dua yaitu akuntabilitas vertikal (vertical accountability) dan akuntabilitas horisontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban yang disampaikan kepada pihak yang memiliki kekuasaan lebih tinggi sedangkan akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban yang disampaikan kepada masyarakat. Selanjutnya dalam PP 56 tahun 2005 pasal 12 disebutkan bahwa salah satu tujuan dari
(31)
ϭϴ
penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan Daerah adalah menyajikan informasi keuangan daerah secara terbuka kepada masyarakat.
Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 188.52/1797/SJ Tahun 2012 mengenai Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah (TPAD) menyebutkan bahwa pemerintah daerah wajib menyajikan informasi keuangan melalui website resminya masing-masing. Poin – poin yang harus disampaikan adalah:
1. Ringkasan RKA SKPD 2. Ringkasan RKP PPKD 3. Rancangan Perda APBD
4. Rancangan Perda Perubahan APBD 5. Perda APBD
6. Perda Perubahan APBD 7. Ringkasan DPA SKPD 8. Ringkasan DPA PPKD 9. LRA SKPD
10. LRA PPKD
11. LKPD yang telah diaudit 12. Opini BPK atas LKPD.
(32)
ϭϵ
B. Pengembangan Hipotesis 1. Kompetisi Politik
Menurut Barber (1983); Evans dan Patton (1987) dalam Laswad (2005) tingginya tingkat persaingan politik meningkatkan biaya jangka panjang bagi pejabat terpilih untuk memenuhi janji-janji pra-pemilu, dan memotivasi pemegang jabatan untuk menanggung biaya monitoring (monitoring cost) yang tinggi. Adanya kompetisi politik yang tinggi dalam pemda memunculkan pengawasan yang lebih besar baik dari saingan politik maupun masyarakat (Trisnawati & Achmad, 2014).
Kompetisi politik yang tinggi mendorong pejabat pemegang kekuasaaan pada saat itu untuk mempublikasikan laporan keuangan sebagai bentuk akuntabilitas publik. Semakin tinggi kompetisi politik akan membuat pemerintah beralih menggunakan internet sebagai media untuk mempublikasikan laporan keuangan karena keunggulan dari segi biaya dan aksesibilitasnya (Andriani, 2015).
Penelitian Trisnawati & Achmad (2014), Rahman et al (2013) menyatakan bahwa kempetisi politik dalam suatu pemda memengaruhi publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui website. Sedangkan menurut Sinaga (2011) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh secara positif dan signifikan kompetisi politik terhadap pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Dari uraian diatas peneliti membuat hipotesis :
(33)
ϮϬ
H1 : Kompetisi politik berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. 2. Rasio Pembiayaan Utang (Leverage)
Leverage menunjukkan seberapa besar jumlah aset milik pemerintah yang didanai menggunakan dana pinjaman dari pihak lain (Sinaga & Probowo, 2011). Semakin tinggi leverage maka perusahaan akan meningkatkan pengungkapan kepada stakeholder baik secara tradisional maupun menggunakan media informasi seperti website (Jensen and Meckling, 1976 dalam Almilia, 2008)
Besarnya leverage suatu pemda mengindikasikan bahwa pemda tersebut dalam melaksanakan pembangunan daerahnya memiliki ketergantungan dana dari pemberi pinjaman (Hudoyo, 2014). Leverage yang tinggi akan meningkatkan tingkat pengawasan serta jumlah informasi yang dibutuhkan oleh pemberi pinjaman dana (Trisnawati & Achmad, 2014). Pemerintah akan berusaha memenuhi kebutuhan dari pemberi pinjaman dengan semakin banyak mempublikasikan laporan keuangannya. Kemudian untuk menekan biaya pemerintah akan memilih media yang murah namun tetap efisien. Internet merupakan media yang murah dan memberi kemudahan dalam pengaksesan laporan keuangan pemerintah. Sehingga leverage yang tinggi akan semakin meningkatkan penggunaan internet untuk melaporkan laporan keuangan.
(34)
Ϯϭ
Penelitian Trisnawati & Achmad (2014), Rahman & Budiatmanto (2013) menyatakan bahwa rasio pembiayaan utang (leverage) memengaruhi pelaporan keuangan melalui internet. Sedangkan penelitian Sinaga (2011), Hudoyo & Mahmud (2014) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh leverage terhadap pelaporan keuangan melalui internet. Dari uraian diatas peneliti membuat hipotesis yaitu :
H2 : Leverage berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet
3. Ukuran Pemda (Size)
Ukuran organisasi yang semakin besar mengindikasikan bahwa organisasi tersebut memiliki lebih banyak aturan dan ketentuan (Suhardjanto dan Yulianingtyas, 2011). Suatu pemda yang memiliki ukuran yang besar akan lebih dituntut mengenai keterbukaan atas pengelolaan laporan keuangannya sebagai bukti atas akuntabilitas publik (Setyaningrum & Syafitri, 2012). Pemda yang besar akan mempublikasikan laporan keuangan menggunakan media internet karena memiliki tata kelola keuangan yang lebih rumit sehingga tingkat pengawasan juga akan semakin tinggi (Trisnawati & Achmad, 2014).
Penelitian Medina (2012) menunjukkan bahwa semakin besar aset yang dimiliki oleh suatu pemda maka pemda tersebut akan menyajikan informasi terkait keuangan daerahnya pada situs resminya. Sedangkan penelitian Sinaga (2011) menunjukkan bahwa ukuran suatu pemda tidak
(35)
ϮϮ
memengaruhi pelaporan keuangan melalui internet. Dari uraian diatas peneliti membuat hipotesis :
H3 : Ukuran pemda berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) mlalui internet.
4. Opini Audit
Opini BPK dapat menjadi indikator yang digunakan untuk menilai tingkat akuntabilitas entitas pemerintah, sehingga dapat menaikan atau menurunkan tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (Marfiana & Kurniasih, 2013). Pemda dengan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) akan mempublikasikan laporan keuangannya menggunakan media internet untuk mengisyaratkan bahwa pemda telah melakukan pengelolaan keuangan secara baik serta dapat dipertanggungjawabkan (Trisnawati & Achmad, 2014).
Penelitian Hilmi dan Martani (2012) yang menyatakan bahwa tingkat penyimpangan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan.Penelitian Trisnawati & Achmad (2014) menyimpulkan bahwa opini audit yang didapat suatu pemda tidak memiliki pengaruh langsung terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet. Dari uraian diatas peneliti membuat hipotesis yaitu :
H4 : Opini audit berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
(36)
Ϯϯ
5. Kompleksitas Pemda
Kompleksitas pemda diukur berdasarkan jumlah penduduk (Puspita, 2012). Populasi penduduk yang semakin besar membuat pemerintah menanggung tanggung jawab yang besar untuk mememenuhi pelayanan publik (Pratama, Werastuti, & Sujana, 2015). Menurut Ingram yang dikutip dari Hilmi (2010) semakin kompleks pemerintahan akan memotivasi pemerintah untuk melakukan publikasi laporan keuangan.
Semakin kompleks populasi dalam suatu pemda akan meningkatkan pengawasan dari masyarakat terkait dengan kinerja pemda. Semakin besar penduduk maka pemerintah terdorong untuk mengungkapkan laporan keuangan sebagai bentuk pelayanan publik dan sebagai bentuk akuntabilitas publik. Semakin besar jumlah penduduk mendorong pemerintah daerah untuk mengungkapkan laporan keuangan yang mudah untuk diakses tanpa mengeluarkan banyak biaya.Internet merupakan media yang mudah diakses dan murah.
Penelitian Puspita (2012) menunjukkan bahwa kompeksitas pemda berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan keuangan pemda. Penelitian Andriani (2015) menunjukkan bahwa jumlah penduduk tidak terbukti signifikan mempengaruhi tingkat Pengungkaan informasi non keuangan dalam website. Dari uraian diatas maka peneliti membuat hipotesis :
(37)
Ϯϰ
H5 : Kompleksitas pemda berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
6. Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai aktivitas yang dapat meningkatkan partisipasi sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial maupun secara etis (Hariandja, 2002). Kompetensi sumber daya manusia merupakan karakteristik pegawai negeri sipil yang meliputi pengetahuan, keterampilan serta perilaku yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugasnya (Andini & Yusrawati, 2013). Kapasitas sumber daya manusia di instansi pemerintah masih belum memadai untuk memenuhi keandalan dan ketepatwaktuan laporan keuangan diihat bila dilihat dari banyaknya permasalahan yang terjadi pada laporan keuangan pemerintah (Andriani, 2012).
Semakin baik kualitas sumber daya manusia dalam instansi pemerintahan akan meningkatkan kinerja pemerintah dalam melakukan pelayanan publik terhadap masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan publik adalah mengungkapkan kinerja yang dicapai melalui laporan keuangan. Agar laporan keuangan dapat sampai kepada masyarakat dengan biaya yang murah dan efisien pemerintah akan memilih internet sebagai media publikasi laporan keuangan. Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia mencerminkan bahwa tingkat pendidikan
(38)
Ϯϱ
pegawai semakin baik sehingga mampu untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia maka tingkat pengungkapan laporan keuangan melalui internet juga semakin tinggi. Sumber Daya Manusia diukur berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak (www.bps.go.id).
Penelitian Ariesta (2013) dan Andriani (2012) membuktikan bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh secara signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian Andini & Yusrawati (2013) membuktikan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Dari uraian diatas maka peneliti membuat hipotesis:
H6 : Sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
7. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan publik memiliki pengaruh dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi sektor publik dan serta dalam mencapai tujuan organisasi (Gani, 2007). Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan bentuk pertanggungjawaban kepala daerah kepada DPRD maupun masyarakat terkait dengan pelaksanaan APBD (Pradipa, Dwija & Ratnadi, 2016). Publikasi LKPD secara lebih transparan mencerminkan
(39)
2
kinerja pemerintah yang baik dan bertanggung jawab. Menurut Akbar (2015) gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai bila dibandingkan dengan gaya kepemimpinan transaksional. Dengan gaya kepemimpinan transformasional pegawai akan bekerja lebih baik dalam melakukan pelayanan publik dimana diwujudkan dalam transparansi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Bentuk transparansi LKPD salah satunya dilakukan dengan melakukan publikasi menggunakan media internet dimana internet merupakan media yang terjangkau dan mudah untuk diakses.
Penelitian Akbar (2015) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan trasformasional berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Sedangkan penelitian Ratnamiasih (2015) menyatakan bahwa menunjukkan kepemimpinan transaksional lebih berperan dalam meningkatkan kinerja pegawai Bappeda Kota Bandung. Dari uraian diatas peneliti membuat hipotesis :
H7 : Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
(40)
2
C. Model Penelitian
+ Kompetisi Politik
(H1) Leverage (H2) Ukuran Pemda (H3)
Opini Audit (H4) Kompleksitas Pemda
(H5) Sumber Daya Manusia (H6)
Publikasi Laporan Keuangan Melalui Internet +
+
+
+
+ Gaya Kepemimpinan
(H7)
(41)
2
D. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Hasil Arah dan Signifikansi Penelitian Sebelumnya Peneliti Variabel
Dependen IndependenVariabel Hasil Penelitian Laswad et al
(2005) Internet Financial Reporting (IFR)
Kompetensi Politik, ukuran pemda, leverage, wealth, visibilitas pers, dan tipe pemda
1. Terdapat hubungan signifikan positif leverage, wealth dan visibilitas pers terhadap IFR
2. Terdapat hubungan signifikan negative tipe pemda terhadap IFR
3. Tidak terdapat hubungan
signifikan ukuran dan kompetisi politik terhadap IFR Styles dan Tennyson (2007) Ketersediaan dan aksesibilitas data finansial pada situs pemerintah Ukuran daerah, struktur pemda, kualitas accounting disclosure, pendapatan per kapita, tingkat hutang dan kondisi finansial.
1. Terdapat hubungan positif signifikan ukuran daerah, kualitas accounting disclosure,
pendapatan perkapita,dan tingkat hutang terhadap
ketersediaan data finansial pada situs pemerintah
2. Terdapat hubungan positif signifikan ukuran daerah, pendapatan
perkapita dan tingkat hutang terhadap
aksesibilitas data finansial pada situs pemerintah.
(42)
2
Peneliti Variabel
Dependen IndependenVariabel Hasil Penelitian Trisnawati &
Ahmad (2014) Publikasi laporan keuangan pemda melalui internet
Kompetisi politik, ukuran pemda, leverage,
kekayaan pemda, tipe pemda dan opini audit
1. Kompetisi politik, leverage, ukuran pemda dan kekayaan pemda berpengaruh positif signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet.
2. Tipe pemda dan opini audit tidak berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet.
Nosihana,A. & Yaya, R. (2016)
Internet Financial
Reporting (IFR) Kompetisi Politik, Ukuran Pemda, Rasio Pembiayaan Utang (leverage), Kekayaan Pemda, Tipe Pemda, Opini Audit
1. Kompetisi Politik berpengaruh positif signifikan terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet.
2. Ukuran Pemda berpengaruh positif signifikan terhadap publikasi laporan keuangan.
(43)
30 BAB III
METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah di Indonesia pada tahun 2013-2014. Sampel dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah tingkat provinsi di Indonesia berjumlah 34 povinsi. B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Untuk variabel dependen yaitu publikasi laporan keuangan pemda melalui internet diperoleh dari website masing-masing pemerintah daerah provinsi. Alamat website pemda diperoleh dari situs www.kemendagri.go.id. Untuk data jumlah anggota DPRD didapatkan dari website masing-masing pemda dan website Komisi Pemilihan Umum (KPU) www.kpu.go.id/. Untuk data populasi penduduk diperoleh melalui situs www.kemendagri.go.id dan situs Badan Pusat Statistik (BPS) www.bps.go.id. Opini audit diperoleh dari IHPS BPK. Sedangkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data mengenai gaya kepemimpinan diperoleh dari masing-masing website pemda.
(44)
31
SKOR = ௨ ௬ ௗ௨௦
்௧ ெ௨௨௧ ூ௦௧௨௦ ௌ
ݔ
100
C. Operasional Variabel1. Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi fokus utama peneliti (Sekaran dan Bougie, 2013). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah indeks pengungkapan laporan keuangan daerah melalui website pemda. Indeks pengungkapan diukur berdasarkan Instruksi Mendagri 188.52/1797/SJ tahun 2012. Pengungkapan laporan keuangan meliputi Ringkasan RKA SKPD, Ringkasan RKA PPKD, Rancangan Perda APBD, Rancangan Perda Perubahan APBD, Perda APBD, Perda Perubahan APBD, Ringkasan DPA SKPD, Ringkasan DPA PPKD, LRA SKPD, LRA PPKD, LKPD yang telah diaudit dan Opini BPK atas LKPD. Indeks skoring pada penelitian ini mengacu pada penelitian Nosihana, A & Yaya, R (2016) dengan modifikasi. Berikut indeks skoring:
2. Kompetisi Politik
Variabel independen merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi variabel dependen (Sekaran dan Bougie, 2013). Kompetisi politik merupakan persaingan yang terjadi diantara para kandidat untuk memperoleh suara terbanyak dari pemilih (Andriani, 2015). Pengukuran kompetisi politik mengacu pada penelitian yang telah
(45)
32
dilakukan oleh Trisnawati & Achmad (2014). Berikut pengukuran kompetisi politik :
3. Leverage
Leverage didefinisikan sebagai pinjaman dari kreditur yang
digunakan untuk menigkatkan pendapatan suatu perusahaan (Hudoyo & Mahmud, 2014). Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Rahman & Budiatmanto (2013). Rumus perhitungan
leverageadalah :
4. Ukuran Pemda (Size)
Size dalam penelitian ini diproksikan dengan total aset yang dimiliki oleh pemda. Pengukuran total asset mengacu pada penelitian Trisnawati dan Achmad (2014) yang mengukur ukuran pemda (size) melalui logaritma natural (Ln) total asset.
ܭ݉݁ݐ݅ݏ݅ ݈ܲ݅ݐ݅݇=
ܬݑ݈݉ܽℎܽ݊݃݃ݐܽ ݀݁ݓܽ݊ ܽݎݐܽ݅ ݊݊ ݁݊݀ݑ݇ݑ݊݃ ݈݇݁ܽܽ ݀ܽ݁ݎܽℎ ݐݐ݈ܽ ܽ݊݃݃ݐܽ ݀݁ݓܽ݊ ݈݀ܽܽ݉ ݏݑܽݐݑ ݁݉݀ܽ
Leverage =்௧௪ௗ ்௧௦௧ௗ
(46)
33
5. Opini Audit
Opini audit terdiri dari opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Memberikan Pendapat (TMP) dan Tidak Wajar (TW). Opini dalam laporan keuangan pemerintah diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dalam penelitian ini opini audit diukur dengan variabel dummy yaitu apabila mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) diberi nilai 1 (satu) sedangkan jika mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Memberikan Pendapat (TMP), dan Tidak Wajar (TW) diberi nilai 0 (nol). Pengukuran didasarkan pada penelitian Trisnawati dan Achmad (2014).
6. Kompleksitas Pemda
Kompleksitas pemda dalam penelitian ini diukur dengan populasi penduduk. Penelitian Puspita (2012) digunakan sebagai acuan untuk mengukur kompleksitas pemda. Mengutip dari Rudiyanto & Purwanugraha (2015) berdasarkan pasal 28 ayat 2 UU No. 33 Tahun 2004, populasi penduduk menunjukkan besarnya kebutuhan penyediaan jasa publik pada masing-masing daerah.
(47)
34
7. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencerminkan bagaimana penduduk mampu mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.IPM dibentukoleh 3 (tiga) dimensi yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak (www.bps.go.id).
8. Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu jika kepala daerah memiliki gaya kepemimpinan yang transformative maka diberi nilai 1 sedangkan kepala daerah yang tidak memiliki gaya kepemimpinan transformative diberi nilai 0. Menurut Robbins (2008) dalam Ratnamiasih (2014) kriteria pemimpin transformatif meliputi:
1. Kharismatik 2. Inspirasi 3. Stimulasi
4. Pertimbangan Individual
Dalam penelitian ini data mengenai gaya kepemimpinan diperoleh melalui website masing-masing pemda dan diukur berdasarkan penghargaan yang diterima oleh kepala daerah. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan yang diterima terkait dengan kinerja kepala daerah dalam membangun daerahnya.
(48)
35
D. Persamaan Regresi
SWEB = α + β1POL + β2LEV + β3Size + β4 DOPI + β5KOM + β6SDM + β7GP + e
Keterangan :
SWEB : Skoring Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah melalui Internet
α : Konstanta
POL : Kompetisi Politik
LEV : Leverage
SIZE : Ukuran Pemda DOPI : Dummy opini audit KOM : Kompleksitas Pemda SDM : Sumber Daya Manusia
GP : Gaya Kepemimpinan
e : error
E. Uji Kualitas Data dan Hipotesis 1. Uji Kualitas Data
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji bahwa data yang terkumpul berdistribusi normal atau diperoleh dari populasi normal. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari nilai alpha(α). (Nazaruddin & Basuki, 2015:101) b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas ialah adanya hubungan yang sangat tinggi antar independen satu dengan independen lainnya yang mengakibatkan tidak diketahuinya independen mana yang berpengaruh terhadap dependen (Medina, 2012). Model
(49)
36
diasumsikan tidak mengandung multikolinieritas jika Variance Inflation Factors (VIF) < 10 dan Tolerance > 0,1.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Gujarati (2009) dalam Medina (2012) Uji autokorelasi digunakan jika data yang dianalisis berupa data time series. Pengujian Autokorelasi dilakukan untuk menguji ada tidaknya penyimpangan korelasi antar residual pada pengamatan satu dengan pengamatan lainnya. Syarat untuk bebas autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan :
1. Apabila nilai d lebih kecil dari dL atau lebih besardari (4-dL) maka H0 ditolak, artinya model mengandung autokorelasi.
2. Apabila nilai d berada diantara dU dan (4-dU), maka H0 diterima sehingga model tidak mengandung autokorelasi.
3. Apabila nilai d berada antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka kesimpulan yang dihasilkan masih bersifat tidak pasti (Nazaruddin & Basuki, 2015:104).
(50)
37
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya penyimpangan dari kriteria–criteria asumsi klasik pada model regresi. Model regresi harus bebas dari heteroskedastisitas (Nazaruddin &Basuki, 2015:10).
2. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan variasi dalam variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada diantara angka 1 dan 0, apabila nilainya semakin mendekati angka 1 maka variasi dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen semakin besar. Penelian ini menggunakan lebih dari 2 variabel independen, sehingga penelitin ini menggunakan nilai Adjusted R Square (Ghozali, 2001 ).
b. Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengujan adalah apabila nilai sig pada uji simultan lebih kecil atau kurang dari alpha (α) 0,05.
(51)
38
c. Uji Statistik t
Uji statistik t dilakukan untuk menguji secara individual pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2001). Hipotesis diterima apabila nilai signifikansi pada uji statistik lebih kecil atau kurangdari (<) alpha (α) 0,05dan arah hasil sama dengan arah hipotesis.
3. Alat Uji
Penelitian ini menggunakan SPSS 22 untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan analisis regresi berganda.
(52)
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis serta pembahasan mengenai penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan model regressionSPSS 22.
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Karakteristik Data
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah tingkat provinsi yang mempunyai website resmi pada periode 2013-2014 beserta laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) yang telah diaudit oleh BPK. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sample jenuh dimana semua anggota populasi dipergunakan sebagai sampel penelitian.
Tabel 4.1 Pemilihan Sampel
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Jumlah data yang ada atau total provinsi
68 100%
2 Data outlier 11 16,18 %
(53)
40
Berdasarkan tabel 4.1, jumlah pemerintah daerah provinsi untuk tahun 2013-2014 sebanyak 68 provinsi. Pada penelitian ini terdapat 11 data outlier. Outlier merupakan pengamatan yang mempunyai simpangan yang cukup jauh dari rata-rata. Pada penelitian ini data outlier dihilangkan karena mamiliki nilai Z-score> 2,5 atau <-2,5. Hal ini sesuai dengan kriteria penentuan outlier dalam Nazaruddin & Basuki (2015:87) dimana jumlah sampel ≤ 80, maka yang termasuk outlier adalah pengamatan dengan nilai Z- score> 2,5 atau < -2,5. Oleh karena itu, dalam penelitian ini data yang dapat diolah menjadi 57 data.
2. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif ini digunakan untuk menentukan gambaran mengenai data yang telah terkumpul. Dalam penelitian ini analisis statistic deskriptif yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi.
Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Std.
Deviation Publikasi melalui
internet 57 0,00 100,00 39,61 32,41
Kompetisi Politik 57 0,26 1,00 0,62 0,18
Leverage 57 0,64 263,51 53,50 45,25
Ukuran Pemda 57 27,77 31,24 29,72 0,85
Opini Audit 57 0 1 0,63 0,48
Kompleksitas Pemda 57 13,91 17,64 15,31 1,00 Sumber Daya Manusia 57 61,53 73,82 67,63 2,79
(54)
41
Tabel 4.2 memberikan gambaran mengenai statistik deskriptif dari masing-masing variabel khususnya untuk rata-rata, maksimum, minimum, standar deviasi serta jumlah pengamatan. Jumlah pengamatan dalam penelitian yaitu sebanyak 57 sampel. Publikasi melalui internet memiliki jumlah data sebanyak 57 dan memiliki nilai minimum yaitu sebesar 0,00, nilai maksimum 100,00 serta rata-rata 39,61 dengan standar deviasi 32,41.
Variabel Kompetisi Politik memiliki nilai minimum 0,26. Nilai maksimum 1,00 dimana kompetisi politik meruapakan salah satu variabel yang memiliki nilai maksimum terendah dari variabel lainnya, rata-rata 0,62 dengan standar deviasi 0,18. Variabel leverage memiliki nilai minimum 0,64 dan nilai maksimum 263,51. Nilai rata-rata variabel leverage adalah 53,50 dengan standar deviasi 45,25.
Variabel ukuran pemerintah memiliki nilai minimum 27,77. Nilai maksimum 41,24, rata-rata 29,72 serta standar deviasi 0,85. Variabel opini audit memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1. Nilai rata-rata variabel opini audit adalah 0,63 dengan standar deviasi 0,49. Variabel kompleksitas pemda memiliki nilai minimum 13,91 dan nilai maksimum 17,64. Nilai rata-rata variabel populasi penduduk adalah 15,31 dengan standar deviasi 1,00.
(55)
42
Variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki nilai minimum 61,53. Nilai maksimum 78,82, rata-rata 67,63 dengan standar deviasi 2,79. Variabel Gaya Kepemimpinan memiliki nilai minimum 0. Nilai maksimum 1, rata-rata 0,47 serta standar deviasi 0,50.
B. Uji Kualitas Data
1. Uji Multikolinieritas
Suatu model regresi dikatakan baik apabila dalam model regresi tersebut tidak terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk menguji adanya korelasi antar variabel independen perlu dilakukan uji multikolinieritas. Pendeteksian multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
Variance Inflation Factors (VIF) dan Tolerance. Kriteria pengujian yaitu apabila nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0,1, maka tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen.
Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas
No Model Colinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Kompetisi Politik 0,826 1,211
2 Leverage 0,876 1,141
3 Ukuran Pemda 0,251 3,979
4 Opini Audit 0,834 1,199
5 Kompleksitas Pemda 0,302 3,307
6 Sumber Daya Alam 0,644 1,552
(56)
43
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel independen, dimana nilai VIF dari seluruh variabel independen < 10 dan nilai tolerance > 0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat indikasi multikolinieritas antar variabel dalam penelitian ini. 2. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa data diambil dari populasi normal. Untuk menguji normalitas data dapat dilakukan Uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai sig lebih besar dari α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa residual menyebar normal.
Tabel 4.4 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandard ized Residual
N 57
Normal Parametersa,b Mean 0,0000000 Std.
Deviation
27,631599 94 Most Extreme
Differences
Absolute 0,092
Positive 0,092
Negative -0,056
Test Statistic 0,092
(57)
44
Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar (>) dari α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa residual data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji adanya penyimpangan dari kriteria asumsi klasik pada suatu model regresi perlu dilakukan uji heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser, dimana kriteria pengujiannya adalah nilai signifikansi > α (0,05).
Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas
Model t Sig.
1 (Constant) 1,302 0,199
Kompetisi Politik -1,491 0,142
Leverage 0,464 0,645
Ukuran Pemda -1,092 0,280
Opini Audit 0,449 0,655
Kompleksitas Pemda -0,325 0,746 Indeks Pembangunan
Manusia
1,499 0,140
(58)
45
Hasil pengujian data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari seluruh variabel berada diatas α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan indikasi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik yakni korelasi antar residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Metode pengujian yang digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (uji DW). Kriteria pengujian adalah dU < d < (4-dU).
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson adalah 1,822. Berdasarkan table statistic Durbin Watson nilai dU adalah 1,8111 dan dL adalah 1,3500. Niali dari dU< dw < (4-dU), sehingga dapat disimpulkan bahwa residual tidak mengandung autokorelasi.
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
(59)
46
C. Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinan
Tabel 4.7
Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinan dilakukan untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan dari variabel dependen. Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai Adjusted R Square
adalah 0,170, artinya variabel independen yang diteliti mampu menjelaskan 17 % variabel dependen, sedangkan sisanya 93 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
2. Uji Statistik F (UJi Simultan)
Uji F digunakan untuk melihat apakah seluruh variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh yang bermakna terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8 Uji Simultan
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 0,523 0,274 0,170 29,539
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig
Regresion 16101,211 7 2300,173 2,636 0,021 Residual 42756,298 49 872,578
(60)
47
Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai sig adalah 0,021 dimana nilai ini lebih kecil dari (α) 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Uji Statistik t
Tabel 4.9 Uji Signifikansi Parsial
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficient
t sig
B Std.Error Beta
(Constant) -200,561 166,100 -1,207 0,233
Kompetisi Politik 49,308 23,524 0,281 2,096 0,041
Leverage 0,092 0,093 0,128 0,987 0,329
Ukuran Pemda -6, 486 9,205 -0,171 -0,705 0,484
Opini Audit 9,221 8,883 0,138 1,038 0,304
Komplesksitas Pemda 2,258 7,124 0,070 0,317 0,753
SDM 5,234 1,759 0,451 2,976 0,005
Gaya Kepemimpinan 6,400 8,974 0,099 0,713 0,479
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.9 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
SWEB = -200,561 + 49,308 (POL) + 0,092 (LEV) – 6,486 (Ln_Size) + 9,221 (DOPI) + 2,258 (Ln_KOM) + 5,234 (SDM) + 6,400 (DGP) + e
(61)
48
1) Nilai konstanta sebesar -200,561 menunjukkan bahwa kompetisi politik, leverage, ukuran pemda, opini audit, kompleksitas pemda, sumber daya manusia dan gaya kepemimpinan terhadap publikasi LKPD melalui internet konstan maka nilai publikasi LKPD diinternet sebesar 200,561. 2) Nilai koefisien regresi variabel kompetisi politik adalah positif sebesar
49,308, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti degan kenaikan publikasi LKPD di internet sebesar 49,308.
3) Nilai koefisien regresi variabel leverage adalah positif sebesar 0,092, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti degan kenaikan publikasi LKPD di internet sebesar 0,092.
4) Nilai koefisien regresi variabel ukuran pemda adalah negatif sebesar 6,486, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti degan penurunan publikasi LKPD di internet sebesar 6,486.
5) Nilai koefisien regresi variabel opini audit adalah positif sebesar 9,221, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti dengan kenaikan publikasi LKPD di internet sebesar 9,221.
6) Nilai koefisien regresi variabel kompleksitas pemda adalah positif sebesar 2,258, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti degan kenaikan publikasi LKPD di internet sebesar 2,258.
7) Nilai koefisien regresi variabel sumber daya manusia adalah positif sebesar 5,234, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti degan kenaikan publikasi LKPD di internet sebesar 5,234.
(62)
49
8) Nilai koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan adalah positif sebesar 6,400, artinya setiap peningkatan sebesar 1 persen akan diikuti degan kenaikan publikasi LKPD di internet sebesar 6,400.
4. Hasil Pengujian Hipotesis (H1)
Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa variabel kompetisi politik memiliki nilai signifikansi (0,041) <α (0,05) dengan nilai koefisien positif yaitu sebesar 49,308. Dengan demikian variabel kompetisi politik berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Maka, dapat disimpulkan bahwa H1
Diterima.
5. Hasil Pengujian Hipotesis ( H2)
Variabel leverage terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet memiliki nilai signifikansi (0,392) > α (0,05) dengan nilai koefisien 0,092. Hal ini menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Maka, dapat disimpulkan bahwa H2Ditolak.
6. Hasil Pengujian Hipotesis (H3)
Variabel ukuran pemda dalam penelitian ini menggunakan perhitungan
Natural Logaritma total asset pemda memiliki nilai signifikansi (0,484) > α (0,05) dan memiliki nilai koefisien negatif (-6,486). Hal ini menunjukkan bahwa ukuran pemda tidak berpengaruh terhadap publikasi
(63)
50
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3ditolak.
7. Hasil Pengujian Hipotesis (H4)
Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel opini audit terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet yang menggunakan variabel dummy memiliki nilai koefisien positif 9,221 dengan nilai signifikansi (0,304) > α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa opini dari audit berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4Ditolak.
8. Hasil Pengujian Hipotesis (H5)
Variabel kompleksitas pemda dalam penelitian ini menggunakan perhitungan Natural Logaritma jumlah penduduk memiliki nilai signifikansi (0,753) > α (0,05) dan memiliki nilai koefisien positif yaitu 2,258. Hal ini menunjukkan bahwa kompleksitas pemda berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet, sehingga dapat disimpulkan bahwa H5Ditolak.
9. Hasil Pengujian Hipotesis (H6)
Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel sumber daya manusia (SDM) terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet memiliki nilai koefisien positif 5,234 dengan nilai
(64)
51
signifikansi (0,005) < α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber daya manusia (SDM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H6Diterima.
10. Hasil Pengujian Hipotesis (H7)
Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet yang diukur dengan variabel dummy memiliki nilai koefisien positif 6,400 dengan nilai signifikansi (0, 479) > α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H7Ditolak.
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari kompetisi politik, leverage, ukuran pemda, opini audit, kompleksitas pemda, sumber daya manusia dan tipe kepemimpinan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel kompetisi politik dan sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Sedangkan variabel leverage, kompleksitas pemda, opini audit dan tipe kepemimpinan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
(65)
52
publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Variabel ukuran pemda tidak berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet.
1. Pengaruh Kompetisi Politik terhadap Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) melalui internet.
Berdasarkan hasil pengujian variabel kompetisi politik berpengaruh positif dan signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati & Ahmad (2014) yang menyatakan bahwa kempetisi politik dalam suatu pemda memengaruhi publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui website. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Nosihana, A., & Yaya, R. (2016) yang menyatakan bahwa kompetisi politik yang tinggi berpengaruh dalam mendorong pemda lebih transparan dalam memberikan laporan keuangan melalui website.
Semakin tinggi tingkat kompetisi politik dalam suatu pemerintahan daerah, mendorong pemerintah untuk mempublikasikan laporan keuangannya melalui internet. Berdasarkan teori akuntabilitas publik, pemerintah berkewajiban untuk memberikan penjelasan yang memuaskan guna memenuhi tanggung jawab atas apa yang telah dikerjakannya dan menyediakan laporan yang diperlukan. Internet adalah sarana paling mudah dan murah bagi pemerintah daerah untuk
(66)
53
melaporkan informasi sebagai bukti kinerja pemerintah daerah yang dapat diakses oleh masyarakat. Selain murah dan dapat diakses dengan mudah, pelaporan di internet dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas pemerintahan daerah yang menjabat sehingga dapat terpilih kembali dalam pemilu diperiode yang akan datang.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2011) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh secara positif dan signifikan kompetisi politik terhadap pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet.
2. Pengaruh Leverage terhadap Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) melalui internet.
Berdasarkan hasil pengujian, variabel leverage pada pada penelitian ini ditolak dimana variabel leverage berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Pemerintah dengan rasio pembiayaan utang yang tinggi cenderung akan menutupi aktivitas keuangannya atau memilih untuk tidak mempublikasikan laporan keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa masih rendahnya tingkat transparansi keuangan pemerintah daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hudoyo & Mahmud (2014) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
(67)
54
leverage terhadap pelaporan keuangan melalui internet. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Nosihana, A., & Yaya, R. (2016) yang menyatakan bahwa intenet financial reporting tidak dipengaruhi oleh rasio pembiayaan (leverage). Namun, hasil ini berbeda dengan penelitian Trisnawati & Achmad (2014) serta Rahman & Budiatmanto (2013) yang menyatakan bahwa rasio pembiayaan utang (leverage)
memengaruhi pelaporan keuangan melalui internet.
3. Pengaruh Ukuran Pemda terhadap Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) melalui internet
Berdasarkan hasil pengujian, variabel ukuran pemda pada penelitian ini ditolak, artinya variabel ukuran pemda berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran pemda yang semakin besar belum menjamin bahwa pemda tersebut mempergunakan internet sebagai sarana publikasi laporan keuangan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa pemda di Indonesia belum mampu untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan kondisi masyarakat yang semakin kristis terhadap pengelolaan anggaran. Publikasi laporan keuangan melalui internet sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik dan semakin diperkuat dengan adanya peraturan Mendagri tahun 2012 tentang Transparansi Pengelolaan
(68)
55
Anggaran Daerah. Disini peran masyarakat sebagai harus lebih aktif dalam mengawasi kegiatan operasional pemerintah dan mendorong pemerintah untuk lebih transparan. Selain itu sesuai dengan teori sinyal (signaling theory) pemerintah berkewajiban untuk memberikan sinyal baik mengenai kinerjanya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sinaga (2011) yang menunjukkan bahwa ukuran suatu pemda tidak memengaruhi pelaporan keuangan melalui internet. Namun hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Medina (2012) yang menunjukkan bahwa semakin besar aset yang dimiliki oleh suatu pemda maka pemda tersebut akan menyajikan informasi terkait keuangan daerahnya pada situs resminya.
4. Pengaruh Opini Audit terhadap Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) melalui internet
Berdasarkan hasil pengujian variabel opini audit menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Sehingga dalam penelitian ini variabel opini audit ditolak. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati & Achmad (2014) dan Nosihana, A., & Yaya, R. (2016) yang menyatakan bahwa opini audit yang didapat suatu pemda tidak berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan melalui internet.
(69)
56
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tidak mampu mendorong pemda untuk mempublikasikan laporan keuangannya melalui internet.
Opini wajar tanpa pengecualian (WTP) tidak berarti menunjukkan bahwa pemda memiliki akuntabilitas dan transparansi yang baik dalam pengelolaan keuangan. Banyak ditemukan pejabat daerah yang terlibat dalam beberapa kasus korupsi keuangan daerah. Semakin banyaknya pemda yang mendapat opini WTP dan semakin banyaknya kasus korupsi pejabat daerah yang terungkap menunjukkan bahwa opini WTP tidak dapat dijadikan acuan sinyal positif bahwa pemda memiliki kualitas laporan keuangan yang baik.
5. Pengaruh Kompleksitas Pemda terhadap Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) melalui internet
Hasil pengujian variabel kompleksitas pemda pada pada penelitian ini ditolak, dimana kompleksitas pemda berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Jumlah penduduk merupakan proksi dari komplesksitas pemda. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Andriani (2015) dimana variabel jumlah penduduk tidak terbukti signifikan mempengaruhi tingkat Pengungkaan informasi non keuangan dalam website Pemda. Jumlah penduduk yang tinggi belum mampu mendorong pemerintah untuk mempublikasikan laporan keuangan melalui media internet. Hal ini disebabkan karena
(70)
57
belum tentu semua penduduk perduli dengan adanya pelaporan keuangan melalui internet. Sehingga menyebabkan mereka kurang peduli mengenai akuntabilitas pemerintah.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitan yang dilakukan oleh Puspita (2012) dan Lestiani (2012). Penelitian keduanya menunjukkan bahwa kompeksitas pemda berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan keuangan pemda.
6. Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) melalui internet
Berdasarkan hasil pengujian variabel sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Hasil ini mendukung penelitian Ariesta (2013) dan Andriani (2012) yang membuktikan bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh secara signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Andini & Yusrawati (2013) yang membuktikan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Kualitas sumber daya manusia sendiri dilihat dari dua sisi yaitu sumber daya manusia yang menghasilkan dan menggunakan laporan keuangan.
(71)
58
Dari sisi penghasil laporan keuangan membuktikan bahwa semakin baik sumber daya manusia dalam suatu pemda, maka kualitas dan kuantitas laporan keuangan yang dilaporkan juga semakin meningkat. Selanjutnya sumber daya manusia yang baik menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan yang telah dibuat mengenai keterbukaan informasi keuangan. Selain itu, kualitas sumber daya manusia baik dari pembuat dan pengguna laporan keuangan pemda mengindikasikan bahwa mereka mampu untuk mengikuti perkembangan teknologi yang sedang terjadi yakni menggunakan internet sebagai media pelaporan.
7. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) melalui internet
Berdasarkan hasil pengujian variabel gaya kepemimpinan menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan dalam penelian ini ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelian Ratnamiasih (2015) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai Bappeda kota Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin dengan tipe kepemimpinan transformasional kurang efektif dalam mendorong publikasi laporan keuangan melalui internet. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena adanya ketidaksamaan antara
(72)
59
sifat dan kepribadian pemimpin dengan lingkungan disekitarnya (Basham, 2010 dalam Ratnamiasih, 2015). Kepemimpinan transformasional mengedepankan pemimpin yang mendorong bawahan untuk lebih sadar akan kepentingan tugas dan membujuk untuk mendapatkan hasil yang lebih untuk kepentingan organisasi. Sehingga diperlukan kesiapan baik dari diri pemimpin dan bawahannya. Selain itu, keterdukungan sarana dan prasarana juga perlu diperhatikan mengingat ketersediaan sarana dan prasarana antar satu pemda dengan pemda yang lain berbeda-beda.
(73)
6 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris mengenai seberapa besar faktor–faktor seperti kompetisi politik, leverage, ukuran pemda, opini audit, kompleksitas pemda, sumber daya manusia, dan gaya kepemimpinan dapat memengaruhi publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet sesuai dengan Instruksi Mendagri Nomor 188.52/1797/SJ. Penelitian ini dilakukan terhadap 34 sampel, yakni pemerintah tingkat provinsi di seluruh Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kompetisi politik berpengaruh positif signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet karena semakin tinggi kompetisi politik akan mendorong pemda memenuhi kebutuhan pengawasan para pesaing politik dan masyarakat akan janji-janjinya ketika pemilu. Selanjutnya, sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) melalui internet karena semakin baik sumber daya manusia menunjukkan kepatuhan pemda terhadap peraturan yang telah dibuat mengenai keterbukaan informasi keuangan serta mendorong pemda untuk menggunkan internet sebagai media publikasi laporan keuangan.
(1)
73
DATA SKORING PUBLIKASI LKPD MELALUI INTERNET
No Provinsi Total LKPD Tahun 2013 SKOR Total LKPD Tahun 2014 SKOR
1 Aceh 1 8 12 100
2 Sumatera Utara 6 50 7 58
3 Sumatera Barat 4 33 12 100
4 Riau 4 33 5 42
5 Jambi 5 42 5 42
6 Sumatera Selatan 0 0 0 0
7 Bengkulu 5 42 5 42.0
8 Lampung 7 58 6 50
9 Bangka Belitung 2 17 9 75
10 Kep. Riau 12 100 12 100
11 DKI Jakarta 0 0 4 33
12 Jawa Barat 6 50 7 58
13 Jawa Tengah 6 50 4 33
14 D.I. Yogyakarta 6 50 11 92
15 Jawa Timur 4 33 9 75
16 Banten 1 8 4 33
17 Bali 0 0 11 92
18 NTB 0 0 0 0
19 NTT 0 0 2 17
20 Kalimantan Barat 6 50 10 83
21 Kalimantan Tengah 4 33 10 83
22 Kalimantan Selatan 5 42 6 50
23 Kalimantan Timur 8 67 8 67
24 Kalimantan Utara 0 0 0 0
25 Sulawesi Utara 3 25 4 33
(2)
74
30 Sulawesi Barat 0 0 4 33
31 Maluku 0 0 2 17
32 Maluku Utara 0 0 0 0
33 Papua 1 8 2 17
(3)
75
OUTPUT SPSS A. UJI ASUMSI KLASIK
1. UJI MULTIKOLINIERITAS
(4)
3. UJI HETEROSKEDASTISITAS
4. UJI AUTOKORELASI
(5)
77
C. NILAI R SQUARE
D. UJI NILAI F (UJI SIMULTAN)
(6)