Implementasi Pattern Recognition Pada Pengenalan Monumen-Monumen Bersejarah di Kota Bandung Menggunakan Augmented Reality Berbasis Android

(1)

REALITY

BERBASIS ANDROID

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

FERI ARDIYANSYAH

10109262

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2014


(2)

v

✁✂ ✄✁☎ ✆✝ ✆

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR SIMBOL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang Masalah ... 1

1.2

Rumusan Masalah ... 2

1.3

Maksud dan Tujuan ... 3

1.4

Batasan Masalah ... 3

1.5

Metodologi Penelitian ... 4

1.5.1

Tahap Pengumpulan Data... 4

1.5.2

Tahap Pembuatan Perangkat Lunak ... 4

1.6

Sistematika Penulisan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1

Landasan Teori ... 9

2.2

Definisi Aplikasi Mobile ... 9

2.3

Konsep Dasar Sistem ... 9

2.4

Multimedia ... 10

2.4.1

Definisi Multimedia ... 10

2.4.2

Elemen Multimedia ... 11

2.5

Monumen / Tugu Bersejarah ... 14

2.5.1

Definisi Monumen (Tugu)... 14

2.5.2

Monumen Bersejarah Di Kota Bandung ... 16

2.5.2.1

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat... 16


(3)

vi

2.6.1

Augmented Reality ... 21

2.6.2

Android ... 21

2.6.3

Pengenalan Pola (Pattern Recognition) ... 22

2.6.3.1

Proses Pengenalan Pola ... 22

2.6.4

Metode Pengenalan Pola Gambar... 24

2.6.4.1

Natural Feature Tracking and Detection ... 24

2.6.4.1.1 SIFT (Scale Invariant Feature Transform) ... 25

2.6.5

Markerless Augmented Reality ... 25

2.6.6

UML (Unified Modeling Language) ... 26

2.6.7

C# (CSharp) ... 27

2.6.8

Teori Pengujian ... 27

2.6.9

Skala Likert ... 29

2.7

Software Pendukung (Tools Implementation) ... 30

2.7.1

Unity ... 30

2.7.2

Vuforia Qualcomm ... 31

2.7.2.1

Arsitektur Vuforia ... 32

2.7.3

Java ... 33

2.7.4

SDK (Software Development Kit) ... 33

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 35

3.1

Analisis Sistem ... 35

3.1.1

Analisis Masalah ... 35

3.1.2

Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 36

3.1.3

Analisis Alur Sistem... 38

3.1.4

Analisis Alur Sistem Pada Augmented Reality (AR)... 39

3.1.4.1

Inisialisasi Marker ... 40

3.1.4.1.1 Proses Pembentukan Marker ... 40

3.1.4.1.2 Input Data Marker Objek... 41


(4)

vii

3.1.4.2.1 Proses Pengenalan Pola ... 42

3.1.4.3

Rendering Text dan Video... 47

3.1.5

Analisis Pelacakan AR ... 48

3.1.5.1

Deskripsi Fungsi pada Vuforia ... 52

3.1.6

Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 54

3.1.7

Analisis Kebutuhan Non Fungsional... 55

3.1.7.1

Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 55

3.1.7.2

Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 56

3.1.7.3

Analisis Pengguna ... 56

3.1.8

Analisis Kebutuhan Fungsional... 57

3.1.8.1

Use Case Diagram ... 57

3.1.8.1.1 Definisi Actor ... 58

3.1.8.2

Definisi Use Case ... 58

3.1.8.3

Skenario Use Case ... 59

3.1.8.4

Activity Diagram ... 65

3.1.8.5

Class Diagram ... 71

3.1.8.6

Sequence Diagram ... 72

3.1.8.7

Component Diagram ... 81

3.1.8.8

Deployment Diagram ... 81

3.2

Perancangan Sistem... 82

3.2.1

Perancangan Struktur Menu ... 82

3.2.2

Perancangan Antarmuka... 83

3.2.2.1

Perancangan Antarmuka Menu Utama... 83

3.2.2.2

Perancangan Antarmuka Cara Penggunaan... 84

3.2.2.3

Perancangan Antarmuka Tentang Aplikasi ... 85

3.2.2.4

Perancangan Antarmuka Mulai Ketika Kamera Aktif ... 86

3.2.2.5

Perancangan Antarmuka Penyajian AR ... 87

3.2.2.6

Perancangan Antarmuka Penyajian ARVideo ... 87

3.2.3

Jaringan Semantik ... 88


(5)

viii

4.1.2

Implementasi Antarmuka ... 92

4.2

Pengujian ... 94

4.2.1

Pengujian Blackbox ... 95

4.2.1.1

Rencana Pengujian Aplikasi ... 95

4.2.1.2

Pengujian Aplikasi... 98

4.2.1.3

Hasil Pengujian Blackbox ... 109

4.2.2

Pengujian Beta... 110

4.2.2.1

Pengujian dengan Kuisioner ... 110

4.2.2.2

Kesimpulan Hasil Pengujian Beta ... 116

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 117


(6)

118

✞✟✠ ✡✟☛ ☞✌✍ ✡✟✎ ✟

[1]

Suherlan,Yahan. S.Sn, M.Sn., dan Drs. Agus Nur Setyawan, M.Hum. 2012.

Analisis Estetika Kota dan Citra Pesona Pariwisata Surakarta Melalui

Keberadaan Monumen Bersejarah. FSSR Universitas Sebelas Maret,

Surakarta. Vol 15: 1-5.

[2]

Shinta Sari, Wellia, dkk. 2012.

Multimedia Presentasi Pembelajaran

Berbasis Augmented Reality Untuk Pengenalan Panca Indra Dalam

Mendukung Mata Pelajaran IPA Tingkat Sekolah Dasar.

Universitas Dian

Nuswantoro, Semarang.Vol 6: 1-2.

[3]

Pressman, S.

Roger. 2010.Software Engineering: A Practitioner s

Approach,

Seventh Edition, United States.

[4]

Vaughan, Tay. 2004.

Multimedia : Making It Work, Edisi ke-6. Tim

Penerjemah ANDI, Tim Penerbit ANDI, Yogyakarta.

[5]

Hofstetter, Fred T. 2001.

Multimedia Literacy. Third Edition. McGraw-Hill

International Edition, New York.

[6]

Pusat Bahasa Depdiknas. 2005.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

[7]

Shidarta . Et. Al. 1986.

Konservasi Monumen, Lingkungan, dan Bangunan

Kuno Bersejarah di Surakarta.

Universitas Gadjah Mada :Yogyakarta.

[8]

Suyanto, M. 2004.

Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk

Pemasaran. Andi: Yogyakarta.

[9]

Theodoridis S dan Konstantinos Koutroumbas. 2006.

Pattern Recognition

Third Edition.Academic Press. UK.

[10] Putra, Darma. 2010.

Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta. Penerbit : Andi.

[11] Azuma, Ronald T. 1997.

A Survey of Augmented Reality. Presence:

Teleoperators and Virtual Environments.

[12] Hermawan S, S. 2011.

Mudah Membuat Aplikasi Android.

Andi.Yogyakarta

[13] Arifianto, Teguh. 2011.

Membuat Interface Aplikasi Android Lebih keren


(7)

119

[16] Nazruddin, Safaat H. 2011.

Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan

Tablet PC Berbasis Android. Informatika Bandung.

[17] Wijaya, Marvin Ch dan Agus Prijono. 2007.

Pengolahan Citra Digital

Menggunakan

Matlab

Image

Processing

Toolbox.

Bandung

:

INFORMATIKA.

[18] D. Irwanto. 2006.

Perancangan Object Oriented Software Dengan UML.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

[19] Agustiana, Shanty Eka dan Imam Mukhlash. 2012.

Impelementasi Metode

Scale Invariant Feature Transform (SIFT) dan Metode Continuosly

Adaptive Mean-Shift (Camshift) Pada Penjejakan Objek Bergerak.

Institut

Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Vol 12 :1-6.

[20] Rakhman Arief, Rommy. 2010.

Analisis Penggunaan Scale Invariant

Feature Transform Sebagai Metode Ekstraksi Fitur Pada Pengenalan Jenis

Kendaraan.

Universitas Indonesia (UI). Vol 15 :9-15.

[21] Developer Vuforia.

Developing With Vuforia

[online], diakses pada tanggal

5 Juni 2014.

(https://developer.vuforia.com/resources/dev-guide/getting-started).

[22] Developer Vuforia. Arsitektur SDK Vuforia [online], diakses pada tanggal

5 Juni 2014.

(https://developer.vuforia.com/resources/dev-guide/vuforia-ar-architecture).

[23] Sugiyono. 2007.

Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit: CV.

Alfabeta.

[24] Developer Vuforia.

Resouces

Vuforia [online], diakses pada tanggal 11 Juli

2014.

(https://developer.vuforia.com/resources/api/unity/class)


(8)

✏✏✏

KATA PENGANTAR

✑✒ ✒✓✔✓✕ ✖✓

alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir yang berjudul

Implementasi Pattern Recognition Pada Pengenalan

Monumen-Monumen

Bersejarah

Di

Kota

Bandung

Menggunakan

Augmented Reality Berbasis Android .

Dengan keterbatasan pengetahuan yang ada, penyusunan laporan tugas akhir

ini tidak dapat terselesaikan tanpa mendapat dukungan, bantuan dan masukan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu ingin disampaikannya ucapan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1.

Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam

penyusunan laporan tugas akhir ini, Alhamdulillah.

2.

Kedua orang tua yang selalu mendukung dengan sepenuh hati baik moril

maupun materi, dan dengan do a-do anya yang selalu mengiringi sehingga

dapat terselesaikannya penulisan laporan tugas akhir ini.

3.

Bapak Irawan Afrianto,

S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika Universitas Komputer Indonesia.

4.

Bapak Eko Budi Setiawan,

S.Kom., M.T. selaku Dosen Wali yang telah

mendidik dan membimbing mulai dari awal semester hingga akhir semester.

5.

Bapak Galih Hermawan, S.Kom, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan dorongan, bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses

penyusunan tugas akhir ini.

6.

Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom., M.T selaku dosen penguji 1 yang

telah menguji dan memberikan arahan kepada penulis selama proses

penyusunan laporan tugas akhir ini.


(9)

iv

8.

Himawan Sutanto M.S dan Diki Rahman Agustian yang telah mengizinkan

ikut berteduh ditempatnya selama penyusunan laporan tugas akhir.

9.

Faiq Ahmed, Firman Widiansyah, Lendra Mardani, Eko Siswoyo, Markus

Hendrawan, Ferawati Hartanti, Primarani, Nandy Mardiansyah, Diki

Rahman, Machmud Khairul Bashari, Wingky, Yoki dan teman-teman IF-6

angkatan 2009 yang mungkin tidak bisa saya sebutkan satu persatu, dan

semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan laporan tugas akhir ini.

Penulis menyadari dengan segala keterbatasan ilmu dan kemampuan

yang dimiliki, sehingga dalam penyusunannya ini masih terdapat banyak

kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi perbaikan

perbaikan dimasa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat umumnya bagi

pembaca dan khususnya bagi saya selaku penulis.

Wassalamu alaikum Wr.Wb

Bandung, 19 Agustus 2014


(10)

✘✙✘

1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

✚✛✜ ✢✣ ✤✜ ✥✦✥✢✦✢✧ ✢✣ ✤★✢✩ ✥✪ ✥✜ ✫ ✤✬ ✢ ✥✭✬ ✥✜ ✧ ✢✜✥✜ ✫ ✮✣✬✛✯✮✫ ✥✫✮ ✫ ✤✣✥✜✧ ✥✦✰ ✥✜

✩✤✱✥★✮✫ ✥✜ ✜ ✮✯ ✥✮✲✜ ✮✯ ✥✮ ✩✤★✳✢✥✜ ✧ ✥✜ ✥✜✧

y

✦✤★ ✪✥✜ ✰ ✢✜ ✧ ✰ ✥ ★✮ ✩ ✤★✮✫ ✦✮✱✥ ✫ ✢✥✦✢ ✫ ✤✳✥★✥✭✴

✚✛✜ ✢✣ ✤✜ ✤★ ✥✦ ✭ ✢ ✬✢✜ ✧ ✥✜ ✜✥

y

✰✤✜✧✥✜ ✥★✫ ✮✩ ✥★✫✮ ✦✤ ✪✦✢ ★ ✬✥✜ ✧ ✢✜ ✥✜ ✦✢ ✥

y

✥✜ ✧ ✬✤★✜✮✯ ✥✮

✭ ✮✫ ✦✛ ★✮✫ ✵ ✪✥★✤✜✥✣ ✛✜ ✢✣ ✤✜✢✣ ✢✣✜

y

✥ ✰✮ ✦✢✜✳✥✜ ✧✛✯ ✤✭✫ ✤✳✢✣✯ ✥✭ ✤✯ ✤✣✤✜✥✜ ✧

y

✣ ✥✣ ✩ ✢

✣✤✣ ✬ ✤★✮ ✶✮ ★✮✣✤✜ ✛✜✳✛✯✣ ✤✯ ✥✯ ✢✮✫ ✤✜✮ ✬✥✜ ✧ ✢✜ ✥★✫✮ ✦✤✪ ✦✢★ ✥✯✜✥

y

✷ ✗✸

.

✹✥✯ ✥✣ ✩ ✤★✳✥✯ ✥✜✥✜

✫ ✤✳✥★✥✭ ✜ ✺ ✥

,

✪✛ ✦✥✻ ✥✜ ✰ ✢✜✧ ✣✤✱✥★✮✫ ✪✥✜ ✫ ✤✳✢✣✯ ✥✭ ✬ ✥✜✧✢✜✥✜✺ ✥✜✧ ✣✤✣✮✯✮ ✪✮ ✬ ✥✜✺ ✥✪

✜ ✮✯ ✥✮✫ ✤✳✥★✥✭ ✰✥✯ ✥✣ ✶✥✧ ✥★ ✬ ✢✰✥✺ ✥✜ ✺ ✥

.

✼✥✣✢✜✵✰✤✜ ✧ ✥✜ ✪✛✜✰ ✮✫ ✮ ✺ ✥✜✧ ✥✰✥✫ ✤✪ ✥★✥✜ ✧

✪ ✤✬✥✜ ✺ ✥✪ ✥✜ ✰ ✥★✮ ✣ ✥✫ ✺ ✥★✥✪ ✥✦ ✪ ✢★ ✥✜✧ ✦✤★✦✥★✮ ✪ ✣ ✤✜ ✧ ✤✦✥✭✢✮ ✫ ✤✳✥★ ✥✭ ✬✥✜ ✧ ✢✜✥✜

✣✛✜✢✣✤✜ ✥✦✥✢ ✦✢✧ ✢ ✰ ✮✫ ✤✬✥✬ ✪✥✜ ✣ ✤✜✢ ★✢✜ ✜ ✺ ✥ ✦✮✜ ✧ ✪✥✦ ✪✤✫ ✥✰✥★✥✜ ✩✤✣ ✤★✮✜✦✥✭

✦✤★✭✥✰ ✥✩✩✤✣ ✤✯✮✭✥★✥✥✜ ✬ ✥✜✧✢✜✥✜✣ ✛✜ ✢✣ ✤✜ ✬✤★✫ ✤✳✥★✥✭✰✮✪ ✛✦✥✻ ✥✜ ✰ ✢✜ ✧

.

✽✥✯ ✮✜✮ ✰✮✰✥✫ ✥★✮ ✰✥★✮ ✭✥✫✮✯ ✫ ✢★✾✤✺ ✰ ✤✜ ✧ ✥✜ ✣✤✣ ✬ ✤★✮ ✪✥✜ ✪ ✢✮✫ ✮ ✛✜ ✤★ ✫ ✤✶✥★✥

✯ ✥✜ ✧✫ ✢✜ ✧ ✦✤★✪ ✥✮ ✦ ✬✥✜ ✧ ✢✜✥✜ ✣✛✜✢✣✤✜ ✬✤★✫ ✤✳✥★ ✥✭ ✰ ✮ ✪✛ ✦✥ ✻✥✜✰✢✜ ✧

.

✿✢★ ✥✜✧ ✜ ✺ ✥

✮✜❀✛★✣ ✥✫ ✮ ✺ ✥✜ ✧ ✰ ✮✫ ✥✣ ✩ ✥✮ ✪✥✜ ✩✥✰ ✥ ✣ ✛✜ ✢✣ ✤✜ ✬ ✤★✫ ✤✳✥★✥✭ ✰✮ ✪✛ ✦✥ ✻ ✥✜ ✰ ✢✜✧ ✺ ✥✮ ✦✢

✬ ✤★✢✩ ✥ ✦✢✯✮✫ ✥✜ ✫✮✜ ✧ ✪ ✥✦ ✰✥✯ ✥✣ ✢ ✪✮ ★ ✥✜ ✬ ✥✦✢ ✣✤✜✳✥✰ ✮ ✫ ✥✯ ✥✭ ✫ ✥✦✢ ✪ ✤✜✰✥✯ ✥ ✬✥✧✮

✩✤✜✧✢✜✳✢✜ ✧ ✺ ✥✜ ✧ ✮✜ ✧✮✜ ✰✥✦✥✜ ✧ ✰ ✥✜ ✣✤✜✧✤✦✥✭ ✢✮ ✮✜❀✛★✣✥✫ ✮ ✫ ✤✶✥★✥ ✯✥✜ ✧✫ ✢✜✧

(

❁❂❃ ❄❅

❆❇❈❂

).

❉ ✤✭✮✜ ✧✧✥ ✢✜ ✦✢ ✪ ✰ ✥✩✥✦ ✣ ✤✜ ✧ ✤✦✥✭✢✮✜ ✺ ✥ ✩ ✤✜ ✧ ✢✜✳✢✜✧ ✭✥★✢✫ ✣✤✜ ✥✜ ✺ ✥✪ ✥✜

✪ ✤✬✥✧ ✮ ✥✜ ✮✜❀✛ ★✣✥✫✮

,

✣✥✫ ✺ ✥★✥✪ ✥✦ ✫ ✤✪✮ ✦✥ ★ ✥✦✥✢ ✣ ✤✜ ✧ ✥✪✫ ✤✫ ✮✜ ✦✤★✜ ✤✦ ✦✤★✯ ✤✬✮✭ ✰✥✭ ✢✯ ✢✴

❉ ✤✬ ✥✧✮ ✥✜ ✣ ✥✫ ✺ ✥★✥✪ ✥✦ ✺ ✥✜✧ ✬✤★ ✪✢✜✳✢✜✧ ✳✢✧ ✥ ✣✤✣ ✬ ✢✥✦ ✣ ✤★✤✪ ✥ ✦✮✰✥✪ ✣✤✜ ✧ ✤✦✥✭✢✮

✥✪ ✥✜ ✬✥✜ ✧ ✢✜ ✥✜ ✣✛✜✢✣✤✜ ✬ ✤★✫ ✤✳✥ ★✥✭ ✫ ✤✭✮✜ ✧✧✥ ✪ ✥✰✥✜✧ ✭✥✜ ✺ ✥ ✰ ✮ ✥✜✧ ✧ ✥✩ ✫ ✤✬ ✥✧ ✥✮

✛ ✬✳✤✪❀✛ ✦✛✥✦✥✢✬ ✥✜✧✢✜✥✜✭✮ ✥✫ ✥✜✫ ✥✳✥

,

✬✢ ✪✥✜ ✯ ✥✭✫ ✤✬✥✧✥✮✣✛✜✢✣✤✜✬ ✤★✫ ✤✳✥★✥✭✴

✚✥✪ ✥ ✰ ✮✭ ✥★ ✥✩ ✪ ✥✜ ✥✰ ✥✜ ✺ ✥ ✩ ✤✜ ✰ ✤✪ ✥✦✥✜ ✦ ✤✪✜✛✯ ✛✧✮ ✧ ✢✜✥ ✣✤✜✰✢✪ ✢✜ ✧ ✰ ✥✯ ✥✣

✣✤✜✧✤✜ ✥✯ ✪ ✥✜ ✣✛✜✢✣✤✜ ✪ ✛✦✥✻✥✜✰✢✜ ✧ ✰✤✜ ✧ ✥✜ ✶✥★✥✺ ✥✜✧✣ ✤✜✥★✮ ✪✰✥✜✮✜❀✛★✣✥✦✮❀

,

✫ ✤✪✥✯✮✧✢✫ ✰ ✥✩✥✦ ✰ ✮✳✥✰ ✮ ✪✥✜ ✫ ✥★✥✜ ✥ ✩✤✣ ✬ ✤✯ ✥✳✥★✥✜ ✫ ✤✳✥★ ✥✭ ✪ ✛✦✥ ✻✥✜✰✢✜ ✧ ✬ ✥✧✮ ✩✥★✥

✩✤✯ ✥✳✥★

.

✹✤✜ ✧ ✥✜ ✣ ✤✜✤★ ✥✩ ✪ ✥✜ ✦✤✪✜ ✛✯ ✛✧ ✮ ❃ ❊❋ ❈❂ ● ❆❂❍ ❁❂❃❄❇❆■ ✬✤★ ✬✥✫ ✮✫ ❏✜✰★✛✮✰✵

✰ ✮✭ ✥★ ✥✩✪✥✜ ✮✜❀✛ ★✣ ✥✫ ✮ ✺ ✥✜ ✧ ✰ ✮✫ ✥✳✮ ✪ ✥✜ ✰ ✥✩✥✦ ✦✤★✯✮✭ ✥✦ ✣ ✤✜✥★✮ ✪ ✰ ✥✜ ✮✜❀✛★✣ ✥✦✮❀

.

✿✤✬ ✢✦✢✭ ✥✜ ✥✪ ✥✜ ✫ ✢ ✥✦✢ ✮✜❀✛★✣✥✫ ✮ ✺ ✥✜ ✧ ✰✮ ✬ ✢✦✢✭✪✥✜ ✬✥✧ ✮ ✩✤✜ ✧✧ ✢✜✥✰✤✜ ✧ ✥✜ ✦✮✜ ✧ ✪✥✦


(11)

P◗❘ ❙ P ❚❙❯◗ ❱ ❲❳◗❯ ◗❨ ◗ ❩◗ ❬ ❙P ❬❙❭ ❘❲P❪◗❫◗ ❬❭◗ P ❱❙◗ ❬❙ ❨P❴ ❵❛❘◗❱ ❨ ❜ ❝❲P❯◗ P ◗❪◗ P◗

y

❬❲❭P❵❩❵❯❨ ❞❡ ❢❣❤✐❤❥ ❦❤ ❧♠♥✐♦♣ ❱❙◗ ❬❙ ❳ ❲P❪◗

y

◗ P❯ ❱ ❲❳❲❩❙❘ P◗

y

q◗ P◗

y

❪◗❫◗ ❬ ❪ ❨❩❨ q◗ ❬

❱ ❲r◗❛◗ ❖❝ ❪◗❫◗ ❬ ❘ ❙ Pr ❙ ❩ ❱ ❲❳◗❯◗❨ ❵ ❳❚❲❭ s❨❛❬❙◗ ❩

y

◗ P❯ ❪❨❘ ◗❱❙❭❭◗ P ❭ ❲ ❪◗ ❩◗❘

❩❨P❯❭❙ P❯◗ P P◗ ❬◗

y

❱ ❲r◗❛◗ t❤ ❧♠✉✐♥❣❤ ✈ ❖✇

.

①❲P❯❲P◗❩◗ P ①❵❩◗

(

②❧✐✐❤t③ ❦❤④⑤❢③♥✐♥⑤③ ⑥

⑦◗ P❯ ◗❭◗ P ❪❨❬❲❛◗❫❭◗ P ❫◗❪◗ ◗❫❩❨ ❭◗❱❨ ❨P❨ ❘❲❛❙❫◗❭◗ P ❳❨❪◗ P❯ ❪◗ ❩◗❘ ❫ ❲❘❳ ❲❩◗ ❚◗❛◗ P

❘❲❱❨P❪◗ P❪◗❫◗ ❬❪ ❨◗❛❬❨ ❭◗ P❱ ❲❳◗ ❯◗❨❬❨P❪◗❭◗ P❘❲P❯◗❘❳❨❩❪◗ ❬◗❘❲P❬◗q❪◗ P❳❲❛❬❨P❪◗❭

❳ ❲❛❪◗❱◗❛❭◗ P ❭❩◗❱ ❨❴❨ ❭◗❱❨ ❪◗ ❬◗

.

①❲P❯❲P◗ ❩◗ P ❫ ❵❩◗ ❨P❨ ❪◗❫◗ ❬❪ ❨◗❛❬❨ ❭◗ P❱ ❲❳◗ ❯◗❨ ❫❛ ❵❱ ❲❱

❭❩◗❱❨❴ ❨ ❭◗❱ ❨ ❪◗❛ ❨ ❵❳❚❲❭◗ ❬◗ ❙❫ ❵❩◗ ⑦◗ P❯ ❳❲❛❬❙ ❚❙◗ P ❙P ❬❙❭ ❫❲P❯◗❘❳❨❩◗ P ❭❲❫❙❬❙❱◗ P✈⑧✇

.

⑨❲❬❵❪ ❲ ❫❲P❯❲P◗ ❩◗ P ❫ ❵❩◗ ❨P❨ ❘❲P❯❯ ❙ P◗❭◗ P

Natural Feature Tracking,

❪❨❘◗ P◗

❘❲❬❵❪❲ ❫ ❲P❯❲P◗ ❩◗ P ❫ ❵❩◗ ❨P❨ ❳❲❛❴❙P❯❱ ❨ ❙P ❬❙❭ ❘❲P❲P❬❙❭◗ P ◗❫◗❭◗q ❱❙◗ ❬❙ ❯◗❘❳◗❛

❪◗❫◗ ❬ ❪ ❨ ❭❲P◗ ❩❨ ◗ ❬◗ ❙ ❬❨❪◗❭ ❳ ❲❛❪◗❱◗❛❭◗ P ❫ ❲P❯❲P◗ ❩◗ P ❫ ❵❩◗ ❪ ❲P❯◗ P ❘❲P❪ ❲❬❲❭❱ ❨ ❪◗ P

❘❲❩◗r◗❭❬❨❬❨ ❭

-

❬❨❬❨ ❭❱❙❪❙❬❫ ❵❩◗❫◗❪◗❯◗❘❳◗❛

.

❝❲P❯◗ P◗❪◗ P ⑦◗ ◗❫❩❨ ❭◗❱❨ ❨P❨❪ ❨ q◗❛◗❫ ❭◗ P❪◗❫◗ ❬❘❲❘❙❪◗q❭◗ P❫❲P❯ ❯ ❙P◗❪◗ ❩◗❘

❪◗ ❩◗❘ ❘❲P❪◗❫◗ ❬❭◗ P ❨P❴ ❵❛❘◗❱ ❨ ❘❲P❯❲P◗❨ ❱ ❲❚◗❛◗q ❘❵P ❙❘❲P ❭❵❬◗ ⑩◗ P❪❙P❯

❘❲P❯ ❯ ❙P◗❭◗ P ❘❲❪ ❨◗ ❫ ❲P❯❲P◗ ❩◗ P ⑦◗ P❯ ❩❲❳❨ q ❘❲P◗❛ ❨❭♣ ❪❨❘ ◗ P◗ ❨P❴❵❛❘ ◗❱ ❨ ◗❭◗ P

❪ ❨❪◗❫◗ ❬❭◗ P ❱ ❲r◗❛◗

real-time

(

P ⑦◗ ❬◗

),

❩❲❳❨ q ❘❲P◗❛❨ ❭ ❪◗ P ❘ ❙❪◗q ❪◗ ❩◗❘

❫ ❲P❯ ❯ ❙ P◗◗ P P ⑦◗

.

❶ ❲❩◗❨P❨❬❙♣ ◗❫❩❨ ❭◗❱❨ ❨P❨ ❚❙❯◗ ❳ ❲❛❬❙ ❚❙◗ P❱ ❲❳◗❯◗❨ ❘❲❪ ❨◗ ❫❲P❪❙❭❙ P❯

❪◗ ❩◗❘ ❘❲P❯❲P◗ ❩❭◗ P ❘❵P ❙❘❲P ❳ ❲❛❱ ❲❚◗❛◗q ❭❵❬◗ ⑩◗ P❪❙ P❯ ❪ ❲P❯◗ P ❘❲❘ ◗ P❴◗◗ ❬❭◗ P

❬❲❭P❵❩❵❯❨ ❷❸ ❳❲❛ ❳◗❱ ❨❱ ◗ P❪❛ ❵❨❪ ❜ ❝❨❱◗❘❫❨P❯ ❘◗❱⑦◗❛◗❭◗ ❬ ❘❲P❯◗❳◗❪❨ ❭◗ P ❴ ❵❬❵

❭ ❲P◗ P❯◗ P❪❨ ❘❵P❙❘❲P ❬❲❛❱ ❲❳❙ ❬❚❙❯ ◗ ❱ ❲❭◗ ❩❨❯❙❱◗❭◗ P❘❲P❪◗❫◗ ❬❭◗ P❭❲❱◗ P❬❲❛❱ ❲P❪ ❨❛❨

❭ ❲❬❨ ❭◗ ❘❲P❯❯ ❙ P◗❭◗ P ❬❲❭P❵❩❵❯❨ ❷❸ ❪❲P❯ ◗ P ❳❲❛❭❙ P❚❙ P❯ ❩◗ P❯❱❙P❯ ❭❲ ❳◗ P❯ ❙P◗ P

❳ ❲❛❱ ❲❚◗❛◗q❬❲❛❱ ❲❳❙❬

.

1.2

Rumusan Masalah

⑩❲❛❪◗❱◗❛❭◗ P ❩◗ ❬◗❛ ❳ ❲❩◗❭◗ P❯ ❘◗❱◗ ❩◗q❪ ❨◗ ❬◗❱ ♣❘ ◗❭◗❪◗❫◗ ❬❪ ❨❱❨❘❫❙ ❩❭◗ P ❳◗q ❹◗

❫ ❲❛❘◗❱◗ ❩◗q◗ PP ⑦◗ ◗❪◗ ❩◗q ❳◗❯◗❨❘ ◗ P◗ ❘❲❘❳◗ P❯ ❙P ◗❫❩❨ ❭◗❱❨ ❘❲❪❨◗ ❫ ❲P❯❲P◗ ❩◗ P ⑦◗ P❯

❪◗❫◗ ❬ ❘❲P❯❲P◗ ❩❭◗ P ❪◗ P ❘❲❘❳ ❲❛ ❨❭◗ P ❯◗❘❳◗❛◗ P ❨P❴ ❵❛❘◗❱ ❨ ❪ ❲P❯◗ P r◗❛◗ ❳◗❛❙ ❪◗ P

❩❲❳❨ q ❘❲P◗❛❨ ❭ ❘❲P❯❲P◗❨ ❱ ❲❚◗❛◗q ❘❵P ❙❘❲P❺❬ ❙❯ ❙ ❪ ❨ ❭❵❬◗ ⑩◗ P❪❙P❯ ❪❲P❯ ◗ P


(12)

1.3

Maksud dan Tujuan

❼❽❾❿ ➀➁➀❾ ➂➀ ➃ ➄❽❾ ➅➀➁ ➀➆➀➇ ➀ ➃ ➀ ➃➈

y

➉❽➆➀➇ ❿ ➊➂❽➅ ➋ ➂➀➂ ➀ ➃ ➁❽ ➌❽➆➋➅➃➀

y

➅➀➂ ➀

➅ ➀➂➁ ➋❿ ❿ ➀❾➊ ➄ ❽ ➃❽➆➊ ➉➊➀ ➃ ➊ ➃➊ ➀❿➀➆➀➇ ➅❽➅➌➀ ➃ ➈➋➃ ➀➄ ➆➊➂➀➁ ➊ ➅❽❿➊➀ ❿ ❽ ➃➈➀ ➃

➅ ❽ ➃➈➊➅ ➄➆❽➅ ❽ ➃➉➀➁ ➊➂ ➀ ➃ ➍➎ ➏➐➑➒ ➓➑ ➔ →➑➣ ↔↕➓➙ ➄➀❿ ➀ ➄❽ ➃ ➈❽ ➃➀➆➀ ➃➅➛➃➋➅ ❽ ➃ ➌❽❾➁ ❽➜➀❾➀➇

❿ ➊➂➛➉➀❼➀ ➃❿➋➃ ➈➅ ❽ ➃➈ ➈➋➃➀➂ ➀ ➃➅❽❿ ➊➀➅❽ ➃➀❾➊➂➌❽❾ ➌➀➁ ➊➁➀ ➃❿➛❾➊❿➝

➞➋➜➋➀ ➃ ➀ ➃ ➈

y

➀➂ ➀ ➃ ❿ ➊➟➀➄ ➀➊ ❿ ➀➆➀➅ ➄ ❽ ➃❽➆➊ ➉➊➀ ➃ ➊ ➃➊ ➠ ➀➊ ➉➋

y

➅❽➅ ➋❿ ➀➇➂ ➀ ➃ ❿➀➆➀➅

➅ ❽➅ ➌❽❾➊➂➀ ➃ ➊➃➡➛❾➅ ➀➁➊ ➁ ❽➟➀❾➀ ➢➑➣ ↔➤➓↕➐ ➑

(

➃➥➀ ➉➀

)

➂❽➄ ➀❿➀ ➄❽ ➃ ➈ ➈➋ ➃➀ ➅❽ ➃ ➈❽ ➃➀➊

➁ ❽➜➀❾➀➇ ➅➛➃➋➅ ❽ ➃ ➂➛➉➀ ❼➀ ➃❿➋➃➈ ➅ ❽ ➃ ➈➈➋➃➀➂ ➀ ➃ ➅ ❽❿➊➀ ➄❽ ➃ ➈❽ ➃➀➆➀ ➃ ➥➀ ➃ ➈ ➆❽ ➌➊➇

➅ ❽ ➃➀❾➊➂➝

1.4

Batasan Masalah

➦❿ ➀➄➋➃ ➌➀ ➉➀➁ ➀ ➃➅➀➁ ➀➆➀➇ ➥➀ ➃➈ ❿➊ ➈➋ ➃➀➂➀ ➃➄ ➀❿ ➀ ➄ ❽ ➃❽➆➊ ➉➊➀ ➃➊ ➃➊

,

➥➀➊ ➉➋ ➁ ❽ ➌➀ ➈➀➊ ➌❽❾➊➂➋➉➧

➨➝ ➩➌➜❽➂ ➅ ➀❾➂ ❽❾ ❿➀❾ ➊ ➇ ➀➁➊➆ ➫➣➭➓➎➢➑ ➥➀ ➃➈ ➀➂ ➀ ➃ ❿➊❿ ❽ ➉❽➂ ➁ ➊ ➅❽➆➊➄ ➋ ➉➊ ➯➛➃➋ ➅❽ ➃

➲❽❾➜➋ ➀ ➃➈➀ ➃➳➀➂➥➀ ➉➵➀ ➸➀ ❼➀❾ ➀ ➉

,

➯➛➃➋➅ ❽ ➃❼➀ ➃❿➋➃➈➺➀➋➉➀ ➃➦➄ ➊➠➯➛➃➋➅ ❽ ➃

➻➋➁ ❽➊ ➃➼➀➁ ➉❾➀ ➃❽➈➀❾➀➠❿ ➀ ➃➞➋➈➋➽❽ ➸➊➼➀❾ ➉➊➂ ➀➝

➾➝ ➦➄➆➊➂ ➀➁ ➊ ➊ ➃➊ ➅ ❽➃❿❽ ➉❽➂ ➁ ➊ ❿ ➀ ➃ ➅❽➃➈❽ ➃➀➆➊ ➄➛➆➀ ❿ ➀❾➊ ➅ ➀❾➂❽ ❾ ➈➀➅➌➀❾ ➛➌➜❽➂

➅➛➃➋ ➅❽ ➃

y

➀ ➃➈➌❽❾ ➀❿➀❿➊➂➛➉➀❼➀ ➃❿➋➃ ➈➝

❻➝ ➚➃➡➛❾ ➅➀➁ ➊

y

➀ ➃ ➈❿ ➊ ➉➀➅➄ ➊➆➂➀ ➃➌❽❾➋➄ ➀ ➉❽➂ ➁ ➠➁ ➋➀❾ ➀❿ ➀ ➃➪➊❿❽➛ ➝

➶➝ ➵➀❾➀➂ ➀ ➃➉➀❾ ➀ ➛➌➜❽➂ ❿❽ ➃ ➈➀ ➃ ➂ ➀➅❽❾➀ ➁❽ ➌➀➊➂➃➥➀ ❿➊➅ ➀ ➃➀ ➄➛➁➊➁ ➊ ➛➌➜❽➂ ➉➊❿ ➀➂

➉❽❾➆➀➆➋ ➜➀➋➇ ❿ ➀❾➊ ➂ ➀➅❽❾➀ ❿➀ ➃ ➉➊❿➀➂ ➉❽❾➆➀➆➋ ❿❽➂ ➀ ➉ ➃➀➅➋➃ ➇➀❾➋ ➁ ➉❽❾➟➀➂ ➋➄

❿ ➀➆➀➅ ➂➀➅ ❽❾➀

(

➜➀➋➇ ❿❽➂ ➀ ➉➃ ➥➀ ❿➊➁ ❽➁ ➋➀➊➂ ➀ ➃ ➌❽❾❿ ➀➁ ➀❾➂ ➀ ➃ ➛➌➜❽➂ ➅➛➃➋➅ ❽ ➃

➥➀ ➃ ➈➀➂➀ ➃➀➅➌➊➆

).

➹➝ ➘➛➃❿➊➁ ➊ ➄❽ ➃ ➈➀➅ ➌➊➆➀ ➃ ➈➀➅➌➀❾ ❿ ➊➆➀➂➋ ➂➀ ➃ ➁ ➀➀ ➉ ➟➋➀➟➀ ➟❽❾➀➇ ➋➃➉➋ ➂

➅❽ ➃ ➈➇ ➊ ➃❿ ➀❾➊➒ ➴ ↕➷➑➀ ➉➀➋➂❽ ➈➀ ➈➀➆➀ ➃➋➃➉➋ ➂➅❽ ➃❿➀➄ ➀ ➉➂ ➀ ➃➊ ➃➡➛❾➅➀➁ ➊➅➛➃➋ ➅❽ ➃

➌❽❾➁❽➜➀❾ ➀➇ ➉❽❾➁ ❽ ➌➋➉

.

➬➝ ➯❽ ➃ ➈➊➅➄ ➆❽➅❽ ➃ ➉➀➁ ➊➂➀ ➃ ➮➣➓➓➑➢➒ →➑➫➴➏➒ ↕➓↕➴➒ ➂ ❽❿➀➆➀➅ ➉❽➂ ➃➛➆➛➈➊➣ ➎ ➏➐➑➒➓➑ ➔

➢➑➣ ↔↕➓➙ ➉❽❾➇ ➀❿ ➀➄ ➈➀➅ ➌➀❾➛➌➜❽➂ ➅➛➃➋ ➅❽ ➃

(

➉➋➈➋

)

➌❽❾➁ ❽➜➀❾➀➇ ➥➀ ➃ ➈➌❽❾➀❿ ➀❿➊

➂➛➉➀❼➀ ➃❿ ➋ ➃ ➈

.

➱➝ ➲❽ ➃❿ ❽➂➀ ➉➀ ➃➀ ➃➀➆➊➁ ➊➁➅❽ ➃ ➈➈➋➃➀➂ ➀ ➃➄❽➅ ❾➛➈❾ ➀➅➀ ➃➌❽❾➛❾ ➊❽ ➃➉➀➁ ➊➛➌➜❽➂❿❽ ➃ ➈➀➃


(13)

1.5

Metodelogi Penelitian

ÐÑÒÓÔ ÑÕÓÖ × Ø ÑÙ ÑÕ ×Ò×ÚÙ

y

ÚÙ Ö Ô ×ÖÛÙÚÜ ÚÙ ÚÔ ÚÕ ÚÝÞ ÑÒ ÓÔÑÔ ÑßÜ à ×ØÒ×á

y

Ú×ÒÛ ßÛÚÒÛ

ÞÑÒÓÔÑ Û Ù ÒÛ Ü Þ ÑÞâÛÚÒ Ö ÚÞâÚà ÚÙ ÚÒÚÛ Ô ÑßÜ à ×Øß × ÞÑÙÖÑÙ Ú× á ÚÜ ÒÚãá ÚÜ ÒÚ Ô ÚÙ

×Ù á ÓàÞ Úß × ÔÚÕ ÚÞ ß ×ÒÛ Úß × ÚÒÚÛ ÜÑäÚÔ×ÚÙ ß ÑåÚà Ú ß ×ß ÒÑÞ ÚÒ×ßæ áÚÜ ÒÛÚÕ Ô ÚÙ ÚÜ Û àÚÒç

èÔÚØÛ ÙÒÚÝ ÚØ ÚÙ

y

ÚÙÖÚÜ ÚÙÔ×Õ ÚÕÛ ×ÚÔÚÕ ÚÝßÑâÚÖ Ú ×âÑà×Ü Û Òé

1.5.1 Tahap Pengumpulan Data

ÐÑÒÓÔ Ñ Ø ÑÙÖ ÛÞØÛ Õ ÚÙ Ô ÚÒÚ

y

ÚÙ Ö Ô ×ÖÛ ÙÚÜ ÚÙ ÔÚÕ ÚÞ Ø ÑÙ ÑÕ ×Ò×ÚÙ ×Ù× ÚÔ ÚÕ ÚÝ

ß ÑâÚÖ Ú×âÑà×Ü Û Òé

Úç êÒÛÔ×ë×ÒÑàÚÒÛà

ìÑÙÖ ÛÞØÛ Õ ÚÙ ÔÚÒÚ Ô ÑÙ Ö ÚÙ åÚà Ú ÞÑÙ ÖÛÞØÛ ÕÜÚÙ âÑâÑà ÚØÚ Õ ×ÒÑàÚÒÛàæ

ÔÓÜ ÛÞ ÑÙæ âÛ ÜÛæ äÛ àÙ ÚÕæÜÛ×ß ×ÓÙÑàÔÚÙâÚåÚ ÚÙãâÚåÚÚÙÛ Ù ÒÛ ÜÞ ÑÙ Ô ÚØ ÚÒÜ ÚÙ

Ö ÚÞâÚà ÚÙÚÙÖ

y

Þ ÑÙ

y

ÑÕÛ àÛ ÝÒÑÙ ÒÚÙ ÖÞÚß ÚÕ ÚÝ

y

ÚÙÖÔ×ÒÑÕ ×Ò×ç

â ç íâß ÑàîÚß ×

ïÑÙ Ö ÚÙ Þ ÑÙ ÖÛ Þ ØÛÕÜÚÙ ×Ùá Ó àÞÚß× ÞÑÙÖÑÙ Ú× Ô ÚÒÚ Þ ÓÙÛ Þ ÑÙ âÑàß ÑäÚà ÚÝ

y

ÚÙÖÚÔÚÔ ×Ü Ó ÒÚðÚÙÔ ÛÙ ÖÔÑÙÖÚÙÞ ÑÙ Ö ÚÔÚÜÚÙØ ÑÙÑÕ ×Ò×ÚÙÔ ÚÙ Ø ÑÙ ×ÙäÚÛÚÙ

Õ ÚÙ Ö ßÛ Ù ÖÒÑà ÝÚÔÚØØ ÑàÞÚß ÚÕ ÚÝÚÙÔ×ÚÞâ×Õç

åç ñ Úò ÚÙåÚà Ú

ìÑÙÖ ÛÞØÛ Õ ÚÙ Ô ÚÒ ÚÔÑÙ Ö ÚÙ ÞÑÕ ÚÜÛ Ü ÚÙ ÒÚÙ

y

Ú äÚò ÚâÕ ÚÙ Ö ßÛÙ Ö ß ÑåÚàÚ ÒÚÒÚØ

ÞÛ Ü Ú Ô ÑÙ Ö ÚÙ Ø ×ÝÚÜ ï×Ù Úß ìÑàÒÚÞÚÙ ÚÙ ó ÓÒÚ ðÚÙÔ ÛÙ Ö ß ÑÕ ÚÜ Û ØÑÙ ÖÛàÛ ß

ß ÚÕ ÚÝß ÚÒÛÞ ÓÙÛ Þ ÑÙâÑàß ÑäÚàÚÝÔ ×ÜÓÒÚðÚÙ ÔÛ Ù Öç

1.5.2 Tahap Pembuatan Perangkat Lunak

ÐÑÒÓÔ Ñ

y

ÚÙ Ö Ô ×Ö ÛÙÚÜ ÚÙ Ô ÚÕ ÚÞ ÒÚÝ ÚØ Ø ÑÞâÛÚÒÚÙ Ø ÑàÚÙ ÖÜÚÒ ÕÛ Ù ÚÜ ×Ù×

ÞÑÙÖ ÖÛÙÚÜÚÙ Þ ÓÔ ÑÕ ô õö÷ø ù õúúç ÐÓÔ ÑÕ ×Ù ×ÚÔÚÕ ÚÝÞ ÓÔ ÑÕÜÕ Úß ×Ü ÔÑÙÖÚÙÞ ÑÕ ÚÜÛ Ü ÚÙ

Ø ÑÙÔÑÜ ÚÒÚÙ ß ÑåÚàÚ ß×ß ÒÑÞÚÒ×ßæ âÑàÛ àÛÒÚÙ Ô ÚÕ ÚÞ Þ ÑÞâÚÙ ÖÛ Ù ß Óá Òò ÚàÑæ Þ ÑÞ ÛÕ Ú×

Ø ÑÙÛàÛ Ù ÚÙ Ô Úà ×ß ÚÒÛá Úß ÑÜÑá Úß ÑÕ Ú×Ù ÙÚç

y

ÐÑÒÓÔ Ñ ×Ù × Ô ×Ö ÚÞâÚàÜ ÚÙÞ ÑÙ ÛàÛ Ò û ÓÖ Ñà

êçìàÑß ßÞÚÙ

y

ÚÙÖ ÞÑÕ ×ØÛÒ×âÑâÑàÚØ ÚØ àÓ ßÑßÚ×ÒÛ

y

é

Úç üý þþÿ ✁✂õö✁ý

✄ÚÝ ÚØ×Ù ×Þ ÑàÛØÚÜÚÙÕ ÚÙ ÖÜ ÚÝ Úò ÚÕ Ô ÑÙ Ö ÚÙ Þ ÑÞâÑà ×Ü ÚÙÜ Û ×ß ×ÓÙÑàý ú✁ ÷

ÜÑØÚÔÚ Þ ÚßÚà ÚÜ ÚÒ

y

Ô ÚÙ ò Úò ÚÙåÚàÚ Ô ÑÙ Ö ÚÙ Ø ×ÝÚÜ ï×ÙÚß ìÑàÒÚÞÚÙ ÚÙ


(14)

✝✞✟✠✞ ✡☛✟☛☞

y

☛✌ ✍ ✝✞ ✟ ☛✎☛ ✎ ✏ ✑ ✒✓☛ ✔☛✌ ✎ ✕✌✍ ✖✕✗ ☛✏ ✎☛✟✏ ✗ ☛✓☛✟ ✝✞✗ ☛✑☛✌✍

✘✞✟✖ ☛✠ ☛✗ ☛☞☛✌ ☛✌

y

✍ ✎✏☛✌✍✑☛✓ ✙ ☞✏✌ ✍ ✍☛ ✑✞ ✝✕✓ ✕☞ ☛✌ ✎☛✓☛

y

☛✌ ✍ ✎✏✝✕✓ ✕☞✑☛✌

✓✞✟☞☛✎☛✘ ☛✘✗✏✑☛✠✏ ✖ ✞✎ ✏☛ ✘✞✌ ✍✞✌☛✗ ☛✌ ✖✒✌ ✕✖✞✌ ✖✞✌✍✍✕✌☛✑☛✌ ✓✞✑ ✌ ✒✗✒ ✍✏

✚✛ ✜✢✣✤✥ ✣✦ ✧ ✣✚★✩✥✪☛✌✍

y

☛✑☛✌✎ ✏✝ ☛✌✍✕✌✫ ✬☛✎☛✓☛☞☛✘✏✌✏✎✏✗ ☛✑ ✕✑☛✌ ✝☛✓☛✠ ☛✌

✖ ☛✠ ☛✗ ☛☞ ✓✞✟✑☛✏✓ ✗ ☛✓☛✟ ✝✞✗ ☛✑☛✌✍

y

☛✌ ✍ ✎ ✏☛✌✍✑☛✓ ✘☛✎☛ ✖✒✌✕✖ ✞✌ ✝✞✟✠ ✞ ✡☛✟ ☛☞

✓✞✟✠ ✞ ✝✕✓✠ ✞☞✏✌✍ ✍☛✎✏✎☛✘☛✓✎☛✓☛✭✎☛✓☛✘✞✌✞✗✏✓ ✏☛✌✫

✝✫ ✮★ ✚ ✤✤✩ ✤✜

✬✟✒✠✞✠ ✯★✚ ✤✤✩ ✤✜ ✖✞✟✕ ✘☛✑☛✌ ✗ ☛✌✡✕✓☛✌ ✎☛✟✏ ✘✟✒✠ ✞✠ ✰ ✱✢✢✛✤✩✲✚✥✩✱✤✳ ✴☛☞☛✘

✏✌ ✏ ✖✞✗ ☛✑ ✕✑☛✌ ✑ ✕✌✡✕✌ ✍☛✌ ✑✞ ✖✒✌ ✕✖✞✌ ✓✞✟✠ ✞ ✝✕✓ ✕✌✓ ✕✑ ✒✝✠ ✞✟✵☛✠✏ ✠ ✞✟✓☛

✖✞✌

y

✕✠✕✌ ✡ ☛✎ ✶☛✗ ✑✞✍✏☛✓☛✌ ✎✞✌✍☛✌ ✓ ✕✡✕☛✌ ✝✞✟ ☛✘☛ ✗ ☛✖ ☛ ✶☛✑✓ ✕

y

☛✌✍

✎✏✝✕✓ ✕☞✑☛✌ ✕✌✓ ✕✑ ✘✞✖✝✕☛✓☛✌ ☛✘✗✏✑☛✠✏✫ ✴☛☞ ☛✘☛✌ ✏✌ ✏ ☛✑☛✌ ✖ ✞✌ ✍☞☛✠✏✗✑☛✌

✎☛✓☛✭✎☛✓☛ ✘✞✌✞✗✏✓ ✏☛✌

y

☛✌ ✍ ✓✞✗ ☛☞ ✎ ✏✗ ☛✑✕✑☛✌✫ ✷✘✗✏✑☛✠✏

y

☛✌✍ ☛✑☛✌ ✎✏✟ ☛✌✸ ☛✌✍

✖✞✌✍✍ ✕✌☛✑☛✌ ✓✞✑✌✒✗✒ ✍✏ ✚✛ ✜✢ ✣✤✥ ✣✦ ✧ ✣✚★✩✥✪ ✝✞✟✝☛✠✏✠ ☛✌ ✎✟✒✏✎✫

✬✞✟ ☛✌✸ ☛✌ ✍☛✌✏✌ ✏✖✞✌✍☛✌☛✗✏✠✏✠☞ ☛✗ ✭☞☛✗

y

☛✌ ✍✎✏✘✞✟ ✗✕✑☛✌✎☛✗ ☛✖✘✞✗ ☛✑✠ ☛✌☛☛✌

✘✞✖ ✝✕☛✓☛✌ ✘✞✟ ☛✌✍✑☛✓ ✗✕✌☛✑ ✕✌ ✓✕✑ ✖ ✞✌✞✌ ✓ ✕✑☛✌ ☛✟✠✏✓✞✑ ✓ ✕✟ ✠✏✠✓✞✖ ✠✞✸ ☛✟☛

✑✞✠✞✗✕✟✕☞☛✌✫

✸✫ ✹✱✦✣★✩ ✤✜

✬☛✎☛ ✓☛☞ ☛✘ ✏✌ ✏✙ ✎✞✌ ✍☛✌ ✸ ☛✟ ☛ ✖✞✌✍✕✖✘ ✕✗✑☛✌ ✎☛✓☛✭✎☛✓☛ ✘✞✌✞✗✏✓ ✏☛✌ ✙

✖✞✌✍☛✌☛✗✏✠ ☛ ✠✏✠✓✞✖

y

☛✌✍ ✠ ✞✎☛✌✍ ✝✞✟ ✡☛✗ ☛✌ ✕✌ ✓ ✕✑ ✑✞✖✕✎✏☛✌ ✎✏✗☛✑✕✑☛✌

✘✞✟ ☛✌✸ ☛✌✍☛✌ ✓✞✟☞☛✎☛✘ ☛✘☛

y

☛✌✍ ☛✑☛✌ ✎ ✏✍☛✖ ✝ ☛✟✑☛✌ ✖ ✞✗ ☛✗✕✏ ✛ ✺ ✣ ✲✚✺ ✣

✦ ✩✚ ✜✧ ✚✢✻ ✺ ✼✣✤ ✚✧ ✩✱✻ ✺ ✣

quence diagram, activity diagram, class diagram

✘✞✟ ☛✌✸ ☛✌✍☛✌ ☛✌ ✓☛✟✖✕✑☛ ✎☛✌ ✡☛✟✏✌✍☛✌ ✠ ✞✖ ☛✌ ✓ ✏✑ ✓✞✟☞☛✎☛✘ ☛✘✗✏✑☛✠✏ ✖✞✎✏☛

✘✞✌ ✍✞✌☛✗ ☛✌✖✒✌ ✕✖✞✌ ✝✞✟✠ ✞ ✡☛✟ ☛☞ ✫

✎✫

Construction

✴☛☞☛✘ ☛✌✍

y

✑✞✞✖✘☛✓

construction

✎ ✏✖✕✗ ☛✏✌☛

y

✠✕☛✓ ✕ ✘✞✖ ✝✕☛✓☛✌ ☛✘✗✏✑☛✠✏

✖✞✎✏☛ ✘✞✌✍✞✌☛✗ ☛✌ ✖✒✌ ✕✖✞✌

y

☛✌✍ ✖✞ ✟✕✡✕✑ ✎☛✟✏ ✓☛☞☛✘

modeling

y

☛✌ ✍

✑✞✖✕✎✏☛✌ ✎✏✗ ☛✌✡✕✓✑☛✌ ✎✞✌ ✍☛✌ ✘✟✒✠ ✞✠ ✖✞✖✝✕☛✓

coding

☛✓☛✕ ✘✞✌ ✍✑ ✒✎✞ ☛✌

y

☛✌ ✍ ✖✞✟✕✘☛✑☛✌ ✘✞✌✞ ✟ ✡✞✖☛☞ ☛✌ ✎✞✠ ☛✏✌ ✎☛✗ ☛✖ ✝☛☞ ☛✠ ☛

y

☛✌✍ ✝✏✠ ☛ ✎✏✑✞✌☛✗✏

✒✗✞☞ ✑ ✒✖✘ ✕✓✞✟ ✫

Programmer

☛✑☛✌ ✖✞✌✞✟ ✡✞ ✖ ☛☞✑☛✌ ✓✟ ☛✌✠ ☛✑✠✏

y

☛✌✍

✎✏✖✏✌✓☛✒✗✞☞

user

✫ ✴☛☞ ☛✘☛✌ ✏✌ ✏✗ ☛☞

y

☛✌ ✍✖✞✟✕ ✘☛✑☛✌ ✓☛☞ ☛✘☛✌✠ ✞✸ ☛✟☛✌

y

☛✓☛


(15)

✾✿❀❁❂ ❃✿ ❀❁❄❂❁ ❅✾❁❄❁ ❀❆❁❇❁❈❁ ❅✿ ❅✿❉❊❋ ❆❋❄❁❇❈ ❋❅●❂❍✾❋❁ ❅❃❋❄❋❃❁✿ ❀❁❂ ❁❁❂ ❁ ❅

✾✿❄❁❂■❂ ❁ ❅❏ ❑▲▼ ▼◆❖ ▼▲ ❑P ❆❋◗ ❇❁ ✾❁❈ ❃✿ ❃❆❋❀

y

❁ ❅● ❆❋❄❁❇ ✾✿❘■❁❆ ❆❁ ✾✿❉ ❙■ ❚ ■❁ ❅❅❁

y

❁ ✾❁❄❁❇ ■❅❆■❂ ❀❋❅❋❀■❂❁ ❅ ❂❋❃❁❄❁❇❁ ❅❯❂❋❃❁❄❁❇❁ ❅ ❆❋◗ ❇❁ ✾❁❈ ❃✿❃❆❋❀ ❆❋◗❃❋ ❘■ ❆

■❅❆■❂❂❋❀■✾✿❁ ❅❘✿ ❃❁✾✿❈❋◗❘❁✿❂ ✿❉

❋❉ ❱◆❲ ❳❨❩❬◆ ❑▼

❙❁❇❁❈❁ ❅✿ ❅✿ ❘✿ ❃❁✾✿❂❁❆❁❂ ❁ ❅❆❁❇❁❈❁❂❇✿◗ ✾❁❄❁ ❀❈ ❋❀❘■❁❆❁ ❅❃❋ ❘■❁❇❖ ❨❭▼❪ ❫ ❴◆

❁❆❁■ ❃✿ ❃❆❋❀❉ ❊❋ ❆❋❄❁❇ ❀❋❄❁❂■❂ ❁ ❅ ❁ ❅❁❄✿ ❃✿ ❃❵ ✾❋❃❁✿ ❅ ✾❁ ❅ ❈❋❅●❂❍✾❋❁ ❅ ❀❁❂❁

✾✿❄❁❂■❂ ❁ ❅ ❃■❁❆■ ❈ ❋❅●■ ❚✿❁ ❅ ❂❋❈❁ ✾❁ ❈❋❅● ●■❅❁ ❃✿ ❃❆❋❀ ❆■❚■❁ ❅❅❁

y

■❅❆■❂

❀❋❅●❋ ❆❁❇■✿ ❃✿ ❃❆❋❀

y

❁ ❅● ✾✿❘❁ ❅●■❅ ✾❁❈❁❆ ❀❋❀❋❅■❇✿ ❂❋ ❘■ ❆■❇❁ ❅❈❋❅● ●■❅❁

❁❆❁■ ❆✿ ✾❁❂ ❆❋◗❇❁ ✾❁❈ ❃✿ ❃❆❋❀ ❁❈❄✿❂❁ ❃✿ ❀❋✾✿❁ ❈❋❅●❋❅❁❄❁ ❅ ❀❍❅■❀❋❅ ❁ ❅●

y

✾✿❘❁ ❅●■❅❉

❛❜

m

❝❜ ❞

1.1 Model

Waterfall

[3]

1.6

Sistematika Penulisan

❊✿ ❃❆❋❀❁❆✿❂ ❁ ❈ ❋❅■❄✿ ❃❁ ❅ ❈ ❋❅❋❄✿❆✿❁ ❅ ✿ ❅✿ ✾✿ ❃■❃■❅ ■❅❆■❂ ❀❋❀❘❋◗✿❂❁ ❅ ●❁ ❀❘❁◗❁ ❅

■❀■❀ ❆❋❅❆❁ ❅● ❈ ❋❅❋❄✿❆✿❁ ❅ ❁ ❅●

y

✾✿❚❁❄❁ ❅❂ ❁ ❅❉ ❊✿ ❃❆❋❀❁❆✿❂ ❁ ❈❋❅■❄✿ ❃❁ ❅ ❆■●❁ ❃ ❁❂❇✿◗ ✿ ❅✿

❁ ✾❁❄❁❇❃❋ ❘❁●❁✿ ❘❋◗✿❂■❆❡

BAB I PENDAHULUAN

❢❁❘ ✿ ❅✿ ❘❋◗✿ ❃✿ ■◗❁✿❁ ❅ ❄❁❆❁◗ ❘❋❄❁❂❁ ❅● ❀❁ ❃❁❄❁❇❵ ◗■❀■❃❁ ❅ ❀❁ ❃❁❄❁❇❵ ❀❁❂ ❃■✾

✾❁ ❅ ❆■❚■❁ ❅❵ ❘❁❆❁ ❃❁ ❅ ❀❁❃❁❄❁❇❵ ❀❋ ❆❍✾❍❄❍●✿ ❈ ❋❅❋❄✿❆✿❁ ❅❵ ❆❁❇❁❈ ❈❋❅●■❀❈ ■❄❁❅ ✾❁❆❁❵

❀❍✾❋❄❈❋❅●❋❀❘❁ ❅●❁ ❅❈ ❋◗❁ ❅●❂ ❁❆❄■❅❁❂✾❁ ❅❃✿ ❃❆❋❀❁❆✿❂ ❁❈❋❅■❄✿ ❃❁ ❅❉

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

❢❁❘ ✿ ❅✿ ❀❋❀❘❁❇❁ ❃ ❆❋❍ ◗✿ ❯❆❋❍ ◗✿ ❆❋◗❂ ❁✿❆ ❍ ❘❚❋❂ ❣✿ ❃❁❆❁ ❘❋◗❃❋❚❁◗❁❇ ❂❇■❃■❃❅❁

y

❀❍❅■❀❋❅ ✾✿❂❍❆❁ ❢❁ ❅ ✾■❅● ❃❋◗❆❁ ❆❋❍◗✿ ❈❋❅ ✾■❂■❅● ❁ ❅●

y

✾✿●■❅❁❂ ❁ ❅ ■❅❆■❂

Communication

❤ ✐❥❦ ❧ ♠♥♦♣q ♥q r ♥q ❥♣ s❧ t✉q ✐❧ ✈❧♣♥✇①r ♥ ②❧ ✐q♣ ③

Planning

④✇ ♥q ✈r♥q♣ ③ ✇ ♠②❧⑤✉⑥q♣ ③ ♥✐r ♠⑦q♣ ③

Modeling

⑧♣r⑥✇q ✇

y

⑤❧✇q③ ♣

Construction

⑨❥⑤❧ ♥❧✇ ♥

Deployment

⑤❧⑥q ⑩❧✐ ❶ ✇✉ ❷❷ ❥✐ ♥ ❸❧❧⑤❹r ♠ ⑦


(16)

❻❼❽❼❾ ❿❼❾ ➀ ➁❼❾ ❻➂❻➃❼❾➀➄❾ ❼➅➆➇➈❼➉ ➇ ➉ ➂➅➂❽ ➊➇ ❻➄➆➊➇❻➂➁ ➇❼➋ ➁ ➂➌➇❾➇➉ ➇ ❻➄➆➊➇❻➂➁ ➇❼➋

➂➆ ➂❻➂❾ ❻➄➆➊➇❻➂➁ ➇❼➋ ➁➂➌➇❾➉ ➇ ❻➍❾➄❻➂❾➋ ➍➃ ➎➂➈ ➏ ➇➉❼➊❼ ❻➍❾➄❻➂❾ ➁ ➇ ➈➍➊❼ ➐❼❾➁ ➄❾ ➀➋

➑➒➓ ➔→➣↔ →↕ ➙ →➛ ➜➝↔ ➞➋ ➑➣↕ ➟ ➠ ➝↕➋ ➡➢ ➤

(

➥➣ ➝➦ ➝→↕ ➧➠ ↕ →➜➜➝➣➓ ➨➛➣➓ ➒➛ ➓ →

)

➉ ➂❽➊❼ ↔➠ ➠ ➜➩

➫❼❾➀➁➇➀➄❾ ❼➈❼❾ ➥ ➣➝↔ ➞

,

➭➯➲

(

➳➠➦↔➵ ➛➟ → ➸ →➺ →➜➠ ➻➔ →➣↔ ➼ ➝↔

),

➑↕➠ ➽ → ➾ ➚➠↔➠➩➚➠➻ ➁❼❾

➆❼➇❾

-

➆❼➇❾ ➪

➶➹ ➶➘ ➘➘ ➹➴➹

LISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

➷❼➁❼➃❼➃ ➇❾➇❻➂❾➎ ➂➆❼➉ ➈❼❾❼❾❼➆ ➇➉ ➇➉➁❼❾ ➅➂❽❼❾❿❼❾ ➀❼❾➉ ➇➉➊➂❻

.

➬❾❼➆ ➇➉ ➇➉➉ ➇➉➊➂❻

➊➂❽➁➇❽➇ ➁❼❽➇ ❼❾ ❼➆ ➇➉ ➇➉ ❻❼➉❼➆❼➮ ➋ ❼❾ ❼➆ ➇➉ ➇➉ ➉ ➇➉➊➂❻ ➫❼❾➀ ➉ ➂➁❼❾➀ ➃ ➂❽➎❼➆❼❾➋ ❼❾❼➆ ➇➉ ➇➉

➈ ➂➃ ➄➊➄➮❼❾❾➍❾ ➌➄❾➀➉ ➇➍❾❼➆

,

➁❼❾ ❼❾❼➆ ➇➉ ➇➉ ➈➂➃➄➊➄ ➮❼❾ ➌➄❾➀➉ ➇➍❾ ❼➆

.

➬❾❼➆ ➇➉ ➇➉ ➈➂➃➄➊➄➮❼❾

❾➍❾ ➌➄❾➀➉ ➇➍❾ ❼➆➊➂❽➁➇❽➇➁❼❽➇❼❾ ❼➆ ➇➉ ➇➉ ➈ ➂➃ ➄➊➄➮❼❾ ➅ ➂❽❼❾➀➈❼➊➈ ➂❽❼➉ ➋❼❾ ❼➆ ➇➉ ➇➉ ➈ ➂➃ ➄➊➄➮❼❾

➅ ➂❽❼❾➀➈❼➊ ➆ ➄❾❼➈ ➁❼❾ ❼❾❼➆ ➇➉ ➇➉ ➈ ➂➃ ➄➊➄➮❼❾ ➅ ➂❾ ➀ ➀➄❾❼

.

➬❾ ❼➆ ➇➉ ➇➉ ➈➂➃➄➊➄ ➮❼❾ ➌➄❾➀➉ ➇➍❾ ❼➆

➫❼❾➀ ❻➂❽➄➅❼➈❼❾ ➅ ➂❻➍ ➁➂➆❼❾ ➁➂❾➀❼❾ ➡➢➤

(

➥ ➣ ➝➦ ➝→↕ ➧➠ ↕ →➜➝➣➓ ➨➛ ➣➓➒ ➛➓→

),

➊➂❽➁➇❽➇

➁❼❽➇ ➒➩→ ➱➛ ➩ → ↕➝➛➓ ➟➛ ➔✃ ➩❐→➣➛➟ ➝➠ ➒ ➩ → ➱➛➩→✃ ➩ →

quence diagram, activity diagram,

dan class diagram.

➷➂❽❼❾❿❼❾➀❼❾ ➉ ➇➉➊➂❻ ➊➂❽➁ ➇❽➇ ➁❼❽➇ ➅ ➂❽❼❾❿❼❾➀❼❾ ➉➊❽➄➈➊➄❽ ❻➂❾➄ ➋

➅ ➂❽❼❾ ❿❼❾ ➀❼❾ ❼❾➊❼❽❻➄ ➈❼

,

➅➂❽ ❼❾ ❿❼❾➀❼❾ ➅ ➂➉❼❾➋ ➎❼❽➇❾➀❼❾ ➉ ➂❻❼❾ ➊➇➈➋ ➁❼❾ ➅ ➂❽❼❾❿❼❾➀❼❾

➅❽➍ ➉ ➂➁➄❽❼➆➁❼❽➇❼➅➆ ➇➈❼➉ ➇➫❼❾➀❼➈❼❾➁ ➇➃❼❾➀➄❾➪

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

➷❼➁❼ ➃❼➃ ➇❾➇ ❻➂❻➃❼➮❼➉ ➇❻➅➆ ➂❻➂❾ ➊❼➉ ➇ ➁❼❽➇ ➊❼➮❼➅❼❾ ❼❾❼➆ ➇➉ ➇➉ ➁❼❾

➅ ➂❽❼❾ ❿❼❾ ➀❼❾ ➉ ➇➉➊➂❻ ➈ ➂ ➁❼➆❼ ❻ ➅➂❽ ❼❾ ➀➈❼➊ ➆ ➄❾❼➈

(

➁❼➆❼ ❻ ➃➂❾➊➄ ➈ ➃❼➮❼➉❼

➅ ➂❻❽➍➀❽ ❼ ❻❼❾

),

➃ ➂➃➂❽❼➅❼ ➇❻➅➆ ➂❻➂❾➊❼➉ ➇ ➫❼❾ ➀❼➈❼❾➁➇➎ ➂➆❼➉ ➈❼❾❼➁❼➆❼➮➇❻➅➆ ➂❻➂❾➊❼➉ ➇

➅ ➂❽❼❾➀➈❼➊ ➈➂❽ ❼➉ ➋ ➇❻➅➆ ➂❻➂❾ ➊❼➉ ➇ ➅ ➂❽❼❾➀➈❼➊ ➆ ➄❾ ❼➈➋ ➁❼❾ ➇❻➅➆ ➂❻➂❾ ➊❼➉ ➇ ❼❾ ➊❼❽ ❻➄➈❼

.

➷❼➁❼ ➃❼➃ ➇❾➇ ➎ ➄➀❼ ➃➂❽➇➉ ➇ ➅➂❾➀➄➎ ➇❼❾ ➊➂❽➮❼➁❼➅ ➉ ➇➉➊➂❻ ❼➅❼➈❼➮ ➉ ➄➁❼➮ ➃ ➂❾ ❼❽

-

➃➂❾❼❽

➃➂❽➎❼➆❼❾➉ ➂➅ ➂❽➊➇➫❼❾➀➁➇➮❼❽ ❼➅ ➈❼❾➪

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

➷❼➁❼ ➃❼➃ ➇❾➇ ➃ ➂❽➇➉ ➇ ➊➂❾ ➊❼❾ ➀ ➄➆❼➉❼❾ ➈ ➂➉ ➇❻➅➄➆❼❾ ➫❼❾ ➀ ➃ ➂❽➈❼➇➊❼❾ ➁ ➂❾➀❼❾

➈ ➂➉ ➂➆ ➄❽➄ ➮❼❾ ➇➉ ➇ ➆❼➅➍❽❼❾ ➁❼❾ ➃➂➃➂❽❼➅❼ ➉❼❽❼❾ ➁❼➆❼ ❻ ➅ ➂❾ ➀➂❻➃❼❾➀❼❾

,

➉ ➂❽➊❼

➃❼ ➀❼➇❻❼❾❼ ❼ ➀❼❽ ❼➅➆ ➇➈❼➉ ➇ ➫❼❾➀ ➊➂➆❼➮ ➁ ➇➃❼❾➀➄❾ ➊➂❽➉ ➂➃➄➊ ➁❼➅❼➊ ➁ ➇➈ ➂❻➃❼❾ ➀➈❼❾ ❼ ➀❼❽


(17)

(18)

9

❮❰❮Ï

Ð ÑÒÓ❰ Ô❰Ò Õ ÔÖÐ❰ ×❰

ØÙÚ ÛÜ ÝÞÜ ß Ü

n

àáâ

o

r

Pada landasan teori ini akan menjelaskan mengenai teori-teori yang

berhubungan dengan aplikasi media pengenalan bangunan monumen bersejarah di

kota Bandung diantaranya mengenai pengertian kawasan dan bangunan cagar

budaya, multimedia, definisi multimedia, elemen multimedia, definsi monumen,

objek wisata monumen di kota Bandung,

ãäå æçè éç ê ëç ìíî é

y, Android,

ï ì ééçðè

ëçñòå èî éîòè

,

óè î é

y, UML (

óèîôîç êõ òêçííîèå öìè åäìå ç

), Vuforia SDK (

÷ ò ôé

w

ìð ç

øçùçíò úæçèéûî é

), dan teori pendukung lainnya.

ØÙ Ø üá

finisi Aplikasi

Mobile

Menurut

ýä þçè ÿ

[14], aplikasi

æò îíç

adalah aplikasi

æò îíç

berasal dari

kata

ìúúíîñì éîòè

dan

æò îíç

.

ãúúíîñì éîòè

yang artinya penerapan, lamaran,

penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk

melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat

digunakan oleh sasaran yang dituju sedangkan mobile dapat di artikan sebagai

perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dengan menggunakan aplikasi

æò îíç

, Anda dapat dengan mudah melakukan berbagai macam aktifitas mulai

dari hiburan, berjualan, belajar, mengerjakan pekerjaan kantor, browsing dan

lain-lain. Pemanfaatan aplikasi

æò îíç

untuk hiburan paling banyak digemari oleh

hampir 70% pengguna telepon seluler, karena dengan memanfaatkan adanya fitur

game, music player, sampai video player membuat kita menjadi semakin mudah

menikmati kapan saja dan dimanapun.

2.3

Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari

dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu

tujuan. Suatu sistem pada dasarnya merupakan sekelompok unsur yang erat

hubungannya dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai


(19)

tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel yang teroganisir,

saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Dari definisi ini

dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu:

a.

Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.

b.

Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.

c.

Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.

d.

Suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lain yang lebih besar.

2.4

Multimedia

Pada awalnya multimedia hanya mencakup media yang menjadi konsumsi

indra penglihatan (gambar diam, teks, gambar gerak video, dan gambar gerak

rekaan/animasi), dan konsumsi indra pendengaran (suara). Multimedia telah

mengalami perkembangan pesat dengan berkembangnya teknologi pembelajaran.

Ketika teknologi komputer belum dikenal, konsep multimedia sudah dikenali

dengan mengintegrasikan berbagai unsur media, seperti: cetak, akset audio, video

dan slide suara. Unsur-unsur tersebut dikemas dan dikombinasikan unutk

menyampaikan suatu topik materi pelajaran tertentu. Pada konsep ini, setiap unsur

media dianggap mempunyai kekuatan dan kelemahan. Salah satu kelebihan unsur

media dimanfaatkan dapatmenarik indera dan minat, karena merupakan gabungan

antara pandangan, suara dan gerakan [4].

2.4.1 Definsi Multimedia

Multimedia terdiri dari dua kata yaitu multi dan media, dimana multi berarti

banyak, majemuk, dan beraneka ragam, sedangkan media berarti suatu alat

perantara untuk penyampaian sesuatu. Multimedia juga merupakan kombinasi

teks, grafik, suara, animasi dan video yang disampaikan dengan komputer atau

peralatan manipulasi elektronik dan digital yang lain. Ketika pengguna diizinkan

mengontrol apa dan kapan elemen-elemen tersebut akan dikirimkan, maka

multimedia akan disebut multimedia interkatif [4].

Menurut Suyanto [8], multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk

membuat dan menggabungkan teks,

✁✂ ✄☎✆

, gambar, bergerak (video dan animasi


(20)

11

dengan menggunakan

✝✞✟✠

dan

✡☛☛ ✝

yang memungkinkan pemakaian melakukan

navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.

Multimedia interaktif juga merupakan sesuatu sistem yang menggunakan

lebih dari suatu media presentasi (teks, suara, grafik, animasi dan video) secara

bersamaan dan melibatkan keikutsertaan pemakai untuk memberi perintah,

mengendalikan, atau memanipulasi. Selain itu multimedia interaktif juga harus

memiliki suatu antarmuka pemakai yang mencakup berbagai hal seperti : menu,

w

✞✟☞☛✌

,

✠✍

y

✎☛✏✑☞ ✒ ✓☛✔✕ ✍

,

bunyi

✎✍✍✖✒

dan suara komputer lainnya. Antarmuka

pemakai juga harus memungkinkan pemakai dan komputer untuk saling

berkomunikasi dengan mudah dan informatif.

Dari definisi tersebut dapat didefinisikan bahwa terdapat empat komponen

yang harus ada dalam multimedia, pertama, harus ada sebuah komputer untuk

mengkoordinasikan apa yang dilihat, didengar dan dapat berinteraksi. Kedua,

harus ada sebuah hubungan ke informasi tersebut. Ketiga, harus ada navigasi yang

memungkinkan untuk mengakses informasi tersebut. Dan keempat, karena

multimedia bukan hanya menyaksikan, maka harus ada cara memperoleh,

memproses, dan berkomunikasi dengan informasi dan ide [5].

2.4.2 Elemen Multimedia

Pada umumnya multimedia merupakan gabungan beberapa media yang

kemudian didefinsikan sebagai elemen-elemen dalam pembentukan multimedia.

Menurut Vaughan [4] multimedia terdiri dari lima elemen, yaitu :

1. Teks

Menggunakan teks atau simbol untuk komunikasi merupakan perkembangan

manusia yang dimulai sejak 6000 tahun lalu di Lembah Mediterania, Mesir,

Sumeria, dan Babilonia. Hanya anggota kelas penguasa dan biarawan yang

diizinkan membaca dan menulis tanda dan tulisan kuno. Saat ini teks

merupakan unsur terpenting yang digunakan dalam multimedia karena menjadi

dasar untuk menyampaikan informasi dan merupakan data yang paling

sederhana serta hanya membutuhkan tempat penyimpanan yang kecil.

Walaupun tidak mustahil untuk menciptakan sebuah multimedia tanpa teks,


(21)

tetapi kebanyakan sistem multimedia menggunakan teks karena teks adalah

cara efektif untuk mengkomunikasikan ide-ide dan menyediakan instruksi bagi

✗ ✘✙✚ ✛

Adapun teks digolongkan menjadi :

✜✛ ✢✚ ✣✤ ✥✙ ✦✥✙

x

Yaitu, teks biasa yang tercetak diatas kertas, dan merupakan elemen

dasar untuk dokumen multimedia. Biasanya digunakan untuk

dokumentasi dari multimedia.

✧✛ ★ ✩✜✤✤ ✙ ✦✥✙

x

Yaitu,

✢✚ ✣✤ ✥✙ ✦ ✥✙

x

yang sudah diterjemahkan oleh sebuah scanner

dalam bentuk yang dapat dibaca oleh komputer.

.

✪ ✫✙✩✥✚ ✬✤ ✣✩✥✙

x

Yaitu, teks dalam bentuk digital atau bentuk yang dapat dibaca dan

dimengerti oleh komputer, yang biasa diinput menggunakan aplikasi

✭✬ ✚ ✦✢✚ ✬✩✙ ✘ ✘✬ ✚ ✛

✦✛ ✮✯✙

y

rt

xt

Yaitu, teks yang terhubung (

✣✤✰

l

), dimana informasi disimpan dengan

cara yang terstruktur dan saling terhubung satu dengan yang lainnya,

sehingga pengguna dapat mencari dan mendapatkan informasi yang

diinginkan dengan cepat.

2. Grafik

Grafik atau disebut juga gambar dapat berupa layar dengan banyak warna,

penuh dengan sudut-sudut tajam, atau dapat diperluas dengan anti-aliasing.

Terkadang grafik juga muncul sebagai latar belakang dari teks. Selain itu

gambar juga dapat berupa icon yang digabungkan dengan teks, menampilkan

pilihan, atau gambar dapat ditampilkan secara

u

ll

✲✘✩✚ ✙✙

n

sebagai ganti dari

teks, dengan bagian dari gambar sebagai objek atau link untuk menampilkan

v

n

t

✲✙

v

n

t

atau objek-objek lain. Beberapa bentuk dari grafik (gambar), yaitu :

✜✛

Grafik

✳✣

tm

✜✯

✳✣

t

merupakan elemen paling kecil dalam dunia digital, benar (1) atau

salah (0), ini menunjuk pada biner karena hanya menggunakan dua digit.


(22)

13

merupakan matriks sederhana dari titik-titik kecil yang membentuk

sebuah gambar dan ditampilkan dilayar komputer atau dicetak.

✴✵✶✷✸ ✹

digunakan untuk

✵✷✸✺ ✻

foto realistik dan gambar kompleks yang

membutuhkan detail halus.

✼✽

Grafik Struktur (

✾✻ ✿✶❀❁

)

✾✻ ✿✶❀❁ ✵✷✸✺✻

merupakan

✵✷✸✺ ✻

paling sesuai untuk garis, kotak,

lingkaran, poligon, dan bentuk grafis lain yang secara matematis dapat

diekspresikan dalam sudut, koordinat, dan jarak.

✾ ✻ ✿✶❀❁✵✷✸✺ ✻

disimpan

sebagai sebuah set dari operasi matematika atau algoritma yang

mendefinisikan kurva, garis, dan bentuk dalam sebuah gambar.

✾ ✻ ✿✶❀❁

✵✷✸✺ ✻

memiliki dua kelebihan dibandingkan

✼✵✶✷✸ ✹✽

Pertama,

❂✻ ✿✶❀❁

✵✷✸✺ ✻

bisa diperkecil dan diperbesar lebih sempurna tanpa mengurangi

kualitas gambar. Kedua, karena

❂✻ ✿✶❀❁ ✵✷✸✺ ✻

memiliki ukuran

❃✵❄✻

yang lebih kecil, maka mudah di

❅ ❀❆❇ ❄❀✸❅

menggunakan internet.

.

Clip art

Untuk menghemat waktu dalam pembuatan aplikasi multimedia, dapat

menggunakan sebuah library yang berisi

✿❄✵ ✹✸❁✶

.

Sebuah koleksi

✿❄✵ ✹✸❁✶

dapat memuat bermacam-macam

✵✷✸✺ ✻

secara acak, atau memuat grafis,

foto, suara, dan video yang berhubungan dengan satu topik.

❅✽ ❈✵✺✵✶✵❉✻ ❅❊✵✿

t

❋❁✻

s

D

✵✺✵✵❉✻ ❅

t

❊✵✿❋❁ ✻

t

s

adalah gambar yang didapatkan dari sebuah

❃❁✸✷✻

dari

rekaman kamera, VCR, VCD atau

l

v

v

✵❅✻

o

lain yang di

✿✸✹✶❋❁✻

dan

dapat digunakan pada aplikasi multimedia.

3. Suara

Ketika sesuatu bergetar diudara dengan gerakan maju mundur, akan

menghasilkan gelombang tekanan. Gelombang ini akan menyebar, dan

mencapai gendang telinga, dan getaran tersebut sering disebut sebagai suara.

Menurut Vaughan [4] kebanyakan suara yang digunakan dalam produksi

multimedia dapat berupa musik audio yang direkam secara digital ataupun

MIDI.


(23)

4. Animasi

Animasi adalah tindakan membuat sesuatu menjadi hidup. Dengan animasi,

serangkain gambar diubah secara perlahan kemudian menjadi sangat cepat,

sehingga tampak berpadu ke dalam ilusi visual gerak. Efek visual seperti

seperti

w

●❍■

,

❏❑▲■

,

zo

o

m

dan

▲ ●■

sso

lv

tersedia dalam banyak paket

authoring, yang merupakan bentuk animasi sederhana. Terdapat pula

animasi cel, yang merupakan suatu teknik animasi yang dipopulerkan oleh

Disney, dengan menggunakan grafis progresif berbeda dalam setiap

❏◆❑❖■

.

5. Video

Video memiliki performa tinggi yang dituntut oleh setiap sistem komputer

dan menyediakan sumber daya yang besar bagi aplikasi multimedia.

Sedangkan video digital merupakan urutan/ perulangan dari gambar-gambar

digital.

2.5

Monumen / Tugu Bersejarah

Monumen sebagai suatu bentuk karya seni bangun, dengan segala fungsi

serta misinya, sudah tentu diwujudkan secara kongkrit (

v

●P ◗❑❘●❙■▲

) melalui suatu

upaya rekayasa simbolis agar dapat tercipta dialog atau komunikasi dengan

khalayak luas atau publik. Sebagai sebuah karya seni rupa khalayak (

❍◗❚

l

●❯ ❑◆❱

),

seni bangun monumen dibuat berdasarkan sejumlah prasyarat, kaidah serta

prinsip-prinsip yang mendasari, sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan

dibangunnya sebuah monumen. Seni bangun monumen sebagai salah satu bentuk

bangunan arsitektur, merupakan ekspresi jatidiri suatu kota yang disebut sebagai

faktor kunci dalam penciptaan rasa harga diri dan jatidiri atau identitas, sebagai

pengejawantahan dari kesinambungan masa lampau, masa kini dan masa

mendatang [7].

2.5.1 Definsi Monumen (Tugu)

Monumen atau tugu merupakan sebuah bangunan simbolisasi semangat dan

pewarisan nilai-nilai perjuangan yang terkandung dari peristiwa suatu sejarah.

Monumen erat hubungannya dengan arsip arsitektur bangunan tua yang bernilai


(24)

15

historis, karena monumen umumnya ditunjang oleh sejumlah elemen yang mampu

memberi ciri menonjol melalui seni bangun arsitekturalnya [1].

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Monumen adalah tugu

peringatan, tugu adalah sebagai tiang besar dan tinggi dibuat dengan batu dimana

tugu sebagai tanda peringatan (kenang-kenangan)

yang didirikan guna

memperingati suatu kejadian besar dan penting, dalam sejarah atau

menghidupkan serta memelihara peringatan kepada perorangan yang telah

meninggal [6].

Secara umum, dari tampilannya monumen bisa dibagi menjadi dua bagian

yaitu:

1. Monumen figuratif (personal,

❲ ❳❨❩ ❬❭❨❪❨ ❬❨ ❫❴

)

2. Monumen non figuratif (

❬❵ ❪❨❩ ❬❛❨

,

❭❜❲❴❩ ❪ ❳❝ ❬❞

).

Monumen figuratif biasanya tampilan berupa wujud sosok pahlawan ataupun

seseorang yang dikenang. Tampilannya bisa berupa wujud manusia satu badan

(

❪❨ ❬ ❝❡❭ ❝❢❣❭ ❢❫❩❴

,

❪❭❨❨❭ ❝❢❣❭ ❢ ❫❩ ❴

,

❩❴ ❛❞❭ ❝❭ ❝❢❣❭ ❢❫❩ ❴

) maupun berupa patung dada saja

(

❲ ❳❨❩ ❬❭❨ ❵❫❪❨

). Sedangkan monumen non-figuratif memiliki keberagaman dalam

hal ide, konsep, maupun bentuknya dapat berupa:

a. Tugu

b. Kumpulan Arca

c. Candi/Kuil

d. Makam

e. Air Mncur

f.

Mesjid Bersejarah

g. Istana (

❛❬ ❪❨ ❞❴

)

h. Menara

i.

Benteng Pertahanan

j.

Reruntuhan Bangunan Bersejarah

Monumen tidak harus berupa karya patung atau karya seni rupa 3 dimensi.

Monumen bisa juga berupa karya arsitektur, misalnya: bangunan-bangunan kuno

peninggalan masa lalu yang diabadikan sebagai peninggalan sejarah di masa

sekarang. Konsep memasukkan bangunan sebagai monumen ini melalui


(25)

pendekatan bangunan-bangunan yang bersifat arsitektur skulptural, yaitu sebuah

arsitektur skulptural didefinisikan sebagai arsitektur yang mempertimbangkan

bangunan sebagai objek skulptur dengan lebih menekankan pada estetika bentuk

dibanding konsep estetik yang berhubungan dengan keutuhan struktur.

2.5.2 Monumen Bersejarah Di Kota Bandung

2.5.2.1 Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Monumen ini dibangun sekitar tahun 1995 dimana lokasinya beradu

hadap dengan gedung yang lainnya yang menjadi ikon kota Bandung, yakni

Gedung Sate. Tujuan dibangunnya Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

adalah sebagai Museum Sejarah Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Monumen

Perjuangan Rakyat Jawa Barat dikenal oleh masyarakat dengan istilah Monju

(Monumen Perjuangan). Monju memiliki koleksi yang peristiwa-peristiwa

kesejarahan di wilayah Jawa Barat yang ditata di ruangan pameran tetap. Koleksi

berupa diorama-diorama dan relief-relief kesejarahan Jawa Barat. Akan tetapi

koleksi tersebut sangat kurang memadai dan hingga sekarang koleksinya belum

bertambah. Monju belum mengelola koleksi, merawat, dan mempublikasikan

koleksi secara optimal.

Gambar 2.1 Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

pendekatan bangunan-bangunan yang bersifat arsitektur skulptural, yaitu sebuah

arsitektur skulptural didefinisikan sebagai arsitektur yang mempertimbangkan

bangunan sebagai objek skulptur dengan lebih menekankan pada estetika bentuk

dibanding konsep estetik yang berhubungan dengan keutuhan struktur.

2.5.2 Monumen Bersejarah Di Kota Bandung

2.5.2.1 Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Monumen ini dibangun sekitar tahun 1995 dimana lokasinya beradu

hadap dengan gedung yang lainnya yang menjadi ikon kota Bandung, yakni

Gedung Sate. Tujuan dibangunnya Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

adalah sebagai Museum Sejarah Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Monumen

Perjuangan Rakyat Jawa Barat dikenal oleh masyarakat dengan istilah Monju

(Monumen Perjuangan). Monju memiliki koleksi yang peristiwa-peristiwa

kesejarahan di wilayah Jawa Barat yang ditata di ruangan pameran tetap. Koleksi

berupa diorama-diorama dan relief-relief kesejarahan Jawa Barat. Akan tetapi

koleksi tersebut sangat kurang memadai dan hingga sekarang koleksinya belum

bertambah. Monju belum mengelola koleksi, merawat, dan mempublikasikan

koleksi secara optimal.

Gambar 2.1 Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

pendekatan bangunan-bangunan yang bersifat arsitektur skulptural, yaitu sebuah

arsitektur skulptural didefinisikan sebagai arsitektur yang mempertimbangkan

bangunan sebagai objek skulptur dengan lebih menekankan pada estetika bentuk

dibanding konsep estetik yang berhubungan dengan keutuhan struktur.

2.5.2 Monumen Bersejarah Di Kota Bandung

2.5.2.1 Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Monumen ini dibangun sekitar tahun 1995 dimana lokasinya beradu

hadap dengan gedung yang lainnya yang menjadi ikon kota Bandung, yakni

Gedung Sate. Tujuan dibangunnya Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

adalah sebagai Museum Sejarah Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Monumen

Perjuangan Rakyat Jawa Barat dikenal oleh masyarakat dengan istilah Monju

(Monumen Perjuangan). Monju memiliki koleksi yang peristiwa-peristiwa

kesejarahan di wilayah Jawa Barat yang ditata di ruangan pameran tetap. Koleksi

berupa diorama-diorama dan relief-relief kesejarahan Jawa Barat. Akan tetapi

koleksi tersebut sangat kurang memadai dan hingga sekarang koleksinya belum

bertambah. Monju belum mengelola koleksi, merawat, dan mempublikasikan

koleksi secara optimal.


(26)

17

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat terletak di Jalan Dipati Ukur No.

48, Kota Bandung. Lokasinya berhadapan dengan Gedung Sate dan di depan

Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Kota Bandung. Monumen berdiri di

atas tanah seluas ± 72.040 m² dan luas bangunan ± 2.143 m². serta model

bangunannya, berbentuk bambu runcing yang dipadukan dengan gaya arsitektur

modern. Monumen diresmikan penggunaanya oleh Gubernur Jawa Barat, R.

Nuriana pada tanggal 23 Agustus 1995.

Dengan adanya monumen perjuangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

masyarakat khususnya warga Bandung, diantaranya sebagai berikut:

1. Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara.

2. Membangkitkan semangat nasionalisme dan kebanggaan nasional.

3. Melestarikan jiwa dan semangat kepahlawanan dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara.

4. Menanamkan keteladanan bagi generasi penerus dalam kesinambungan

perjuangan bangsa mengisi kemerdekaan.

5. Menyajikan informasi kesejarahan di kalangan masyarakat pada umumnya.

2.5.2.2 Monumen Bandung Lautan Api

Monumen ini dibangun untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan

Api, dimana terjadi pembumihangusan Bandung Selatan yang dipimpin oleh

Muhammad Toha. Diceritakan Bandung yang saat itu merupakan basis militer

penting, diserang oleh tentara Belanda yang berusaha merebut kembali kekuasaan

di Indonesia. Rakyat dan Tentara Republik Indonesia yang tidak rela Bandung

kembali

diduduki

oleh

pemerintah

kolonial

Belanda

kemudian

membumihanguskan kota. Maka untuk mengenang peristiwa tersebut, dibangun

Tugu Bandung Lautan Api ini sebagai bentuk simbolisasi. Monumen ini berada di

Jln.Muhammad Toha tepat berada ditengah Tegalaga, bangunan bersejarah ini

mempunyai tinggi 45 meter dan memiliki sisi sebanyak 9 bidang, lalu memiliki 10

stilasi yang tersebar di 10 lokasi. Stilasi ini berupa monumen mini yang

mempunyai tinggi sekitar 1,5 m, didesain oleh Sunaryo dan dibangun tahun 1997.


(27)

Gambar 2.2 Monumen Bandung Lautan Api

2.5.2.3 Monumen Husein Sastranegara

Husein Sastranegara merupakan seorang tokoh yang ikut terlibat

memperjuangkan bangsa Indonesia pada masa-masa revolusi fisik. Beliau

memiliki suatu pemikiran yang amat cerdas dan senantiasa berpikir ke depan guna

membangun TNI Angkatan Udara Indonesia. Sayangnya segala tekad yang

dimikinya untuk membela negara Indonesia tida bisa beliau wujudkan dalam

waktu yang lama. Beliau hanya dapat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia

selama satu tahun lebih. Dan tepat setelah 5 bulan Angkatan Indonesia resmi

didirikan, Husein Sastranegara harus memenuhi panggilan Sang Pencipta.

Pahlawan ini lahir di Cilaku Cianjur pada tanggal 20 Januari tahun 1919.

Beliau masih keturunan ningrat dan merupakan anak ke-8 dari 14 bersaudara.

Beliau gugur karena kecelakaan saat menjalani uji coba terbang pesawat Cukiu di

Yogyakarta pada tanggal 26 September 1946 dengan pangkat Mayor Udara.

Beliau di kebumikan di Yogyakarta dan hingga saat ini masih sangat dihormati

dan dikenang jasa-jasanya. Karena tekadnya yang kuat dan membara dalam hal

penerbangan itulah Monumen Husein Sastranegara dibangun tepat berada di

depan Bandara yang juga memakai nama beliau, Bandara Husein Sastranegara.

Gambar 2.2 Monumen Bandung Lautan Api

2.5.2.3 Monumen Husein Sastranegara

Husein Sastranegara merupakan seorang tokoh yang ikut terlibat

memperjuangkan bangsa Indonesia pada masa-masa revolusi fisik. Beliau

memiliki suatu pemikiran yang amat cerdas dan senantiasa berpikir ke depan guna

membangun TNI Angkatan Udara Indonesia. Sayangnya segala tekad yang

dimikinya untuk membela negara Indonesia tida bisa beliau wujudkan dalam

waktu yang lama. Beliau hanya dapat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia

selama satu tahun lebih. Dan tepat setelah 5 bulan Angkatan Indonesia resmi

didirikan, Husein Sastranegara harus memenuhi panggilan Sang Pencipta.

Pahlawan ini lahir di Cilaku Cianjur pada tanggal 20 Januari tahun 1919.

Beliau masih keturunan ningrat dan merupakan anak ke-8 dari 14 bersaudara.

Beliau gugur karena kecelakaan saat menjalani uji coba terbang pesawat Cukiu di

Yogyakarta pada tanggal 26 September 1946 dengan pangkat Mayor Udara.

Beliau di kebumikan di Yogyakarta dan hingga saat ini masih sangat dihormati

dan dikenang jasa-jasanya. Karena tekadnya yang kuat dan membara dalam hal

penerbangan itulah Monumen Husein Sastranegara dibangun tepat berada di

depan Bandara yang juga memakai nama beliau, Bandara Husein Sastranegara.

Gambar 2.2 Monumen Bandung Lautan Api

2.5.2.3 Monumen Husein Sastranegara

Husein Sastranegara merupakan seorang tokoh yang ikut terlibat

memperjuangkan bangsa Indonesia pada masa-masa revolusi fisik. Beliau

memiliki suatu pemikiran yang amat cerdas dan senantiasa berpikir ke depan guna

membangun TNI Angkatan Udara Indonesia. Sayangnya segala tekad yang

dimikinya untuk membela negara Indonesia tida bisa beliau wujudkan dalam

waktu yang lama. Beliau hanya dapat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia

selama satu tahun lebih. Dan tepat setelah 5 bulan Angkatan Indonesia resmi

didirikan, Husein Sastranegara harus memenuhi panggilan Sang Pencipta.

Pahlawan ini lahir di Cilaku Cianjur pada tanggal 20 Januari tahun 1919.

Beliau masih keturunan ningrat dan merupakan anak ke-8 dari 14 bersaudara.

Beliau gugur karena kecelakaan saat menjalani uji coba terbang pesawat Cukiu di

Yogyakarta pada tanggal 26 September 1946 dengan pangkat Mayor Udara.

Beliau di kebumikan di Yogyakarta dan hingga saat ini masih sangat dihormati

dan dikenang jasa-jasanya. Karena tekadnya yang kuat dan membara dalam hal

penerbangan itulah Monumen Husein Sastranegara dibangun tepat berada di

depan Bandara yang juga memakai nama beliau, Bandara Husein Sastranegara.


(28)

19

Monumen ini berada di Jl.Padjajaran yang menjadi salah satu kebanggan kota

Bandung.

Gambar 2.3 Monumen Husein Sastranegara

2.5.2.4 Monumen/Tugu Dewi Sartika

Monumen Dewi Sartika terletak di Taman Dewi Sartika yang merupakan

taman tertua yang ada di Bandung, lokasinya di dalam kompleks Balai Kota

Bandung, merupakan salah satu monumen di Bandung yang dibangun oleh

Pemerintah Kota Bandung untuk mengenang pahlawan Nasional wanita Indonesia

yang berasal dari daerah ini. Penempatan Monumen Dewi sartika disana adalah

pada tanggal 4 Desember 1996 seiring perubahan nama taman tersebut dari

Taman Merdeka semenjak tahun 1950-an menjadi Taman Dewi Sartika.

Dewi Sartika adalah seorang wanita yang lahir di Bandung pada tanggal

4 Desember 1884, beliau memiliki bakat mendidik dan hidup untuk selalu meraih

kemajuan, tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga untuk lingkungannya.

Termasuk pengaruh besarnya bagi Bangsa Indonesia. Pada masa kecilnya, Dewi

Sartika berusaha menyebarkan ilmunya dari yang sederhana, menulis dan

membaca kepada anak-anak dan pembantu yang ada didaerahnya disekitar

Kepatihan Bandung. Pelajaran yang dia berikan termasuk berbahasa Belanda,

sebagai bahasa kolonial yang berlaku pada masanya. Alat peraga yang

19

Monumen ini berada di Jl.Padjajaran yang menjadi salah satu kebanggan kota

Bandung.

Gambar 2.3 Monumen Husein Sastranegara

2.5.2.4 Monumen/Tugu Dewi Sartika

Monumen Dewi Sartika terletak di Taman Dewi Sartika yang merupakan

taman tertua yang ada di Bandung, lokasinya di dalam kompleks Balai Kota

Bandung, merupakan salah satu monumen di Bandung yang dibangun oleh

Pemerintah Kota Bandung untuk mengenang pahlawan Nasional wanita Indonesia

yang berasal dari daerah ini. Penempatan Monumen Dewi sartika disana adalah

pada tanggal 4 Desember 1996 seiring perubahan nama taman tersebut dari

Taman Merdeka semenjak tahun 1950-an menjadi Taman Dewi Sartika.

Dewi Sartika adalah seorang wanita yang lahir di Bandung pada tanggal

4 Desember 1884, beliau memiliki bakat mendidik dan hidup untuk selalu meraih

kemajuan, tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga untuk lingkungannya.

Termasuk pengaruh besarnya bagi Bangsa Indonesia. Pada masa kecilnya, Dewi

Sartika berusaha menyebarkan ilmunya dari yang sederhana, menulis dan

membaca kepada anak-anak dan pembantu yang ada didaerahnya disekitar

Kepatihan Bandung. Pelajaran yang dia berikan termasuk berbahasa Belanda,

sebagai bahasa kolonial yang berlaku pada masanya. Alat peraga yang

19

Monumen ini berada di Jl.Padjajaran yang menjadi salah satu kebanggan kota

Bandung.

Gambar 2.3 Monumen Husein Sastranegara

2.5.2.4 Monumen/Tugu Dewi Sartika

Monumen Dewi Sartika terletak di Taman Dewi Sartika yang merupakan

taman tertua yang ada di Bandung, lokasinya di dalam kompleks Balai Kota

Bandung, merupakan salah satu monumen di Bandung yang dibangun oleh

Pemerintah Kota Bandung untuk mengenang pahlawan Nasional wanita Indonesia

yang berasal dari daerah ini. Penempatan Monumen Dewi sartika disana adalah

pada tanggal 4 Desember 1996 seiring perubahan nama taman tersebut dari

Taman Merdeka semenjak tahun 1950-an menjadi Taman Dewi Sartika.

Dewi Sartika adalah seorang wanita yang lahir di Bandung pada tanggal

4 Desember 1884, beliau memiliki bakat mendidik dan hidup untuk selalu meraih

kemajuan, tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga untuk lingkungannya.

Termasuk pengaruh besarnya bagi Bangsa Indonesia. Pada masa kecilnya, Dewi

Sartika berusaha menyebarkan ilmunya dari yang sederhana, menulis dan

membaca kepada anak-anak dan pembantu yang ada didaerahnya disekitar

Kepatihan Bandung. Pelajaran yang dia berikan termasuk berbahasa Belanda,

sebagai bahasa kolonial yang berlaku pada masanya. Alat peraga yang


(29)

digunakannya pun apa adanya, mulai dari papan dinding ruang kereta, arang, dan

pecahan genting pun dijadikannya sebagai alat bantu pengajaran untuk yang

mengikuti pendidikan yang dipimpinnya.

Pada usia remaja, Dewi Sartika dengan izin pamannya yang waktu itu

sebagai Bupati Martanegara, mendirikan sekolah yang dikhususkan untuk para

perempuan. Pada tahun 1902, Dewi sartika merintis pendidikan yang dikhususnya

di bidang keterampilan, seperti merenda, memasak, menjahit, membaca, dan

menulis. Sekolah yang didirikannya adalah Sekolah Istri yang dalam bahasa

Sunda berarti sekolah perempuan. Sekolah ini adalah sekolah pertama se Hindia

Belanda. Tempat yang digunakan adalah di Pendopo Kabupaten Bandung, dengan

jumlah murid angkatan pertamanya sebanyak 20 orang.

Atas jasanya ini pemerintah Hindia Belanda menganugerahi bitang jasa

terhadap Dewi Sartika. Dewi Sartika meninggal pada tanggal 11 September 1947

di Tasikmalaya. Kenangan dan semangat untuk memajukan bangsa inilah yang

menjadikan Monumen Dewi Sartika dibangun dibagian dari Taman Balai kota

Bandung.

Gambar 2.4 Munemen / Tugu Dewi Sartika

digunakannya pun apa adanya, mulai dari papan dinding ruang kereta, arang, dan

pecahan genting pun dijadikannya sebagai alat bantu pengajaran untuk yang

mengikuti pendidikan yang dipimpinnya.

Pada usia remaja, Dewi Sartika dengan izin pamannya yang waktu itu

sebagai Bupati Martanegara, mendirikan sekolah yang dikhususkan untuk para

perempuan. Pada tahun 1902, Dewi sartika merintis pendidikan yang dikhususnya

di bidang keterampilan, seperti merenda, memasak, menjahit, membaca, dan

menulis. Sekolah yang didirikannya adalah Sekolah Istri yang dalam bahasa

Sunda berarti sekolah perempuan. Sekolah ini adalah sekolah pertama se Hindia

Belanda. Tempat yang digunakan adalah di Pendopo Kabupaten Bandung, dengan

jumlah murid angkatan pertamanya sebanyak 20 orang.

Atas jasanya ini pemerintah Hindia Belanda menganugerahi bitang jasa

terhadap Dewi Sartika. Dewi Sartika meninggal pada tanggal 11 September 1947

di Tasikmalaya. Kenangan dan semangat untuk memajukan bangsa inilah yang

menjadikan Monumen Dewi Sartika dibangun dibagian dari Taman Balai kota

Bandung.

Gambar 2.4 Munemen / Tugu Dewi Sartika

digunakannya pun apa adanya, mulai dari papan dinding ruang kereta, arang, dan

pecahan genting pun dijadikannya sebagai alat bantu pengajaran untuk yang

mengikuti pendidikan yang dipimpinnya.

Pada usia remaja, Dewi Sartika dengan izin pamannya yang waktu itu

sebagai Bupati Martanegara, mendirikan sekolah yang dikhususkan untuk para

perempuan. Pada tahun 1902, Dewi sartika merintis pendidikan yang dikhususnya

di bidang keterampilan, seperti merenda, memasak, menjahit, membaca, dan

menulis. Sekolah yang didirikannya adalah Sekolah Istri yang dalam bahasa

Sunda berarti sekolah perempuan. Sekolah ini adalah sekolah pertama se Hindia

Belanda. Tempat yang digunakan adalah di Pendopo Kabupaten Bandung, dengan

jumlah murid angkatan pertamanya sebanyak 20 orang.

Atas jasanya ini pemerintah Hindia Belanda menganugerahi bitang jasa

terhadap Dewi Sartika. Dewi Sartika meninggal pada tanggal 11 September 1947

di Tasikmalaya. Kenangan dan semangat untuk memajukan bangsa inilah yang

menjadikan Monumen Dewi Sartika dibangun dibagian dari Taman Balai kota

Bandung.


(1)

❣❣ ❤

✐ ❥❦❧♠♥♦♣ ♣q❧ rst♠ ❥✉ ❥rq❧ ✈✇ ❥r① ❥❥ r②❧❧③ ④❥✇

q⑤♠⑤✉ ❥ r ②❧✇❧✈ ❥ rs❥ r ⑥t❦t ✇ ⑦✈❧ ⑧⑨❧ r⑩⑤

❶ ❥❷ ❥❦ ❥ r

✐t ✇ ❥♠❸ ⑧t✈

A

T

❹❺❻❼

S

❽❾❿➀ ❿ ❣ ➁ ➁

B

K

❿➂❻➃ ➄

S

❽❾❿➀ ❿ ➅ ❣ ➅

C

C

❿❼❿➆➇ ❽❾❿➀ ❿ ➈ ❣ ❣ ➈ ➈

D

S

❽❾❿➀ ❿ ➉ ❣ ❤ ➊➁

E

S

❻➃ ➄❻ ❾

S

❽❾❿➀ ❿ ❤ ➈ ❣ ❤

J

❿➋➌❻➍ ➈➁ ❣ ❣ ➁

J

❿➋➌❻➍ ➎❼ ➏➂ ❹❺ ❽❻➌ ❿➃❾❿❼➎ ❽➌❿➂❿➍ ❹❾❽➋➐❤➑ ➈ ➁

= 150 (Sangat Setuju). Jumlah skor

rendah 1 x 30 = 30 (Tidak Setuju). Jadi berdasarkan data itu maka tingkat

persetujuan terhadap aplikasi yang dibuat = (110 : 150) x 100% = 73,3%.

TS

KS

BS

S SS

20%

40%

60%

80%

100%

➒❥③ ❦ ❥✈♥♦➓➔❥⑩⑤♠ q❧✈✉⑤ ✇ ⑨rs❥ rq✈❧ ⑩❧ r✇ ❥⑩❧ ②⑨❧ ⑩⑤t r❧✈q❧✈✇ ❥ r①❥ ❥r→t ♦ ♥

Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 responden maka dapat disimpulkan

bahwa teknologi

➣↔ ↕➙ ➛➜➝ ➛➞ ➟➛➠➡➢➝➤

(

➣ ➟

)

yang ada dalam aplikasi media

pengenalan ini menarik.

5. Hasil pengujian kuisioner untuk no 5, Apakah Anda setuju, jika aplikasi

media pengenalan monumen ini dapat digunakan sebagai media pendukung

dalam mengenalkan monumen bersejarah dengan cara baru?

✐ ❥❦❧♠♥♦ ♣ ➥q❧ rst ♠ ❥✉ ❥ rq❧✈✇❥r① ❥❥ r②❧♠⑤③ ❥

q⑤♠⑤✉ ❥ r ②❧✇❧✈ ❥ rs❥ r ⑥t❦t ✇ ⑦✈❧ ⑧⑨❧ r⑩⑤

❶ ❥❷ ❥❦ ❥ r

✐t ✇ ❥♠❸ ⑧t✈

A

Tidak Setuju

1

0

0

B

Kurang Setuju

2

0

0


(2)

➦ ➦➧

D

S

➨➩➫ ➭➫ ➯ ➲➦ ➳➯

E

S

➵➸ ➺➵➩

S

➨➩➫ ➭➫ ➻ ➼ ➽➻

J

➫➾➚➵➪ ➽➶ ➦➲➻

J

➫➾➚➵➪➹ ➘➴ ➷➬➮➨➵➚ ➫➸➩➫➘➹➨➚➫➷➫➪ ➬➩➨➾➱➻✃ ➽➶

= 150 (Sangat Setuju). Jumlah skor

rendah 1 x 30 = 30 (Tidak Setuju). Jadi berdasarkan data itu maka tingkat

persetujuan terhadap aplikasi yang dibuat = (125 : 150) x 100% = 83,3%.

SS

CS

BS

M

SM

20%

40%

60%

80%

100%

❐❒ ❮❰ ❒ÏÐÑ ÒÓÔ ❒Õ Ö×ØÙ ÏÚ ÖÛ ÜÝÞ ❒ ÝØ ÏÙ ÕÙ ÝÛ ❒ ÕÙßÜÙ Õ Öà ÝÙ ÏØÙ ÏÛ❒Ýá ❒ ❒Ýâ àÑã

Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 responden maka dapat disimpulkan

bahwa aplikasi media pengenalan monumen ini dapat digunakan sebagai media

pendukung dalam mengenalkan monumen bersejarah dengan cara baru.

ÐÑä ÑäÑ ä ßÙ Õ Ö❮å Ü×❒ÝÔ❒Õ Ö×ØÙ ÝÞÜæ Ö❒ÝçÙÛ❒

Berdasarkan hasil pengujian

è éêë

pada aplikasi dapat ditarik kesimpulan

bahwa aplikasi yang dibangun mudah digunakan, cukup bermanfaat serta dapat

membantu dan memudahkan pengguna dalam mendapatkan informasi secara

ì éëíêîïé

terhadap pengenalan monumen bersejarah dikota Bandung. Hal ini telah

sesuai dengan persentase jawaban pengguna ataupun responden terhadap

pertanyaan (kuisioner) yang telah diberikan.


(3)

ðð ñ ò óòô

õ ö÷ø ùú ûüóý þóý÷óÿóý

✁✂ ✄☎✆ ✝✞✟✠✡☛ ☞

✌✍✎✏✑ ✒✓ ✔✕✖ ✑ ✍✖✗ ✍✖ ✕✏ ✒ ✍✖✍✔✏✘✏ ✕✖ ✏ ✖✏ ✙ ✕✏✘✓ ✚ ✕ ✒✕✘ ✑✍✑✓ ✚ ✕✛✜ ✕✖ ✚ ✕✔✕✑

✑✍✑ ✢ ✍✣✏✜ ✕✖ ✏ ✖✤ ✥✣✑✕✎✏ ✎ ✍✦ ✕✣ ✕ ✧ ★✩ ✪✫✬✭✮★ ✯ ✖✙ ✕✘ ✕✰ ✜ ✍✒ ✕✚ ✕ ✒ ✍✖✗ ✗✓✖✕ ✑✍✖✗ ✍✖ ✕✏

✎ ✍✱ ✕✣ ✕✛ ✑ ✥ ✖✓ ✑ ✍✖ ✜✥✘ ✕ ✲ ✕✖✚ ✓ ✖✗ ✑✍✖✗✗✓✖✕✜✕✖ ✕✒ ✔✏✜ ✕✎✏ ✑✍✚✏ ✕ ✒ ✍✖✗✍✖✕✔ ✕✖ ✙ ✕✖✗

✔✍✢✏ ✛ ✑ ✍✖ ✕✣✏✜ ✚✍✖✗✕✖ ✑ ✍✑✕✖✤✕✕✘✜ ✕✖ ✘ ✍✜✖✥ ✔✥✗ ✏ ✳✴ ✵✮★✶✬★✷ ✸★✩ ✪✭✬✹ ✢ ✍✣ ✢✕✎✏ ✎

✮✺✻✭ ✪★✼✖✚ ✥✣✏✚✽

✁✾ ✿☛❀☛ ☞

❁✕✔✕✑ ✕✒ ✔✏✜ ✕✎✏ ✏ ✖✏ ✎ ✍✢✍✖ ✕✣ ✖✙ ✕ ✑ ✕✎✏ ✛✱ ✕✓✛✚✕✣✏ ✎✍✑ ✒✓✣ ✖ ✕✚✕✖✑✕✎✏ ✛ ✢✕✖✙ ✕✜

✜✍✜✓ ✣ ✕✖✗ ✕✖✽ ❂ ✔✍✛✜ ✕✣✍✖✕ ✏✘✓ ✒ ✍✣ ✔✓ ✚✏ ✔✕✜ ✓✜✕✖ ✒✍✖✗ ✍✑ ✢ ✕✖✗ ✕✖✚ ✕✖ ✒✍✖✙ ✍✑✒✓✣ ✖ ✕✕✖

✔✍✢✏ ✛ ✔✕✖✱✓ ✘✽ ✼✚ ✕✒✓ ✖ ✎ ✕✣ ✕✖ ✕✗✕✣ ✕✒✔✏✜✕✎✏ ✏ ✖✏ ✢✏ ✎ ✕ ✢ ✍✣✤✓✖✗ ✎✏ ✚✍✖✗ ✕✖ ✔✍✢✏ ✛

✢ ✍✣✜✍✑✢✕✖✗ ❃✙ ✕✏✘✓✎ ✍✢ ✕✗ ✕✏ ✢✍✣✏✜ ✓✘ ❄

ð✽ ✲ ✍✣✚✕✎✕✣ ✜ ✕✖ ✛✕✎✏ ✔ ✒ ✍✖✗ ✓✱ ✕✏ ✖ ✚ ✕✘ ✕ ✜ ✓✏ ✎ ✥✖ ✍✣ ✢ ✕✛❅✕ ✎✏ ✎✘ ✍✑ ✕✒✔✏✜✕✎✏ ✕✗✕✣

✚ ✏✚ ✍✎ ✕✏ ✖✔✍✢✏ ✛✑✓ ✚ ✕✛✔✕✗ ✏✽

❆✽ ❇ ✕✑ ✒✏ ✔✕✖ ✕✒ ✔✏✜ ✕✎✏ ✑ ✕✓✒✓✖ ✒✍✖✙ ✕✱✏ ✕✖ ✼❈✖✙ ✕ ✚✏ ✢✓✕✘ ✔✍✢✏ ✛ ✑ ✍✖ ✕✣✏✜ ✚ ✕✖


(4)

(5)

(6)

❉ ❊❋ ●❍■ ❍❏ ❑▲▼◆ ❊❖

(

P ❊◗❍❘❍■ ❙ ❊●▼❏

)

❚ ❯❱ ❯ ❲❳❨❩❬❭ ❩❪ ❬❫ ❯❴❵ ❫ ❯❛

❜❨❝❯❵ ❲❞❳❡❢

❚❞ ❣ ❲❤✐❤ ✐ ❥❦ ❢❦

❧ ❨❱ ♠ ❯♥♦❧♣❝q❯❛❬❩ ❲r ❯❴❪ s ❴♣ t❦✉❚ ✈✇ ❨❱ ① ❨❩❤❥❥❤

②❨❴❬❵❜❨❝❯❱❬❴ ❲ q❯③ ❬❡❝❯③ ❬

❭♣ ❯❱❯ ❲❞❵❝❯❱

❭❝❯❱ ❯♥ ❲❜✈❱♠❝❨③④❯❪ ❬❴♣② s ❴ ♥❬❭❵ ❩❬r❝✈③⑤❦♦⑥✐⑦❧✐ ⑧♦✐❢

⑨❨❵ ⑩ ❶❯❴ ③❯❴❛s ❩ ❬♠❜❨❷⑩❜❯♥❯♠ ❯❴♣t❜❯①⑩ r ❯❴❪s❴♣

❧ ❨❝❨♠✈❴ ❲✐❸ ✉ ✉❦ ❦❸✉❹❸✐❹

❺❱❯❬❝ ❲❻❨❩❬⑩ ❯❩❪❬❫ ❯❴❵ ❫ ❯❛❥❦ ❢❦ ❼♣❱❯❬❝⑩❷ ✈❱

❏ ❑▲●❊●❊❽❍▲

❤⑩ ❤❥❥❢❡❤ ❥ ❥✉ ❲❧❜⑨❨❾❬⑤❨❩♥❬❾❬❭ ❴♥❯♠❯❴❬

❦⑩ ❤❥❥✉❡❦✐ ✐❤ ❲ ❶⑨❚④❩❬① ❯✐ ⑧r❯❴❪s❴♣

(

❭ ❴♥❯♠❯❴❬

)

⑥⑩ ❦ ✐✐ ❤❡❦ ✐✐ ⑥ ❲❶⑨❚② s ❴ ♥❬❿❬❝❬❩✐❹

❹⑩ ❦ ✐✐⑥❡❦✐ ✐ ❢ ❲ ❶❣⑤❚❦❜❯♥❯♠ ❯❴♣

⑧⑩ ❦ ✐✐ ❢❡❦✐ ✐ ❥ ❲ ❶❣❭❚❤❜❯♥❯♠ ❯❴♣

❢⑩ ❦ ✐✐❥ ❲⑤❩ ✈♣ ❩ ❯❱❶♥s ❪ ❬❶❤② s❩s❵❯❴❧ ❨③ ❴❬③❞❴❻✈ ❩❱ ❯♥❬③ ❯t

❳ ❯③s❝♥❯❵❧ ❨③ ❴❬③❪❯❴❞❝❱s❜✈❱ ♠s♥❨❩t