Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN

D. Gas nitrogen Nitrogen digunakan sebagai gas pembawa yang bertugas membawa sampel melewati kolom menuju sel fotoakustik. E. Gas etilen Gas etilen digunakan sebagai standar dalam penentuan koefisien serapan etanol.

3.3. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut: 3.3.1. Penentuan Spektrum Serapan Etanol Penelitian ini bertujuan untuk menentukan spektrum serapan etanol. Spektrum serapan etanol diperlukan untuk mengetahui pada panjang gelombang mana etanol memiliki serapan. Spektrum serapan etanol didapatkan dengan membandingkan sinyal ternormalisir nitrogen dengan sinyal ternormalisir etanol. Gambar rangkaian alat yang digunakan untuk mendapatkan sinyal ternormalisir nitrogen ditunjukkan pada gambar 3.4. Gambar 3.4 Rangkaian alat yang digunakan pada pengukuran sinyal ternormalisir nitrogen Gas nitrogen dialirkan ke dalam sel fotoakustik. Kecepatan alirannya diatur menggunakan flowmeter. Selanjutnya dilakukan pengukuran daya dan sinyal pada setiap posisi steppermotor. Posisi steppermotor menunjukkan panjang gelombang cahaya. Dari kedua pengukuran tersebut akan didapatkan sinyal ternormalisir nitrogen. Setelah didapatkan sinyal ternormalisir nitrogen, langkah selanjutnya adalah mengalirkan gas etanol ke dalam sel fotoakustik. Gas etanol yang digunakan berasal dari etanol cair yang diletakkan di dalam kuvet. Berdasarkan data penelitian tentang tekanan parsial etanol pada suhu tertentu, diketahui bahwa etanol pada suhu 19 C tekanan parsialnya 40 mmHg, sedangkan pada suhu 34,9 C tekanan parsialnya 100 mmHg [Weast, 1979]. Dengan menentukan tekanan parsial etanol pada suhu tertentu didapatkan konsentrasi etanol yang berada di dalam kuvet. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 1. Pada teori dikatakan bahwa sinyal dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah daya laser. Untuk mencegah daya laser habis diserap maka konsentrasi yang digunakan harus kecil. Setelah konsentrasi etanol dalam kuvet diketahui, perlu dilakukan pengenceran dengan mencampurkan gas nitrogen dan gas etanol. Pengenceran ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi etanol yang lebih kecil. Gambar rangkaian alat yang digunakan untuk pada pengukuran sinyal ternormalisir etanol ditunjukkan oleh gambar 3.5 Gambar 3.5 Rangkaian alat yang digunakan pada pengukuran sinyal ternormalisir etanol Gas nitrogen yang berasal dari tabung dialirkan dan diatur kecepatan alirannya menggunakan flowmeter. Selanjutnya dilakukan pencampuran antara gas nitrogen dengan gas etanol. Gas etanol didapatkan dari etanol cair yang diuapkan di dalam kuvet. Untuk dapat mengalirkan gas etanol dari kuvet menuju sel fotoakustik, gas etanol perlu didorong menggunakan gas nitrogen. Gas nitrogen ini dialirkan masuk ke dalam kuvet yang berisi etanol. Kecepatan aliran gas nitrogen ini diatur dengan flowmeter yang berbeda dengan flowmeter sebelumnya. Pada proses pencampuran ini akan didapatkan gas etanol dengan konsentrasi tertentu. Konsentrasi ini didapatkan dengan cara mengatur komposisi kecepatan aliran gas etanol dan gas nitrogen yang masuk ke dalam sel fotoakustik. Kecepatan aliran gas hasil pencampuran tersebut dapat dilihat pada flowmeter digital. Dengan mengamati sinyal ternormalisir nitrogen dan sinyal ternormalisir etanol dapat diketahui spektrum serapan etanol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.3.2. Penentuan Koefisien Serapan Etanol Koefisien serapan etanol digunakan untuk mengetahui kemampuan etanol menyerap daya laser. Koefisien serapan etanol ditentukan dengan membandingkan sinyal ternormalisir etanol dan sinyal ternormalisir etilen sesuai dengan persamaan 2.15 yang telah disebutkan dalam teori. Sinyal ternormalisir etanol telah diperoleh pada bagian penentuan spektrum serapan etanol. Pada penentuan koefisien serapan etanol, perlu diketahui sinyal ternormalisir etilen. Untuk mendapatkan sinyal ternormalisir etilen perlu dilakukan pencampuran gas etilen dengan gas nitrogen. Pencampuran kedua gas ini juga bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi gas etilen yang lebih kecil. Gambar 3.6 adalah gambar rangkaian alat yang digunakan pada pengukuran sinyal ternormalisir etilen. Gambar 3.6 Rangkaian alat yang digunakan pada pengukuran sinyal ternormalisir etilen Gas nitrogen yang berasal dari tabung dialirkan dan diatur kecepatan alirannya menggunakan flowmeter. Kemudian gas nitrogen tersebut dicampurkan dengan gas etilen yang berasal dari tabung etilen. Konsentrasi gas etilen dari tabung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adalah 10 ppm. Kecepatan aliran gas etilen diatur menggunakan flowmeter yang berbeda dengan flowmeter sebelumnya. Selanjutnya pencampuran dilakukan dengan komposisi kecepatan aliran gas yang tertentu untuk masing-masing gas. Kecepatan aliran gas hasil pencampuran tersebut dapat dilihat pada flowmeter digital. 3.3.3. Kalibrasi Etanol Standar Pada proses kalibrasi etanol, nitrogen dialirkan terlebih dahulu melewati kolom pada kromatografi gas kemudian menuju sel fotoakustik. Setelah beberapa menit, etanol langsung diinjeksikan ke kromatografi gas dengan volume injeksi yang telah ditentukan. Injeksi dilakukan untuk volume injeksi 5 µl, 7 µl, 10 µl dan 13 µl. Setelah dilakukan pengukuran untuk berbagai volume injeksi, didapatkan grafik hubungan antara sinyal ternormalisir terhadap waktu untuk tiap volume yang diinjeksikan ke dalam kromatografi gas. Selanjutnya dari grafik tersebut dibuat grafik hubungan antara luasan sinyal ternormalisir terhadap volume injeksi untuk masing- masing garis laser. Selanjutnya dari grafik hubungan antara luasan sinyal ternormalisir terhadap volume injeksi dapat diketahui persamaan hasil kalibrasinya. Gradien garis atau kemiringan garis dari persamaan hasil kalibrasi ini menunjukkan nilai luasan sinyal ternormalisir tiap 1 µl volume yang diinjeksikan ke dalam kromatografi gas. Persamaan tersebut yang akan digunakan untuk menentukan konsentrasi gas pada pengukuran sampel. Bagan proses kalibrasi ditunjukkan pada gambar 3.7 dibawah ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 3.7 Bagan proses kalibrasi etanol 3.3.4. Mengukur Konsentrasi Etanol Hasil Ekstraksi Air Tape Tahap berikutnya dari penelitian ini adalah mengukur konsentrasi dari sampel. Pada pengukuran ini sampel yang digunakan adalah air tape. Sebelum dilakukan pengukuran, dilakukan ekstraksi sampel. Air tape dengan volume 3,5 ml diekstraksi menggunakan hexan. Volume hexan pada masing-masing ekstraksi adalah 1 ml. Untuk setiap satu kali ekstraksi diambil cairan yang paling atas. Cairan paling atas inilah yang merupakan cairan etanol yang berasal dari air tape. Setelah itu dilakukan ekstraksi lagi sehingga total ekstraksinya sebanyak 3 kali. Ekstraksi dilakukan menggunakan labu ukur yang sama. Ini dimaksudkan agar kandungan etanol dari tape tidak terbuang. Setelah 3 kali ekstraksi, kemudian ditambahkan hexan ke dalam labu Etanol standar dengan berbagai volume injeksi Nilai luasan sinyal ternormalisir untuk tiap volume injeksi Grafik hubungan luasan sinyal ternormalisir terhadap volume injeksi Persamaan garis dari grafik hasil kalibrasi ukur sampai larutan hasil ekstraksi menjadi 5 ml. Setelah proses ekstraksi, etanol diinjeksikan ke dalam kromatografi gas. Volume etanol yang dinjeksikan sebesar 5 µl, 7 µl, 10 µl dan 13 µl. Dari hasil pengukuran tersebut, didapatkan grafik hubungan antara luasan sinyal ternormalisir terhadap volume injeksi untuk masing-masing garis laser. Dari grafik tersebut dicari persamaan garis untuk masing-masing garis laser. Selanjutnya nilai konsentrasi etanol dapat diketahui dengan membandingkan gradien garis dari sampel dengan gradien garis dari etanol standar. Gambar 3.8 merupakan bagan dari proses penentuan konsentrasi etanol hasil ekstraksi air air tape Gambar 3.8 Bagan proses penentuan konsentrasi sampel Etanol hasil ekstraksi air tape dengan berbagai volume injeksi Nilai luasan sinyal ternormalisir untuk tiap volume injeksi Grafik hubungan luasan sinyal ternormalisir terhadap volume injeksi Didapatkan nilai konsentrasi sampel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN