1. JUDUL PENELITIAN
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Scientific dan Model TPS pada Siswa Kelas VA SDN Tambakaji 04 Semarang
2. BIDANG KAJIAN
Strategi Pembelajaran
3. PENDAHULUAN 3.1 Latar belakang Masalah
Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 2, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 pasal 19 dinyatakan bahwa
“Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis Peserta Didik.
Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi dinyatakan bahwa “Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah scientific inquiry untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah”. Untuk
bisa melakukan kegiatan pembelajaran IPA yang diamanatkan oleh permendiknas nomor 22 tahun 2006, guru harus mampu melaksanakan pembelajaran PAIKEM, dengan kata lain
guru IPA dituntut untuk lebih cerdas dan kreatif dalam memilih strategi atau model pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Kita harus memahami
bahwa setiap siswa memiliki cara yang unik untuk memahami sesuatu atau untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Tetapi fakta di lapangan, pembelajaran IPA belum dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. IPA sebagai suatu penopang pembelajaran memiliki
permasalahan tersendiri yang ikut andil menjadi sebuah problematika wajah pendidikan tanah air. Permasalahan ini seolah membuka tabir sejarah pendidikan yang tak pernah
berubah seiring kemajuan dan perubahan kurikulum. Oleh Choiri mengatakan bahwa banyak permasalahan pembelajaran IPA yang diangkat ke media tanpa adanya inovasi
pembelajaran di kelas. Guru tidak melibatkan siswa selama proses pembelajaran. Hal ini membuat siswa tidak aktif selama pembelajaran. Akibatnya siswa tidak benar-benar
memahami materi yang disampaikan guru. Selain itu pemberian materi pun harus diperhatikan, hal ini untuk menghindari kesalahankekurangan penerimaan konsep pada
anak dengan benar dengan memperhatikan psikologi anak yang dimulai dari pembukaan, sampai evaluasi di akhir pembelajaran pertama ini. Pembelajaran bermakna dimana
penyampaian materi dengan contoh yang terdekat dengan anak sehingga akan lebih mudah memahami dan dirasakan lebih bernilai, maksudnya lebih bisa berguna bukan hanya
sekedar teori dan menyenangkan. Permasalahan pembelajaran IPA tersebut juga terjadi di kelas VA SDN Tambakaji 04
Semarang. Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang diperoleh menunjukan kualitas pembelajaran IPA perlu peningkatan. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa,siswa kurang
berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran karena guru hanya menerapkan metode ceramah, hal ini menyebabkan siswa pasif di dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan
siswa tidak berkembang karena pengetahuan yang mereka dapatkan hanya dari guru. Siswa kurang termotifasi untuk mengikuti pembelajaran, hal ini terlihat dari sebagaian
siswa yang tidak konsentrasi mengikuti pembelajaran. Guru tidak memfasilitasi siswa dengan media yang mendukung penyampaian materi pembelajaran. Hal ini membuat
siswa sulit memahami konsep yang disampaikan guru. Kondisi pembelajaran dikelas kurang kondusif karena model pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai dengan
keadaan siswa. Guru lebih menerapkan metode ceramah sehingga membuat siswa aktif dan hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru. Karena itu pada saat proses
pembelajaran ada siswa yang tidak memperhatikan guru dan cnderung bermain sendiri dengan teman sebangkunya. Beberapa permasalahan pembelajaran diatas menyebabkan
hasil belajar siswa masih rendah. Didukung dari data hasil belajar siswa kelas VA SDN Tambakaji 04 nilai yang didapat
masih dibawah KKM. Diperoleh data 60 21 dari 35 siswa kelas VA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang masih mengalami kesulitan dalam memahami matapelajaran IPA.
Berdasarkan analisis masalah yang telah dilakukan dan diskusi bersama tim kolaborator peneliti menetapkan alternatif tindakan yang tepat untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dapat mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA, yaitu model pembelajaran yang inovatif yang bisa melibatkan siswa secara aktif selama
proses pembelajaran dan menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa untuk
memecahkan masalah sendiri. Adapun alternatif tindakan yang dipilih adalah penerapan pendekatan Scientific dan model pembelajaran TPS Think Pair Share. Model
pembelajaran Think Pair Share TPS merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana. Teknik ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri
serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa Lie, 2004. Selain itu, Think Pair Share TPS juga dapat memperbaiki
rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran teacher oriented, tetapi justru
siswa dituntut untuk dapat menemukan dan memahami konsep-konsep baru student oriented. Tahap utama dalam pembelajaran Think-Pair-Share TPS menurut Ibrahim
2000 adalah sebagai berikut: 1 Tahap 1 : Thingking berpikir, Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk
memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. 2 Tahap 2 : Pairing, Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa
yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan
jawaban yang dianggap paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan. 3 Tahap 3 : Sharing, guru meminta kepada
salah satu kelompok untuk berbagi dengan seluruh siswa dikelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Ini efektif jika dilakukan secara bergiliran sehingga semua pasangan
mendapat kesempatan untuk melaporkan. Menurut Lie 2008, 86 menyatakan kelebihan TPS adalah : a meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, b meningkatkan
daya pikir siswa, c memberikan lebih banyak waktu pada siswa untuk berpikir, d mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep sulit karena siswa saling
membantu dalam menyelesaikan masalah, e pengawasan guru terhadap anggota kelompok lebih mudah karena hanya terdiri dari 2 orang.
Dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Think Pair Share diharapkan siswa dapat lebih aktif dan kreatif saat mengikuti proses pembelajaran, siswa
seluruhnya berpartisipasi dalam pembelajaran. Mereka dapat memecahkan masalah dan mencari pengetahuan sendiri tanpa harus menunggu guru. Kualitas pembelajaran yang
dihasilkan juga dapat meningkat bila dalam pembelajaran menerapkan model pembelajaran Think Pair Share TSP.
Dari ulasan latar belakang tersebut diatas maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui
Pendekatan Scientific dan Model TPS pada Kelas VA SDN Tambakaji 04 Semarang”. 3.2 Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
3.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas
VA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang ? Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1. Apakah dengan menggunakan pendekatan scientific dan model pembelajaran