siswa meningkat yaitu siklus I rata-rata 70.95 dengan persentase ketuntasan sebesar 67.39 dengan kriteria cukup, Siklus II rata-rata 76.44 dengan persentase ketuntasan sebesar 75.5
dengan   kriteria   baik   dan   siklus   III   rata-rata   82.76   dengan   persentase   ketuntasan   sebesar 84.78 dengan kriteria sangat baik. Simpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model
Think Pair Share dengan media CD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas IV SDN   Tambakaji   04.   Hal   ini   ditunjukkan   dengan   meningkatnya   aktivitas   belajar   siswa,
keterampilan guru dan hasil belajar. Dari kajian empiris tersebut model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan
kualitas pembelajran yaitu meningkatnya keterampilan guru, keaktifan siswa dan keaktifan siswa dengan kriteria minimal yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut maka kajian
empiris diatas dapat dijadikan acuan untuk memperkuat penelitian yang akan dilakukan yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Scientific dan Model
TPS pada Kelas VA SDN Tambakaji 04 Semarang”.
4.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan   hasil   refleksi   peneliti   dengan   tim   kolaborator   melalui   observasi, wawancar, catatan lapangan dan dat dokumen hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA
siswa kelas VA SDN Tambakaji 04 Semarang menunjukan pembelajaran  IPA yang kurang optimal. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa,siswa kurang berpartisipasi dalam mengikuti
pembelajaran karena guru hanya menerapkan metode ceramah, hal ini menyebabkan siswa pasif   di   dalam   mengikuti   pembelajaran.   Keaktifan   siswa   tidak   berkembang   karena
pengetahuan   yang   mereka   dapatkan   hanya   dari   guru.   Siswa   kurang   termotifasi   untuk mengikuti   pembelajaran,   hal   ini   terlihat   dari   sebagaian   siswa   yang   tidak   konsentrasi
mengikuti  pembelajaran.  Guru tidak  memfasilitasi  siswa  dengan  media  yang  mendukung penyampaian  materi  pembelajaran.  Hal  ini  membuat  siswa  sulit  memahami  konsep yang
disampaikan guru. Kondisi pembelajaran dikelas kurang kondusif karena model pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai dengan keadaan siswa. Guru lebih menerapkan metode
ceramah sehingga membuat siswa aktif dan hanya mendengarkan apa yang   disampaikan guru. Karena itu pada saat proses pembelajaran ada siswa yang tidak memperhatikan guru
dan cenderung bermain sendiri dengan teman sebangkunya. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa masih rendah. Didukung dari data hasil belajar
siswa kelas VA SDN Tambakaji 04 nilai yang didapat masih dibawah KKM. Diperoleh data 60 21 dari  35 siswa kelas VA SDN Tambakaji 04 Kota  Semarang masih mengalami
kesulitan dalam memahami matapelajaran IPA.
Melihat   kondisi   tersebut,   peneliti   bersama   tim   kolaborasi   merencanakan   untuk melakukan   tindakan   perbaikan   pembelajaran   dengan   menerapkan   model   pembelajaran
berpasangan. Melalui pembelajaran yang menggunakan model berpasangan atau Think-Pair- Share diharapkan kegiatan pembelajaran pada siswa kelas VA SDN Tambakaji dapat lebih
bermakna, sehingga hasil belajar yang semula dibawah KKM akan mengalami peningkatan. Pembelajaran   IPA   dengan   menggunakan   model   pembelajaran   Think-Pair-Share   dapat
melibatkan   siswa   lebih   aktif   dan   kreatif   saat   mengikuti   proses   pembelajaran,   siswa seluruhnya   berpartisipasi   dalam   pembelajaran.   Mereka   dapat   memecahkan   masalah   dan
mencari pengetahuan sendiri tanpa harus menunggu guru.   Selain itu komponen-komponen yang   tersetruktur   dalam   model   pembelajaran   ini   memungkinkan   terciptanya   kondisi
pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan aktivitas dalam   memecahakan   masalah,   memberikan   motivasi   siswa   dalam   belajar,   bekerja   sama
dengan teman secara efektif, berinteraksi dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Hal ini akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa
yang lebih baik.
4.4 Hipotesis Tindakan